Monday 11 May 2015

Produksi AS Pulih Picu Harga Minyak Melemah

BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/5) - Harga minyak dunia melemah pada awal pekan didorong pasokan minyak Amerika Serikat (AS) bertambah.

Harga minyak mentah acuan Amerika Serikat (AS) melemah 14 sen menjadi US$ 59,25 per barel. Sedangkan harga minyak mentah jenis Brent turun 48 sen menjadi US$ 64,91.

Pada pekan lalu, harga minyak mentah AS naik secara mingguan sedangkan Brent menurun setelah empat minggu menguat. Hal itu menandakan kalau pasar merespons dari kenaikan harga minyak terutama dipicu dari pasokan minyak AS bertambah.

Namun, lembaga administrasi informasi energi AS mengharapkan produksi minyak yang cepat dapat turun 71 ribu barel per hari menjadi 4,97 juta barel per hari pada Juni 2015.

"Sentimen ada bervariasi sebagai tanda pelaku pasar mencari tahu situasi lebih jelas terhadap permintaan dan persediaan minyak," ujar Gene McGillian, Analis Senior Tradition Energy, mengutip dari laman Reuters, Selasa (12/5/2015).

Selain pasokan minyak, dolar menguat terhadap sejumlah mata uang utama juga menekan harga minyak. Akan tetapi, dampak penurunan suku bunga oleh bank sentral China diharapkan dapat membantu kenaikan harga minyak dunia. China diharapkan dapat menyerap sebagian persediaan minyak yang berlebih.

Meski demikian, analis Morgan Stanley mengatakan, kenaikan pasokan dipicu dari aktivitas produksi minyak di AS dan OPEC masih membebani prospek harga minyak. Bahkan kekhawatiran terhadap tekanan harga minyak terus berlanjut hingga semester II 2015 dan 2016.

Adapun sentimen lainnya yang akan mempengaruhi harga minyak yaitu fokus perhatian investor terhadap rilis data bulanan dari Badan Energi Internasional pada Rabu pekan ini. Investor ingin mengetahui apakah penurunan harga minyak telah meningkatkan permintaan global. (Ahm/)


Sumber : Liputan6

Kebuntuan Kesepakatan Yunani Tekan Euro Pada Hari Ke-3

BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/5) - Euro turun pada hari ketiga pada spekulasi rapat menteri keuangan Eropa di Brussels yang mengalami kebuntuan kesepakatan untuk melakukan bailout Yunani dan menjaga mata uang bersama (euro).
Euro turun 0,4% menjadi $ 1,1155 pada 5:00 sore di New York, setelah menyentuh level $ 1,1392 pada 7 Mei, yang merupakan level tertinggi sejak 23 Februari lalu.
Sementara yen menguat terhadap sebagian besar dari 16 mata uang rekanan seiring permintaan haven karena saham AS dan minyak mentah AS turun. Mata uang Jepang naik 0,2% menjadi 133,96 per euro, dan turun 0,3% menjadi 120,11 per dolar AS.(yds)
Sumber: Bloomberg

Emas Berjangka Jatuh Ditengah Tanda-tanda Meredanya Ketegangan Bailout Yunani

BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/5) - Emas turun untuk ketiga kalinya dalam empat sesi terakhir, hal tersebut dikarenakan tanda-tanda meredanya ketegangan antara Yunani dan kreditor sehingga mengurangi permintaan untuk emas sebagai aset heaven.

Sementara menteri keuangan zona euro menyambut keberhasilan Yunani pada rapat persyaratan mengenai dana talangan (bailout) serta menuntut lebih banyak pekerjaan sebelum dana tersebut dapat dikeluarkan, menurut dua pejabat resmi. Mentri keuangan akan berkumpul di Brussels untuk merilis pernyataan guna mendukung kerja Yunani terkait rencana untuk memperbaiki perekonomianya, ungkap para pejabat. Spekulasi terkait kesepakatan bantuan tersebut tetap sulit untuk mendorong bullion pada Senin ini.

Pekan lalu, emas mencatat reli terkait kekhawatiran bahwa Yunani akan mengalami kesulitan dalam upaya untuk menghindari default. Harga juga naik pekan lalu setelah laporan yang menunjukkan kenaikan upah terbatas ditengah meningkatnya perekrutan di AS yang mengindikasikan bahwa The Fed dapat menentukan waktu dalam upaya menaikkan suku bunga acuan.

Emas berjangka untuk pengiriman Juni turun 0,5% menetap di level $ 1.183 per ons pada 1:48 siang di New York Comex. Logam ini naik 1,2% pada pekan lalu.(yds)

Sumber: Bloomberg

Bursa Saham AS Berakhir di Zona Merah

BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/5) - Saham-saham AS melemah, setelah mengalami reli terbesar dalam dua bulan terakhir, setelah Noble Energy Inc. memimpin penurunan terbesar saham energi sejak bulan Januari.
Indeks Standard & Poor 500 turun 0,5% ke level 2,105.30 pada pukul 4 sore di New York, setelah pada hari Jumat yang lalu ditutup dua poin dari rekor.
Saham-saham mengalami lonjakan terbesar sejak bulan Maret pada hari Jumat setelah adanya laporan yang menunjukkan perekrutan tenaga kerja menguat kembali pada bulan April, menandakan bahwa perusahaan yakin ekonomi akan pulih dari perlambatan akibat musim dingin. Penguatan membantu mendorong indeks S&P 500 naik 0,4% untuk minggu ini.(frk)
Sumber: Bloomberg

Bursa Saham AS Melemah Akibat Penurunan S&P 500

BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/5) - Aksi jual dalam saham energi memimpin saham AS yang lebih rendah, setelah mengalami reli terbesar dalam dua bulan membuat Indeks Standard & Poor 500 di dekat semua waktu tertinggi.
Saham Noble Energy Inc. turun 5,9% setelah setuju untuk mengakuisisi Rosetta Resources Inc. sebesar $ 2,1 miliar. Sementara saham Rosetta melonjak 27%, menaikkan Indeks Russell 2000. Saham Exxon Mobil Corp. kehilangan 1,4% akibat penurunan harga minyak. Saham Actavis Plc. naik 3,4% setelah membukukan laba kuartal pertama yang lebih baik dari perkiraan. Saham Dean Foods Co. naik 6,9% setelah laba perusahaan melampaui perkiraan analis dan membuat perusahaan meningkatkan outlook.
Indeks Standard & Poor 500 melemah 0,3% ke level 2,110.44 pada pukul 12:28 siang di New York. Sementara indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 56,68 poin, atau 0,3%, ke 18,134.43. Indeks Russell 2000 naik 0,5%, sementara Indeks Nasdaq Composite sedikit berubah.
Saham-saham mengalami lonjakan terbesar sejak bulan Maret pada hari Jumat setelah sebuah laporan menunjukkan perekrutan tenaga kerja menguat kembali pada bulan April, menandakan perusahaan yakin bahwa ekonomi akan pulih dari perlambatan akibat musim dingin. Penguatan membantu mendorong indeks S&P 500 naik 0,4% untuk minggu ini.(frk)
Sumber: Bloomberg

