BESTPROFIT FUTURES MALANG (21/1) - Bursa Saham Asia melemah, kenaikan
dipimpin oleh saham-saham perusahaan barang konsumen dan menjelang
pernyataan kebijakan moneter dari Bank of Japan.
Indeks MSCI Asia
Pacific melemah 0.2% ke level 138.29 pukul 9:03 pagi ini waktu Tokyo.
Semua hasil survei dari 33 ekonom oleh Bloomberg memperkirakan bahwa
tidak ada perubahan terkait pembelian obligasi oleh BOJ setelah bank
sentral tersebut menambah program stimulusnya pada Oktober tahun lalu.
Sementara itu, Bursa Saham Jepang melemah di Tokyo.
Indeks Topix
Jepang melemah 0.4%. Indeks Kospi Korea Selatan menguat 0.1%. Indeks
S&P/ASX 200 Australia melonjak 1.2%. Indeks NZX 50 Selandia Baru
menguat 0.4%.
Kemarin Indeks Shanghai Composite menguat 1.8%,
rebound dari penurunan tertajamnya sejak 6 tahun terakhir menyusul rilis
data yang menunjukkan bahwa perekonomian negaranya tumbuh lebih tinggi
dari yang diperkirakan sebelumnya.
Kemarin IMF (International
Monetary Fund) memangkas outlook pertumbuhan ekonomi global selama 3
tahun kedepan, dengan pemangkasan pekiraan hampir disetiap negara
kecuali AS yang diperkirakan naik ditengah penurunan harga minyak
mentah. Proyeksi ekonomi untuk zona Eropa, Jepang, China dan Amerika
Latin dipangkas.
ECB (European Central Bank) besok akan
menetapkan kebijakan moneter setelah spekulasi yang menyatakan bahwa
Bank Sentral Eropa akan menambah pembelian aset. Presiden Mario Draghi
diperkirakan akan mengumumkan program stimulus sebesar 550 miliar euro
($635 miliar), hal itu diutarakan oleh para ekonom pada survey
Bloomberg. (bgs)
Sumber: Bloomberg
Tuesday, 20 January 2015
Reli Saham Teknologi Angkat Bursa AS Di Penutupan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (21/1) - Saham
AS ditutup menguat, dengan indeks Nasdaq 100 mencatat reli seiring laba
dari Apple Inc sampai Netflix Inc membantu mengimbangi kekhawatiran
akan melambatnya pertumbuhan global.
Yahoo!
Inc, Micron Technology Inc dan Apple melonjak lebih dari 2,3% untuk
memimpin saham teknologi. Netflix melonjak 3,4% jelang laporan laba.
Delta Air Lines Inc naik 7,3% pasca laba mengalahkan proyeksi. Johnson
& Johnson jatuh 2,6% setelah memperkirakan pendapatan yang lebih
rendah pada tahun 2015. Indeks homebuilders turun 3%, setelah jatuh
hampir 7% pekan lalu.
Indeks
Standard & Poor 500 naik 0,2% menjadi 2,022.53 pada 16:00 sore di
New York, setelah penurunan sebelumnya sebesar 0,7%. Indeks Dow Jones
Industrial Average menambahkan 4,5 poin, atau kurang dari 0,1%, ke level
17,516.07. Indeks Nasdaq 100 naik 0,7%. Perdagangan saham di perusahaan
S&P 500 adalah 19% di atas rata-rata 30-hari. Bursa AS ditutup
kemarin untuk Martin Luther King Day.
Indeks
S&P 500 tergelincir 1,2% pekan lalu, bahkan dengan reli 1,3% pada
hari Jumat lalu, seiring pelemahan minyak, menurunkan estimasi laba
serta kekhawatiran bahwa perlambatan pertumbuhan global akan merugikan
ekonomi AS. Indeks turun 1,8%untuk tahun ini.(yds)
Sumber: Bloomberg
Monday, 19 January 2015
Ini Dia Negara dengan Biaya Hidup Termahal di Dunia
BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/1) - Bern Biaya hidup yang terlalu tinggi kadang membuat sejumlah orang merasa frustasi tinggal di satu negara. Jadi hati-hati jika Anda berkunjung ke Swiss yang baru saja dinobatkan sebagai negara dengan biaya hidup paling mahal di dunia.
Mengutip laman Daily Mail, Selasa (20/1/2015), sebuah situs penyedia informasi bagi orang asing di Inggris, Movehub baru-baru ini melakukan survei terhadap 119 negara untuk mengetahui biaya hidup di masing-masing negara tersebut.
Hasilnya, Anda harus berpikir dua kali jika ingin menjalani hidup di Swiss, Norwegia, Venezuela, Islandia dan Denmark. Masing-masing negara tersebut menduduki peringkat satu hingga lima sebagai negara dengan biaya hidup paling tinggi di dunia.
Survei tersebut membandingkan berbagai jenis biaya hidup termasuk belanja, trasnportasi, restoran, listrik, internet, air dan perlengkapan rumah tangga.
Pihak Movehub menjelaskan, biaya keperluan sehari-hari termasuk harga daging, roti, nasi, telur, buah, sayur hingga alkohol. Sementara biaya transportasi sudah termasuk tiket bus, tarif taksi, dan harga bensin.
Biaya hidup di seluruh negara akan dibandingkan dengan standar di New York. Mungkin mengejutkan, jika Venezuela yang tengah dilanda krisis. Harga di sana naik signifikan sementara gaji para penduduknya cenderung rendah. (Sis/Nrm)
Sumber : Liputan6
Mengutip laman Daily Mail, Selasa (20/1/2015), sebuah situs penyedia informasi bagi orang asing di Inggris, Movehub baru-baru ini melakukan survei terhadap 119 negara untuk mengetahui biaya hidup di masing-masing negara tersebut.
Hasilnya, Anda harus berpikir dua kali jika ingin menjalani hidup di Swiss, Norwegia, Venezuela, Islandia dan Denmark. Masing-masing negara tersebut menduduki peringkat satu hingga lima sebagai negara dengan biaya hidup paling tinggi di dunia.
Survei tersebut membandingkan berbagai jenis biaya hidup termasuk belanja, trasnportasi, restoran, listrik, internet, air dan perlengkapan rumah tangga.
