Tuesday 17 June 2014

Defisit perdagangan Jepang bulan Mei menyusut 8,3% per tahun

BESTPROFIT FUTURES (18/06) - Defisit perdagangan Jepang mengecil 8,3 persen pertahun menjadi $ 8.9 milyar di bulan Mei seiring penurunan tingkat impor untuk pertama kalinya dalam 19 bulan terakhir, berdasarkan data yang ditunjukkan pemerintah Jepang Rabu pagi.
Jepang mencatat defisit 909 miliar yen (US $ 8.9 milyar), lebih kecil dari defisit tahun sebelumnya sebesar ¥ 991.3 milyar namun tetap di dalam perdagangan yang negatif untuk 23 bulan berturut-turut, menurut data tersebut.
Sumber: AFP

Dolar Pertahankan Gain; Laporan Inflasi Picu Spekulasi Terkait Suku Bunga The Fed

BESTPROFIT FUTURES (18/06) - Dolar pertahankan gain terhadap sebagian besar pair-nya pagi ini sebelum Federal Reserve menyimpulkan pertemuan kebijakan dua hari mereka hari ini setelah data yang dirilis kemarin meningkatkan prospek kenaikkan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan investor.

Kemarin, Index Bloomberg Dollar Spot ditutup pada level tertinggi dalam sepekan setelah indeks inflasi AS terakselerasi lebih cepat dari perkiraan. Yen berada di dekat level terendah satu minggu sebelum rilis laporan defisit perdagangan Jepang yang diperkirakan oleh para analis akan melebar. Mata uang Selandia Baru menghentikan penurunannya setelah Cooperative Group Ltd. eksportir susu terbesar di dunia yang berbasis di Auckland mengatakan bahwa harga susu bubuk mengalami kenaikan untuk pertama kalinya.

Index Bloomberg Dollar Spot, yang melacak mata uang AS terhadap 10 mata uang utama lainnya sedikit berubah di 1,014.58 pada 08:27 pagi di Tokyo dibandingkan tingkat kemarin ketika naik 0,3 persen menjadi 1,014.57 - yang merupakan penutupan tertinggi sejak 10 Juni lalu.

Greenback diperdagangkan pada 102,17 yen dari posisi 102,15 yen kemarin dan sempat menyentuh 102,24 yen, tertinggi sejak 11 Juni. Terhadap euro, greenback tidak berubah pada level $ 1,3547. Selain itu, dolar Selandia Baru tidak berubah pada posisi 86.59 sen AS sejak kemarin ketika mata uang tersebut turun 0,2 persen. (frk)

Sumber: Bloomberg

Emas Jatuh Menghentikan Reli Terpanjang Sejak Februari Terkait Spekulasi The Fed

BESTPROFIT FUTURES (18/06) - Emas berjangka jatuh, menghentikan reli terpanjangnya sejak Februari lalu, terkait spekulasi bahwa The Fed akan lebih memangkas stimulus moneternya, meredam permintaan untuk logam mulia sebagai alternatif investasi.
The Federal Open Market Committee(FOMC), yang memulai pertemuan dua hari hari ini, mengurangi laju pembelian obligasi bulanan sebesar $ 10 miliar masing-masing dari empat pertemuan terakhir. Para pejabat AS dan Iran bertemu di Wina seiring Presiden Barack Obama mengkaji terhadap pemberontakan oleh militan Sunni di Irak.
Emas telah turun 8% dalam 12 bulan terakhir seiring pasar ekuitas naik danThe Fed mengurangi stimulus moneternya. Bank sentral mungkin akan menaikkan suku bunga acuan lebih cepat dari pasar uang, mayoritas dari para ekonom mengatakan dalam sebuah survei Bloomberg News.
Emas berjangka untuk pengiriman Agustus turun 0,3% untuk menetap di level $ 1.272 per ons pada pukul 1:37 siang di New York Comex. Harga naik dalam enam sesi sebelumnya, reli terpanjang sejak 18 Februari lalu, di tengah meningkatnya ketegangan di Irak.
Logam mulia naik 70 persen dari Desember 2008 sampai Juni 2011 silam seiring bank sentral membeli utang dan mengadakan biaya pinjaman mendekati nol%.(yds)

Sumber: Bloomberg

Monday 16 June 2014

Impor Nonmigas Dari Tiongkok Semakin Meningkat

Perkembangan impor nonmigas dari Tiongkok menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkini, menunjukkan kinerja yang meningkat. Hal itu ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada nilai impor nonmigas dari negara tersebut dimana pada bulan April dilaporkan dapat mencapai nilai sekitar 2861.7 juta Dollar AS (CIF) .
Pada bulan sebelumnya impor nonmigas dari negara terkait hanya mencapai nilai 2221.3 juta Dollar AS . Dengan demikian kinerja impor nonmigas pada periode Januari – April mengalami penambahan sebesar + 640.4 juta Dollar AS, atau sekitar + 28.82 %.
Data paling akhir dari Badan Pusat Statistik juga menunjukkan bahwa impor nonmigas dari awal tahun ini sampai bulan April secara total mencapai angka 10011.9 juta Dollar AS. Laporan itu menunjukkan adanya peningkatan sebesar + 942.29 juta Dollar AS atau sekitar + 10.38 %, dimana pada periode yang sama tahun lalu hanya mencapai nilai 9069.6 juta Dollar AS.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting mengemukakan bahwa pada analisa kurs BI hari ini Yuan Cina terpantau bergerak terangkat sekitar 4.76 % terhadap mata uang Rupiah pada perdagangan valas CNYIDR dari awal April hingga pekan ini.

Sumber : Vibiznews

Karet Tocom Mulai Bergerak Menjauhi Level 200 Yen

Harga karet di Bursa Tocom pada awal perdagangan sesi pagi ini (17/6) terpantau kembali bergerak melemah setelah pada perdagangan kemarin ditutup turun cukup signifikan. Pelemahan harga karet di Bursa Tocom pada perdagangan sesi pagi ini diduga disebabkan oleh aksi profit taking oleh para investor akibat belum kokohnya sentimen terhadap harga karet.
Pergerakan harga karet yang telah menguat ke level diatas harga psikologis pada kisaran 200 Yen mulai mengalami pelemahan dalam dua hari terakhir perdagangan di Bursa Tocom. Harga karet di Bursa Tocom yang terdongkrak oleh peningkatan impor India serta pergerakan harga minyak akibat konflik Irak mulai memicu aksi profit taking oleh para investor. Selain faktor pergerakan harga yang telah menembus level harga psikologis, pelemahan harga karet juga didorong oleh belum adanya sentimen baru yang memicu aksi menghindari kemungkinan loss oleh investor.
Pada awal perdagangan sesi pagi ini di Bursa Tocom, harga karet terpantau sedang bergerak melemah. Harga karet berjangka Tocom untuk kontrak November 2014 yang pada penutupan kemarin ditutup melemah di level 199,6 Yen, kini kembali turun 0,45% ke level 198,7 Yen/kg atau melemah 0,9 Yen/kg.
Sedangkan dari Bursa Shanghai Future Exchange, harga karet juga terpantau sedang bergerak melemah. Harga karet berjangka SHFE untuk kontrak September 2014 turun 1,01% ke tingkat harga 14.190 Yuan/ton atau melemah 145 Yuan/ton.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga karet di Bursa Tocom berpotensi untuk kembali melemah pada perdagangan hari ini. Hal tersebut dilandasi oleh potensi tingginya kemungkinan aksi profit taking oleh para investor yang dapat kembali melemahkan harga karet menjauhi level 200 Yen. Terkait pergerakan harga karet pada perdagangan hari ini, karet Tocom diprediksi akan bergerak di kisaran 196,5-201 Yen.

Sumber : Vibiznews

Saham Jepang Rebound Setelah Mencatat Penurunan Terbesar Dalam Sebulan

BESTPROFIT FUTURES (17/06) - Saham Jepang dibuka naik setelah indeks Topix kemarin mengalami penurunan terbesarnya dalam sebulan terakhir. Produsen pembuat mesin dan pialang memimpin kenaikan di indeks tersebut.

Indeks Topix naik 0,2 persen ke level 1,236.82 pukul 09:01 pagi di Tokyo, dengan lebih dari dua saham yang naik untuk setiap satu yang turun. Indeks tersebut tergelincir 0,8 persen kemarin, terbesar sejak 19 Mei. Indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,2 persen hari ini ke 14,963.48. Yen bertahan di posisi 101,88 per dolar setelah kemarin naik sebesar 0,2 persen.

Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 sedikit berubah. Indeks tersebut kemarin naik 0,1 persen setelah meningkatnya aktivitas merger dan akuisisi perusahaan serta pertumbuhan di bidang manufaktur Amerika yang dibayangi oleh meningkatnya ketegangan di Irak.

Data yang dirilis kemarin menunjukkan bahwa tingkat produksi industri AS tumbuh melebihi perkiraan pada bulan Mei, menandai gain di bidang manufaktur dalam mendukung naiknya pertumbuhan ekonomi AS. Menurut laporan terpisah, aktivitas manufaktur Empire, New York naik menjadi 19,28, melebihi estimasi rata-rata di angka 15 dalam survei Bloomberg terhadap para ekonom.(frk)

Sumber: Bloomberg

General Motors kembali tarik 3,2 juta mobil karena masalah pengapian

BESTPROFIT FUTURES (17/06) - Senin kemarin General Motors (GM) kembali menarik 3,2 juta mobil di Amerika Serikat untuk memperbaiki masalah saklar pengapian yang dapat menyebabkan mobil kehilangan daya.
GM juga mengumumkan penarikan sekitar 165.770 kendaraan di Amerika Serikat untuk berbagai masalah yang timbul, termasuk dengan transmisi otomatis dan power steering. Dikatakan bahwa perbaikan ini akan menelan biaya sekitar $ 700 juta pada kuartal kedua, termasuk penyediaan $ 400 juta pada penarikan kendaraan sebelumnya. (brc)
Sumber : AFP

Jelang Pertemuan The Fed, Emas Diperdagangkan Dibawah 3 Minggu Tertinggi

BESTPROFIT FUTURES (17/06) - Emas pagi ini diperdagangkan dibawah 3 minggu tertinggi jelang pertemuan dua hari The Fed hari ini dan setelah investor mengkaji ketegangan yang terjadi di Irak dan Ukraina.

Emas untuk pengiriman segera diperdagangkan di level US$ 1.272.69 per ons pada 9:05 pagi di Singapura dari level US$ 1,272 per ons kemarin, menurut Bloomberg generic pricing. Bullion naik ke level US$ 1.284.96 kemarin, level tertinggi Bullion sejak 27 Mei lalu, yang menghapus keuntungan setelah data AS menunjukkan perkiraan produksi pabrik mengalahkan perkiraan sementara sentimen pembangunan mengalami lonjakan terbesar dalam hampir setahun.

Emas telah naik 5,9 persen dalam tahun ini setelah menghentikan 12 tahun bull run pada tahun 2013 terhadap ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas stimulus moneter setelah perekonomian AS membaik. Para pembuat kebijakan telah memotong pembelian aset sebanyak empat kali dalam tahun ini.

Emas untuk pengiriman Agustus diperdagangkan pada level US$ 1,272.80 per ons di Comex New York dari level US$ 1,275.30 kemarin. Emas berjangka mengakhiri reli terpanjangnya kemarin sejak bulan Februari pasca intensifnya pertempuran di Irak dan memburuknya hubungan antara Ukraina dan Rusia.

Perak untuk pengiriman segera naik 0,1 persen ke level US$ 19,6895 per ons.(frk)

Sumber: Bloomberg

Sunday 15 June 2014

Harga Bahan Bakar di Tiongkok Turun, Permintaan Minyak Mentah Berkurang Banyak

Harga bahan bakar di negeri Tiongkok mengalami penurunan yang signifikan khususnya bahan bakar untuk kontrak berjangka yang disebabkan lebihnya pasokan minyak yang picu kenaikan eksport. Permintaan Minyak dari Tiongkok mengalami penurunan di bulan Mei lalu yang turun 3,1 persen dari permintaan bulan sebelumnya, penurunan permintaan ini merupakan penurunan paling banyak sejak Agustus 2013. Hal ini disebabkan pasokan minyak yang berlebih sehingga pemerintah mendorong perusahaan-perusahaan minyak di negeri tersebut mengekspornya untuk memangkas persediaan ekonomi yang melambat.
Kegiatan ekonomi di  China stabil pada bulan Mei karena pemerintah menggenjot langkah-langkah kebijakan untuk menahan perlambatan lebih tajam, oleh buruknya kinerja  penjualan sektor ritel  sejak Desember 2013 lalu. Dalam mengkonsumsi minyak mentah, Tiongkok mengkonsumsi sekitar 9.410.000 barel per hari (bph) minyak bulan lalu sesuai dengan laporan data statistik pemerintah.
Jumlah tersebut telah  turun  dalam sembilan bulan dan turun dari 9.710.000 barel per hari pada bulan April, dan secara basis tahunan konsumsi di bualan Mei  turun 0,7 persen dari 9.480.000 barel per hari tahun sebelumnya. Dan Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan dalam laporan Mei lalu bahwa total permintaan minyak China akan   meningkat 355.000 barel per hari, atau 3,5 persen, untuk seluruh 2014.
Dari laporan IEA juga, permintaan minyak Tiongkok hanya tumbuh 1,3 persen pada kuartal pertama tahun ini dan lembaga ini menargetkan pertumbuhan Tiongkok tumbuh 7,5 persen  yang didorong peningkatan bensin, bahan bakar jet dan produk petrokimia.
Selain itu sebagai informasi Biro Statistik Nasional (NSB)  melaporkan permintaan minyak mentah harian olahan China mengalami penurunan sebesar 1,3 persen menjadi 9,5 juta barel per hari dari 9.630.000 barel per hari pada bulan April yang disebabkan  kilang memasuki musim pemeliharaan. 
Sebagai catatan, ekspor bahan bakar bersih pada bulan Mei adalah 410.000 ton, atau 92.580 barel per hari yang naik dibandingkan dengan impor bersih dari 340.000 ton pada bulan April dan 1,25 juta ton di tahun sebelumnya seperti yang dilaporkan bea cukai setempat sebelumnya.
Sedangkan untuk impor minyak, Tiongkok  mengimpor 6.140.000 barel per hari minyak mentah pada bulan Mei lalu, jumlah impor ini turun 9,4 persen dari rekor tinggi 6,78 juta barel per hari pada bulan April.
Kelebihan pasokan minyak di negeri ini menyebabkan harga bakar di bursa Shanghai mengalami penurunan yang cukup signifikan, pekan lalu harga minyak mentah di bursa SHFE  anjlok ke 3807 RMB dari harga 4505 RMB.

Sumber : Vibiznews

Meningkatnya Ketegangan Irak Ikut Tekan Bursa Saham Jepang

BESTPROFIT FUTURES (16/06) - Saham Jepang turun pagi ini setelah indeks Topix ditutup naik untuk mingguan keempatnya seiring meningkatnya kekerasan di Irak dan janji Perdana Menteri Shinzo Abe untuk memotong pajak perusahaan yang gagal mengangkat sentimen investor.

Index Topix turun 0,2 persen ke level 1,241.35 pada 09:01 pagi di Tokyo setelah naik 0,8 persen pada minggu lalu. Nikkei 225 Stock Average turun 0,4 persen ke level 15,043.07. Sementara Bank of Japan mempertahankan kebijakannya pasca hasil rapat kebijakannya pada tanggal 13 Juni lalu, Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan akan memotong pajak perusahaan pada tahun 2015 dan menurunkan tingkat suku bunga di bawah 30 persen dalam beberapa tahun kedepan.

Meskipun telah mengalami rebound 8,2 persen dari level terendah 21 Mei hingga pekan lalu, indeks Topix masih menjadi bursa berkinerja terburuk tahun ini di antara 24 pasar negara maju yang dilacak oleh Bloomberg. Index tersebut  tandai reli terbesar di dunia tahun lalu setelah bank sentral Jepang mengeluarkan kebijakan pelonggaran moneter terbesarnya.

Index Toraku 25-hari, yang membandingkan jumlah saham yang naik dengan yang turun di Topix, tetap di atas angka 120 dalam tiga hari terakhir, level yang mengisyaratkan bahwa saham telah naik terlalu jauh dan terlalu cepat.

Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 turun 0,3 persen pagi ini. Ukuran ekuitas AS tersebut naik 0,3 persen pada 13 Juni setelah reli digerakan oleh saham Intel Corp.

