BESTPROFIT FUTURES (24/07) - Bursa Saham Asia stagnan, indeks acuan
regional tersebut mendekati level 6 tahun tertingginya, setelah Indeks
Standard & Poor 500 menguat pada rekornya dan Facebook Inc. mencatat
laba yang melampaui dari perkiraan sebelumnya.
Indeks MSCI Asia
Pacific diperdagangkan pada level 148.44 pukul 9:03 pagi waktu Tokyo
setelah kemarin ditutup pada level tertingginya sejak Juni 2008 silam.
Perusahaan-perusahaan dari PepsiCo Inc. hingga Dow Chemical Co. telah
membantu memberikan gain pada Indeks S&P 500, dengan sekitar 77%
dari anggota indeks tersebut merilis laba musim ini yang melampaui dari
perkiraan para analis sebelumnya.
Rilis data China hari ini
diperkirakan akan memberikan bukti lebih bahwa ekonomi negeri tirai
bambu sedang stabil. Para ekonom memprediksi angka pembacaan awal bagi
manufaktur China dari HSBC Holdings Plc/Markit Economics akan berada
pada angka 51 untuk Juli lalu, naik dari Juni lalu seebsar 50.7 ketika
indeks manufaktur tersebut bergerak tumbuh untuk pertama kalinya
sepanjang tahun 2014 ini. Angka pembacaan diatas 50 memberikan sinyal
kenaikan. (bgs)
Sumber : Bloomberg
Wednesday, 23 July 2014
Defisit Perdagangan Jepang Bulan Juni Diperluas Pasca Ekspor Turun
BESTPROFIT FUTURES (24/07) - Defisit perdagangan Jepang melebihi perkiraan para ekonom pasca ekspor Jepang secara tak terduga turun, menyeret perekonomian yang membuat penurunan lebih kuat dari yang diperkirakan pasca kenaikan pajak penjualan pada bulan April.
Defisit pada bulan Juni sebesar 822.2 miliar yen ($ 8.1 miliar), menurut laporan dari kementerian keuangan di Tokyo hari ini, melebihi estimasi rata-rata dalam survei Bloomberg News dari 32 ekonom sebesar 643 miliar yen. Ekspor Jepang turun 2 persen dari tahun sebelumnya, sementara impor naik 8,4 persen.
Dalam pekan ini,pemerintah telah memangkas proyeksi pertumbuhan untuk tahun yang berakhir pada Maret 2015, mengutip permintaan luar negeri yang lemah dan penurunan konsumsi setelah kenaikan pajak. Dengan impor bahan bakar fosil membengkakkan defisit perdagangan, sekarang berada di rekor 24 bulan, kenaikan ekspor diperlukan untuk membantu Perdana Menteri Shinzo Abe mempertahankan pertumbuhan negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia.
Para ekonom memperkirakan ekspor akan naik 1 persen pada bulan Juni setelah turun 2,7 persen di bulan Mei. Ekonomi Jepang akan tumbuh 1,2 persen dalam tahun fiskal ini, Kantor Kabinet mengatakan awal pekan ini, potongan dari perkiraan sebelumnya pertumbuhan 1,4 persen selama periode tersebut.(frk)
Sumber: Bloomberg
Ekuitas AS Tekan Emas Berjangka Turun Hari Kedua
BESTPROFIT FUTURES (24/07) - Emas
berjangka turun untuk hari kedua secara beruntun karena reli ekuitas AS
mencapai rekor tertingginya sehingga melemahkan permintaan untuk logam
mulia sebagai aset alternatif.
Indeks Standard
& Poor 500 naik sebanyak 7,6 persen tahun ini, emas turun sebanyak
28 persen pada 2013, yang tertajam dalam tiga dekade terakhir, karena
bursa saham meningkat di tengah tanda-tanda reboundnya perekonomian AS.
Tahun
ini emas naik sebanyak 8,7 persen terkait meningkatnya gejolak di
Ukraina dan Timur Tengah. Pagi tadi, logam naik sebanyak 0,4 persen
setelah separatis menembak jatuh dua jet tempur Ukraina di kawasan yang
sama dengan Malaysia Air yang jatuh pekan lalu.