Pihak Movehub menjelaskan, biaya keperluan sehari-hari termasuk harga daging, roti, nasi, telur, buah, sayur hingga alkohol. Sementara biaya transportasi sudah termasuk tiket bus, tarif taksi, dan harga bensin.
Biaya hidup di seluruh negara akan dibandingkan dengan standar di New York. Mungkin mengejutkan, jika Venezuela yang tengah dilanda krisis. Harga di sana naik signifikan sementara gaji para penduduknya cenderung rendah. (Sis/Nrm)
Sumber : Liputan6
Harga Semen Turun Jadi Penekan Laju IHSG
BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/1) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berada di zona merah pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Sentimen harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi turun belum menjadi katalis positif pasar saham.
"Harga BBM bersubsidi, belum terlalu banyak sentimennya," kata Analis PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe kepada Liputan6.com, Jakarta, Selasa (20/1/2015).
Dia mengatakan, saat ini pelaku pasar masih terpaku kebijakan pemerintah yang menurunkan harga semen sebanyak Rp 3.000 per sak.
Ia menambahkan, kebijakan itu direspons pasar sebagai sentimen negatif karena pemerintah dianggap campur tangan dalam persaingan usaha.
"Soalnya penurunan harga semen yang diproduksi BUMN. Pasar berpikir apakah Pak Jokowi mengatur harga pasar," lanjutnya.
Sementara itu, Kiswoyo juga mengatakan saat ini para pemodal juga sedang mengantisipasi kebijakan Bank Sentral Amerika untuk menaikan suku bunga acuan. "Kenaikan suku bunga The Fed yang ditakutin sama pasar," imbuhnya.
Pada perdagangan saham kali ini, dia mengatakan IHSG berada pada rentan support 5.100. Sedangkan resistance pada level 5.200.
Sementara itu, Analis PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, laju IHSG sempat berada di area resistance (5.155-5.206) meski belum cukup kuat mendekati target resistance berikutnya. IHSG juga sempat masuk di area target support 5.130-5.138.
"Jika melhat dari pembentukan pola seharusnya mengindikasikan ada potensi kenaikan kembali namun belum cukup kuatnya sentimen yang ada dapat membuat laju IHSG kembali variatif yang disertai pelemahan sesaat kembali," kata Reza.
Reza menuturkan, kondisi global diharapkan tidak terlalu negatif sehingga dapat memberi sentimen penguatan pada IHSG. "IHSG diperkirakan di rentang support 5.128-5.147 dan resistance 5.168-5.186," ujar Reza.
Untuk akumulasi saham, Kiswoyo merekomendasikan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). (Amd/Ahm)
Sumber : Liputan6
"Harga BBM bersubsidi, belum terlalu banyak sentimennya," kata Analis PT Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe kepada Liputan6.com, Jakarta, Selasa (20/1/2015).
Dia mengatakan, saat ini pelaku pasar masih terpaku kebijakan pemerintah yang menurunkan harga semen sebanyak Rp 3.000 per sak.
Ia menambahkan, kebijakan itu direspons pasar sebagai sentimen negatif karena pemerintah dianggap campur tangan dalam persaingan usaha.
"Soalnya penurunan harga semen yang diproduksi BUMN. Pasar berpikir apakah Pak Jokowi mengatur harga pasar," lanjutnya.
Sementara itu, Kiswoyo juga mengatakan saat ini para pemodal juga sedang mengantisipasi kebijakan Bank Sentral Amerika untuk menaikan suku bunga acuan. "Kenaikan suku bunga The Fed yang ditakutin sama pasar," imbuhnya.
Pada perdagangan saham kali ini, dia mengatakan IHSG berada pada rentan support 5.100. Sedangkan resistance pada level 5.200.
Sementara itu, Analis PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, laju IHSG sempat berada di area resistance (5.155-5.206) meski belum cukup kuat mendekati target resistance berikutnya. IHSG juga sempat masuk di area target support 5.130-5.138.
"Jika melhat dari pembentukan pola seharusnya mengindikasikan ada potensi kenaikan kembali namun belum cukup kuatnya sentimen yang ada dapat membuat laju IHSG kembali variatif yang disertai pelemahan sesaat kembali," kata Reza.
Reza menuturkan, kondisi global diharapkan tidak terlalu negatif sehingga dapat memberi sentimen penguatan pada IHSG. "IHSG diperkirakan di rentang support 5.128-5.147 dan resistance 5.168-5.186," ujar Reza.
Untuk akumulasi saham, Kiswoyo merekomendasikan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). (Amd/Ahm)
Sumber : Liputan6
Pengamat: Harga BBM Jangan Turun Lagi
BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/1) - Pengamat Ekonomi, Umar Juoro menyarankan agar pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) tak menurunkan kembali harga bahan bakar minyak (BBM) Premium dan Solar di akhir Februari 2015 meski merespons harga minyak dunia merosot.
Dalam kurun waktu hampir dua bulan tercatat sudah dua kali penyusutan harga Premium dan Solar. Pada awal Januari 2015, pemerintah memberlakukan harga baru BBM Premium sebesar Rp 7.500 per liter dan Rp 7.250 per liter untuk Solar.
Harga jual itu turun dari sebelumnya saat pemerintah menaikkan harga Premium dan Solar menjadi Rp 8.500 per liter dan Rp 7.500 per liter.
Lalu pemerintah kembali menurunkan harga BBM Premium menjadi Rp 6.500 per liter dan Solar Rp 6.400 per liter pada pertengahan Februari ini.
"Kalau nanti harga minyak dunia turun terus, mending jangan diturunkan lagi di bawah Rp 6.500 per liter," ujar dia saat Rapat Dengar Pendapat antara Pakar Ekonomi dengan Komisi XI DPR, Jakarta, Senin (19/1/2015).
Lebih jauh dijelaskan Umar, pemerintah lebih baik mengenakan pajak BBM kendaraan bermotor secara fleksibel. Dengan demikian, akan ada pemasukan atau penerimaan dari pajak BBM.
"Jadi yang fluktuatif jangan harga BBM-nya tapi pajak BBM. Misalnya harga BBM Premium tetap Rp 6.500 per liter, yang Rp 300-nya buat pajak. Coba saja pajaknya dikalikan konsumsi BBM Rp 50 juta Kl, bisa dapat puluhan triliun rupiah," terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Pengamat Ekonomi, Imam Sugema menyebut, pemerintah sudah mencabut subsidi BBM jenis Premium. Sebagai perbandingan, harga BBM RON 95 atau di atas Pertamax di Malaysia dibanderol Rp 6.600 per liter, dan Rp 6.700 per liter di AS. Itu harga eceran termasuk pajak 15 persen.
