Monday, 18 November 2024

Bestprofit | Emas Melonjak di Tengah Pelemahan Dolar dan Tensi Rusia-Ukraina

 https://best-profit-futures-malang.com/wp-content/uploads/2023/08/Bestprofit-Emas-13.jpg

Bestprofit (19/11) – Pada hari Senin, 18 November, harga emas mencatatkan lonjakan signifikan setelah enam hari berturut-turut mengalami penurunan. Lonjakan ini terjadi seiring dengan berakhirnya tren penguatan dolar AS dan meningkatnya ketidakpastian yang dipicu oleh eskalasi konflik Rusia-Ukraina, yang memicu kembali permintaan akan emas sebagai instrumen investasi safe haven. Kenaikan harga emas ini mencerminkan kondisi pasar yang sangat sensitif terhadap perkembangan ekonomi global dan ketegangan geopolitik yang terjadi saat ini.

Kenaikan Harga Emas pada Senin (18/11)

Harga emas spot tercatat naik 1,8% menjadi $2.608,19 per ons pada pukul 01:44 p.m. ET (1844 GMT). Lonjakan ini membawa harga emas kembali menjauh dari level terendah dua bulan yang tercatat pada hari Kamis sebelumnya. Begitu pula dengan harga emas berjangka AS yang ditutup naik 1,7% pada $2.614,60 per ons. Kenaikan ini datang setelah harga emas mengalami penurunan tajam dalam beberapa hari sebelumnya, yang sebagian besar dipengaruhi oleh penguatan dolar AS dan ekspektasi kebijakan moneter yang lebih ketat dari Federal Reserve (Fed).
Kunjungi juga : demo bpf, demo bestprofit futures

Penurunan Harga Emas Sebelumnya dan Dampaknya

Emas, yang dikenal sebagai salah satu instrumen investasi yang aman (safe haven), sempat mengalami penurunan mingguan terbesarnya dalam lebih dari tiga tahun terakhir. Penurunan harga emas tersebut terjadi pada minggu sebelumnya, yang sebagian besar dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap potensi kebijakan ekonomi yang lebih agresif dari pemerintahan Presiden terpilih AS, Donald Trump. Proposal tarif yang diusulkan oleh Trump memicu kekhawatiran akan inflasi yang lebih tinggi, yang pada gilirannya bisa mendorong Fed untuk memperlambat laju pemotongan suku bunga. Di tengah kekhawatiran tersebut, indeks dolar AS melonjak ke level tertinggi dalam satu tahun pada hari Kamis, yang membuat harga emas tertekan karena dolar yang lebih kuat mengurangi daya tarik emas bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain. Namun, pada hari Senin, dolar AS mengalami koreksi, turun sekitar 0,4% setelah sebelumnya menguat sebesar 1,6% pada minggu lalu. Pelemahan dolar AS ini menjadi salah satu faktor utama yang mendorong harga emas kembali melesat.

Dolar AS dan Dampaknya Terhadap Harga Emas

Dolar AS yang lebih lemah menjadikan emas lebih terjangkau bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain. Sebagai contoh, penurunan dolar AS memberikan peluang bagi pembeli di luar Amerika Serikat untuk memperoleh emas dengan harga yang lebih kompetitif. Emas, yang dianggap sebagai aset yang stabil selama periode ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, seringkali dipilih oleh investor untuk melindungi nilai kekayaan mereka di tengah gejolak pasar. Namun, meskipun harga emas kembali menguat, pasar masih memperhatikan kebijakan moneter yang akan diambil oleh Bank Sentral AS (Fed). Bank sentral AS secara luas diperkirakan akan kembali melakukan pemotongan suku bunga pada bulan Desember. Pemotongan suku bunga ini, yang diharapkan dapat meredakan tekanan inflasi, bisa memberikan dorongan positif bagi harga emas. Namun, meskipun ada ekspektasi untuk pemotongan suku bunga, data terbaru menunjukkan bahwa upaya untuk mengembalikan inflasi ke target 2% belum menunjukkan kemajuan yang signifikan.