Tentara Irak kemarin telah menewaskan lebih dari 279 pemberontak seiring meningkatnya perang saudara di Irak dengan gerilyawan Muslim Sunni Kemarin. (frk)

Kilau Emas di Bursa COMEX Berlanjut Hingga Pertengahan Juni

Harga emas di Bursa COMEX pada interval perdagangan 9 sampai dengan 13 Juni ditutup dengan penguatan secara agregat sepekan cukup signifikan. Penguatan harga emas pada pekan lalu, dipicu oleh pelemahan perekonomian AS pada periode Mei lalu dan kondisi geopolitik global yang kembali memanas di Timur Tengah dan Afrika.
Beberapa Rilis data AS dan kembali munculnya konflik di Timur Tengah pada pekan lalu, menjadi fondasi cukup kuat bagi komoditas emas untuk mengalami penguatan. Emas yang pada pekan sebelumnya menguat akibat insentif perekonomian Eropa oleh ECB, kembali melaju mendekati level $.1300/t oz pekan lalu.
Perekonomian AS dan Tiongkok terpantau menjadi determinan terkuat pada pergerakan harga pekan lalu. Penguatan emas secara agregat pekan lalu, sempat diawali dengan pelemahan akibat sentimen kuat dari data pekerja AS yang positif. Data yang rilis pada pekan sebelumnya tersebut membuat harga emas masih berada di zona merah dan diperburuk oleh penguatan nilai mata uand Dollar AS di hari pertama perdagangan pekan lalu.
Namun pelemahan nilai emas, langsung berbalik ke trend menguat dalam level signifikan pada hari kedua perdagangan pekan ini. Data perekonomian Tiongkok dan kisruh buruh pertambangan di Afrika Selatan menjadi fundamental positif kuat yang menggerakan emas cukup kokoh di zona hijau. Inflasi Tiongkok yang terpantau naik ke level 2,5% pada Mei, memicu peralihan investor untuk melepas risiko terhadap pelemahan nilai investasi Yuan ke logam emas. Sedangkan kisruh pertambangan di Afrika Selatan selaku salah satu penghasil emas terbesar dunia, meningkatkan harga emas dengan potensi gangguan supply emas global.
Pergerakan signifikan pada komoditas emas, kembali terjadi jelang akhir periode perdagangan pekan lalu akibat rilis beberapa faktor fundamental yang membuat sentimen positif sebelumnya semakin kokoh. Data perekonomian AS yang akhirnya terpantau berada dalam kondisi negatif, melecut kuat komoditas emas untuk kembali bergerak signifikan ke zona penguatan. Sektor ritel yang mengalami pelemahan dari level 0,5 ke 0,3 serta klaim pengangguran yang naik dari 313.000 ke 317.000 pada bulan Mei mengindikasikan pelemahan perekonomian AS dan berdampak pada kembali menguatnya minat pada investasi safe haven.
Selain faktor dari data perekonomian AS yang melemah, emas di Bursa COMEX juga terdorong oleh kondisi geopolitik global yang kembali memanas di kawasan timur tengah. Irak yang kembali dilanda konflik akibat serangan ISIS atau kelompok militan yang dahulu dikenal dengan Al-Qaida. Terpantau pada Kamis akhir pekan lalu, ISIS sedang berupaya menguasai daerah sentral Irak yaitu Baghdad sehingga berpotensi untuk memicu perang regional.
Pada perdagangan pekan lalu di Bursa COMEX, harga emas ditutup dengan mengalami penguatan signifikan secara agregat sepekan. Harga emas spot COMEX pada pekan lalu ditutup naik 1,92% secara agregat sepekan ke tingkat harga $1.276,6/t oz atau menguat $24,1/t oz. Sedangkan untuk emas berjangka COMEX untuk kontrak paling laku Agustus 2014 naik 1,73% ke tingkat harga $1.274,1/t oz atau menguat $21,6/t oz.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga emas pada pekan ini akan sangat dipengaruhi oleh data-data moneter global yang akan rilis pada pekan ini. Data Inflasi Inggris dan AS yang akan rilis pada Selasa waktu setempat serta keputusan tingkat suku bunga oleh The Fed pada hari Kamis akan menjadi sentimen kuat penggerak harga emas pada pekan ini.
Namun, melihat prediksi inflasi AS dan Inggris yang diprediksikan mengalami penurunan, harga emas diperkirakan akan bergerak flat cenderung menguat dalam posisi menunggu data dengan kemungkinan lonjakan tajam apabila data tidak berada sesuai ekspektasi seperti halnya beberapa rilis pekan lalu. Terkait pergerakan harga emas, range normal emas pada pekan ini terdapat pada kisaran $1.241-$1.296 untuk emas spot dan $1,239-$1.295,5 untuk emas berjangka kontrak Agustus 2014.

Sumber : Vibiznews

Ekspor Nonmigas Ke Uni Eropa Lainnya Melemah

Ekspor nonmigas ke Uni Eropa Lainnya menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkini menunjukkan kinerja yang menurun dan perkembangan tersebut ditunjukkan nilai ekspor nonmigas bulan April yang hanya mencapai nilai 811.4 juta Dollar AS .
Sementara itu pada bulan sebelumnya ekspor nonmigas ke negara tersebut dapat mencapai nilai 892.1 juta Dollar AS, sehingga dengan demikian kinerja ekspor nonmigas pada periode tersebut mengalami penurunan sebesar -80.7 juta Dollar AS, atau melemah sebesar -9.04 %.
Data terkini dari Badan Pusat Statistik juga menunjukkan bahwa ekspor nonmigas dari awal tahun ini sampai bulan April secara total mencapai angka 3655.4 juta Dollar AS. Perkembangan tersebut menunjukkan adanya penurunan kumulatif sebesar -10 juta Dollar AS atau sekitar -0.27 %, dimana pada periode yang sama tahun lalu mencapai nilai 3665.4 juta Dollar AS.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting mengemukakan bahwa pada analisa kurs BI hari ini Dollar Amerika Serikat terpantau bergerak terangkat naik sekitar 4.52 % terhadap mata uang Rupiah pada perdagangan valas dari awal April hingga pekan ini.

Sumber : Vibiznews

Impor Nonmigas Dari Negara Utama Lainnya Dilaporkan Naik

Impor nonmigas dari Negara Utama Lainnya berdasarkan kepada laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkini menunjukkan kinerja yang meningkat. Hal demikian ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada nilai impor nonmigas dari negara tersebut dimana nilai pada bulan April dilaporkan dapat mencapai angka sekitar 7258.6 juta Dollar AS (CIF).
Pada pada bulan sebelumnya impor nonmigas dari negara terkait hanya mencapai nilai 5903.4 juta Dollar AS . Dengan demikian kinerja impor nonmigas pada rentang Januari – April mengalami penambahan sebesar + 1355.2 juta Dollar AS, atau sekitar + 22.95 %.
Data terkini dari Badan Pusat Statistik juga menunjukkan bahwa impor nonmigas dari awal tahun ini sampai bulan April secara total mencapai angka 25508.4 juta Dollar AS. Perkembangan itu menunjukkan adanya penurunan sebesar -353.19 juta Dollar AS atau turun -1.36 %, dimana pada periode yang sama tahun lalu hanya mencapai nilai 25861.6 juta Dollar AS.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting mengemukakan bahwa pada analisa kurs BI hari ini Dollar Amerika Serikat terpantau bergerak terangkat naik sekitar 4.52 % terhadap mata uang Rupiah pada perdagangan valas dari awal April hingga pekan ini.

Sumber : Vibiznews

Thursday 12 June 2014

Terpengaruh Karet Shanghai, Karet Tocom Bergerak Melemah

Harga karet di Bursa Tocom pada awal sesi perdagangan pagi ini (13/4) terpantau sedang mengalami pelemahan. Pelemahan harga karet di Bursa Tocom disebabkan oleh harga karet di Bursa Shanghai yang melemah pada perdagangan Kamis kemarin.
Pelemahan di Bursa Shanghai terpantau masih mempengaruhi pergerakan harga karet di Bursa Tocom pada perdagangan sesi pagi hari ini. Harga karet Shanghai yang anjlok hingga 1,47% pada perdagangan hari Kamis, membuat harga karet Tocom tidak mampu untuk kembali menguat setelah sejak awal pekan berhasil rally hingga 4 hari berturut-turut.
Selain faktor pelemahan harga karet Shanghai, karet Tocom juga mengalami tekanan imbas pelemahan bursa saham Jepang. Indeks Nikkei yang ditutup melemah pada Kamis lalu dan masih melanjutkan pelemahan pada pagi ini turut menjadi sentimen negatif pada pergerakan harga karet Tocom.
Pada awal sesi pagi ini di Bursa Tocom, harga karet terpantau bergerak melemah. Harga karet berjangka Tocom untuk kontrak November 2014 turun 0,85% ke tingkat harga 197 Yen/kg atau melemah 1,7 Yen/kg.
Sedangkan dari pembukaan Bursa Shanghai Future Exchanges, harga karet juga terpantau melemah. Harga karet berjangka SHFE untuk kontrak September 2014 dibuka melemah 0,88% ke tingkat harga 14.130 Yuan/ton atau turun 125 Yuan/ton.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga karet di Bursa Tocom masih akan cenderung bergerak melemah pada perdagangan hari ini. Hal tersebut dilandasi oleh sentimen negatif dari melemahnya bursa Nikkei serta karet Shanghai  yang diperburuk oleh penguatan Yen pada saat ini. Terkait pergerakan harga pada hari ini, karet Tocom diprediksi akan bergerak di kisaran 194-201 Yen.