"Di Indonesia nggak ada lagi subsidi Premium. Harusnya harganya bisa sama dengan Malaysia. Daripada diumumkan tiap bulan, lebih baik harga dilepas tanpa subsidi supaya mendidik masyarakat, realitasnya begini lho," ucap dia. (Fik/Ahm)
Sumber : Liputan6
Dalam kurun waktu hampir dua bulan tercatat sudah dua kali penyusutan harga Premium dan Solar. Pada awal Januari 2015, pemerintah memberlakukan harga baru BBM Premium sebesar Rp 7.500 per liter dan Rp 7.250 per liter untuk Solar.
Harga jual itu turun dari sebelumnya saat pemerintah menaikkan harga Premium dan Solar menjadi Rp 8.500 per liter dan Rp 7.500 per liter.
Lalu pemerintah kembali menurunkan harga BBM Premium menjadi Rp 6.500 per liter dan Solar Rp 6.400 per liter pada pertengahan Februari ini.
"Kalau nanti harga minyak dunia turun terus, mending jangan diturunkan lagi di bawah Rp 6.500 per liter," ujar dia saat Rapat Dengar Pendapat antara Pakar Ekonomi dengan Komisi XI DPR, Jakarta, Senin (19/1/2015).
Lebih jauh dijelaskan Umar, pemerintah lebih baik mengenakan pajak BBM kendaraan bermotor secara fleksibel. Dengan demikian, akan ada pemasukan atau penerimaan dari pajak BBM.
"Jadi yang fluktuatif jangan harga BBM-nya tapi pajak BBM. Misalnya harga BBM Premium tetap Rp 6.500 per liter, yang Rp 300-nya buat pajak. Coba saja pajaknya dikalikan konsumsi BBM Rp 50 juta Kl, bisa dapat puluhan triliun rupiah," terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Pengamat Ekonomi, Imam Sugema menyebut, pemerintah sudah mencabut subsidi BBM jenis Premium. Sebagai perbandingan, harga BBM RON 95 atau di atas Pertamax di Malaysia dibanderol Rp 6.600 per liter, dan Rp 6.700 per liter di AS. Itu harga eceran termasuk pajak 15 persen.
"Di Indonesia nggak ada lagi subsidi Premium. Harusnya harganya bisa sama dengan Malaysia. Daripada diumumkan tiap bulan, lebih baik harga dilepas tanpa subsidi supaya mendidik masyarakat, realitasnya begini lho," ucap dia. (Fik/Ahm)
Sumber : Liputan6
Saham Eropa Ditutup Naik Hari Ke 3 Ditengah Stimulus ECB
BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/1) - Saham
Eropa menguat untuk hari ke-3, memperpanjang level tertingginya sejak
2008 silam, di tengah ekspektasi investor Bank Sentral Eropa yang akan
mengumumkan rencana untuk pelonggaran kuantitatif pekan ini.
Indeks
Stoxx Europe 600 naik 0,2 % ke level 353,18 pada penutupan perdagangan.
Indeks saham pangkas kenaikan di jam terakhir perdagangan setelah
sebelumnya menguat sebesar 0,7 %. Saham naik ke level 7 tahun tertinggi
pada hari Jumat kemarin seiring meningkatnya produsen minyak sebanding
dengan anjloknya saham Swiss. Indeks Swiss SMI rebound 3,2 % pada hari
ini setelah catat pekan terburuknya sejak 2008 menyusul langkah
mengejutkan Swiss National Bank (SNB) untuk mengakhiri cap pada franc.
(knc)
Sumber : Bloomberg
Emas Turun Dari Level Tertinggi Empat Bulan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/1) - Emas
turun dari level tertinggi empat bulan pada hari Senin karena investor
mencairkan beberapa keuntungan yang lumayan pekan lalu, meskipun harga
masih didukung oleh volatilitas pasar yang lebih luas yang mendorong
daya tarik logam sebagai nilai lindung dari resiko.
Gejolak
di bursa pasca Swiss tiba-tiba meninggalkan franc pekan lalu memicu
tawaran yang kuat untuk emas, sering dianggap sebagai alternatif untuk
aset berisiko, mengirimkan harga ke tertinggi sejak September di level $
1,281.50.
Spot
emas turun 0,4% pada level $ 1,274.61 per ons pada 16.52, sementara
emas berjangka AS untuk pengiriman Februari turun $ 1,50 per ons pada $
1,275.40. Spot emas naik hampir 8% tahun ini.
Holdings
di bursa emas ETF, SPDR Gold Trust, naik 13,7 ton menjadi 730,89 ton
pada hari Jumat, inflow terbesar satu hari dalam hampir 3-1 / 2 tahun.
Spekulasi
mengangkat posisi net long di emas untuk tiga pekan beruntun, yang
berakhir pada 13 Januari, data AS Commodity Futures Trading Commission
menunjukkan pada Jumat.
Perak
turun 0,3% pada level $ 17,68 per ons, sementara platinum flat di level
$ 1,263.25 dan paladium naik 0,4% pada level $ 754,22. Palladium turun
lebih dari 6%.(yds)
Sumber: Reuters
Sunday, 18 January 2015
Produksi Minyak di Irak Catat Rekor, Minyak Mentah Kembali Tumbang
BESTPROFIT FUTURES MALANG (19/1) - Minyak turun setelah produksi minyak
mentah di Irak mencatat rekor dengan anggota terbesar ke-2 di OPEC
tersebut berencana akan mendorong ekspor minyak di tahun ini.
Kontrak berjangka minyak turun sebesar 0.7% di New York dan 0.65 di London. Rata-rata output minyak Irak sebesar 4 juta barel per hari, hal itu diutarakan oleh Menteri Perminyakan Adel Abdul Mahdi ketiak konfernesi pers setelah mengadakan pertemuan dengan koleganya Taner Yildiz dari Turki di Baghdad. Jumlah produsen minyak di AS berada pada rekor jumlah sumur pengeboran dalam kurun waktu 6 pekan terakhir ini, menurut rilis data dari Baker Hughes Inc.