Sunday 10 May 2015

Potensi Buruknya Pergerakan Hang Seng Pekan Ini

BESTPROFIT FUTURES MALANG (11/5) - Tren bearish diperdagangan bursa saham Hongkong pekan terakhir bulan April  tampak masih berlangsung disepanjang perdagangan diawal bulan Meid dengan Indeks Hang Seng yang harus memperbesar volume pelemahan. Buruknya data dalam negeri serta tekanan kuat data kawasan Asia yang negatif turut membebankan pergerakan saham selama satu pekan.
Buruknya data penjualan retail Tiongkok secara tahunan menjadi pelemah terbesar diawal perdagangan bursa saham bulan mei, dengan menunjukan penurunan sangat signifikan menjadi 0.8% dari hasil rilis sebelumnya pada 18.1% setelah direvisi dengan ekspektasi penurunan oleh ekonom mejadi 4,28%. Pelemahan tersebut tampak dilanjutkan oleh hasil rilis data manufaktur PMI Hongkong yang juga menunjukan penurunan signifikan menjadi 48.6 basis poin dari hasil rilis sebelumnya pada 49.6 basis poin dengan diperkirakan oleh ekonom akan menunjukan peningkatan menjadi 50.57 basis poin.
Sedangkan pemberat terbesar dari kawasan Asia adalah penurunan tingkat pertumbuhan pada indeks MSCI Tiongkok oleh lembaga keuangan international Morgan Stanley pada perusahaan besar dan menengah yang terdaftar pada bursa saham Tiongkok. Penurunan Tingkat pertumbuhan tersebut juga berdampak pada perdagangan bursa saham Tiongkok.
Secara sektoral diperdagangan bursa saham Hongkong diawal bulan Mei tersebut tampak sektor perumahan menjadi pelemah terbesar, dimana sektor perumahan tersebut harus berakhir melemah sebesar 1.322,93 poin atau 3.63% dengan menjadi 35.140,37 poin dari hasil rilis sebelumnya pada 36.463,30 poin, disusul sektor industri yang harus berakhir melemah sebesar 408.08 poin atau 2.53% dengan menjadi 15.695,43 poin dari hasil rilis sebelumnya pada 16.103,51 poin.
Berlanjut pada sektor keuangan yang juga harus berakhir melemah sebesar 670.32 poin atau 1.68% dengan menjadi 39.662,46 poin dari hasil rilis sebelumnya pada 40.332,78 poin. Namun pada sektor utilitas mampu ditutup sedikit menguat sebesar 6.57 poin atau 0.01% yang menjadi 56.999,76 poin dari hasil rilis sebelumnya pada 56.993,19 poin.
Demikian juga dengan pergerakan indeks Hang Seng diawal bulan yang berakhir melemah signifikan sebesar 319 poin atau 1.13% dengan menjadi 27.748 poin dari hasil penutupan sebelumnya pada 28.067 poin serta mencapai tertinggi pada 28.343,74 poin dan terendah pada 27.207,28 poin.  Tidak jauh berbeda pada pergerakan Indeks Hang Seng berjangka diawal bulan yang juga harus berakhir melemah sebesar 578 poin atau 2.05% dengan menjadi 27.514 poin dari hasil penutupan sebelumnya pada 28.092 poin serta mencapai tertinggi pada 28.353 poin dan terendah pada 27.002 poin.
Saham-saham yang turut memberatkan adalah saham Bank of China, saham HSBC, saham Hang Seng Bank, saham Bank of Comunicatons, saham Comunications Bank of China, AIA Group, saham Ping An Insurance, saham Lenovo, PetroChina, saham Kunlun Energy, Saham Sino Land serta Saham China Resources Land & Investment.
Secara fundamental diperdagangan bursa saham Hongkong selama pekan kedua tampak akan bergerak volatile yang dikarenakan sepinya arahan fundamental dalam negeri.  Namun dipenghujung akhir pekan, bursa saham Hongkong diperkirakan akan melemah dengan merespon pada penurunan pertumbuhan PDB Hongkong dikuartal pertama lalu.
Secara teknikal dipergerakan indeks Hang Seng pekan kedua dengan MA5 yang masih bergerak diteritori bawah pada BB10 daily serta pada indikator Stochastic pada weekly yang menunjukan adanya indikasi penurunan, maka Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan indeks Hang Seng selama pekan kedua akan memiliki range normal pada level support pada 27.160  poin dengan MA5 bawah BB10 daily dan 26.685 poin dengan MA5 tengah BB10 weekly serta level resistance pada 27.970 poin dengan MA5 bawah BB10 daily dan 28.434 poin dengan MA5 atas BB10 weekly.

Sumber : Vibiznews

Arah Pergerakan Indeks Kospi Pekan Kedua Bulan Mei

BESTPROFIT FUTURES MALANG (11/5) - Akhir dari perdagangan bursa saham Korea Selatan dipekan pertama bulan Mei lalu, indeks Kospi tampak tidak mampu  menahan pelemahan signifikan yang berlanjut dari perdagangan pekan sebelumnya. Sepinya arahan fundamental dalam negeri serta buruknya kinerja emiten saham lapis biru oleh aksi ambil untung para investor  menjadi pelemah terbesar disepanjang perdagangan bursa saham Korsel dipekan tersebut.
Arahan fundamental dalam negeri dipekan lalu, tampak hanya data manufaktur PMI Korsel yang dirilis oleh HSBC.  Dengan menunjukan hasil penurunan signifikan menjadi 48.8 basis poin dari hasil rilis sebelumnya pada 49.2 basis poin, menjadi pelemah diawal perdagangan bursa Korsel pekan pertama.
Secara keseluruhan dipekan pertama, bursa saham Korea Selatan tampak ditutup melemah sebesar 41.64 poin atau 1.95% menjadi 2.085,52 poin dari hasil penutupan sebelumnya pada 2.127,16 poin serta mencapai tertinggi pada 2.139,30 poin dan terendah pada 2.067,98 poin. Tidak jauh berbeda dengan pergerakan indeks Kospi berjangka dipekan pertama lalu yang harus ditutup melemah signifikan sebesar 5.61 poin atau 2.10% yang menjadi 269,81 poin dari hasil penutupan sebelumnya pada 266.42 poin serta mencapai tertinggi pada 268.50 poin dan terendah pada 260.10 poin.
Saham lapis biru yang memberatkan tersebut adalah saham Daewoo Securities, saham Samsung Scurities, saham Hyundai Securities, daham NH Investment Securities, saham Mirae AsSet Securities, saham Samsung Electronic, saham baja POSCO, saham KEPCO, saham LG serta saham Cheil Industries.
Secara fundamental diperdagangan bursa saham Korea Selatan dipekan kedua, akan diperkirakan mencoba berbalik menguat dengan menyikapi  hasil rilis data pada tingkat pengangguran Korea Selatan serta rilis suku bunga bank sentral Korea yang diprediksi positif.
Secara teknikal dipergerakan indeks Kospi dipekan kedua, tampak masih akan melanjutkan tren bearis pada perdagangan pekan sebelumnya dengan MA5 yang masih bergerak diteritori bawah BB10 daily serta pada indikator Stochastic pada weekly yang menunjukan indikasi penurunan, maka Analyst Vibiz Research Center memperkirakan pergerakan indeks Kospi akan memiliki range normal pada level support pada 260.30 poin dan 258.90 poin serta level resistance pada 263.55 poin dan 265.40 poin.

Sumber : Vibiznews

Proyeksi Pergerakan Nikkei Pekan Kedua Bulan Mei

BESTPROFIT FUTURES MALANG (11/5) - Akhiri perdagangan bursa saham kawasan Asia dipekan pertama bulan Mei lalu, tampak seluruh indeks ditutup dizona negatif. Indeks Shanghai menjadi pelemah terbesar disepanjang perdagangan bursa saham Kawasan Asia dipekan pertama. Buruknya hasil rilis data fundamental dalam negeri serta tekanan kuat dari global menjadi pelemah diseluruh perdagangan bursa saham dikawasan Asia selama pekan pertama bulan Mei lalu. 
Sempat ditutup libur panjang, tren negatif tampak masih menyelimuti perdagangan bursa saham Jepang hingga diakhir pekan pertama dibulan Mei. Yen Jepang yang berhasil bangkit dari keterpurukan oleh buruknya data fundamental Amerika, turut melemahkan Saham eksportir yang diperdagangkan bursa Tokyo Jepang.
Neraca perdagangan Amerika dibulan Maret lalu yang mengecewakan dengan menunjukan penurunan signifikan dari hasil rilis sebelumnya serta ADP Employment Change AS yang menunjukan penurunan signifikan dari hasil rilis sebelumnya, menjadi penguat terbesar bagi pergerakan Yen Jepang.
Secara keseluruhan diperdagangan bursa saham Tokyo Jepang dipekan pertama tersebut tampak berakhir melemah signifikan sebesar 151.81 poin atau 0.78% yang menjadi 19.379,19 dari hasil penutupan sebelumnya pada 19.531,63 poin serta mencapai posisi tertinggi pada 19.461,08 poin dan pencapaian terendah pada 19.257,85 poin. Tidak jauh berbeda dengan pergerakan indeks Nikkei berjangka yang berakhir melemah signifikan sebesar 155 poin atau 0.78% yang menjadi 19.520 poin dari hasil penutupan sebelumnya pada 19.675 poin dengan mencapai posisi tertinggi pada 19.800 poin dan posisi terendah pada 19.045 poin.
Laporan neraca perdagangan Amerika Serikat dibulan Maret serta data ADP Employment Change AS dibulan April menjadi pelemah terbesar bagi pergerakan kurs dolar AS diawal bulan Mei, sehingga Yen Jepang berhasil terbebas dari tekanan kuat Yen Jepang. Demikian juga dengan pergerakan saham eksportir diawal bulan yang harus terpukul dalam oleh penguatan Yen Jepang.
Saham ekportir tersebut adalah saham Canon, saham Hino Motor, saham Honda Motor, saham Denso, saham Isuzu Motor, saham Mazda Motor, saham Panasonic, saham Toshiba, saham Toyota Motor, saham Suzuki Motor serta saham Sharp.
Secara fundamental diperdagangan bursa saham Tokyo Jepang dipekan kedua tampak masih akan menyikapi pada fundamental Global yang dapat menguatkan Yen Jepang seperti data pembukaan lapangan pekerjaan terbaru AS, penjualan retail serta klaim pengangguran AS yang diprediksi akan menunjukan hasil negatif, sehingga dapat melemahkan kembali saham-saham  yang diperdagangkan dibursa saham Tokyo Jepang selama pekan kedua.
Secara teknikal dipergerakan indeks Nikkei pekan kedua tampak masih melanjutkan tren bearish dengan MA5 yang masih bergerak diteritori bawah pada BB10 daily, maka Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa range normal weekly Nikkei akan memiliki level support pada 19.370 poin dan 19.140 poin serta level resistance pada 19.900 poin dan 20.155 poin.