Ketidakpastian Geopolitik: Konflik Rusia-Ukraina

Salah satu faktor yang turut mendorong kenaikan harga emas pada hari Senin adalah meningkatnya ketidakpastian geopolitik terkait dengan eskalasi konflik Rusia-Ukraina. Ketegangan yang berkepanjangan antara kedua negara ini, yang melibatkan sejumlah negara besar lainnya, terus memicu kekhawatiran akan dampaknya terhadap stabilitas ekonomi global. Ketika ketegangan geopolitik meningkat, banyak investor beralih ke aset safe haven seperti emas untuk melindungi nilai kekayaan mereka. Ketidakpastian geopolitik juga memperburuk sentimen pasar yang sudah rapuh akibat perlambatan ekonomi global, krisis energi, dan gangguan rantai pasokan. Dalam situasi seperti ini, emas sering kali dianggap sebagai pilihan investasi yang lebih aman dibandingkan dengan aset lain, seperti saham atau obligasi yang rentan terhadap fluktuasi pasar.

Dampak Kebijakan Suku Bunga Terhadap Emas

Kebijakan suku bunga menjadi faktor yang sangat penting dalam menentukan arah pergerakan harga emas. Suku bunga yang lebih tinggi membuat instrumen keuangan yang memberikan imbal hasil, seperti obligasi dan saham, menjadi lebih menarik. Sebaliknya, ketika suku bunga rendah, aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas akan lebih menarik karena tidak ada biaya kesempatan yang besar untuk menahan emas tersebut. Dengan adanya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan melanjutkan pemotongan suku bunga pada Desember, hal ini dapat memberikan dukungan bagi harga emas. Namun, pasar juga harus mempertimbangkan dampak dari kebijakan moneter yang lebih ketat, yang bisa menekan permintaan terhadap emas.

Pergerakan Harga Logam Lainnya

Selain emas, beberapa logam mulia lainnya juga mencatatkan kenaikan harga yang signifikan pada hari Senin. Harga perak spot tercatat naik 2,8% menjadi $31,05 per ons, sementara harga platinum juga mengalami kenaikan 2,8% menjadi $964,87 per ons. Kenaikan harga ini menunjukkan bahwa investor semakin mencari perlindungan dalam aset-aset logam mulia lainnya di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik yang meningkat. Paladium, yang digunakan dalam industri otomotif dan elektronik, juga melonjak 5,3% menjadi $1.001,29 per ons. Kenaikan harga logam mulia ini tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor global yang memengaruhi pasar, termasuk kebijakan moneter, ketegangan geopolitik, serta prospek ekonomi global yang semakin tidak menentu. Dalam situasi seperti ini, logam mulia sering kali dianggap sebagai pilihan yang lebih aman bagi investor yang mencari perlindungan dari risiko-risiko yang ada.

Prospek Harga Emas di Masa Depan

Melihat ke depan, prospek harga emas masih akan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti kebijakan suku bunga yang diambil oleh Fed, perkembangan konflik geopolitik, dan dinamika pasar mata uang global. Jika ketidakpastian geopolitik terus berlanjut, atau jika terjadi ketegangan ekonomi yang lebih besar, harga emas dapat terus mendapatkan dukungan. Namun, jika kebijakan moneter AS mulai mengarah pada normalisasi suku bunga yang lebih cepat dari yang diperkirakan, hal ini dapat menekan permintaan emas. Secara keseluruhan, pasar emas menunjukkan volatilitas yang tinggi dan bisa terus dipengaruhi oleh berbagai faktor. Para investor perlu terus memantau perkembangan ekonomi global, kebijakan moneter, dan ketegangan geopolitik untuk mengambil keputusan investasi yang tepat.

Kesimpulan

Harga emas yang melonjak pada hari Senin (18/11) menggambarkan bagaimana ketidakpastian ekonomi dan geopolitik dapat memengaruhi pasar logam mulia. Pelemahan dolar AS dan meningkatnya ketegangan di Ukraina memberikan dorongan positif bagi harga emas, yang tetap menjadi pilihan utama bagi investor yang mencari keamanan di tengah ketidakpastian global. Meskipun ada tantangan terkait kebijakan moneter yang lebih ketat, permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven tetap kuat. Di masa mendatang, harga emas kemungkinan akan terus dipengaruhi oleh perkembangan politik dan ekonomi yang terus berubah.
Jangan lupa jelajahi website kami di demo bestprofit dan temukan beragam informasi menarik yang siap menginspirasi dan memberikan pengetahuan baru! Ayo, kunjungi sekarang untuk pengalaman online yang menyenangkan!