Tahun lalu minyak mentah mengalami penurunan hampir 50% akibat produksi minyak di AS berada pada laju tertingginya dalam lebih dari 3 dekade terakhir sementara OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) menolak untuk memangkas pasokannya. Para produsen minyak diluar OPEC di tahun ini akan mendorong jumlah output pada laju terendahnya dari perkiraan sebelumnya, menurut rilis bulanan dari International Energy Agency.
WTI (West Texas Intermediate) untuk pengiriman Februari yang akan berakhir 20 Januari mendatang turun sebesar 32 sen ke level $48.37 per barel di New York Mercantile Exchange dan berada pada level $48.63 pukul 11:14 pagi ini waktu Sydney. Tanggal 16 Januari lalu kontrak berjangka WTI catat gain $2.44 ke level $48.69. Volume semua kontrak berjangka diperdagangakn sebesar 75% dibawah 100 hari rata-rata. Pekan lalu WTI catat gain 0.7%.
Brent untuk penyelesaian Maret turun sebesar 31 sen ke level $49.86 per barel di Bursa ICE Futures Europe, London. Tanggal 16 Januari lalu Brent catat gain sebesar 3.9% ke level $50.17 per barel. Acuan minyak mentah Eropa tersebut lebih tinggi sebesar $1.01 dibanding WTI untuk bulan yang sama. (bgs)
Sumber : Bloomberg
Kontrak berjangka minyak turun sebesar 0.7% di New York dan 0.65 di London. Rata-rata output minyak Irak sebesar 4 juta barel per hari, hal itu diutarakan oleh Menteri Perminyakan Adel Abdul Mahdi ketiak konfernesi pers setelah mengadakan pertemuan dengan koleganya Taner Yildiz dari Turki di Baghdad. Jumlah produsen minyak di AS berada pada rekor jumlah sumur pengeboran dalam kurun waktu 6 pekan terakhir ini, menurut rilis data dari Baker Hughes Inc.
Tahun lalu minyak mentah mengalami penurunan hampir 50% akibat produksi minyak di AS berada pada laju tertingginya dalam lebih dari 3 dekade terakhir sementara OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) menolak untuk memangkas pasokannya. Para produsen minyak diluar OPEC di tahun ini akan mendorong jumlah output pada laju terendahnya dari perkiraan sebelumnya, menurut rilis bulanan dari International Energy Agency.
WTI (West Texas Intermediate) untuk pengiriman Februari yang akan berakhir 20 Januari mendatang turun sebesar 32 sen ke level $48.37 per barel di New York Mercantile Exchange dan berada pada level $48.63 pukul 11:14 pagi ini waktu Sydney. Tanggal 16 Januari lalu kontrak berjangka WTI catat gain $2.44 ke level $48.69. Volume semua kontrak berjangka diperdagangakn sebesar 75% dibawah 100 hari rata-rata. Pekan lalu WTI catat gain 0.7%.
Brent untuk penyelesaian Maret turun sebesar 31 sen ke level $49.86 per barel di Bursa ICE Futures Europe, London. Tanggal 16 Januari lalu Brent catat gain sebesar 3.9% ke level $50.17 per barel. Acuan minyak mentah Eropa tersebut lebih tinggi sebesar $1.01 dibanding WTI untuk bulan yang sama. (bgs)
Sumber : Bloomberg
Bursa Jepang Catat Kenaikan, Dipimpin Oleh Saham Eksplorasi Energi
BESTPROFIT FUTURES MALANG (19/1) - Saham
Jepang catat kenaikan, dipimpin oleh saham eksplorasi energi, setelah
mata uang yen melemah pada akhir pekan lalu karena minyak menguat dan
kepercayaan konsumen AS mencapai level tertinggi dalam 11-tahun
terakhir.
Indeks
Topix naik 0,7 % ke level 1,373.49 pukul 09:01 pagi di Tokyo, dengan
semua kecuali satu dari 33 kelompok industri yang naik. Indeks Nikkei
225 Stock Average naik 0,8 % ke level 17,005.36. Kedua Indeks acuan
tersebut turun dalam tiga pekan terakhir. Sementara mata uang yen
diperdagangkan pada level 117,53 per dolar setelah melemah 1,2 % pada 16
Januari lalu, merupakan penurunan terbesar dalam sebulan terakhir.
Kontrak
pada indeks Standard & Poor 500 turun 0,1 %, bersamaan dengan bursa
ditutup Senin ini untuk memperingati Martin Luther King Day. Sementara
saham AS reli pada akhir pekan lalu, dengan S&P 500 naik 1,3 %
karena saham energi menguat setelah minyak mentah naik ke level
tertinggi dalam dua tahun terakhir.
Bank
of Japan akan melakukan pertemuan selama dua hari mendatang, dengan
semua 33 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg News memperkirakan tidak
akan ada perubahan kebijakan moneter setelah meningkatkan program
pembelian obligasi yang sudah belum pernah terjadi sebelumnya pada bulan
Oktober lalu. Bank Sentral Eropa juga akan melakukan pertemuan pekan
ini, terkait spekulasi yang akan mengumumkan langkah-langkah stimulus
tambahan pada 22 Januari mendatang. (vck)
Sumber: Bloomberg
Bursa Saham Asia Dibuka Menguat Pasca Naiknya Minyak & Kepercayaan Konsumen AS
BESTPROFIT FUTURES MALANG (19/1) - Bursa Saham Asian menguat, kenaikan
dipimpin oleh saham-saham perusahaan produsen bahan bangunan, hal
tersebut juga setelah minyak rebound dan kepercayaan konsumen AS
melonjak ke level 11 tahun tertingginya.
Indeks MSCI Asia Pacific menguat 0.6% ke level 138.20 pukul 9:01 pagi waktu Tokyo menjelang pembukaan Bursa Saham China dan Hong Kong. Sementara Kontrak Berjangka di Indeks Standard & Poor 500 tergelincir 0.1% setelah Jumat lalu Indeks menguat 1.3% akibat saham perusahaan energi reli dengan minyak mentah acuan Brent melonjak tajam dalam kurun waktu 2 tahun terakhir ini. Bursa Saham AS hari senin ini libur untuk memperingati hari libur nasional.