Emas
berjangka untuk pengiriman Desember turun sebesar 0,1 persen untuk
menetap di level $ 1,306.50 per ons pada pukul 1:36 siang di New York
Comex. Perdagangan hari ini sebesar 29 persen untuk kali ini di bawah
rata-rata dalam 100 hari terakhir, data yang dihimpun oleh Bloomberg
kemarin menunjukkan, harga turun 0,6 persen. (vck)
Sumber: Bloomberg
Tuesday, 22 July 2014
Tiongkok Suntik Pinjaman Besar, Utang Argentina Banyak Yang Belum Dibayar
Kepala negara Tiongkok, Presiden Xi
Jinping saat berkunjung ke Argentina akhir pekan lalu mengadakan
kesepakatan dengan Presiden Argentina, Cristina Fernandez de Kirchner
untuk memberikan pinjaman sebesar 7.5 miliar dolar AS kepada Argentina,
karena besarnya utang negara sebelumnya yang belum dibayar sehingga
negara tidak dapat memanfaatkan pasar modal global.
Kesepakatan tunggal terbesar tersebut
meliputi pinjaman dana sebesar 4.7 miliar dolar AS dari China
Development Bank untuk pembangunan dua bendungan hidroelektrik di
Patagonia. Kedua bendungan akan dibangun oleh perusahaan teknik dan
konstruksi Tiongkok , GeZhouba Group, bersama dengan perusahaan
pembangunan, operasi dan pemeliharaan berbagai elektromekanis Argentina,
Electroingenieria S.A, dengan kapasitas pembangkit bangunan mencapai 1.740 watt.
Dana sebesar 2.1 miliar dolas AS lainnya
juga diberikan bank Tiongkok untuk membantu membiayai proyek kereta api
untuk mengangkut gandum dari daerah pertanian Argentina menuju ke
sejumlah pelabuhan yang selama ini tertunda. Selain itu, kedua belah
pihak juga telah menandatangani perjanjian barter, antar bank dalam
negeri masing-masing untuk jangka waktu 3 tahun kedepan agar Argentina
dapat membayar impor Tiongkok menggunakan mata uang yuan, sebesar 11
milar dolar AS. Sebelumnya, pada tahun 2009, negara Amerika Latin telah
menandatangani perjanjian yang serupa dengan Tiongkok.
Negara Argentina merupakan negara
eksportir kedelai dan jagung terbesar ketiga didunia dan Tiongkok adalah
peng-impor terbesar kedelainya. Pemerintahan Fernandez telah
memberlakukan pengetatan impor dan pengontrolan modal untuk menjaga
cadangan devisa berkurang, yang dibutuhkan untuk membayar
hutang-hutangnya.
Kebijakan tersebut telah menghalangi
investasi asing dan memaksa bank sentral untuk menguras cadangan devisa
untuk menopang mata uang yang sedang merosot. Presiden Fernandez
menganggap kesepakatan dengan negara perekonomian terbesar kedua didunia
dapat membantu menstabilitasi nilai tukar negaranya pada saat ini.
Sumber : Vibiznews
Data API Khawatirkan Investor, Harga Minyak Mentah WTI Melemah
Harga minyak mentah WTI di Bursa Nymex
pada perdagangan Selasa 22 Juli 2014 terpantau ditutup melemah cukup
signifikan. Pelemahan harga minyak mentah WTI dipicu oleh rilis data API
yang memberikan kekhawatiran terhadap para investor.
Rilis data persediaan minyak mentah AS
oleh API pada Selasa lalu, terpantau menjadi sentimen negatif cukup kuat
terhadap pergerakan harga minyak mentah WTI. Data persediaan minyak
mentah tersebut yang berada di level pengurangan 555.000 barrel masih
berada di bawah ekspektasi yang memperkirakan penguaran akan berada di
kisaran 2,8 juta barrel. Imbas dari hal tersebut, harga minyak WTI
mengalami pelemahan akibat penyesuaian terhadap kesalahan estimasi data.
