Wednesday 29 April 2015

PBOC Kembali Renovasi Sistem Keuangan Negaranya

BESTPROFIT FUTURES MALANG (30/4) - Untuk mengatasi perlambatan ekonomi Tiongkok yang kerap melanda negara tersebut hingga hari ini, Bank sentral Tiongkok (PBOC) kembali melakukan cara untuk menumbuhkan ekonomi negaranya. Kali ini kembali bank sentral negara tersebut merenovasi sistem keuangannya dengan memperbolehkan bank-bank komersial menjadikan obligasi pemerintah daerah sebagai jaminan likuiditas.
Tindakan ini bagi PBOC diyakini  sebagai cara untuk menyalurkan lebih banyak uang ke dalam pasar uang Tiongkok. Saat ini isu tersebut sudah menyebar di pasar keuangan Tiongkok, berbagai spekulasi mulai jadi skenario pembicaraan para pelaku pasar bahwa PBOC akan menyuntikkan dana ke perekonomian Tiongkok melalui cara konvensional tersebut yang intinya menuju pada “pelonggaran kuantitatif”.
Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi Tiongkok telah melambat, tapi tidak seperti Eropa dan Amerika Serikat (AS), karena sebenarnya ada ruang berlimpah di Tiongkok untuk melawan tekanan ekonomi global melalui cara konvensional selain dengan mengurangi suku bunga dan pemangkasan cadanagan rasio perbankan. Hingga saat inipun Tiongkok memang terkenal dengan kebijakan yang cukup “irasiona” bagi negara lain misalnya dengan program pembelian aset yang agresif.
Jika kita telaah kebelakang beberapa kebijakan yang konvensional PBOC antara lain, pertama, pada 19 April 2014 lalu, PBOC telah memompa dana sebesar 1,2 triliun yuan ($ 196.000.000.000) menjadi 1,5 triliun yuan ke pasar uang dengan mengurangi RRR. Kedua, segera setelah RRR dipangkas, PBOC menyuntikkan sejumlah besar dana ke bank-bank, yaitu sebesar $ 32.000.000.000 ke China Development Bank (CDB) dan $ 30 miliar ke Bank Ekspor-Impor Tiongkok. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pinjaman bank di sektor yang telah ditargetkan seperti pertanian, perumahan bersubsidi dan usaha kecil dan swasta.
Pada bulan Juli 2014, CDB kembali menerima 1 triliun yuan, yang merupakan pinjaman berjangka tiga tahun dari PBOC. Dengan adanya fasilitas ini maka memungkinkan bagi CDB untuk menggunakan pinjaman sebagai jaminan untuk mendapatkan dana yang diinvestasikan dalam proyek-proyek perumahan bersubsidi. Kali ini, CDB bisa menggunakan modal baru untuk membeli obligasi pemerintah daerah dan kemudian menggunakan efek tersebut sebagai jaminan untuk mendapatkan dana dari PBOC.
Ke depan kalangan ekonom berpendapat jika perlambatan ekonomi Tiongkok masih terus berlanjut maka bukan tidak mungkin jika PBOC kembali memangkas RRR perbankannya dan menyuntikkan dana lewat pembelian efek. Beberapa contoh diatas cukup memperkuat bagaiman adopsi kebijakan moneter Tiongkok ke depan.

Sumber : Liputan6