Indeks MSCI Asia Pacific diperdagangkan sebesar 13.4 kali dari estimasi laba perusahaan konstituen yang ada pada indeks tersebut saat penutupan Jumat kemarin, ketiak indeks acuan Asia tersebut mencatat pelemahan pada pekan ke-2. Angka itu dibandingkan dengan 16.6 kali pada Indeks S&P 500.
Indeks Topix Jepang catat gain 0.6%. Indeks S&P/ASX 200 Australia menguat 1%. Indeks NZX 50 Selandia Baru menguat 0.3%. Indeks Kospi Korea Selatan menguat 0.7%. (bgs)
Sumber : Bloomberg
Indeks MSCI Asia Pacific menguat 0.6% ke level 138.20 pukul 9:01 pagi waktu Tokyo menjelang pembukaan Bursa Saham China dan Hong Kong. Sementara Kontrak Berjangka di Indeks Standard & Poor 500 tergelincir 0.1% setelah Jumat lalu Indeks menguat 1.3% akibat saham perusahaan energi reli dengan minyak mentah acuan Brent melonjak tajam dalam kurun waktu 2 tahun terakhir ini. Bursa Saham AS hari senin ini libur untuk memperingati hari libur nasional.
Indeks MSCI Asia Pacific diperdagangkan sebesar 13.4 kali dari estimasi laba perusahaan konstituen yang ada pada indeks tersebut saat penutupan Jumat kemarin, ketiak indeks acuan Asia tersebut mencatat pelemahan pada pekan ke-2. Angka itu dibandingkan dengan 16.6 kali pada Indeks S&P 500.
Indeks Topix Jepang catat gain 0.6%. Indeks S&P/ASX 200 Australia menguat 1%. Indeks NZX 50 Selandia Baru menguat 0.3%. Indeks Kospi Korea Selatan menguat 0.7%. (bgs)
Sumber : Bloomberg
Banting Harga, Elpiji 12 Kg Kini Dijual Rp 129 Ribu per Tabung
BESTPROFIT FUTURES MALANG (19/1) - Tak hanya premium dan solar, harga elpiji 12 kilogram (kg) yang dijual PT Pertamina (Persero) juga ikut turun harga mulai Senin 19 Januari 2015. Harga elpiji 12 kg turun menjadi Rp 129 ribu per tabung, dari sebelumnya Rp 134.700 per tabung.
Menteri Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said sebelumnya mengungkapkan, penurunan harga elpiji non subsidi 12 kg bertujuan untuk meringankan beban perekonomian.
"Pertamina melaporkan pada regulator pemegang sahamnya, saya laporkan presiden. Memberi stimulus supaya perekonomian adem," kata Sudirman di Jakarta.
Sudirman menambahkan, penurunan harga elpiji non subsidi yang dibungkus dengan tabung berkelir biru tersebut juga dipengaruhi oleh harga minyak dunia yang merosot.
"Harusnya berhubungan dengan minyak ada penurunan komponen cost, supaya memberi dorongan industri pasar," tutur Sudirman.
Seperti diketahui, mulai Senin 19 Januari 2015, harga premium turun menjadi Rp 6.600 per liter. Harga solar turun menjadi Rp 6.400 per liter. Harga elpiji 12 kg turun 129 ribu dari Rp 134.700 per tabung. Tak hanya itu saja, harga semen yang diproduksi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) turun Rp 3.000 per sak. (Ndw)
Sumber : Liputan6
Menteri Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said sebelumnya mengungkapkan, penurunan harga elpiji non subsidi 12 kg bertujuan untuk meringankan beban perekonomian.
"Pertamina melaporkan pada regulator pemegang sahamnya, saya laporkan presiden. Memberi stimulus supaya perekonomian adem," kata Sudirman di Jakarta.
Sudirman menambahkan, penurunan harga elpiji non subsidi yang dibungkus dengan tabung berkelir biru tersebut juga dipengaruhi oleh harga minyak dunia yang merosot.
"Harusnya berhubungan dengan minyak ada penurunan komponen cost, supaya memberi dorongan industri pasar," tutur Sudirman.
Seperti diketahui, mulai Senin 19 Januari 2015, harga premium turun menjadi Rp 6.600 per liter. Harga solar turun menjadi Rp 6.400 per liter. Harga elpiji 12 kg turun 129 ribu dari Rp 134.700 per tabung. Tak hanya itu saja, harga semen yang diproduksi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) turun Rp 3.000 per sak. (Ndw)
Sumber : Liputan6
Harga BBM Belum Jadi Katalis Positif IHSG
BESTPROFIT FUTURES MALANG (19/1) - Harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi turun belum menjadi katalis positif pada perdagangan saham pekan ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak mendatar.
Analis PT Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul mengatakan, pelaku pasar telah merespons harga BBM tersebut. Saat ini, mereka sedang menunggu realisasi dari pengalihan pencabutan subsidi BBM.
"Kalau menurut saya BBM, orang-orang sudah mengantisipasi adjustment akan terjadi penurunan harga BBMnya. Soalnya walaupun turun, seandainya di APBN nggak disetujui sama saja bohong," kata dia kepada Liputan6.com, Senin (19/1/2015).
Harga BBM jenis premium turun menjadi Rp 6.600 per liter dan solar Rp 6.400 per liter. Penurunan ini disertai dengan penurunan harga semen Rp 3.000 per sak. Menurut Jemmy, hal justru itu menjadi sentimen negatif pada perdagangan saham.
"Kayaknya intinya pasar modal terkesan takut, kalau pemerintah mengatur harga bahan baku. Seperti semen, persaingan bisnis tidak lagi berlaku," lanjutnya.
Namun, hal tersebut telah mendapat tanggapan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil. Sofyan mengatakan, penurunan tersebut memang disengaja oleh manajemen produsen semen.
"Tetapi dibantah Menko, bahwa menurunkan semen manajemen PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) bukan pemerintah, kita tunggu efeknya seperti apa," papar Jemmy.
Pada perdagangan saham pekan ini, dia memprediksi IHSG pada level support 5.100. Sementara resistance pada level 5.200.
Analis PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada menyebut IHSG akan bergerak pada rentang support 5.130-5.138 dan resistance pada level 5.197-5.235.
"Laju IHSG di bawah area target support (5.150-5.175) dan belum mampu mendekati area target resistance (5.235-5.255). Tampaknya, pasca mendaki hingga sempat 5.200 laju IHSG terlihat mengalami tekanan di tengah harapan masih akan berlanjutnya penguatan," kata dia dalam risetnya.