Selain faktor rilis data API, harga
minyak mentah baik WTI maupun Brent juga cukup tertekan oleh belum
adanya indikasi gangguan supply minyak mentah sebagai kelanjutan dampak
dari tidak stabilnya kondisi geopolitik global. Kondisi geopolitik
global yang masih belum stabil di kawasan Gaza, Ukraina-Rusia, dan Libia
terpantau belum berdampak pada terganggunnya supply minyak mentah dari
beberapa negara tersebut mskipun output Libia dikabarkan turun ke
450.000 barrel per hari.
Pada perdagangan Selasa 22 Juli 2014 di
Bursa Nymex, harga minyak mentah terpantau ditutup melemah cukup
signifikan. Harga minyak mentah WTI berjangka Nymex untuk kontrak
September 2014 turun 0,46% ke tingkat harga $102,39/barrel atau melemah
$0,47/barrel.
Sementara pada perdagangan minyak mentah
jenis Brent di Nymex, minyak mentah jenis tersebut juga harus ditutup
melemah dini hari tadi. Harga minyak mentah jenis Brent berjangka Nymex
untuk kontrak Desember 2014 turun 0,51% ke tingkat harga $107,53/barrel
atau melemah $0,55/barrel.
Analis Vibiz Research dari Vibiz
Consulting memprediksi harga minyak mentah WTI akan cenderung bergerak
melemah tipis pada perdagangan hari ini sebelum rilis data EIA. Hal
tersebut dilandasi oleh potensi aksi wait and see yang cukup kuat pasca
kesalahan estimasi pada data API yang cukup signifikan. Data persediaan
minyak mentah EIA sendiri diprediksi akan berada di kisaran pengurangan
sebesar 2,8 juta barrel. Terkait pergerakan harga minyak mentah, range
normal diprediksi akan berada di kisaran $101-$104,25 pada WTI dan
$106-$109 pada Brent.
Sumber : Vibiznews
Data AS Tekan Harga Emas LLG
Harga emas LLG pada perdagangan Selasa 22
Juli 2014 terpantau ditutup melemah cukup signifikan dini hari tadi.
Pelemahan harga emas LLG yang cukup signifikan tersebut dipicu oleh
penguatan bursa Wall Street dan juga data perekonomian AS yang berada
dalam posisi positif.
Rilis-rilis data terkait pendapatan
kuartal perusahaan di Wall Street dan juga perekonomian AS terpantau
berhasil menggerus harga emas pada perdagangan Selasa lalu. Dari
pergerakan bursa Wall Street, seluruh indeks terpantau berhasil ditutup
di zona hijau pada perdagangan Selasa lalu. Beberapa rilis data
pendapatan kuartalan perusahaan di Wall Street terpantau menjadi
sentimen kuat yang menggerakan seluruh indeks untuk menutup perdagangan
di zona hijau sehingga emas selaku aset safe haven, anjlok tergerus
penguatan Wall Street tersebut.
Sementara dari rilis-rilis data
perekonomian AS, data penjualan rumah AS dan inflasi juga turut menjadi
momok terhadap pergerakan harga emas Selasa lalu. Dari data inflasi,
terpantau inflasi inti AS berhasil ditekan pada Juni lalu bila
dibandingkan periode yang sama pada tahun 2014. Inflasi inti AS yang
berada pada level 2,0% di Juni 2014, berhasil diturunkan 0,1% ke level
1,9%. Sedangkan dari data penjualan rumah AS, penjualan rumah AS juga
mengalami penguatan pada Juni lalu bila dibandingkan dengan periode yang
sama di tahun 2013. Pada Juni 2014 lalu, penjualan rumah AS berada di
level 5,04 juta atau naik 0,13 juta.
Pada perdagangan Selasa 22 Juli 2014,
harga emas LLG terpantau harus ditutup melemah cukup signifikan meskipun
sentimen positif dari belum stabilnya kondisi geopolitik global masih
cukup kuat. Harga emas LLG turun 0,47% ke tingkat harga $1.306,35/t oz
atau melemah $6,10/t oz.
Sedangkan dari perdagangan emas berjangka
di Bursa Comex, harga emas juga terpantau ditutup melemah dini hari
tadi. Harga emas berjangka Comex untuk kontrak Agustus 2014 turun hingga
0,58% ke tingkat harga $1.306,3/t oz atau melemah $7,6/t oz.