Sumber : Vibiznews

Suku Bunga Tiongkok Dipangkas Lagi, Ketiga Kalinya Dalam 6 Bulan Terakhir

BESTPROFIT FUTURES MALANG (11/5) - Paska tingkat inflasi Tiongkok periode April yang ternyata masih belum sesuai harapan dirilis, bank sentral Tiongkok (PBOC) segera memangkas suku bunga acuannya hari ini (10/5/2015) untuk ketiga kalinya dalam kurun enam bulan terakhir untuk mecegah terjadinya deflasi dan untuk menangkal perlambatan ekonomi akibat kemerosotan di bidang properti yang masih berkepanjangan.
Adapun suku bunga tahunan lending diturunkan 0,25 persen menjadi 5,1 persen, dan suku bunga deposito tahunan dengan jumlah yang sama juga dipangkas menjadi 2,25 persen. PBOC menyampaikan bahwa rate ini akan mulai efektif diberlakukan Senin (11/5/2015).
Para pembuat kebijakan di PBOC mengambil langkah ini setelah inflasi masih menunjukkan pergerakan yang lambat dan ekspor impor juga menunjukkan kemerosotan yang cukup tajam di bulan April. Kondisi ini jelas sangat tidak mendukung target pertumbuhan ekonomi Tiongkok di tahun ini di kisaran 7 persen. Para petinggi di Tiongkok melihat pertumbuhan ekonomi di “menolong” perekonomian Tiongkok.
Namun bukan hanya PBOC yang dituntut untuk mengatas perlambatan ekonomi Tiongkok. Pasalnya, reformasi struktural juga sangat dinantikan oleh para pelaku pasar di Tiongkok terutama dalam hal meningkatkan peran perusahaan swasta, sektor jasa dan belanja konsumen. Reformasi struktural bidang ekonomi dinilai sangat perlu dilakukan mengingat sudah hampir sekitar 12 tahun lalu Tiongkok kerap mempersulit investor asing untuk berinvestasi di negaranya melalui berbagai regulasi yang berat sebelah dan cenderung merugikan investor asing.
Selain itu perusahaan-perusahaan negara juga dinilai membutuhkan reformasi. Negara harus mendefinisikan ulang apa yang menjadi priorioritasnya. Tidak semua yang dianggap sebagai “industri strategis” juga serta merta harus dikuasai negara. Perusahaan pelat merah semacam itu menikmati keuntungan yang sangat besar, jika dibandingkan pesaing lain di pasar atau bahkan membangun monopoli di sektornya masing-masing. Kita tidak bisa menyebutnya sebagai ekonomi pasar bebas. Reformasi di dalam struktur perusahaan negara juga menjadi salah satu faktor penting.

Pada akhirnya dapat disimpulkan masih banyak yang harus dikerjakan oleh para petinggi Tiongkok untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di negaranya. Selain itu pemanfaatan lemahnya Yuan saat ini juga dinilai bisa cukup membantu perekonomian Tiongkok dengan harapan dapat menggenjot ekspornya di bulan mendatang.

Sumber : Vibiznews

Laju Inflasi Tiongkok Kembali Meleset, Bank Sentralnya Panik

BESTPROFIT FUTURES MALANG (11/5) - Telah dilaporkan kemarin (10/5/2015) bahwa harga konsumen Tiongkok di bulan April mencatat kenaikan yang masih jauh dari target. Seperti diketahui hingga kini Tiongkok masih berjuang untuk mencapai target inflasi sebesar 3 persen yang dipatopk pada tahun 2015 ini. Sayang, hingga saat ini hal tersebut terlihat masih sulit untuk terpenuhi. Kondisi ini cukup menekan bank sentral Tiongkok (PBOC) untuk menambah paket stimulus moneter longgar untuk memacu kenaikan permintaan domestik.
Seperti telah dirilis, inflasi Tiongkok di bulan April lalu hanya mencatat kenaikan sebesar 1,5 persen dari tahun sebelumnya dimana pada bulan sebelumnya inflasi tercatat sebesar 1,4 persen (yoy). Sementara itu, sejalan dengan laju inflasi yang cenderung stagnan, Indeks harga produsen yanng merupakan komponen pembentuk inflasi justru tercatat turun 4,6 persen, dimana kontraksi pada IHP ini kian memperpanjang rekor penurunannya.
Demi mencapai target inflasi dan kenaikan IHP, PBOC telah memangkas suku bunga acuannya sebanyak dua kali dan juga memangkas Giro Wajib Minimum (GWM) sebanyak dua kali dalam enam bulan terakhir untuk membantu pertumbuhan ekonomi di negaranya. Langkah kebijakan moneter tersbeut diambil PBOC dengan pertimbangan risiko deflasi yang semakin kuat dimana pada kuartal terakhir tahun 2014, inflasi Tiongkok menyentuh laju terlemahnya sejak 2009 silam.
Pada bulan April. harga makanan tercatat naik 2,7 persen dari tahun sebelumnya, sementara biaya non-makanan naik 0,9 persen. Sedangkan jika dilihat dari bulan sebelumnya harga konsumen justru mencatat deflasi sebesar 0,2 persen di bulan April. Sedangkan harga produsen masih tetap melemah karena penurunan di sektor tambang. Secara keseluruhan harga produsen turun memasuki bulan ke-38 berturut-turut.

Sumber : Vibiznews

Thursday 7 May 2015

Bursa AS Menguat Dipicu Kenaikan Saham Teknologi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (8/5) - Bursa Amerika Serikat (AS) berakhir lebih tinggi pada penutupan Jumat (kamis) ini dipicu lonjakan saham teknologi dan kemungkinan kenaikan suku bunga global.
Melansir laman Reuters, Dow Jones Industrial Average naik 82,08 poin atau 0,46 persen menjadi 17.924,06 poin. Indeks S & P 500 naik 7,85 poin atau 0,38 persen ke posisi 2.088 dan Nasdaq Composite bertambah 25,90 poin atau 0,53 persen menjadi 4.945,54 poin.

Kenaikan antara lain dipicu saham CBS Corp (CBS.N) mencapai hasil kuartalan pertama melebihi harapan, di mana sahamnya naik 1 persen.

Kemudian saham Alibaba melonjak 7,5 persen usai perusahaan e-commerce raksasa China ini melaporkan kenaikan yang lebih baik dari perkiraan pendapatan kuartalan. Demikian pula saham Yahoo berakhir naik 5,3 persen.
Dalam sesi perdagangan ini, sembilan dari 10 sektor yang masuk indeks S&P 500 tercatat positif, dipimpin saham teknologi dan keuangan.

Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran tercatat lebih rendah pada pekan lalu selama 15 tahun.

Angka ini dikatakan menjadi momentum positif dalam perekonomian, meski tidak begitu begitu besar memberikan harapan soal terjadinya kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve bisa dilakukan pada September.

Kenaikan suku bunga baru-baru ini telah mengkhawatirkan Wall Street meski kini menunjukkan tanda-tanda stabilisasi, sementara harga minyak ikut naik.

"Itu drastis, saat obligasi kurang baik konflik mempengaruhi harga minyak, ini membantu kami fokus pada saham," kata Art Hogan, Kepala Strategi Pasar Wunderlich Securities di New York.

Investor masih akan terus memantau rilis laporan penggajian April yang keluar pada Jumat ini, yang akan menawarkan indikasi tentang kesehatan ekonomi dan berpotensi mempengaruhi ketika Fed menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2006.

"Laporan ini akan menjadi bulan rakasa bagi kita untuk percaya Juni kembali di atas meja," kata Hogan.

Di sisi lain, harga minyak turun setelah sempat menyentuh posisi tertinggi pada 2015, yang mendorong indeks energi turun 1,1 persen sementara mengangkat saham maskapai.

Sekitar 6,9 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di bawah 7,1 miliar rata-rata harian selama lima sesi terakhir, menurut BATS Global Markets.(Nrm)


Sumber : Liputan6

Kopi Luwak Termahal Kini Dijual di Harrods

BESTPROFIT FUTURES MALANG (8/5) - Kopi luwak menjadi salah satu minuman paling mewah di dunia. Bahkan kopi ini dicap sebagai salah satu minuman langka, memiliki kelezatan, dan paling mahal berasal dari musang luwak.

Meski pun sejumlah kelompok penyayang binatang mengkritik pembuatan kopi berasal dari musang ini, penyebaran kopi ini semakin luas. Kopi ini telah menyebar dari Indonesia ke Amerika Serikat dan Eropa.

Kopi ini bahkan dibuat secara eksklusif dengan sistem pre oder. Harga jual kopi mulai dari US$ 225-US$ 10.910 atau sekitar Rp 2,95 juta-Rp 143,43 juta (asumsi kurs Rp 13.147 per dolar Amerika Serikat). Kopi ini pun kini tersedia di Harrods.

Seperti diketahui, Harrods merupakan pusat perbelanjaan terkemuka di dunia dan menjadi salah satu tujuan wisata bagi wisatawan di kota London. Pusat perbelanjaan ini terletak di Brompton Road, Knightsbridge di Royal Borough of Kensington and Chelsea. Luas area pertokoan mencapai 90.000 m2 yang digunakan oleh lebih dari 330 departemen sehingga menjadikan Harrods menjadi pusat perbelanjaan terbesar di Eropa.

Kopi luwak yang diberi nama Terra Nerra hanya tersedia dengan sistem pre order sehingga setiap pesanan bisa disiapkan secara segar. Kopi dikembangkan dalam enam tahap oleh Terra Nerra, dan dibungkus tas kertas Kraft yang dilengkapi dengan katup yang dipasang di dalam. Demikian mengutip dari laman bornrich, Jumat (8/5/2015).

Selain itu, para pembeli juga akan mendapatkan pembungkus kopi dengan berlapis emas 24 karat. Bungkus kopi itu juga diukir dengan nama pembeli yang dibuat oleh perajin perak ternama Rebecca H. Joselyn. (Ikr/Ahm)


Sumber : Liputan6

Harga Minyak Susut Ditekuk Penguatan Dolar

BESTPROFIT FUTURES MALANG (8/5) - Setelah sempat menyentuh posisi tertinggi, harga minyak mentah dunia kembali susut 3 persen seiring menguatnya dolar Amerika Serikat (AS).
Melansir laman Reuters, harga minyak mentah Brent turun US$ 2,23 atau 3,3 persen menjadi US$ 65,54 per barel. Pada minggu ini, Brent turun 1,6 persen lebih rendah, dan menjadi penurunan mingguan sejak 30 April.  Sedangkan harga minyak mentah AS turun US$ 1,99 atau 3,3 persen menjadi US$ 58,94 per barel.
Pedagang dan investor kini kembali fokus pada kelebihan pasokan minyak mentah setelah euforia lonjakan harga minyak mentah AS pertama yang terjadi dalam beberapa bulan.

Penurunan harga minyak usai dolar kembali menguat setelah melemah sejak awal Mei. Lonjakan ini menjadi pertanda optimisme bahwa laporan pekerjaan AS di April akan menunjukkan kekuatan ekonomi negara ini. Penguatan greenback akan membuat komoditas berdenominasi dolar menjadi kurang terjangkau bagi pemegang euro dan mata uang lainnya.

"Dolar jelas menjatuhkan di hari ini, meskipun orang-orang juga mengambil pasar saham fundamental dan beberapa keuntungan setelah bulan yang luar biasa dari keuntungan yang kami punya," kata Phil Flynn, Analis Price Future Group di Chicago.

Perkiraan pertumbuhan permintaan dan perlambatan pasokan minyak mentah telah mendorong komoditas ini turun 50 persen dari posisi tertingginya dalam enam tahun.

Persediaan minyak mentah AS turun hampir 4 juta barel pekan lalu, penurunan mingguan pertama mereka sejak Januari, menurut data pemerintah. Tapi stok minyak mentah masih berdiri di discouragingly tinggi 487 juta barel. (Nrm)

Sumber : Liputan6

Pound Melonjak Setelah Jajak Pendapat Menunjukkan Tory Diperkirakan Menahan Suara

BESTPROFIT FUTURES MALANG (8/5) - Pound bergerak naik setelah jajak pendapat resmi menunjukkan bahwa Partai Konservatif akan memperoleh mayoritas kursi pada pemilihan umum di Inggris, hal tersebut menurunkan prospek negosiasi yang berkepanjangan terkait formasi pemerintahan berikutnya.

Sterling menguat sebesar 0.9% terhadap 16 mata uang lainnya menyusul adanya survei para pemilih yang mengindikasikan bahwa pemimpin Tory David Cameron akan bersiap untuk memimpin partai terbesar tersebut. Mata uang Inggris reli terhadap dolar yang sekaligus terpanjangnya dalam hampir 7 pekan terakhir.

Dalam waktu hingga pemilu, Partai Konservatif fokus terhadap mandat ekonominya, dengan jajak pendapat menunjukkan bahwa mereka merupakan partai yang sangat dipercaya dalam hal tersebut. Meskipun demikian, beberapa investor telah menyuarakan kecemasan bahwa komitmen partai tersebut terkait referendum keanggotaan Inggris dari Uni Eropa diperkiakan akan memperlemah investasi dan menekan pound.

Sementara hasil perolehan jumlah kursi akan diumumkan secara bertahap sepanjang malam ini di Inggris.

Mata uang Inggris reli 1.1% ke level $1.5414 pukul 11:16 malam ini wamtu London yang sekaligus kenaikan tertinggi sejak tanggal 20 Maret kemarin. Pound terapresiasi 1.2% ke level 72.99 pence per euro dengan mendulang gain terhadap euro sepanjang tahun ini sebesar 6.4%. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Ekuitas AS Ditutup Naik Ditengah Reli Saham Teknologi Jelang Data Pekerjaan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (8/5) - Saham AS ditutup menguat, setelah Indeks Standard & Poor 500 turun ke level terendahnya dalam sebulan terakhir, Yahoo! Inc memimpin rebound pada saham teknologi menjelang laporan data pekerjaan hari Jumat.
Indeks S & P 500 naik 0,4% menjadi 2,088.04 pada pukul 4 sore di New York, mendekati harga rata-rata selama 50 hari terakhir. Pemerintah akan merilis data pekerjaan April pada hari Jumat menjelang pasar saham AS dibuka.
Saham AS jatuh kemarin, terseret lebih rendah pasca ketua The Fed Janet Yellen memperingatkan tingginga valuasi pasar dan setelah sebuah laporan swasta yang menunjukkan melambatnya tingkat perekrutan.
Indeks saham rebound setelah aksi jual selama dua hari yang mengirim ekuitas perdagangan di atas 50-hari rata-rata bergerak ke level terendah dalam tiga bulan, menurut data yang dihimpun oleh Bloomberg. Pada penutupan kemarin, 200 anggota di S & P 500 diperdagangkan di atas ambang batas, yang dilihat oleh para analis untuk mengukur momentum sekuritas. Yang merupakan pembacaan terendah sejak 30 Januari.(yds)
Sumber: Bloomberg

Wednesday 6 May 2015

Pernyataan Janet Yellen Bikin Wall Street Terjungkal

BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/5) - Wall Street berakhir melemah pada perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta) setelah Gubernur Bank Sentral Amerika (The Fed) mengeluarkan peringatan bahwa valuasi saham di bursa Amerika Serikat sudah terlalu tinggi.