Untuk saham, Jemmy merekomendasikan akumulasi pada PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Unilver Indonesia Tbk (UNVR), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). (Amd/Ahm)
Sumber : Liputan6
Analis PT Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul mengatakan, pelaku pasar telah merespons harga BBM tersebut. Saat ini, mereka sedang menunggu realisasi dari pengalihan pencabutan subsidi BBM.
"Kalau menurut saya BBM, orang-orang sudah mengantisipasi adjustment akan terjadi penurunan harga BBMnya. Soalnya walaupun turun, seandainya di APBN nggak disetujui sama saja bohong," kata dia kepada Liputan6.com, Senin (19/1/2015).
Harga BBM jenis premium turun menjadi Rp 6.600 per liter dan solar Rp 6.400 per liter. Penurunan ini disertai dengan penurunan harga semen Rp 3.000 per sak. Menurut Jemmy, hal justru itu menjadi sentimen negatif pada perdagangan saham.
"Kayaknya intinya pasar modal terkesan takut, kalau pemerintah mengatur harga bahan baku. Seperti semen, persaingan bisnis tidak lagi berlaku," lanjutnya.
Namun, hal tersebut telah mendapat tanggapan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil. Sofyan mengatakan, penurunan tersebut memang disengaja oleh manajemen produsen semen.
"Tetapi dibantah Menko, bahwa menurunkan semen manajemen PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) bukan pemerintah, kita tunggu efeknya seperti apa," papar Jemmy.
Pada perdagangan saham pekan ini, dia memprediksi IHSG pada level support 5.100. Sementara resistance pada level 5.200.
Analis PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada menyebut IHSG akan bergerak pada rentang support 5.130-5.138 dan resistance pada level 5.197-5.235.
"Laju IHSG di bawah area target support (5.150-5.175) dan belum mampu mendekati area target resistance (5.235-5.255). Tampaknya, pasca mendaki hingga sempat 5.200 laju IHSG terlihat mengalami tekanan di tengah harapan masih akan berlanjutnya penguatan," kata dia dalam risetnya.
Untuk saham, Jemmy merekomendasikan akumulasi pada PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Unilver Indonesia Tbk (UNVR), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). (Amd/Ahm)
Sumber : Liputan6
Thursday, 15 January 2015
Laju IHSG Bergantung Harga Minyak
BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/1) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak variatif pada Jumat
pekan ini. Sentimen penggerak indeks saham bergantung harga minyak
dunia.
Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo mengatakan, jika harga minyak dunia diketok di atas US$ 47 dollar per barel maka akan mengerek bursa regional yang berimbas pada IHSG.
"Kita tinggal nunggu indeks Dow Jones seperti apa," kata dia, kepada Liputan6.com, Jakarta, Jumat (16/1/2015).
Namun begitu, dia menuturkan masih ada harapan lain untuk IHSG supaya bergerak positif.
Menurut dia, saat ini pelaku pasar masih menunggu kepastian penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengungkapkan kemungkinan BBM jenis tersebut akan dibanderol pada harga Rp 6.400-Rp6.500 per liter. "Saya kira itu bagus, minimal seperti itu," papar Satrio.
Dia mengatakan, IHSG diproyeksi bergerak pada level support 5.150. Sedangkan resistance pada level 5.194-5.206.
Untuk akumulasi saham, dia memilih PT Indo Tambang Raya Megah Tbk(ITMG), PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI),PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Gudang Garam Tbk (UNVR).
Sementara itu, Analis PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, IHSG akan berada di rentang support 5.165-5.179 dan resistance 5.195-5.200 pada Jumat pekan ini.
"Laju IHSG masih akan diuji ketahanannya untuk dapat melanjutkan penguatannya. Tetap cermati sentimen yang ada di tengah harapan terhadap berlanjutnya penguatan," ujar Reza. (Amd/Ahm)
Sumber : Liputan6
Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo mengatakan, jika harga minyak dunia diketok di atas US$ 47 dollar per barel maka akan mengerek bursa regional yang berimbas pada IHSG.
"Kita tinggal nunggu indeks Dow Jones seperti apa," kata dia, kepada Liputan6.com, Jakarta, Jumat (16/1/2015).
Namun begitu, dia menuturkan masih ada harapan lain untuk IHSG supaya bergerak positif.
Menurut dia, saat ini pelaku pasar masih menunggu kepastian penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengungkapkan kemungkinan BBM jenis tersebut akan dibanderol pada harga Rp 6.400-Rp6.500 per liter. "Saya kira itu bagus, minimal seperti itu," papar Satrio.
Dia mengatakan, IHSG diproyeksi bergerak pada level support 5.150. Sedangkan resistance pada level 5.194-5.206.
Untuk akumulasi saham, dia memilih PT Indo Tambang Raya Megah Tbk(ITMG), PT Astra Internasional Tbk (ASII), PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI),PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Gudang Garam Tbk (UNVR).
Sementara itu, Analis PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, IHSG akan berada di rentang support 5.165-5.179 dan resistance 5.195-5.200 pada Jumat pekan ini.
"Laju IHSG masih akan diuji ketahanannya untuk dapat melanjutkan penguatannya. Tetap cermati sentimen yang ada di tengah harapan terhadap berlanjutnya penguatan," ujar Reza. (Amd/Ahm)
Sumber : Liputan6
Emas Berjangka Catat Reli Terpanjang Dalam 6 Bulan Terakhir
BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/1) - Emas
berjangka ditutup dengan reli terpanjang dalam lebih dari enam bulan
terakhir karena keputusan Swiss untuk memisahkan mata uangnya dari euro
sehingga mengguncang pasar mata uang, mendorong permintaan untuk logam
sebagai aset safe heaven.
Swiss
National Bank tiba-tiba membatalkan kebijakan tiga tahun atas franc
Swiss terhadap euro, sepekan jelang pertemuan para otoritas Eropa guna
membahas stimulus baru. Indeks Bloomberg Spot Dollar, yang menelusuri
mata uang AS terhadap 10 mata uang utama, jatuh untuk hari keduanya,
memicu permintaan untuk emas sebagai aset alternatif.
