Thursday 3 December 2015

Saham Eropa Ditutup Menurun Tajam Sejak Agustus

BESTPROFIT FUTURES MALANG (4/12) - Ekuitas Eropa ditutup anjlok tajam sejak aksi jual pada bulan Agustus terkait langkah-langkah stimulus tambahan yang diresmikan oleh bank sentral di kawasan tersebut.
Indeks Stoxx Europe 600 turun 3,1% pada sesi penutupan perdagangan di London, membalikkan gain sebesar 0,9%. ECB menurunkan suku bunga deposito, serta Presiden Mario Draghi mengatakan akan memperluas program stimulusnya hingga setidaknya Maret 2017, termasuk utang yang dirilis oleh pemerintah daerah dan lokal. Memperluas pembelian aset bulanan.
Menuju ke pertemuan hari ini, investor memiliki harapan yang tinggi. Stoxx 600 naik 13% dari level terendah pada bulan September hingga kemarin, termasuk reli dua hari terbaiknya sejak Juli setelah Draghi mengisyaratkan pada Oktober bahwa bank sentral akan mempertimbangkan langkah-langkah stimulus tambahan. Pada hari Senin, Indeks ditutup pada level tertinggi tiga bulan, mengambil valuasinya menjadi 16,5 kali estimasi laba - dekat dengan kelipatan 17,6 untuk Indeks Standard & Poor 500.
Para trader begitu yakin bahwa mereka melihat sedikit kebutuhan untuk lindung nilai: Jumlah 50 Indeks Euro Stoxx yang ditransaksikan bulan lalu adalah yang terendah sejak Juli 2014. Kontrak berspekulasi pada keuntungan lebih lanjut.
Setelah memimpin keuntungan sebelumnya pada Kamis, perusahaan produsen mobil adalah beberapa yang mencatat kinerja buruk  karena euro menghapus pelemahan. Dari 600 perusahaan di Eropa Indeks, 560 jatuh, dengan produsen komoditas merosot tajam. Perdagangan pada perusahaan Stoxx 600 adalah 36% lebih besar dari rata-rata 30-hari.
Bank sentral merevisi outlook inflasi, pemagkasan tersebut sebesar 1% untuk 2016 dan 1,6% untuk 2017, dari 1,1% dan 1,7%, masing-masing. Prediksi pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 1,7% dan meningkat ke 1,9 %n untuk 2017, dari 1,8 %.
UBS Group AG mengatakan tetap berada pada rating yang berlebih pada saham Eropa setelah keputusan bank sentral hari ini.(yds)
Sumber: Bloomberg