Mengutip Reuters, Kamis (7/5/2015), Dow Jones Industrial Averange turun 86,22 poin (0,48 persen) ke level 17.841,98. Indeks Standard & Poor 500 melemah 9,31 poin (0,45 persen) ke level 2.080,15 dan Nasdaq Composite turun 19,68 poin (0,4 persen) ke level 4.919,64.

Indeks Standard & Poor 500 turun para titik terendah terhitung sejak April 2015 setelah Yellen mengeluarkan pernyataan bahwa valuasi atau harga saham sudah terlalu tinggi sehingga cukup berbahaya bagi perekonomian. Pasalnya, kenaikan harga saham tidak sesuai dengan fundamental perusahaan sendiri. Namun memang, Yellen tidak mengungkapkan bahwa gelembung krisis sudah terbentuk.

Pernyataan Yellen ini keluar setelah ia melihat bahwa pelaku pasar terus-menerus mencoba menebak kapan waktu yang tepat The Fed akan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2006. Kenaikan suku bunga sesuai dengan jadwal semula yaitu pada Juni 2015 atau mundur dari jadwal yaitu di kisaran September memberikan sentimen yang sama kepada bursa saham yaitu penguatan.

Gubernur The Fed Atlanta, Amerika Serikat (AS), Dennis Lockhart menjelaskan, dia masih mengharapkan semuanya berjalan sesuai dengan rencana awal, termasuk juga mengenai kenaikan suku bunga. Melihat data-data ekonomi yang ada, ia berharap di pertengahan tahun ini The Fed sudah bisa menaikkan suku bunga acuan.

"Semua orang sudah terobsesi kepada The Fed," jelas Direktur Addison Capital Management, Philadelphia, AS, Michael Church. Menurutnya, sudah wajar jika pernyataan Yellen tersebut membuat Wall Street tidak bisa menembus level tertinggi pada minggu ini. Alasannya, pernyataan Yellen tersebut membuat pelaku pasar melihat kembali portofolio mereka dan menarik dana-dana mereka di Wall Street sehingga indeks akhirnya tertekan.

Namun sebagian besar analis masih tetap mencoba menebak kapan waktu yang tepat bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga. Sebagian besar analis bank yang beroperasi di Wall Street memberikan prediksi bahwa The Fed akan menunda kenaikan suku bunga acuan setidaknya sampai dengan September 2015 nanti. (Gdn)


Sumber : Liputan6

Mengecewakannya Data Ekonomi Hantam Dolar Tumbang Ke Level 3 Bulan Terendah

BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/5) - Dolar turun ke level 3 bulan terendahnya ditengah naiknya imbal hasil obligasi Eropa yang memangkas permintaan akan aset AS, hal itu tentu menciptakan aksi jual menurut Goldman Sachs Group Inc. dibandingkan dengan adanya pemangkasan (tapering) yang dicetuskan oleh mantan Ketua Federal Reserve pada tahun 2013 lalu. Janet Yellen yang saat ini Ketua The Fed menambahkan kecemasan tersebut dengan menyatakan suku bunga jangka panjang dapat melonjak saat bank sentral meningkatkan suku bunga acuannya yang akan mengantarkan Bursa Saham Negeri Paman Sam dan obligasinya turun.

Indeks Spot Dolar Bloomberg turun 0.7% ke level 1,160.75 pukul 5 sore ini waktu New York yang sekaligus level terendah pada basis penutupannya sejak 5 Februari kemarin. Sepanjang bulan April kemarin indeks acuan tersebut mengalami penurunan sebesar 3%.

Dolar turun 1.4% ke level $1.1347 per euro dan turun 0.3% ke level 119.46 yen.

Suku bunga jangka panjang berada pada level terendahnya, hal tersebut diutarakan oleh Yellen saat menanggapi sebuah pertanyaan setelah pidatonya di Washington pada hari Rabu. Kita akan melihat peningkatakan tajam pada suku bunga jangka panjang setelah ekonomi lepas landas. Sementara mayoritas anggota The Fed memprediksi bahwa mereka di tahun ini akan menaikkan suku bunga yang pertama kalinya sejak tahun 2006 silam. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Emas Turun Seiring Prospek Kenaikan Tajam Pada Imbal Hasil Obligasi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/5) - Emas turun untuk pertama kalinya pada pekan ini karena Ketua Federal Reserve Janet Yellen mengatakan imbal hasil obligasi "terlihat melonjak tajam" setelah bank sentral menaikkan suku bunga, sehingga memangkas permintaan untuk logam mulia sebagai investasi alternatif.
Emas menurun dalam dua bulan terakhir terkait spekulasi bahwa suku bunga acuan The Fed tidak mengalami kenaikan. Imbal hasil telah ditekan oleh tiga putaran pembelian aset dengan skala yang besar senilai $ 4.47 trilyun.
Suku bunga pinjaman yang lebih tinggi memangkas daya tarik emas karena logam umumnya menawarkan pengembalian hanya melalui kenaikan harga,  sehingga mengirim investor untuk aset dengan prospek hasil yang lebih baik seperti obligasi. Pedagang mengkaji data ekonomi guna menilai prospek untuk waktu kenaikan suku bunga. Sementara pemerintah pada tanggal 8 Mei akan rilis data statistik pekerjaan.
Emas berjangka untuk pengiriman Juni turun 0,2% untuk menetap di level $ 1,190.30 per ons pada 1:46 di Comex New York. Agregat Perdagangan adalah 24% di bawah rata-rata 100 hari, data yang dihimpun oleh Bloomberg menunjukkan. Harga naik 1,6% dalam dua hari terakhir.(yds)
Sumber: Bloomberg

Saham AS Ditutup Turun Ditengah Kekhawatiran Pertumbuhan Ekonomi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/5) - Saham AS ditutup turun, mengirimkan Indeks Standard & Poor 500 ke level terendah dalam sebulan terakhir, karena rilis data yang menunjukan pelemahan sehingga menambah kekhawatiran menegnai perlambatan pertumbuhan jelang laporan data pekerjaan pemerintah pada hari Jumat.
Apple Inc, Hewlett-Packard Co dan Microsoft Corp turun pada sesi ketiga, sehingga membebani saham teknologi. Alexion Pharmaceuticals Inc anjlok 8% setelah pihaknya setuju untuk membeli Synageva BioPharma Corp senilai $ 8.4milyar, dan Pfizer Inc turun dikarenakan saham perawatan kesehatan yang merosot. Devon Energy Corp naik 1% setelah meningkatkan perkiraan produksinya.
Indeks S & P 500 turun 0,4% menjadi 2,080.20 pada pukul 4 sore di New York, mendekati harga rata-rata selama 100 hari terakhir.
Ekuitas memperpanjang penurunan pasca Ketua Federal Reserve Janet Yellen mengatakan valuasi pasar ekuitas yang cukup tinggi dan bisa menjadi sumber potensial dari ketidakstabilan keuangan, dalam sambutannya di Washington.(yds)
Source: Bloomberg

Kecemasan Pertumbuhan Ekonomi Bayangi Bursa Saham AS Sesi 1 Melemah 0,5%

BESTPROFIT FUTURES MALANG (7/5) - Bursa Saham AS sesi 1 melemah, mengikuti pelemahan tajam pada ekuitas tersebut dalam kurun waktu lebih dari sebulan terakhir, pelemahan hari ini akibat rilis data ekonomi yang menunjukkan penurunan dari perkiraan sebelumnya, sehingga hal itu menambah kecemasan mengenai perlambatan pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam menjelang data pekerjaan yang akan dirilis Jumat besok.