Emas
telah naik 6,8% tahun ini terakit tanda-tanda deflasi dan pertumbuhan
ekonomi yang stagnan memacu spekulasi bahwa Federal Reserve akan menahan
untuk menaikkan suku bunga AS. Permintaan untuk logam akan rebound pada
tahun 2015 setelah dua penurunan tahunan secara beruntun seiring
meningkatnya konsumsi emas di Asia dan investor kembali ke produk yang
diperdagangkan di bursa didukung oleh emas, menurut HSBC Securities
(USA) Inc
Emas
berjangka untuk pengiriman Februari naik 2,5% untuk menetap di level $
1,264.80 per ons pada pukul 1:44 siang di New York Comex, setelah
menyentuh level $ 1,267.20, yang tertinggi sejak 8September lalu. Harga
mencatat kenaikan untuk sesi kelima secara beruntun, yang merupakan reli
terpanjang sejak 25Juni.(yds)
Sumber: Bloomberg
Bursa AS Ditutup Retreat Seiring Pelemahan Saham Perbankan & Minyak
BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/1) - Saham AS catat penurunan untuk hari kelima karenan pelemahan saham perbankan yang berdampak pada pendapatan dan Apple Inc memimpin penurunan saham teknologi, sementara minyak mentah kembali turun. Sedangkan mata uang franc menguat terhadap mata uang global karena Swiss mengakhiri pencatatan nilai tukar mata uang, sehingga pasar Eropa bergejolak dan memicu kenaikan emas.
Indeks Standard & Poor 500 turun 0,9 % pukul 04:00 sore di New York, memangkas penurunan dalam lima hari terakhir sebesar 3,4 %. Saham Bank of America Corp turun 5,2 % pada pergeseran pendapatan perdagangan, seperti saham teknologi yang turun tajam di antara 10 kelompok S&P 500. Sementara indeks Swiss Market turun 8,7 %, sedangkan indeks acuan di Jerman dan Perancis naik setidaknya 2 %. Mata uang franc naik sebesar 41 % terhadap mata uang euro yang mencapai rekor tertingginya. Obligasi dengan tenor 10 tahun turun 13 basis poin karena emas berjangka ditutup reli terpanjang dalam lebih dari enam bulan terakhir terkait meningkatnya permintaan untuk aset haven. Tembaga rebound sementara minyak AS turun 4,6 %.
Citigroup Inc dan Bank of America bergabung dengan JPMorgan Chase & Co dalam melaporkan pendapatan gabungan perdagangan kuartalan terburuk mereka sejak 2011 lalu, mengirimkan saham perbankan di indeks S&P 500 turun 2,6 %. Sementara harga grosir AS turun tajam dalam tiga tahun terakhir dan warga Amerika secara tak terduga meningkat dalam mengajukan klaim pengangguran pekan lalu, data hari ini menunjukkan. Sedangkan Swiss National Bank membatalkan nilai tukar minimum mata uang franc terhadap euro dan memangkas suku bunga deposito negatif, sehingga mengakhiri kebijakan yang dirancang untuk menyelamatkan perekonomian negara tersebut. (vck)
Sumber: Bloomberg
Indeks Standard & Poor 500 turun 0,9 % pukul 04:00 sore di New York, memangkas penurunan dalam lima hari terakhir sebesar 3,4 %. Saham Bank of America Corp turun 5,2 % pada pergeseran pendapatan perdagangan, seperti saham teknologi yang turun tajam di antara 10 kelompok S&P 500. Sementara indeks Swiss Market turun 8,7 %, sedangkan indeks acuan di Jerman dan Perancis naik setidaknya 2 %. Mata uang franc naik sebesar 41 % terhadap mata uang euro yang mencapai rekor tertingginya. Obligasi dengan tenor 10 tahun turun 13 basis poin karena emas berjangka ditutup reli terpanjang dalam lebih dari enam bulan terakhir terkait meningkatnya permintaan untuk aset haven. Tembaga rebound sementara minyak AS turun 4,6 %.
Citigroup Inc dan Bank of America bergabung dengan JPMorgan Chase & Co dalam melaporkan pendapatan gabungan perdagangan kuartalan terburuk mereka sejak 2011 lalu, mengirimkan saham perbankan di indeks S&P 500 turun 2,6 %. Sementara harga grosir AS turun tajam dalam tiga tahun terakhir dan warga Amerika secara tak terduga meningkat dalam mengajukan klaim pengangguran pekan lalu, data hari ini menunjukkan. Sedangkan Swiss National Bank membatalkan nilai tukar minimum mata uang franc terhadap euro dan memangkas suku bunga deposito negatif, sehingga mengakhiri kebijakan yang dirancang untuk menyelamatkan perekonomian negara tersebut. (vck)
Sumber: Bloomberg
Saham Perbankan Tekan Bursa AS Pada Sesi Siang
BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/1) - Saham
AS catat penurunan untuk hari kelima secara berturut-turut karena saham
perbankan dan Best Buy Co turun di tengah pendapatan perusahaan yang
membayangi keuntungan pada perusahaan pertambangan.
Bank
of America Corp dan Citigroup Inc turun sebesar 2,5 % karena kedua bank
tesebut telah melaporkan penurunan labanya pada kuartal keempat setelah
pendapatan dari perdagangan menurun. Saham Best Buy turun 13 % karena
perusahaan ritel elektronik terbesar tersebut memperingatkan bahwa
tekanan harga dan permintaan yang menurunan dapat menghambat
penghasilannya di tahun mendatang. Indeks acuan pembangunan rumah AS
turun tajam sejak Juli 2013 lalu. Saham Newmont Mining Corp menguat 7,9 %
terkait reboundnya tembaga.
Ekuitas berjangka berfluktuasi pada hari kemarin setelah bank sentral Swiss secara tak terduga menyerahkan nilai tukar minimum.
Indeks
S&P 500 turun 0,4 % ke level 2,003.10 pukul 12:02 siang di New
York. Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 57,83 poin, atau 0,3
%, ke level 17,369.26. Perdagangan saham perusahaan di S&P 500
sebesar 32 % di atas RSI 30-hari untuk hari ini.
Penurunan
penjualan ritel di AS dikombinasikan dengan penurunan harga tembaga
membebani pasar saham kemarin, sehingga menyebabkan S&P 500
melakukan start terburuk tahunanannya sejak 2009 lalu. Sementara indeks
acuan turun 2,5 % dalam lima hari terakhir. (vck)
Sumber: Bloomberg
Data Ekonomi Menunjukan Saham AS Naik Setelah Swiss Berpindah Mata Uang
BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/1) - Saham
AS naik, setelah penurunan dalam 4 hari beruntun di Indeks Standard
& Poor 500, seiring sektor komoditas mengalami rebound dan data
menunjukkan harga grosir turun sementara wilayah manufaktur New York
diperluas.