Sumber : Vibiznews

Harga Kopi Lanjut Rally Hari Ke-2

Harga kopi baik varian Arabika maupun Robusta terpantau kembali berhasil ditutup menguat pada perdagangan di Bursa ICE US dan LIFFE dini hari tadi (12/6). Penguatan harga kopi pada perdagangan Kamis 12 Juni 2014 di Bursa ICE US dan LIFFE dipicu oleh ketidakpastian output kopi Brazil jelang masa panen.
Ketidakpastian dampak kekeringan berkepanjangan di Brazil jelang masa panen masih memberikan efek volatilitas terhadap pergerakan harga kopi. Setelah sebelumnya dampak dari ketidakpastian output berdampak pada melemahnya harga kopi sejak Mei lalu, rendahnya harga kopi pasca kemerosotan justru beralih pada rally di dua hari terakhir. Penguatan harga kopi dalam dua perdagangan terakhir, diduga disebabkan oleh prediksi harga yang terlalu rendah disaat masih ada potensi pengurangan output akibat cuaca panas yang masih terus berlangsung di Brazil.
Selain faktor sentimen dari rendahnya harga kopi di bursa, kopi juga diprediksi masih akan tetap berada dalam kondisi output yang berkurang pada periode ini. Dampak kekeringan Brazil, menurut beberapa analis akan berdampak pada pengurangan output kopi Brazil periode 2014/2015 hingga di kisaran 10%. Safras E Mercado, analis tingkat panen Brazil, memprediksi kopi Brazil akan turun 9% dibandingkan data panen sebelumnya di kisaran 48,9 juta untuk kopi kantong 60kg. Dari analisis lainnya, Citigroup memprediksi output kopi Brazil akan berada di level yang lebih rendah yaitu hanya pada 44,25 juta kantong.
Pada perdagangan Kamis 12 Juni 2014 di Bursa ICE US, harga kopi Arabika ditutup menguat untuk hari kedua beruntun. Harga kopi Arabika berjangka ICE US untuk kontrak Juli 2014 naik 0,20% ke tingkat harga $171,95/ton atau menguat $0,35/ton.
Sedangkan dari Bursa LIFFE, harga kopi Robusta juga terpantau mengikuti jejak pergerakan harga kopi Arabika ICE dengan mengalami penguatan dua hari beruntun. Harga kopi Robusta berjangka LIFFE untuk kontrak Juli 2014 ditutup menguat 0,67% ke tingkat harga $1.957/ton atau naik $13/ton.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga kopi berpotensi mengalami pelemahan pada perdagangan hari ini di Bursa LIFFE dan ICE US. Hal tersebut dilandasi oleh potensi profit taking yang cukup tinggi di perdagangan akhir pekan setelah harga kopi Arabika dan Robusta naik di kisaran 4% dalam dua perdagangan terakhir. Terkait pergerakan harga, kopi diprediksi akan berada di kisaran $166-$176 untuk Arabika dan $1.861,5-$1.887,5.

Sumber : Vibiznews

Bursa Saham Asia Turun untuk Hari Kedua ditengah Kekerasan di Iraq

BESTPROFIT FUTURES (13/06) - Saham Asia jatuh mengirim indeks acuan regional menuju penurunan untuk hari kedua pasca ekuitas AS merosot dan minyak melonjak di tengah kekerasan yang meningkat di Irak.
Indeks MSCI Asia Pacific turun sebesar 0,3 persen ke level 143,92 pukul 09:01 pagi di Tokyo. Indeks bersiap untuk gain selama sepakan berturut-turut di tengah tanda-tanda mulai stabil ekonomi China dan pemulihan AS masih utuh. Gelombang kekerasan berlangsung di seluruh Irak dalam tiga tahun terakhir pasca tentara AS mundur, mengangkat prospek terjadinyanya kembali perang saudara sektarian di produsen minyak terbesar kedua OPEC tersebut.
Indeks Topix Jepang turun sebesar 0,7 persen karena yen menguat dalam tiga hari terakhir sebelum Bank of Japan mengakhiri pertemuan kebijakannya hari ini. Indeks Kospi Korea Selatan turun sebesar 0,3 persen. Indeks S&P/ASX 200 Australia turun sebesar 0,1 persen dan Indeks NZX 50 Selandia Baru tergelincir sebesar 0,4 persen. Pasar finansial di Hong Kong dan China belum dibuka ketika berita ini diturunkan.
Analis memproyeksikan BOJ tidak akan membuat perubahan kebijakannya hari ini untuk kebijakan perluasan basis moneternya dari 60 triliun yen menjadi  70 trliun yen per tahun. (izr)
Sumber: Bloomberg

Yen Bersiap Menuju Gain Mingguan Terkait Pertemuan BOJ

BESTPROFIT FUTURES (13/09) - Yen bersiap untuk gain mingguan terhadap sebagian besar dari 16 mata uang utama sebelum akhir pertemuan Bank of Japan di mana para ekonom memprediksi tidak ada perubahan kebijakan, mendukung penguatan mata uang.
Dolar Selandia Baru memimpin kenaikan di antara mata uang yang paling ditransaksikan pekan ini seiring asisten gubernur bank sentral mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg News bahwa pihak otoritas bank sentral ingin mempertahankan tingkat suku bunga "lebih ke tingkat netral." Dolar Australia berada di dekat level tertingginya dalam dua bulan terakhir sebelum laporan yang diperkirakan akan menunjukkan penjualan ritel dan pertumbuhan produksi industri di China, mitra dagang terbesarnya, naik pada bulan Mei. Pound Inggris menguat terhadap euro ke level tertingginya sejak November 2012.
Yen ditransaksikan di level 101,71 per dolar pukul 08:51 di Tokyo, yen bergerak mendatar kemarin dan menguat sebesar 0,8 persen pekan ini. Yen tidak berubah pada level 137,83 per euro dari level 139,80 kemarin dan pada tanggal 6 Juni lalu. Euro dibeli dilevel $1,3550 dari $1,3552 kemarin, ditetapkan sebagai penurunan mingguan sebesar 0,7 persen. Mata uang Euro merosot tajam di level 79,94 pence, sejak November 2012 lalu.
BOJ, yang dipimpin oleh Gubernur Haruhiko Kuroda, telah membuat kebijakan membeli sekitar 7 triliun yen (US$ 68.8 miliar) obligasi pemerintah bulan sejak April 2013 lalu. Semua 33 analis yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan bank sentral akan mempertahankan kebijakan tidak berubah hari ini. Sekita Sembilan persen ekonom yang disurvei dari 03-06 Juni memprediksi stimulus moneter tambahan pada bulan Juli, turun dari 38 persen pada survei sebelumnya. (izr)
Sumber: Bloomberg

Emas Dekati Level 3 Pekan Tertinggi; Platinum, Paladium Jatuh

BESTPROFIT FUTURES (13/06) - SAN FRANCISCO - Harga emas reli pada hari kamin, mencatat level penutupan tertinggi dalam hampir tiga minggu terakhir terkait gejolak di Irak dan melemahnya ekuitas AS yang mendorong permintaan.
Sementara itu platinum dan paladium merosot, paladium turun hampir 5% sehari ini setelah ditutup pada level tertinggi sejak 2001 silam.
Emas untuk pengiriman Agustus naik ke level $ 12,80, atau 1%, untuk menetap di level $ 1.274 per ons di Comex New York Mercantile Exchange. membukukan penutupan tertinggi sejak 23 Mei lalu, berdasarkan kontrak yang paling aktif.
Perak, naik 36 sen, atau sekitar 1,9%, berada di level harga $ 19,53 per ons, mencatat penutupan tertinggi untuk kontrak teraktif sejak pertengahan Mei.(yds)