Indeks Standard & Poor 500 melemah 0.5% ke level 2,079.78 pukul 1:00 siang ini waktu New York, setelah sempat menguat sebesar 0.4%. Sementara Dow Jones Industrial Average turun 105.10 poin atau 0.6% ke level 17,823.10. Sedangkan Indeks Nasdaq Composite anjlok 0.5% dan Indeks Russell 2000 stagnan seiring reli saham bioteknologi.

Ekuitas sempat memperpanjang penurunannya setelah Ketua Federal Reserve Janet Yellen menyatakan bahwa valuasi pasar ekuitas cukup tinggi dan akan menjadi sumber potensi ketidakstabilan finansial. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Tuesday 5 May 2015

Dolar Ambruk Ditengah Meningkatnya Defisit Neraca Perdagangan AS

BESTPROFIT FUTURES MALANG (6/5) - Dolar menghentikan laju kenaikan selama 3 hari setelah defisit neraca perdagangan AS bulan Maret mengalami kenaikan ke level tertingginya dalam lebih dari 6 tahun terakhir, sehingga hal tersebut meningkatkan keraguan jika perekonomian tengah mengalami kenaikan.

Data ekonomi yang menunjukkan gap neraca perdagangan meningkat tajam dalam kurun waktu 18 tahun terakhir, menyusul rilis laporan pekan lalu yang mengindikasikan pertumbuhan ekonomi AS kuartal 1 stagnan. Fokus kembali kepada data payroll bulan April yang akan dirilis pada 8 Mei mendatang seiring Federal Reserve mengkaji apakah perekonomian cukup kuat untuk melakukan peningkatan suku bunga yang pertama kalinya sejak tahun 2006 silam.

Indeks Spot Dolar Bloomberg turun 0.4% ke level 1,168.81 pukul 5 sore ini waktu New York setelah sempat mendulang gain sebesar 0.4%. Dolar anjlok 0.4% ke level $1.1185 per euro.

Sedangkan yen mendulang gain pada hari ke-2 dengan mencatat gain 0.2% ke level 119.86 yen per dolar. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Emas Meningkat Hari Kedua Seiring Reli Minyak Memicu Kekhawatiran Inflasi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (6/5) - Emas berjangka naik untuk hari kedua secara beruntun seiring saham energi yang lebih tinggi ditambahkan pada spekulasi bahwa inflasi AS mulai meningkat, sehingga mendorong permintaan untuk logam mulia sebagai aset penyimpan nilai.

Minyak mentah di New York naik di atas $ 60 per barel untuk pertama kalinya sejak Desember. Pada bulan April, harga melonjak 25%, yang tertajam sejak Mei 2009, pada tanda-tanda meredanya pasokan AS. Investor yang pada bulan Desember menurunkan emas dan meningkatkan spekulasi bahwa deflasi akan berlanjut. Reli dolar telah terhenti, dan meningkatnya gaji di Amerika.

Kepemilikan emas ETP rebound, dan spekulan yang semakin bullish. Logam ini telah naik 4,5% dari level terendah tahun ini pada bulan Maret karena investor mengkaji ekspektasi untuk biaya konsumen lebih tinggi terhadap tanda-tanda bahwa Federal Reserve yang semakin mendekati untuk menaikkan suku bunga.

Emas berjangka untuk pengiriman Juni naik 0,5% untuk menetap di level $ 1,193.20 per ons pada 1:53 siang di Comex New York. Pada hari Senin, harga naik 1%, yang tertajam dalam sepekan terakhir.(yds)

Sumber: Bloomberg

Saham AS Ditutup Melemah Mengikuti Penurunan Ekuitas Global

BESTPROFIT FUTURES MALANG (6/5) - Indeks Standard & Poor 500 turun tajam dalam lebih dari sebulan terakhir, mengikuti penurunan global dalam ekuitas, terkait rilis data yang bervariasi menambah kekhawatiran pertumbuhan ekonomi AS dan meningkatnya spekulasi bahwa Yunani tidak akan mampu menyelesaikan krisis utangnya.
Indeks Standard & Poor 500 turun 1,2% menjadi 2,089.51 pada pukul 4 sore di New York, mendekati harga rata-rata selama 50 hari terakhir. Indeks Nasdaq Composite turun 1,6%, dan Indeks Russell 2000 turun 1,4%.
Tumbuhnya kekhawatiran mengenai apakah Yunani dapat memenuhi kewajibannya untuk membayar $ senilai 1,1 miliar akibat IMF pada 12 Mei. Indeks Stoxx Europe 600 turun ke level terendah dalam dua tahun.(yds)
Sumber: Bloomberg

Yunani Memimpin Penurunan Saham Eropa Ditengah Kekhawatiran Default

BESTPROFIT FUTURES MALANG (6/5) - Saham Yunani memimpin penurunan saham Eropa ke level terendah dalam dua bulan pada kekhawatiran bahwa negosiasi utang akan gagal untuk mengamankan dana pada waktunya guna mencegah default (gagal bayar) Yunani.

Indeks Stoxx Europe 600 turun 1,5% menjadi 391,01 pada sesi penutupan perdagangan, setelah sebelumnya naik sebanyak 1,1% terkait laba perusahaan yang lebih baik dari estimasi. Indeks Saham melanjutkan penurunan setelah seorang pejabat Yunani mengatakan kesepakatan pendanaan tidak akan mungkin sampai kreditor internasional menyepakati serangkain tuntutan. Indeks ASE Yunani merosot 3,9%, yang tertajam dalam tujuh pekan.

Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble mengatakan Yunani mungkin tidak dapat menyelesaikan pekerjaan mengenai perjanjian bantuan finansial tepat pada waktunya untuk dana yang akan dikucurkan pada tanggal 12 Mei untuk pelunasan sekitar 1 miliar euro ($ 1,1 milyar) kepada IMF.

Indeks Stoxx 600 masih naik 14% tahun ini di tengah melemahnya euro dan stimulus moneter belum pernah terjadi sebelumnya, mendorong Komisi Eropa untuk menaikkan perkiraan pertumbuhan zona euro tersebut.

Indeks FTSE 100 Inggris membalikan kenaikan pada sesi pagi sebanyak 1%, jatuh 0,8%, karena pasar dibuka kembali setelah libur. Indeks Swiss Market melemah sebanyak 1,2%, juga menurun 0,8%. Indeks DAX Jerman turun 2,5% ke level terendah dalam dua bulan terakhir.(yds)

Sumber: Bloomberg

Bursa Saham AS Sesi 1 Melemah 0,7% Ditengah Kecemasan Pertumbuhan Ekonomi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (6/5) - Bursa Saham AS menghentikan reli selama 2 hari dengan bergabung pada penurunan ekuitas global menyusul rilis data ekonomi yang bervariasi sehingga menambah kecemasan pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam dan adanya peningkatan spekulasi bahwa Yunani tidak akan mampu menyelesaikan krisis hutangnya.

Apple Inc. turun 1.6% dan semikonduktor melemah 1.8%. Nasdaq Biotechnology Index anjlok 1.6%. Delta Air Lines Inc. dan American Airlines Group Inc. anjlok lebih dari 2.4%. Sedangkan Diamond Offshore Drilling Inc. melonjak 6.2%.