Analis Vibiz Research dari Vibiz
Consulting memprediksi harga emas pada perdagangan hari ini berpotensi
untuk kembali menguat. Hal tersebut dilandasi oleh potensi penguatan
sentimen positif dari belum stabilnya kondisi geopolitik global
sekaligus aksi beli pasca penurunan harga pada perdagangan hari Selasa.
Terkait pergerakan harga, range normal diprediksi akan berada di kisaran
$1.294-$1.322 pada emas LLG dan $1.293-$1.324 pada emas berjangka COmex
untuk kontrak Agustus 2014.
Sumber : Vibiznews
Saham Asia Naik Pasca Inflasi AS Meredam Kekhawatiran Tingkat Suku Bunga
BESTPROFIT FUTURES (23/07) - Saham
Asia menguat untuk hari ketiga, dengan indeks acuan regional
memperpanjang tertinggi enam tahun, setelah data inflasi meredam
kekhawatiran kenaikan suku bunga di tahun depan.
Indeks
MSCI Asia Pacific naik 0,1 persen menjadi 148,07 pada pukul 09:02 pagi
di Tokyo, setelah penutupan kemarin di level tertinggi sejak Juni 2008.
Biaya hidup di AS naik pada laju yang lebih lambat di bulan Juni dan
penjualan rumah naik ke tertinggi delapan bulan, menunjukkan ekonomi
terbesar dunia adalah menghasilkan sedikit tekanan pada harga karena
pertumbuhan berakselerasi.
Indeks
Topix Jepang, indeks Kospi Korea Selatan dan Indeks S&P/ASX 200
Australia semua naik 0,2 persen. Indeks NZX 50 Selandia Baru tergelincir
0,1 persen. Pasar di China dan Hong Kong belum dibuka.
Indeks
MSCI Asia Pacific diperdagangkan pada 13,5 kali perkiraan laba pada
penutupan terakhir, dibandingkan dengan 16,6 untuk Indeks Standard &
Poor 500, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.(frk)
Sumber : Bloomberg
Emas Berjangka Turun Terkait Spekulasi Suku Bunga The Fed
BESTPROFIT FUTURES (23/07) - Emas
berjangka turun untuk kedua kalinya dalam tiga sesi terakhir karena
spekulasi bahwa Federal Reserve yang akan menaikkan tingkat suku bunga
AS lebih cepat dari perkiraan, melemahkan permintaan untuk logam mulia
sebagai alternatif investasi..
Harga
konsumen emas AS naik sebanyak 0,3 persen pada bulan Juni lalu setelah
meningkat sebanyak 0,4 persen di bulan Mei lalu, menambah tekanan
terhadap The Fed untuk meningkatkan suku bunga acuan dari rekor
terendah. Dolar naik ke level tertinggi dalam empat minggu terakhir
terhadap sejumlah mata uang utama.
Tahun
ini Emas naik sebanyak 8,8 persen tekait gejolak di Timur Tengah dan
Ukraina mendorong permintaan safe haven. Pemerintah Uni Eropa menekan
Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mempercepat penyelidikan atas
jatuhnya pesawat Malaysia Air MH17. Sementara Menteri Luar Negeri AS
John Kerry meminta pertanggung jawaban pada penguasa Hamas di Jalur Gaza untuk menghentikan pertempuran selama dua minggu dengan Israel.
Emas
berjangka untuk pengiriman Desember turun sebesar 0,6 untuk menetap di
level $ 1.308 per ons pukul 1:37 di New York Comex. Sebelumnya, harga
turun sebanyak 0,9 persen. (vck)
Sumber: Bloomberg
Monday, 21 July 2014
Harga Minyak Mentah WTI Melambung Tinggi, Investor Pantau Rusia
Harga minyak mentah WTI di Bursa Nymex
pada perdagangan Senin 22 Juli 2014 terpantau ditutup menguat signifikan
dini hari tadi. Penguatan harga minyak mentah WTI di Nymex dipicu oleh
peningkatan tensi konflik Ukraina dan Rusia.
Pergerakan harga minyak mentah WTI pada
perdagangan Senin lalu di Nymex, terpantau kembali mendapatkan dorongan
penguatan signifikan dari perkembangan konflik Ukraina-Rusia.