Sumber: Bloomberg

Wednesday 11 June 2014

Defisit Perdagangan India Semakin Menyempit

Ekspor di India tumbuh dengan angka double-digit untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan pada bulan Mei, dan mempersempit defisit perdagangan dan pengaturan tanah untuk mengurangi pembatasan pada impor emas.
Ekspor bulan lalu naik 12,4 persen menjadi $ 28 miliar dari tahun sebelumnya, sementara impor turun 11,4 persen menjadi $ 39230000000 seperti yang dilaporkan Departemen Perdagangan & Perindustrian, Sehingga jika dihitung selisihnya maka perdagangan India masih mengalami defisit namun semakin menyempit. Defisit perdagangan menyempit menjadi $ 11230000000 dari $ 19370000000 tahun sebelumnya.
Defisit perdagangan yang meluas di India, didorong oleh impor emas besar-besaran, dan juga alasan utama defisit current account negara yang membengkak ke tingkat rekor pada 2013, menyeret mata uang India ke rekor rendah bebrapa waktu lalu.
Yang memaksa pemerintah dan bank sentral untuk memberlakukan pembatasan pada impor emas. Langkah-langkah ini membantu menurunkan impor emas dalam beberapa bulan terakhir, pemotongan kesenjangan transaksi berjalan untuk $ 32000000000 tahun fiskal terakhir dari $ 88000000000 tahun sebelumnya.

Sumber : Vibiznews

Wall Street Ditutup Anjlok Diganjal Kasus Bank of America

Bursa saham AS ditutup anjlok, indeks Dow Jones industrial average turun 102,04 poin atau 0,60 persen, ke 16,843.88. indeks S & P 500 turun 6,90 poin atau 0,35 persen, ke 1,943.89 dan  Nasdaq Composite jatuh 6,07 poin atau 0,14 persen, ke 4,331.93. Volume sekali lagi di bawah rata-rata. Dengan hanya 5,2 miliar saham berpindah tangan di bursa AS.
Proyeksi pertumbuhan yang lebih rendah dari Bank Dunia memberikan kesempatan kepada investor untuk melepas beberapa saham. Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk 2014 menjadi 2,8 persen dari 3,2 persen karena musim dingin yang keras di AS dan dampak dari krisis Ukraina.
Hambatan terbesar pada S & P 500 adalah Bank of America Corp, turun 2,1 persen pada $ 15,59. Bank telah mencapai jalan buntu dalam negosiasi penyelesaian bernilai miliaran dolar dengan Departemen Kehakiman AS terkait investasi mortgage bank.
Micron Technology Inc  naik 5 persen menjadi $ 30,99 sehari setelah Credit Suisse menaikkan target harga pada saham pembuat chip memori $ 30 menjadi $50.
Indeks Volatilitas CBOE naik 5,6 persen menjadi 11,60 tetapi tetap jauh di bawah rata-rata historisnya dari 20, terendah sejak Februari 2013.
Saham Orexigen Therapeutics Inc saham merosot 14,7 persen menjadi $ 5,81 setelah Food and Drug Administration AS menunda keputusan pada aplikasi pemasaran untuk obat obesitas sebesar tiga bulan.

Sumber : Vibiznews

Saham Asia Jatuh dari Level Enam Tahun Tertingginya Pasca Saham AS Melemah

BESTPROFIT FUTURES (12/06) - Saham Asia jatuh mengirim indeks acuan regional turun dari level penutupan tertingginya dalam enam tahun terakhir karena para investor menimbang tingkat valuasi pasca ekuitas AS melemah.
Indeks MSCI Asia Pacific turun sebesar 0,3 persen ke level 144,09 pukul 09:02 pagi di Tokyo. Indeks rebound sebesar 11 persen hingga kemarin dari level terendahnya tahun ini pada bulan Februari lalu di tengah tanda-tanda mulai stabilnya ekonomi China dan pemulihan ekonomi AS. Saham di indeks tersebut ditransaksikan pada 13,3 kali estimasi laba kemarin, dibandingkan dengan kelipatan 16,4 untuk indeks Standard & Poor 500 dan 15,5 untuk Indeks Stoxx Europe 600.
Indeks Topix Jepang merosot sebesar 0,7 persen. Indeks Kospi Korea Selatan dan indeks S&P/ASX 200 Australia mendatar. Indeks NZX 50 Selandia Baru melemah sebesar 0,1 persen setelah Reserve Bank Selandia Baru menaikkan tingkat suku bunga untuk ketiga kalinya tahun ini dan mengisyaratkan pengetatan kebijakan moneter.
Mata uang Yen Jepang menguat hari ketiga di tengah spekulasi Bank of Japan (BOJ) akan menahan diri dari memperluas stimulus pada pertemuannya yang dimulai hari ini, berbeda dengan Bank Sentral Eropa (BOE) yang meluncurkan pelonggaran kebijakan moneternya pekan lalu. Yen naik sebesar 0,1 persen menjadi 102 per dolar hari ini pasca menguat 0,3 persen kemarin. (izr)
Sumber: Bloomberg

Indeks Topix Jatuh dari Level Empat Bulan Tertinggi Akibat Penguatan Yen

BESTPROFIT FUTURES (12/06) - Saham Jepang jatuh mengirim indeks Topix turun dari level tertingginya dalam lebih dari empat bulan terakhir karena yen Jepang menguat dan saham AS mengalami koreksi.
Indeks Topix merosot sebesar 0,7 persen ke level 1,230.82 pukul 09:01 pagi di Tokyo pasca penutupan kemarin di level tertingginya sejak 29 Januari lalu. 31 saham kelompok sub industri melemah. Indeks Nikkei 225 Stock Average turun sebesar 0,8 persen ke level 14,951.92. Yen naik sebesar 0,1 persen ke level 102,01 per dolar setelah penguatan sebesar 0,5 persen dalam dua hari terakhir. Mata uang Jepang kemarin menyentuh level tertingginya dalam empat bulan terakhir terhadap euro.
Analis dari JPMorgan Chase & Co dan Pierpont Securities LLC kemarin mengatakan ekonomi AS kemungkinan mengalami kontraksi lebih dari yang diperkirakan pada kuartal pertama terkait penurunan pengeluaran kesehatan. Produk domestik bruto (PDB) turun sebesar 1,6 persen, JPMorgan mengatakan, lebih tajam daripada angka kontraksi yang direvisi sebesar 1 persen pada 29 Mei lalu.
Sementara indeks Topix naik sebesar 7,7 persen dari level terendahnya pada 21 Mei lalu. namun masih menjadi performa terburuk tahun ini di antara 24 pasar negara maju yang dilacak oleh Bloomberg. Indeks ditutup menghentikan reli tahun lalu karena Bank of Japan (BOJ) menekankan pelonggaran moneter ke rekornya. Bank sentral dijadwalkan mengadakan pertemuannya hari ini. (izr)
Sumber: Bloomberg

Emas Catat Kenaikan dalam Sesi Ketiga, Bertahan di atas US$ 1.260

BESTPROFIT FUTURES (12/06) - SAN FRANCISCO - Emas berjangka berakhir lebih tinggi untuk sesi ketiga berturut-turut di hari Rabu, memperpanjang kenaikan moderat di atas US$ 1.260 per ons karena terpuruknya optimisme atas prospek pertumbuhan global dan ekuitas memberikan kembali beberapa keuntungan dari rekaman berjalan mereka.

Emas untuk pengiriman Agustus naik US$ 1,10, atau 0,1%, untuk menetap di level US$ 1,261.20 per ons di divisi Comex New York Mercantile Exchange. Harga, yang menandai dua minggu penutupan tertinggi, naik sekitar 0,6% selama dua sesi perdagangan terakhir.

