Sunday 15 February 2015

Indeks Saham Jepang Ikuti Penguatan Penguatan Saham AS

BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/2) - Indeks saham Jepang meningkat pasca saham AS melonjak ke level rekor tertingginya dan pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di Asia mulai keluar dari resesi pada kuartal terakhir.
Indeks Topix jepang naik 0.6 persen ke level 1.458.70 pukul 9:03 pagi di Tokyo, sekitar 33 saham sub industri terapresiasi. Indeks pekan lalu menguat sebesar 2.3 persen. Indeks Nikkei 225 menguat 0.5 persen ke level 18,010.02. Sementara itu, yen Jepang menguat 0.1 persen ke level 118.59 per dolar untuk hari ketiga.
Ekonomi Jepang berkembang sebesar 2,2 persen basis tahunan pada kuartal keempat, pasca mengalami kontraksi selama dua periode sebelumnya. Harapan rata-rata dari 32 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg sebelum data sementara adalah untuk pertumbuhan 3,7 persen. Data laju produksi industri akan dirilis hari ini.
Rebound tipis menunjukkan tantangan Perdana Menteri Shinzo Abe untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi terbesar ketiga dunia dari stagnasi dalam dua dekade terakhir. Upah naik dan peningkatan belanja konsumen cenderung penting tahun ini untuk memacu kegiatan di luar sektor ekspor, di mana pelemahan yen memberikan kontribusi terhadap lonjakan keuntungan pada perusahaan seperti Toyota Motor Corp.
Yen naik sebesar 0,3 persen terhadap dolar pekan lalu, pasca Bank of Japan (BOJ) mengatakan untuk melihat pelonggaran moneter lebih lanjut sebagai kontraproduktif untuk saat ini. Penambahan stimulus bisa memicu kerugian dalam mata uang yang merusak kepercayaan diri. BOJ dijadwalkan akan melakukan pertemuan pekan ini.
Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 naik sebesar 0,2 persen setelah indeks acuan naik ke rekor tertingginya pada hari Jumat lalu. Pasar AS ditutup pada Senin ini untuk liburan.
Rilis data menunjukkan bahwa perekonomian kawasan euro kembali mendapat momentum didukung oleh kenaikan ekuitas pada Jumat kemarin, dengan indeks saham global yang naik ke level tertinggi hampir dalam tiga bulan terakhir. (izr)
Sumber: Bloomberg