Sunday 18 January 2015

Harga BBM Belum Jadi Katalis Positif IHSG

BESTPROFIT FUTURES MALANG (19/1) - Harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi turun belum menjadi katalis positif pada perdagangan saham pekan ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak mendatar.

Analis PT  Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul mengatakan, pelaku pasar telah merespons harga BBM tersebut. Saat ini, mereka sedang menunggu realisasi dari pengalihan pencabutan subsidi BBM.

"Kalau menurut saya BBM, orang-orang sudah mengantisipasi adjustment akan terjadi penurunan harga BBMnya. Soalnya walaupun turun, seandainya di APBN nggak disetujui sama saja bohong," kata dia kepada Liputan6.com, Senin (19/1/2015).

Harga BBM jenis premium turun menjadi Rp 6.600 per liter dan solar Rp 6.400 per liter. Penurunan ini disertai dengan penurunan harga semen Rp 3.000 per sak. Menurut Jemmy, hal justru itu menjadi sentimen  negatif pada perdagangan saham.

"Kayaknya intinya pasar modal terkesan takut, kalau pemerintah mengatur harga bahan baku. Seperti semen, persaingan bisnis tidak lagi berlaku," lanjutnya.

Namun, hal tersebut telah mendapat tanggapan dari  Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil. Sofyan mengatakan, penurunan tersebut memang disengaja oleh manajemen produsen semen.

"Tetapi dibantah Menko, bahwa menurunkan semen manajemen PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) bukan pemerintah, kita tunggu efeknya seperti apa," papar Jemmy.

Pada perdagangan saham pekan ini, dia memprediksi IHSG pada level support 5.100. Sementara resistance pada level 5.200.

Analis PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada menyebut IHSG akan bergerak pada rentang support 5.130-5.138 dan resistance pada level 5.197-5.235.

"Laju IHSG di bawah area target support (5.150-5.175) dan belum mampu mendekati area target resistance (5.235-5.255). Tampaknya, pasca mendaki hingga sempat 5.200 laju IHSG terlihat mengalami tekanan di tengah harapan masih akan berlanjutnya penguatan," kata dia dalam risetnya.

Untuk saham, Jemmy merekomendasikan akumulasi pada PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Unilver Indonesia Tbk (UNVR), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). (Amd/Ahm)


Sumber : Liputan6