Indeks Standard & Poor 500 melemah 0.7% ke level 2,099.4 pukul 12:55 siang ini waktu New York. Sementara Dow Jones Industrial Average turun 73.70 poin atau 0.4% ke level 17,996.70. Sedangkan Indeks Nasdaq Composite melemah 1.2% dan Indeks Russell 2000 turun 1.2%. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Monday 4 May 2015

Proyeksi Teknikal Sektoral IHSG Bulan Mei 2015

BESTPROFIT FUTURES MALANG (5/5) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada bulan April ditutup dengan aksi profit taking secara massal di penghujung bulan. Sebelumnya IHSG pada bulan tersebut sempat mencapai level 5515 akibat aksi bargain hunting yang terjadi dalam beberapa hari berturut. Sepanjang April, IHSG anjlok 7,83% dan menghapus penguatan 5,48% yang dicapai pada tiga bulan sebelumnya.
IHSG Kamis pekan lalu ditutup melemah 19,14 poin atau 0,37% ke posisi 5086,425 dengan mencapai tertinggi pada level 5141,494 dan terendah pada level 5030.256 sepanjang sesi perdagangan hari ini berlangsung. Sepanjang perdagangan IHSG bergerak dalam pola konsolidasi. Tekanan jual sendiri masih cukup besar namun dengan mulai adanya aksi beli, potensi terjadinya penguatan diperkirakan akan terbuka dalam waktu dekat. Saat ini indeks sudah berada dalam area jenuh jual sehingga peluang indeks untuk menguat kembali masih dimungkinkan terjadi.
Pada akhir bulan April lalu, IHSG mencatat foreign sell sebanyak Rp 5,87 triliun dan foreign buy sebanyak Rp 4,54 triliun sehingga tercatat foreign net sell sebesar Rp 1,32 triliun.
Berikut proyeksi teknikal bulan Mei untuk setiap  sektor :
  1. Sektor Agribisnis
Indeks ini ditutup menguat 0,27% menjadi 2004,78 pada akhir April lalu dengan mencapai tertinggi pada level 2006,25 dan terendah pada 1979,62. Indeks Agribisnis menjelang berakhirnya bulan April kemarin cukup tertekan hebat akibat imbas IHSG secara keseluruhan yang mengalami penurunan drastis. Namun saat ini ada indikasi penguatan yang berusaha mengangkat indeks untuk rebound kembali. AALI merupakan salah satu emiten yang menopang indeks agribisnis. Secara teknikal mingguan dan bulanan, indeks agribisnis diperkirakan masih berpotensi melemah pada bulan Mei ini. Level support yang akan dites berada pada level 1969 hingga 1986 sedangkan level resistence yang akan dites berada di level 2013 hingga 2023.
  1. Sektor Pertambangan
Indeks pertambangan pada akhir April lalu ditutup melemah 0,37% menjadi 1197,95 dengan mencapai tertinggi pada level 1203,74 dan terendah pada 1180,52. Indeks Pertambangan mengalami tren pelemahan dari awal tahun hingga sekarang dan pada akhir bulan lalu, indeks semakin anjlok akibat imbas IHSG yang menurun. INCO merupakan emiten yang menjadi top gainer dalam indeks pertambangan meskipun harga sahamnya juga ditutup melemah pada sesi penutupan Kamis lalu. Secara teknikal mingguan dan bulanan, indeks pertambangan diperkirakan masih melanjutkan tren pelemahannya pada bulan Mei ini. Level support yang akan dites berada pada level 1170 hingga 1183 sedangkan level resistence yang akan dites berada di level 1206 hingga 1216.
  1. Sektor Industri Dasar
Indeks industri dasar pada akhir April lalu ditutup melemah 2,14% menjadi 433,87 dengan mencapai tertinggi pada level 443,43 dan terendah pada 430,71. Indeks Industri Dasar mengalami tren yang fluktuatif dari awal tahun hingga sekarang dan pada pekan lalu indeks melemah selama 5 hari berturut-turut. Sektor industri dasar merupakan satu dari dua sektor dominan yang melemahkan IHSG pada April lalu. CPIN merupakan emiten yang cukup berpengaruh terhadap melemahnya indeks industri dasar. Secara teknikal mingguan dan bulanan, indeks ini berpotensi masih melanjutkan pelemahan dari minggu lalu dan menunggu sentimen fundamental dari emiten-emiten blue chip industri besar yang bisa membuat indeks terangkat kembali. Level support yang akan dites berada pada level 422 hingga 427 sedangkan level resistence yang akan dites berada pada level 440 hingga 448.
  1. Sektor  Konsumer
Indeks  Konsumer pada akhir April lalu ditutup menguat 0,60% menjadi 2319,25 dengan mencapai tertinggi pada level 2361,3 dan mencapai terendah di 2248,70. Indeks Barang Konsumer mengalami gerakan yang fluktuatif sejak awal tahun hingga sekarang. Menjelang akhir April kemarin, indeks sempat anjlok akibat aksi profit taking namun diiringi dengan aksi bargain hunting pada sesi perdagangan selanjutnya sehingga pelemahan indeks tidak berlangsung lama. ICBP merupakan top gainer yang menguatkan indeks barang konsumer di tengah derasnya aksi jual di bursa yang menyebabkan IHSG hampir kembali ke posisi 5000. Secara teknikal mingguan dan bulanan, indeks barang konsumer diperkirakan berpotensi menguat secara terbatas meskipun secara harian, potensi pelemahan masih mungkin terjadi. Level resistence yang akan dites berada pada posisi 2370 hingga 2422 sedangkan level support yang akan dites berada pada 2196 hingga 2257.
  1. Sektor Properti
Indeks Properti pada akhir April lalu ditutup melemah 0,78% menjadi 538,48 dengan mencapai tertinggi pada level 547,16 dan terendah pada 535,80. Indeks Properti mengalami tren penguatan dari awal tahun namun sempat menurun pada pertengahan Maret lalu kemudian rebound kembali. Pada minggu terakhir April kemarin, indeks melemah selama 4 hari berturut-turut. Walaupun indeks properti ditutup melemah, saham ASRI ditutup menguat di atas 1% sehingga pelemahan indeks tidak begitu signifikan. Secara teknikal mingguan dan bulanan, indeks properti berpotensi untuk menguat secara terbatas namun secara harian, potensi pelemahan masih dimungkinkan terjadi. Level resistence yang akan dites berada di kisaran 545 hingga 552 sedangkan level support yang akan dites berada di kisaran 528 hingga 533.
  1. Sektor Keuangan
Indeks Keuangan pada April lalu ditutup menguat 0,12% menjadi 745,35 dengan mencapai tertinggi di posisi 754,6 dan terendah di 732,37. Indeks Keuangan mengalami tren penguatan yang cukup signifikan sejak awal tahun hingga sekarang. Namun tren penguatan tersebut berbalik melemah pada minggu keempat April lalu akibat aksi profit taking. Meski demikian, saat ini indeks berusaha untuk rebound secara teknikal. Penguatan indeks ini didukung oleh saham BMRI yang ditutup menguat cukup signifikan. Secara teknikal mingguan dan bulanan, indeks keuangan diperkirakan masih akan melemah terbatas melanjutkan pelemahan pada minggu lalu dan menunggu sentimen fundamental emiten-emiten utama yang bisa mengangkat indeks. Level support yag akan dites berada pada kisaran 721 hingga 733 sedangkan level resistence yang akan dites berada di kisaran 755 hingga 765/
  1. Sektor Perdagangan
Indeks Perdagangan pada April lalu ditutup menguat 0,78% dengan mencapai tertinggi pada level 948,7 dan terendah pada 927,16. Indeks perdagangan mengalami tren penguatan dari awal tahun namun pada awal Maret lalu berbalik melemah dan bergerak fluktuatif hingga saat ini. Saham LPPF yang ditutup menguat hampir 3% pada akhir April lalu mampu menguatkan indeks setelah sebelumnya ditekan oleh aksi profit taking di bursa. Secara teknikal mingguan dan bulanan, indeks perdagangan diperkirakan mencoba menguat terbatas meskipun secara harian indeks masih berpotensi melemah terbatas. Level support yang akan dites berada pada kisaran 920 hingga 934 sedangkan level resistence yang akan dites diperkirakan berada di kisaran 955 hingga 962.
  1. Sektor Manufaktur
Indeks Manufaktur pekan lalu ditutup melemah 0,75% menjadi 1281,48 dengan mencapai tertinggi pada level 1299,93 dan terendah pada 1254,63. Indeks manufaktur mengalami tren yang cukup fluktuatif cenderung sideways sejak awal tahun hingga saat ini yang disebabkan oleh daya beli dan jual yang cukup intensif dalam kuartal pertama tahun ini. Saham ASII yang ditutup melemah pada perdagangan minggu lalu menjadi pemberat utama indeks manufaktur yang disebabkan kinerja awal tahun ASII yang kurang begitu baik pada kuartal pertama tahun ini sehingga indeks manufaktur menjadi tertekan. Secara teknikal mingguan dan bulanan, indeks manufaktur berpotensi melemah pada bulan Mei ini dan menunggu sentimen fundamental dari emiten-emiten utama yang menggerakkan indeks manufaktur. Level support yang akan dites berada di kisaran 1233 hingga 1257 sedangkan level resistence yang akan dites barada pada kisaran 1302 hingga 1323.
  1. Sektor Aneka Industri
Indeks Aneka Industri akhir April lalu ditutup melemah signifikan 2,39% menjadi 1207,9 dengan mencapai tertinggi pada level 1237,49 dan terendah pada 1180,48. Indeks Aneka Industri merupakan sektor yang mengalami pelemahan yang paling signifikan pada akhir April lalu sehingga IHSG cukup tertekan hebat menjelang berakhirnya bulan April lalu. Indeks Aneka Industri mengalami tren penguatan secara terbatas sejak awal tahun namun pada pertengahan April lalu indeks berbalik melemah akibat aksi profit taking yang masih dilakukan investor di bursa hingga akhir bulan. Saham ASII yang ditutup melemah signifikan pada perdagangan Kamis lalu turut membuat indeks Aneka Industri menjadi semakin tertekan hingga membuat IHSG anjlok ke posisi 5086. Secara teknikal mingguan dan bulanan, indeks Aneka Industri masih berpotensi untuk melanjutkan pelemahan dan menunggu sentimen fundamental dari saham-saham utama yang dapat membuat indeks menguat kembali. Level support yang akan dites berada di kisaran 1322 hingga 1339 sedangkan level resistence yang akan dites diperkirakan berada pada kisaran 1378 hingga 1400.
  1. Sektor Infrastruktur
 Indeks Infrastruktur pada akhir April lalu ditutup melemah 1,7% menjadi 1002,11 dengan mencapai tertinggi pada level 1026,38 dan terendah pada 1002,11. Indeks Infrastruktur mengalami tren pelemahan dalam pola sideways sejak awal tahun karena intensitas perdagangan di indeks ini yang cukup tinggi namun indeks terjun bebas menjelang berakhirnya bulan April lalu akibat aksi profit taking. Saham PGAS yang merupakan salah satu emiten infrakstruktur utama ditutup melemah signifikan pada akhir April lalu turut menyebabkan indeks infrastruktur menjadi tertekan. Secara teknikal mingguan dan bulanan, indeks infrastruktur diperkirakan masih akan melanjutkan tren pelemahannya dan menunggu sentimen fundamental positif dari emiten utama sehingga indeks dapat kembali menguat. Level support yang akan dites diperkirakan berada di kisaran 986 hingga 994 sedangkan resistence yang akan dites diperkirakan berada pada kisaran 1018 hingga 1034.

