Best Profit (21/2) - Harga minyak beringsut naik terdorong optimisme investor tentang efektivitas kelanjutan pemotongan produksi oleh OPEC meskipun ouput dari Amerika Serikat (AS) terus tumbuh yang membuat stok minyak bertambah.
Melansir laman Reuters, Selasa (21/2/2017), di akhir sesi harga minyak berjangka Brent naik 0,7 persen menjadi US$ 56,18 per barel. Sementara harga minyak West Texas Intermediate AS naik 29 sen, atau 0,5 persen ke posisi US$ 53,69 per barel.
Harga minyak terdorong laporan jika pengiriman minyak mentah dari negara pengekspor anggota OPEC, Arab Saudi turun menjadi 8.014.000 barel per hari (bph) pada Desember dibandingkan November yang mencapai 8.258.000 bph.
Harga minyak juga sedikit terangkat pelemahan Dolar AS. Penguatan greenback biasanya membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya, termasuk Rusia, pada tahun lalu bersepakat memangkas 1,8 juta barel per hari produksi minyaknya mulai paruh pertama 2017.
Hingga kini, kepatuhan terkait kebijakan pemotongan produksi minyak tersebut mencapai 90 persen. Bahkan, OPEC dilaporkan bisa memperpanjang perjanjian tersebut atau menerapkan pemotongan lebih besar pada Juli jika langkah pengurangan persediaan minyak mentah global tak mencapai target.
Investor pun terus mengamati langkah anggota OPEC tentang komitmen mereka untuk memotong produksi.
Sebab angka laporan pemotongan dari Arab Saudi pada Desember, dinilai tidak mencerminkan gambaran lengkap.
"Menjelang pengurangan produksi yang disepakati, Arab Saudi memilih untuk tidak mengurangi output karena biasanya negara ini akan terkena musim dingin di pertengahan tahun, sehingga di kemudian hari ini dapat mengganggu langkah pengurangan produksi yang disepakati," jelas Commerzbank dalam sebuah catatan.
Di sisi lain, produksi minyak AS terus naik. "Dengan asumsi jumlah rig minyak AS pada tingkat saat ini, kami memperkirakan produksi minyak akan meningkat 405.000 (barel per hari) antara kuartal keempat 2017 dan kuartal keempat 2016," kata Goldman Sachs dalam sebuah catatan penelitian.
Dikatakan pula, rata-rata produksi minyak tahunan AS akan meningkat 130.000 bph, melebihi rata-rata setahun di 2017.
Sumber : Liputan6
Lihat Best Profit