Harga emas di Bursa COMEX pada interval
perdagangan 9 sampai dengan 13 Juni ditutup dengan penguatan secara
agregat sepekan cukup signifikan. Penguatan harga emas pada pekan lalu,
dipicu oleh pelemahan perekonomian AS pada periode Mei lalu dan kondisi
geopolitik global yang kembali memanas di Timur Tengah dan Afrika.
Beberapa Rilis data AS dan kembali
munculnya konflik di Timur Tengah pada pekan lalu, menjadi fondasi cukup
kuat bagi komoditas emas untuk mengalami penguatan. Emas yang pada
pekan sebelumnya menguat akibat insentif perekonomian Eropa oleh ECB,
kembali melaju mendekati level $.1300/t oz pekan lalu.
Perekonomian AS dan Tiongkok terpantau
menjadi determinan terkuat pada pergerakan harga pekan lalu. Penguatan
emas secara agregat pekan lalu, sempat diawali dengan pelemahan akibat
sentimen kuat dari data pekerja AS yang positif. Data yang rilis pada
pekan sebelumnya tersebut membuat harga emas masih berada di zona merah
dan diperburuk oleh penguatan nilai mata uand Dollar AS di hari pertama
perdagangan pekan lalu.
Namun pelemahan nilai emas, langsung
berbalik ke trend menguat dalam level signifikan pada hari kedua
perdagangan pekan ini. Data perekonomian Tiongkok dan kisruh buruh
pertambangan di Afrika Selatan menjadi fundamental positif kuat yang
menggerakan emas cukup kokoh di zona hijau. Inflasi Tiongkok yang
terpantau naik ke level 2,5% pada Mei, memicu peralihan investor untuk
melepas risiko terhadap pelemahan nilai investasi Yuan ke logam emas.
Sedangkan kisruh pertambangan di Afrika Selatan selaku salah satu
penghasil emas terbesar dunia, meningkatkan harga emas dengan potensi
gangguan supply emas global.
Pergerakan signifikan pada komoditas
emas, kembali terjadi jelang akhir periode perdagangan pekan lalu akibat
rilis beberapa faktor fundamental yang membuat sentimen positif
sebelumnya semakin kokoh. Data perekonomian AS yang akhirnya terpantau
berada dalam kondisi negatif, melecut kuat komoditas emas untuk kembali
bergerak signifikan ke zona penguatan. Sektor ritel yang mengalami
pelemahan dari level 0,5 ke 0,3 serta klaim pengangguran yang naik dari
313.000 ke 317.000 pada bulan Mei mengindikasikan pelemahan perekonomian
AS dan berdampak pada kembali menguatnya minat pada investasi safe
haven.
Selain faktor dari data perekonomian AS
yang melemah, emas di Bursa COMEX juga terdorong oleh kondisi geopolitik
global yang kembali memanas di kawasan timur tengah. Irak yang kembali
dilanda konflik akibat serangan ISIS atau kelompok militan yang dahulu
dikenal dengan Al-Qaida. Terpantau pada Kamis akhir pekan lalu, ISIS
sedang berupaya menguasai daerah sentral Irak yaitu Baghdad sehingga
berpotensi untuk memicu perang regional.
Pada perdagangan pekan lalu di Bursa
COMEX, harga emas ditutup dengan mengalami penguatan signifikan secara
agregat sepekan. Harga emas spot COMEX pada pekan lalu ditutup naik
1,92% secara agregat sepekan ke tingkat harga $1.276,6/t oz atau menguat
$24,1/t oz. Sedangkan untuk emas berjangka COMEX untuk kontrak paling
laku Agustus 2014 naik 1,73% ke tingkat harga $1.274,1/t oz atau menguat
$21,6/t oz.
Analis Vibiz Research dari Vibiz
Consulting memprediksi harga emas pada pekan ini akan sangat dipengaruhi
oleh data-data moneter global yang akan rilis pada pekan ini. Data
Inflasi Inggris dan AS yang akan rilis pada Selasa waktu setempat serta
keputusan tingkat suku bunga oleh The Fed pada hari Kamis akan menjadi
sentimen kuat penggerak harga emas pada pekan ini.
Namun, melihat prediksi inflasi AS dan
Inggris yang diprediksikan mengalami penurunan, harga emas diperkirakan
akan bergerak flat cenderung menguat dalam posisi menunggu data dengan
kemungkinan lonjakan tajam apabila data tidak berada sesuai ekspektasi
seperti halnya beberapa rilis pekan lalu. Terkait pergerakan harga emas,
range normal emas pada pekan ini terdapat pada kisaran $1.241-$1.296
untuk emas spot dan $1,239-$1.295,5 untuk emas berjangka kontrak Agustus
2014.
Sumber : Vibiznews