Silver Juli berakhir stagnan di level US$ 19,17 per ons.(frk)

Sumber: MarketWatch

Tuesday 10 June 2014

Impor Nonmigas Dari Jerman Mengalami Peningkatan

Impor nonmigas dari Jerman berdasarkan kepada laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkini menunjukkan kinerja yang meningkat. Hal demikian ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada nilai impor nonmigas dari negara tersebut dimana nilai pada bulan April dilaporkan dapat mencapai angka sekitar 395 juta Dollar AS (CIF).
Pada pada bulan sebelumnya impor nonmigas dari negara terkait hanya mencapai nilai 303.1 juta Dollar AS . Dengan demikian kinerja impor nonmigas pada rentang Januari – April mengalami penambahan sebesar + 91.9 juta Dollar AS, atau sekitar + 30.32 %.
Data terkini dari Badan Pusat Statistik juga menunjukkan bahwa impor nonmigas dari awal tahun ini sampai bulan April secara total mencapai angka 1379.2 juta Dollar AS. Perkembangan itu menunjukkan adanya penurunan sebesar -295.8 juta Dollar AS atau sekitar -17.65 %, dimana pada periode yang sama tahun lalu hanya mencapai nilai 1675 juta Dollar AS.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting mengemukakan bahwa pada analisa kurs BI hari ini Euro terpantau bergerak menguat sekitar 0.62 % terhadap mata uang Rupiah pada perdagangan valas dari awal April hingga pekan ini.

Sumber : Vibiznews

Sempat Tembus $105 per Barrel, Minyak WTI Melemah Akibat Profit Taking

Harga minyak mentah di Bursa NYMEX pada penutupan perdagangan Selasa 10 Juni 2014 di Bursa NYMEX dini hari tadi terpantau ditutup melemah. Pelemahan harga minyak pada penutupan dini hari tadi dipicu oleh aksi profit taking sebagai kelanjutan rally harga minyak mentah sejak Jumat lalu.
Kenaikan harga minyak mentah di Bursa NYMEX secara signifikan dalam dua perdagangan terakhir mulai berdampak pada aksi profit taking pada perdagangan Selasa 10 Juni. Harga minyak Brent yang sejak Kamis telah menguat 1,1% dan WTI yang juga naik hingga 1,88% memicu investor untuk segera mencairkan keuntungan dari investasinya.
Walaupun ditutup melemah, posisi minyak mentah dari pergerakan harga sepanjang perdagangan Selasa terpantau masih cukup kuat. Berdasarkan pergerakan harga sepanjang perdagangan lalu, minyak WTI bahkan sempat menembus tingkat harga $105 dan $110 pada minyak Brent.
Sebelumnya, harga minyak mentah sedang berada dalam trend menguat akibat sentimen positif dari data pekerja AS dan juga neraca perdagangan Tiongkok. Berdasarkan rilis data tersebut yang berada di kondisi positif, memicu indikasi akan adanya potensi peningkatan demand minyak mentah dari kedua negara. Namun, Sentimen positif tersebut diduga sedikit berkurang akibat data inflasi Tiongkok yang meningkat sehingga berpotensi untuk melemahkan daya beli investor asal Tiongkok.
Pada penutupan perdagangan Selasa 10 Juni 2014 di Bursa NYMEX dini hari tadi, harga minyak WTI ditutup melemah. Harga minyak WTI berjangka untuk kontrak Juli 2014 turun 0,06% ke tingkat harga $104,35/barrel atau melemah $0,06/barrel.
Sedangkan untuk harga minyak jenis Brent, pada dini hari tadi terpantau juga ditutup melemah cukup signifikan. Harga minyak Brent berjangka NYMEX untuk kontrak Juli 2014 turun hingga 0,43% ke tingkat harga $109,5/barrel atau melemah $0,47/barrel.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga minyak mentah berpotensi kembali menguat tipis pada perdagangan hari ini. Hal tersebut dilandasi oleh masih adanya sentimen positif dari data pekerja AS dan neraca perdagangan Tiongkok. Namun penguatan dari sentimen tersebut, diduga akan tertahan oleh posisi tunggu data persediaan minyak mentah AS oleh Departemen Energi AS dan keputusan pertemuan anggota OPEC pada Rabu ini. Terkait pergerakan harga, diprediksi minyak mentah di Bursa NYMEX akan berada di kisaran $108-$111 untuk Brent dan  $103,75-$105,5 untuk WTI.

Sumber : Vibiznews

Indeks Topix Rebound Dari Penurunan Tiga Pekan Terbesarnya

BESTPROFIT FUTURES (11/06) - Indeks Topix Jepang naik pasca turun tajam dalam tiga pekan kemarin seiring saham asuransi dan foodmakers pimpin penguatan.
Indeks Topix naik sebesar 0,2 persen ke level 1,231.13 pukul 09:02 pagi di Tokyo pasca jatuh sebesar 0,5 persen kemarin, terbesar sejak 19 Mei lalu. 24 saham dari 33 saham sub industri naik hari ini. Indeks Nikkei 225 Stock Average naik sebesar 0,2 persen ke level 15,017.86. Yen Jepang mendatar pada level 102.31 per dolar.
Sementara indeks Topix naik sebesar 6,8 persen dari level terendahnya baru-baru ini pada tanggal 21 Mei lalu hingga kemarin, performa terburuk tahun ini di antara 24 pasar negara maju yang dilacak oleh Bloomberg. Indeks menghentikan relinya tahun lalu karena Bank of Japan (BOJ) ditekan untuk melonggarkan kebijakan moneternya. Bank sentral dijadwalkan bertemu 12-13 Juni mendatang.
Pemerintah Jepang kemarin merilis sebuah rancangan untuk meringkas tema utama dari strategi pertumbuhan tanpa memberikan rincian tentang perubahan yang direncanakan. DPR Jepang akan mendorong "reformasi pajak perusahaan yang berorientasi pertumbuhan," menurut draft. Pemotongan pajak perusahaan akan mulai dari tahun fiskal yang dimulai pada April 2015, Menteri Ekonomi Akira Amari mengatakan kemarin, dengan keterangan masih dalam negosiasi.
Bank Dunia memangkas proyeksi ekspansi ekonomi global di tengah prospek pelemahan untuk pertumbuhan ekonomi AS, Rusia dan China, sementara Bank Dunia menyerukan pasar negara berkembang untuk memperkuat ekonomi mereka sebelum Federal Reserve menaikkan suku bunga. Ekonomi dunia akan memperluas sebesar 2,8 persen tahun ini, turun dari proyeksi Januari yang sebesae 3,2 persen, kata pejabat bank. Perkiraan untuk Jepang dipangkas menjadi sebesar 1,3 persen dari 1,4 persen.
Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 turun sebesar 0,1 persen hari ini. Indeks ekuitas turun kurang dari 0,1 persen kemarin, menghentikan penguatan beruntun selama empat hari terakhir dari rekor penutupan tertingginya, karena para investor menimbang valuasi ekuitas. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup pada level tertinggi sepanjang masa. (izr)
Sumber: Bloomberg

Saham Asia Memperpanjang Penguatan ke Level Satu Tahun Tertingginya

BESTPROFIT FUTURES (10/06) - Saham Asia menguat mengirim indeks acuan regional ditransaksikan di level satu tahun tertingginya, seiring saham konsumen dan perawatan kesehatan naik.
Indeks MSCI Asia Pacific naik sebesar 0,1 persen ke level 143,98 pukul 09:05 pagi di Tokyo. Indeks rally sebesar 11 persen hingga kemarin dari level terendahnya tahun ini pada bulan Februari lalu di tengah tanda-tanda stabilisasi ekonomi di China dan karena pemerintah China melonggarkan aturan agunan bagi sektor perbankan, sedangkan data AS mengisyaratkan pemulihan utuh.
Indeks Topix Jepang naik sebesar 0,2 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan kehilangan sebesar 0,1 persen. Indeks S&P/ASX 200 Australia naik sebesar 0,1 persen dan Indeks NZX 50 Selandia Baru tergelincir sebesar 0,1 persen. Pasar finansial di China dan Hong Kong belum dibuka.
Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan global di tengah prospek pelemahan pertumbuhan ekonomi AS, Rusia dan China. Bank kreditur yang berbasis di Washington memprediksikan ekonomi dunia akan memperluas sebesar 2,8 persen tahun ini, dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan Januari sebesar 3,2 persen. Prediksi AS dikurangi menjadi sebesar 2,1 persen dari 2,8 persen, sedangkan perkiraan untuk ekonomi Brasil, Rusia, India dan China juga diturunkan. Perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2015 pada level 3,4 persen. (izr)
Sumber: Bloomberg

Emas bertahan di atas US$ 1.260 untuk pertama kalinya dalam 2 minggu

BESTPROFIT FUTURES (11/06) - San Francisco - Emas berjangka naik pada Selasa untuk menetap kembali di atas US$ 1.260 per ons untuk pertama kalinya dalam dua minggu, menemukan dukungan dari beberapa kelemahan dalam ekuitas AS karena para pedagang menunggu data ekonomi akhir pekan ini.