Ekuitas berjangka
berfluktuasi pada hari sebelumnya setelah bank sentral Swiss secara tak
terduga melepaskan nilai tukar minimum.
Indeks S&P 500
naik 0,4 % ke level 2,018.46 pukul 09:32 pagi di New York. Saham energi
menguat 0,9 % diikuti minyak mentah berjangka naik 1,2 % dan tembaga
melonjak 2,3 %.
Harga grosir di AS
turun 0,3 % pada bulan Desember, penurunan terbesarnya dalam 3 tahun
terakhir, menunjukkan sedikit memberikan tanda bahwa inflasi yang
meningkat di tengah penurunan harga energi. (knc)
Sumber : Bloomberg
Wednesday, 14 January 2015
Emas Diperdagangkan Dibawah Level 12-Pekan Tertinggi
BESTPROFIT FUTURES MALANG (15/1) - Palladium
berjangka turun tajam dalam tujuh bulan terakhir dan perak melemah dari
level tertinggi dalam empat pekan terakhir karena kekhawatiran
perlambatan perekonomian global mendorong penurunan terhadap logam yang
digunakan dalam produk industri. Sementara emas menyentuh level
tertinggi sejak Oktober lalu.
Indeks
Bloomberg Commodity dari 22 saham bahan baku turun ke level terendah
dalam 12-tahun terakhir hari ini, dipimpin oleh terjun tembaga, setelah
Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan global tahun ini. Palladium
banyak digunakan dengan platinum di catalytic converter yang membantu
mengurangi emisi berbahaya dari mobil, sementara perak masuk ke item
mulai dari elektronik untuk panel surya.
Palladium
berjangka untuk pengiriman Maret turun 4,3 % ke level menetap di level $
780,65 pukul 01:07 siang di New York Mercantile Exchange, merupakan
penurunan terbesar untuk kontrak teraktif sejak 12 Juni lalu. Platinum
berjangka untuk pengiriman April turun 0,7 % ke level $ 1.239 per ounce.
Emas
berjangka untuk pengiriman Februari naik kurang dari 0,1 % ke level $
1,234.50 per ounce di Comex, setelah mencapai level $ 1,244.60,
merupakan level tertinggi sejak 23 Oktober lalu. (vck)
Sumber: Bloomberg
Penurunan Penjualan Ritel Tekan Dolar Ke Level 4-Pekan Terendah
BESTPROFIT FUTURES MALANG (15/1) - Dolar
catat penurunan ke level terendah dalam empat pekan terakhir terhadap
mata uang yen karena penurunan penjualan ritel di AS pada bulan Desember
lalu merupakan yang terendah hampir setahun terakhir, sehingga
mendorong kembali waktu Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga.
Mata
uang yen menguat terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya karena
investor mencari aset haven ditengah kekhawatiran penurunan tajam
terhadap saham dan komoditas sehingga memberikan sinyal perekonomian
global yang melambat. Obligasi pemerintah turun secara global. Sementara
mata uang rubel Rusia melemah untuk hari keempat. Sedangkan
perekonomian Brasil naik karena penjualan ritel yang melampaui perkiraan
sebelumnya. Para pedagang saat ini mengharapkan The Fed meningkatkan
suku bunga mendatang pada bulan Desember nanti.
Mata
uang yen menguat 0,8 % ke level 117 per dolar pukul 13:18 siang di New
York, setelah berada di level 116,07, merupakan level tertingginya sejak
16 Desember lalu. Yen naik 0,7 % ke level 137,88 per euro, sehingga
memperpanjang kenaikan untuk hari kelima, dan merupakan kenaikan
terpanjang sejak Juni lalu. Sementara mata uang euro naik 0,1 % ke level
$ 1,1784 setelah menyentuh level $ 1,1727, merupakan level terendah
sejak Desember 2005 lalu.
Indeks
Dollar Spot Bloomberg, yang memantau mata uang AS terhadap 10 mata uang
utama lainnya, turun 0,2 % ke level 1,141.12. Ditutup pada level
1,147.54 pada 8 Januari kemarin, merupakan level tertinggi sejak tahun 2004 lalu. (vck)
Sumber: Bloomberg
Sentimen Pertumbuhan global Tekan Saham AS Di Sesi Penutupan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (15/1) - Saham
AS ditutup turun, mengirim Indeks Standard & Poor 500 menuju
penurunan beruntun karena penjualan ritel Amerika merosot diikuti harga
tembaga sehingga mendorong kekhawatiran bahwa pertumbuhan global
melambat.
Ekuitas
memangkas penurunan pada sore hari setelah harga minyak menghapus
pelemahan sebanyak 1,9% dan melanjutkan reli hampir 7%, sementara Beige
Book The Fed mengatakan ekonomi AS terus melanjutkan perluasan di bulan
lalu.
Indeks
S&P 500 turun 0,6% menjadi 2,011.29 pada 04:00 sore di New York,
memangkas penurunan sebelumnya sebesar 1,7%. Indeks Dow Jones Industrial
Average kehilangan 187,30 poin, atau 1,1%, ke level 17,426.38.
Perdagangan saham di perusahaan S&P 500 adalah 38% di atas rata-rata
30-hari.
Freeport-McMoRan
Inc, produsen perdagangan tembaga terbesar, turun 11% karena harga
logam jatuh sebesar 5,3%. JPMorgan Chase & Co kehilangan 3,5% pasca
laba kuartal keempat merosot, sementara indeks bank anjlok 10% dari
level tertinggi pada Desember. Wal-Mart Stores Inc turun 3,1% karena
Bank Dunia menurunkan prospek untuk ekonomi global.
Setelah
melewati tahun 2014 tanpa penurunan beruntun lebih dari tiga hari,
S&P 500 hari ini menyeslesaikan penurunan yang kedua dari setidaknya
empat hari berturut-turut di 11 sesi terakhir. Indeks tersebut telah
jatuh sebanyak 3,8% dalam periode tersebut.(yds)
Sumber: Bloomberg
Subscribe to:
Posts (Atom)