BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/1) - Minyak
mentah turun ke level terendahnya dalam lebih dari 12-tahun terakhir di
New York setelah Badan Energi Internasional mengatakan bahwa pasar
global bisa saja "tenggelam dalam kelebihan pasokan."
West
Texas Intermediate berjangka turun 3,3 persen. IEA memangkas perkiraan
2016 untuk permintaan minyak global terkait melemahnya pertumbuhan
ekonomi China, dan mengangkat perkiraan untuk produksi luar Organisasi
Negara Pengekspor Minyak. Penghapusan pembatasan penjualan minyak mentah
Iran dipandang memperpanjang pasokan global yang melimpah. Brent
berjangka rebound karena data yang menunjukkan pertumbuhan China ini
sejalan dengan target pemerintah.
Minyak
turun 23 persen tahun ini di tengah volatilitas di pasar China dan
lonjakan diharapkan pada ekspor Iran. IMF memangkas prospek pertumbuhan
dunia untuk 2016 ke 3,4 persen dari 3,6 persen terkait kemerosota
komoditas dan kemacetan politik yang mendorong Brasil ke dalam resesi,
harga minyak yang turun dari produsen minyak mentah Timur Tengah, dan
kenaikan dolar membatasi prospek AS.
WTI
untuk pengiriman Februari, yang berakhir Rabu, turun sebesar 96 sen
menjadi ditutup pada $ 28,46 per barel di New York Mercantile Exchange.
Itu merupakan penutupan terendahnya sejak September 2003. Minyak
berjangka yang Maret yang aktif turun 82 sen menjadi $ 29,57. Transaksi
hari Senin dilanjutkan ke hari Selasa karena libur Martin Luther King
Jr.. Total volume yang diperdagangkan adalah 68 persen lebih tinggi dari
rata-rata 100-harinya pada pukul 02:45 siang
Brent
untuk pengiriman Maret naik 21 sen, atau 0,7 persen, untuk mengakhiri
sesi di $ 28,76 per barel di London-based ICE Futures Europe exchange.
Kontrak turun 1,4 persen menjadi $ 28,55 pada hari Senin, penutupan
terendahnya sejak Desember 2003. Brent ditutup pada diskon sebesar 81
sen untuk WTI Maret.(mrv)
Sumber: bloomberg