Emas untuk pengiriman Agustus naik US$ 6,20, atau 0,5%, untuk menetap di US$ 1,260.10 per ons di divisi Comex New York Mercantile Exchange, memperpanjang kenaikan moderat Senin. Harga emas, pelacakan kontrak paling aktif, ditutup pada level tertinggi sejak 27 Mei.

Silver Juli naik 10 sen, atau 0,5%, menjadi berakhir pada level US$ 19,17 per ons.

Angka penjualan ritel AS untuk bulan Mei yang dirilis pada hari Kamis dan indeks harga produsen AS Mei akan dirilis Jumat.

Kamis pekan lalu, emas berjangka melihat gain sesi mereka tunggal terbesar sejak 14 Mei, emas melonjak US$ 9, atau 0,7% setelah Bank Sentral Eropa memangkas suku bunga dan mengumumkan pelonggaran lainnya.(frk)

Sumber: MarketWatch

Monday 9 June 2014

Diperkenalkan Bulan September, iWatch Hadir dengan Layar OLED Melengkung dan iOS 8?

Setelah batal hadir di ajang WWDC 2014, perangkat wearable besutan Apple yaitu iWatch memang diperkirakan baru akan diperkenalkan bulan September mendatang sebelum dilepas ke publik satu bulan kemudian. Hal tersebut jelas membuat beberapa pihak memanfaatkan untuk kembali membocorkan spesifikasi dari jam tangan pintar besutan Apple ini.
Dan benar saja, seperti yang dilansir dari Phone Arena, sebuah kabar terbaru menyebutkan bahwa iWatch besutan Apple ini akan hadir dengan layar OLED melengkung. Meskipun bukan kabar baru namun setidaknya itu bisa menjadi kemungkinan yang akan menjadi nyata mengingat banyaknya bocoran mengenai hal itu.
Selain itu juga, perangkat jam tangan pintar besutan Apple ini akan hadir dengan sistem operasi terbaaru Apple yaitu iOS 8 yang akan dilengkapi dengan fitur kesehatan seperti adanya sebuah sensor yang dapat mendeteksi tingkat gula darah, kadar oksigen dalam darah, konsumsi kalori, dan aktivitas tidur.
Dan seperti Samsung yang menghubungkan jam tangan pintarnya Galaxy Gear ke perangkat smartphone, Apple juga kabarnya akan menerapkan hal serupa dengan menghubungkan perangkat iWatch dengan iPhone yang nantinya dengan adanya hubungan tersebut iWatch dapat mengambil data biometrik dengan menggunakan fitur Touch ID yang ada di perangkat iPhone.

Sumber : Vibiznews

Saham HK Gain Pasca Rilis Data Inflasi China

BESTPROFIT FUTURES (10/06) - Saham-saham Hong Kong menguat mengirim indeks acuan Hong Kong menguat untuk hari kedua pasca saham AS naik ke level baru tertingginya dan laporan menunjukkan inflasi China lebih dipercepat pada bulan Mei melebihi perkiranaan ekonom.
Indeks Hang Seng naik sebesar 0,1 persen ke level 23,149.30 pukul 9:33 pagi di Hong Kong. Indeks Hang Seng China Enterprises yang juga dikenal sebagai indeks H-share, naik sebesar 0,4 persen ke level 10,444.60. Saham SJM Holdings Ltd turun sebesar 2,2 persen setelah operator kasino terbesar Macau tersebut mengatakan regulator yang mengawasi dengan ketat atas penggunaan kartu China UnionPay Co 's di lantai game.
Indeks Hang Seng rebound sebesar 9,1 persen dari level terendahnya tahun ini pada bulan Maret lalu hingga kemarin seiring otoritas China menambahkan stimulus untuk melawan perlambatan ekonomi. Indeks ekuitas ditransaksikan pada 10,7 kali estimasi laba kemarin, dibandingkan dengan 7,3 untuk indeks H-saham dan 16,5 untuk indeks Standard & Poor  500.
Indeks harga konsumen China naik sebesar 2,5 persen bulan lalu dari tahun sebelumnya, Biro Statistik Nasional mengatakan pagi ini, dibandingkan dengan proyeksi ekonom sebesar 2,4 persen dalam survei Bloomberg. Harga produsen tergelincir sebesar 1,4 persen. Ekonomi terbesar di Asia itu juga dijadwalkan untuk merilis laporan pinjaman baru, uang beredar, penjualan ritel dan produksi industri.pekan ini. (izr)
Sumber: Bloomberg

Saham Asia Menguat Jelang Rilis Data CPI China

BESTPROFIT FUTURES (10/06) - Saham Asia menguat mengirim indeks acuan regional naik untuk hari keempat pasca saham AS naik ke rekor baru tertingginya di tengah optimisme tentang prospek dua ekonomi terbesar di dunia.
Indeks MSCI Asia Pacific naik sebesar 0,1 persen ke level 143,71 pukul 09:01 pagi di Tokyo, akibat saham produsen bahan naik tajam di antara 10 kelompok sub industri indeks tersebut. Indeks rally sebesar 10 persen pada perdagangan kemarin dari level terendahnya tahun ini pada bulan Februari lalu di tengah tanda-tanda menguatnya sektor manufaktur di China dan seiring pemerintah China melonggarkan aturan agunan perbankan, sedangkan data AS mengisyaratkan pemulihan pertumbuhan secara utuh. Inflasi di China dipercepat pada bulan Mei, menurut perkiraan ekonom menjelang rilis laporan hari ini.
Indeks Topix Jepang naik sebesar 0,1 persen dan indeks Kospi Korea Selatan melonjak sebesar 0,5 persen. Indeks S&P/ASX 200 Australia naik sebesar 0,3 persen, sementara Indeks NZX 50 Selandia Baru turun sebesar 0,2 persen. Pasar finansial China dan Hong Kong belum dibuka ketika berita ini diturunkan.
Data yang akan dirilis hari ini akan menunjukkan harga konsumen naik sebesar 2,4 persen bulan lalu di China pasca meningkat sebesar 1,8 persen pada April lalu, terendah sejak Oktober 2012, menurut ekonom yang disurvei oleh Bloomberg. Harga produsen kemungkinan turun sebesar 1,5 persen setelah terkoreksi sebesar 2 persen di bulan sebelumnya. (izr)
Sumber: Bloomberg

Tingkat Volatilitas Mendekati Rekor Terendahnya Jelang Rilis Data Pengeluaran AS, BOJ

BESTPROFIT FUTURES (10/06) - Sebuah indeks perubahan harga yang diharapkan dalam dolar terhadap yen tetap mendekati rekor terendahnya karena para pelaku pasar menunggu rilis data pekan ini terkait belanja konsumen AS dan keputusan kebijakan dari Bank of Japan (BOJ).
Indeks Dollar Spot Bloomberg, yang mengukur greenback terhadap 10 mata uang utama, naik untuk hari kedua kemarin pasca Presiden Federal Reserve Bank of Boston Eric Rosengren mengatakan pertumbuhan ekonomi akan meningkat pada paruh kedua ditengah "cukup kuat" konsumsi. Dolar Aussie berada di dekat level tiga pekan tertingginya seiring langkah bank sentral China (PBOC) yang mengumumkan untuk mendukung perusahaan-perusahaan kecil dan pertanian, memperkuat prospek pertumbuhan mitra dagang terbesar Australia tersebut.
Dolar bergerak mendatar pada level 102,47 yen pada pukul 9:03 pagi di Tokyo. tingkat volatilitas pasangan mata uang tersebut berada di 5.36 persen setelah menyentuh rekor terendah di 5.25 persen kemarin
Euro dibeli di level $1,3592 dari level $1,3594, setelah menyentuh level $1,3503 pada tanggal 5 Juni, terendah sejak 6 Februari lalu dan berada di level 139,29 yen pasca melemah sebesar 0,3 persen menjadi 139,37 yen kemarin.
Penjualan ritel di AS meningkat sebesar 0,6 persen pada Mei lalu pasca sebelumnya naik sebesar 0,1 persen pada bulan sebelumnya, Departemen Perdagangan diperkirakan akan merilis pada 12 Juni mendatang, menurut perkiraan median ekonom yang disurvei Bloomberg News. (izr)
Sumber: Bloomberg