Untuk perdagangan bulan Mei, IHSG diperkirakan akan mencoba rebound mengingat saat ini indeks sudah berada di area jenuh jual sehingga potensi indeks untuk menguat kembali bisa dimungkinkan terjadi. Perkiraan pergerakan IHSG pada bulan Mei 2015 berada pada kisaran support 4974 – 5030 dan resistence pada kisaran 5141 – 5196.

Sumber : Vibiznews

Aktivitas Manufaktur Global Tunjukkan Kinerja Yang Semakin Payah

BESTPROFIT FUTURES MALANG (5/5) - Pertumbuhan aktivitas manufaktur secara global hingga bulan April lalu masih tetap lamban terutama di beberapa negara yang cukup kuat pengaruhnya terhadap ekonomi global. Buruknya kinerja manufaktur di negara-negara utama tersebut menandakan bahwa pertumbuhan ekonomi global masih bergerak moderat dan tidak merata.
Ekspansi di sektor manufaktur Amerika Serikat (AS) pada bulan April misalnya dilaporkan melemah sebagai dampak dari pertumbuhan output dan jumlah pesanan baru yang menurun. Dilaporkan bahwa skor PMI Manufaktur AS bulan April turun menjadi 54,1 dari 55,7 yang diraih di bulan Maret. Pertumbuhan kinerja manufaktur bulan April lalu adalah yang paling lambat sejak 2015.
Melempemnya kinerja manufaktur AS di bulan April disebabkan oleh apresiasi Dollar AS yang menguat hingga sekitar 25 persen terhadap mata uang negara lain dalam sembilan bulan terakhir. Berdasarkan sebuah survei terpisah yang dilakukan oleh ISM juga dilaporkan bahwa ekspansi kinerja manufaktur AS pada bulan April berada pada laju yang paling lambat dalam kurun dua tahun terakhir. Berdasarkan ISM, skor PMI untuk aktivitas pabrik nasional berakhir pada 51,5 di bulan April, terendah sejak Mei 2013. Sedangkan kinerja manufaktur jatuh ke wilayah kontraktif untuk pertama kalinya sejak Mei 2013, yaitu ke 48,3, terendah sejak September 2009, dari 50,0 pada bulan Maret.

Memburuknya kinerja manufaktur AS memang sudah dapat ditebak sejak awal. Pasalnya, Departemen Perdagangan AS juga telah melaporkan bahwa laju PDB AS hanya mampu menyentuh angka pertumbuhan sebesar 0,2 persen, turun drastis dari laju PDB di Q4 2014 yang tercatat sebesar 2,2 persen.
Sementara itu, di Inggris juga bernasib serupa dengan AS dimana pertumbuhan manufaktur negaranya juga melambat tajam pada bulan April. Kondisi ini memperkuat asumsi bahwa kondisi ekonomi domestik Inggris memang tidak stabil menjelang pemilu nasional tanggal 7 Mei mendatang. PMI manufaktur Inggris jatuh ke level terendahnya dalam tujuh bulan terakhir yaitu pada skor 51,9 dari skor 54,0 di bulan Maret.
Tidak Hanya Amerika dan Inggris yang mencatat pelemahan terhadap kinerja manufakturnya, pasalnya demikian halnya pada wilayah Asia. Tiongkok yang merupakan negara dengan ekonomi terkuat kedua di dunia ini juga melaporkan bahwa kinerja manufaktur negaranya masih terjebak pada pertumbuhan yang lambat pada bulan April lalu. PMI manufaktur Tiongkok berakhir pada skor 50,1 di bulan April.

Untuk mengatasi masalah perlambatan ekonomi di negaranya, Bank sentral Tiongkok (PBOC) dan pemerintah Tiongkok telah berkolaborasi mengeluarkan sejumlah paket kebijakan konvensionalnya, misalnya PBOC pada pekan lalu kembali memangkas cadangan giro minimum di perbankan. Seperti diketahuo, pertumbuhan tahunan ekonomi Tiongkok memang telah melambat ke level terendahnya dalam enam tahun terakhir yaitu sebesar 7,0 persen pada kuartal pertama tahun ini.
Menyusul Jepang, yang menyandang gelar negara dengan ekonomi terkuat ketiga di dunia juga menunjukkan kondisi serupa dimana skor PMI manufakturnya jatuh ke 49,9 pada bulan April, dari 50,3 pada bulan Maret. Sedikit berbeda dengan Tiongkok, kinerja manufaktur Jepang jatuh untuk pertama kalinya ke wilayah kontraktif sejak Mei tahun 2014 lalu.

Demikian juga dengan Korea Selatan (Korsel), pada awal pekan ini juga melaporkan bahwa kinerja manufaktur di negaranya memburuk disebabkan oleh kondisi ekonomi domestik yang belum stabil dan menurunnya jumlah permintaan ekspor terutama dari Eropa dan Rusia. PMI HSBC Manufaktur Korsel bulan April berakhir pada laju kontraksi yang lebih cepat yaitu pada skor 48,8. PMI skor ini turun dari bulan Maret yang tercatat sebesar 49,6.

Mencermati kondisi ekonomi global yang tidak menentu ini membuat Gubernur bank sentral dan menteri keuangan Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan (Korsel) mengadakan pertemuan bilateral ditengah pertemuan tahunan pemimpin ADB (Asian Development Bank) di Baku, Azerbaijan 2-3 Mei 2015. Dalam pertemuan tersebut mereka menyatakan kesepahaman dan komitmen mereka untuk mengaplikasikan kebijakan moneter yang berorientasi mendukung permintaan dalam menghadapi lemahnya pertumbuhan global yang cenderung bergerak moderat dan tidak merata.

Sumber : Vibiznews