Emas Naik Terkait Meningkatnya Permintaan Safe Heaven

BESTPROFIT FUTURES (10/06) - Emas berjangka naik untuk kedua kalinya dalam tiga sesi sejalan kepercayaan investor yang lebih rendah di eropa mendorong permintaan untuk logam mulia sebagai aset safe haven.
Optimisme investor Jerman untuk zona euro pada bulan Juni turun ke level 8,5, membuntuti 13,3 perkiraan ekonom yang disurvei oleh Bloomberg dan bulan May 12,8 menurut Sentix di Limburg, Jerman. Mata uang bersama 18-negara di zona tersebut melemah terhadap 13 dari 16 mata uang utama.
Emas naik sebanyak 6,8% pada kuartal pertama tekait kekhawatiran melambatnya pertumbuhan ekonomi global. Logam mulia turun 28% tahun lalu pada ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menurunkan laju pembelian obligasi sejalan dengan melonjaknya ekuitas.
Emas berjangka untuk pengiriman Agustus naik 0,1% untuk menetap di level $ 1,253.90 per ons pada pukul 1:38 siang di New York Comex. Pada tanggal 3 Juni lalu, harga jatuh ke level terendah empat bulan di level $ 1,240.20.
Perdagangan adalah 64% di bawah rata-rata untuk 100 hari, menurut data yang dihimpun oleh Bloomberg. 60 hari volatilitas historis Bullion jatuh ke level terendah sejak April tahun lalu.
Holdings pada produk yang diperdagangkan di bursa emas turun 2,1 metrik ton menjadi 1,715.7 ton pada tanggal 6 Juni, level  terendah sejak Oktober 2009 silam, data yang dihimpun oleh Bloomberg menunjukkan.(yds)

Sumber: Bloomberg

Sunday 8 June 2014

Cadangan Devisa Indonesia Capai Level Tertinggi

Tren positif terjadi pada indikator makroekonomi Indonesia yang pada periode Mei 2014, otoritas moneter membukukan cadangan devisa sebesar US$107,0 miliar, meningkat dari posisi akhir April 2014 sebesar US$105,6 miliar. Pertumbuhan cadangan devisa tersebut merupakan yang  tertinggi dalam setahun terakhir.
Dengan begitu posisi cadangan devisa akhir April tersebut dapat membiayai 6,2 bulan impor atau 6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka itu tentu cukup aman karena berada di atas standar kecukupan internasional yakni sekitar tiga bulan impor.
Dengan meningkatnya cadangan devisa yang menembus 105 miliar dollar AS, mendukung ketahanan sektor eksternal serta kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting menilai kenaikkan cadangan devisa ini tidak lepas dari pengaruh penerimaan devisa hasil ekspor migas pemerintah dan aliran masuk modal portofolio asing yang mencerminkan persepsi positif investor terhadap kondisi fundamental ekonomi Indonesia.
Bank Indonesia menilai kenaikan cadangan devisa berdampak positif terhadap upaya memperkuat ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Bank sentral masih optimistis terhadap fundamental ekonomi tanah air. Pengetatan moneter yang konsisten justru mendorong masuk aliran dana asing ke berbagai instrumen investasi di dalam negeri. Selain itu membaiknya fundamental perekonomian Indonesia saat ini akan menjadi bahasan penting pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia dalam menentukan tingkat suku bunga BI hari Kamis (12/6) nanti.

Sumber : Vibiznews

Persediaan Karet Tiongkok Angkat Harga Karet Tocom

Harga karet di Bursa Tocom pada awal sesi perdagangan pagi hari ini terpantau kembali sedang bergerak menguat. Penguatan harga karet Tocom pada perdagangan pagi ini diduga dipicu oleh penguatan harga minyak mentah dan data persediaan karet Tiongkok.
Pergerakan harga minyak yang mulai menguat pada akhir pekan lalu akibat data pekerja AS yang positif, turut berdampak pada penguatan harga karet Tocom. Karet Tocom terpantau juga bergerak menguat mengikuti pergerakan harga minyak mentah karena lemahnya sentimen pasar.
Namun sejak akhir pekan lalu, beberapa faktor fundamental juga turut berpengaruh pada pergerakan harga karet Tocom. Persediaan karet Tiongkok yang menurun hingga level 160.000 ton dalam beberapa pekan terakhir dan penangguhan rencana peningkatan penjualan karet oleh Pemerintah Thailand turut mendukung penguatan harga karet di Bursa Tocom.
Pada awal sesi pagi hari ini di Bursa Tocom, harga karet terpantau sedang mengalami pergerakan menguat. Harga karet Tocom berjangka untuk kontrak November 2014 naik 0,88% ke tingkat harga 194,7 Yen/kg atau menguat 1,7 Yen/kg.
Sedangka dari Bursa SHFE, harga karet juga terpantau sedang bergerak menguat. Harga karet berjangka SHFE untuk kontrak September 2014 naik 0,53% ke tingkat harga 14.275 Yuan/ton atau menguat 75 Yuan/ton.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga karet akan cenderung bergerak menguat pada perdagangan hari ini. Hal tersebut dilandasi oleh dorongan fundamental positif dari pergerakan harga minyak mentah dan data persediaan Tiongkok yang diikuti oleh kondisi menguat pada neraca perdagangan Tiongkok. Terkait pergerakan harga, karet Tocom diprediksi akan bergerak di kisaran 191-195 Yen.

Sumber : Vibiznews

Payrolls AS menguat ke Level Tertinggi Sebelum Masa Resesi, Bursa Saham Jepang Meningkat

BESTPROFIT FUTURES (09/06) - Saham Jepang naik mengirim indeks Topix menuju penutupan tertingginya dalam lebih dari empat bulan terakhir pasca data menunjukkan payrolls AS melampaui level puncaknya sebelum  masa resesi mereka untuk pertama kalinya pada bulan Mei lalu.
Indeks Topix naik sebesar 0,5 persen ke level 1,240.45 pukul 09:22 pagi di Tokyo, bersiap menuju penutupan tertingginya sejak 29 Januari lalu, pasca menguat sebesar 2,8 persen pekan lalu. Indeks Nikkei 225 Stock Average melonjak sebesar 0,7 persen pagi ini ke level 15,180.84. Data revisi yang menunjukkan produk domestik bruto (PDB) Jepang meningkat lebih dari yang diperkirakan pada kuartal pertama.
Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 mendatar. Indeks saham naik sebesar 0,5 persen pada jumat kemarin. Payrolls AS naik menjadi 217.000 pekerja terbesar dan mengikuti gain sebesar 282.000 pada bulan April lalu, data dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan hari ini di Washington. Ini menandai kenaikan pekerja selama empat bulan berturut-turut, Kenaikan lebih dari 200.000 pekerja, pertama kali yang terjadi sejak awal tahun 2000 lalu. Tingkat pengangguran pada Mei tidak berubah pada level 6,3 persen, level terendah hampir enam tahun terakhir.
Ekspor China naik sebesar 7 persen dari tahun sebelumnya, pihak Pabean yang berbasis di Beijing kemarin melaporkan. melebihi estimasi analis dari 6,7 persen dalam survei Bloomberg. Impor secara tak terduga turun sebesar 1,6 persen. Surplus perdagangan melebar menjadi $35.92 miliar. (izr)
Sumber: Bloomberg

Perekonomian Jepang Tumbuh Melebihi Perkiraan Awal pada Q1

BESTPROFIT FUTURES (09/06) - Ekonomi Jepang berkembang lebih dari yang diperkirakan pada kuartal pertama terkait menguatnya investasi bisnis dari perkiraan.
Produk domestik bruto tumbuh sebesar 6,7 persen secara tahunan dari kuartal sebelumnya, Kantor Kabinet mengatakan pagi ini di Tokyo. Hal ini dibandingkan dengan perhitungan sementara sebesar 5,9 persen dan perkiraan 21 analis sebesar 5,6 persen yang disurvei Bloomberg News.
Sementara ekonomi bersiap untuk kontrak kuartal ini pasca kenaikan pajak penjualan pada bulan April lalu, tugas Perdana Menteri Shinzo Abe adalah untuk memastikan pemulihan yang cukup kuat untuk menghadapi rencana kenaikan lebih lanjut dalam retribusi. Strategi ekonomi yang dia lakukan mendetil bulan, ini bisa membantu menentukan keberhasilan jangka panjang Abenomics dalam memacu pertumbuhan yang berkelanjutan.
Perekonomian akan berkontraksi sebesar 3,5 persen pada periode April-Juni sebelum berkembang sebesar 2 persen kuartal berikutnya, menurut survei Bloomberg News terpisah dilakukan sebelum rilis data pada pagi ini. (izr)
Sumber: Bloomberg