Perkembangan dari konflik tersebut, yang menyebabkan tertembaknya
pesawat Malaysia Airlines MH 17 telah turut membawa AS untuk melakukan
intervensi. Berdasarkan berita kelanjutan dampak penembakan tersebut,
dikabarkan Obama telah menekankan tanggung jawab Vladimir Putin terhadap
penembakan tersebut. Di sisi lain, imbas dari hal tersebut, investor
melihat potensi gangguan aliran supply dari Rusia akibat kemungkinan
peningkatan sanksi terhadap Rusia.
Sementara itu, pada pergerakan harga
minyak mentah jenis Brent, harga minyak mentah jenis tersebut juga turut
mendapatkan dorongan dari faktor geopolitik global. Kembali memanasnya
konflik internal di Libia, terpantau menmbangkitkan kembali harga minyak
mentah Brent di Nymex. Peningkatan harga minyak mentah jenis Brent
dipicu oleh pertempuran di kawasan bandara Tripoli pada Minggu lalu.
Sebelumnya, harga minyak mentah jenis Brent sempat memasuki masa lesu
akibat peningkatan ekspor minyak mentah Libia.
Pada perdagangan Senin 21 Juli 2014 di
Bursa Nymex, harga minyak mentah WTI terpantau ditutup menguat
signifikan. Harga minyak mentah WTI berjangka Nymex untuk kontrak
September 2014 naik hingga 0,89% ke tingkat harga $102,86/barrel atau
menguat $0,91/barrel.
Sedangkan pada perdagangan minyak mentah
jenis Brent, minyak mentah Brent juga ditutup menguat signifikan dini
hari tadi. Harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak Desember
2014 naik 0,69% ke tingkat harga $108,08/barrel atau menguat
$0,74/barrel.
Analis Vibiz Research dari Vibiz
Consulting memprediksi harga minyak mentah berpotensi untuk kembali
menguat pada perdagangan hari ini di Nymex. Hal tersebut dilandasi oleh
dorongan sentimen positif dari faktor geopolitik global yang cukup kuat.
Terkait pergerakan harga, range normal diprediksi akan berada di
kisaran $100,75-104 pada WTI dan $106,5-$109 pada Brent.
Sumber : Vibiznews
Harga Emas LLG Kembali Naik, AS dan Australia Tekan Rusia
Harga emas LLG pada perdagangan Senin 21
Juli 2014 terpantau ditutup menguat tipis dini hari tadi. Penguatan
harga emas LLG dipicu oleh faktor geopolitik global yang masih belum
stabil sehingga demand terhadap aset safe haven mengalami penguatan.
Perdagangan emas LLG pada Senin lalu,
terpantau masih dapat ditutup menguat akibat dorongan dari situasi
geopolitik global yang terus meningkat. Dari kelanjutan jatuhnya pesawat
MH 17, tekanan AS dan juga Australia kepada Rusia terkait klarifikasi
penembakan pesawat tersebut dianggap menjadi indikasi akan memanasnya
konflik lanjutan Rusia-Ukraina.
Sebelumnya, konflik Ukraina-Rusia sudah
sempat mereda pasca presiden Ukraina, Petro Poroshenko, dianggap dapat
menyelesaikan konflik secara damai dengan Rusia. Namun, masih terus
berlangsungnya konflik di perbatasan antara militer Ukraina dengan
pasukan pro-separatis Rusia kembali membangkitkan tensi konflik tersebut
yang puncaknya pada tertembak pesawat penumpan MH 17 milik Malaysia
Airlines.
Selain faktor sentimen positif dari
penembakan MH 17, harga emas juga cukup terangkat oleh konflik di Gaza.
Meningkatnya serangan Israel ke jalur darat di wilayah tersebut, menjadi
indikasi akan bertambah sengitnya peperangan tersebut. Terpantau dampak
dari konflik tersebut, ratusan nyawa telah menjadi korban akibat
peperangan Israel dengan Hamas. Imbas dari peningkatan ketidakstabilan
kondisi geopolitik global tersebut, harga emas mendapatkan dorongan
untuk kembali menguat meskipun secara teknikal masih cenderung sideways.
Pada perdagangan Senin 21 Juli 2014,
harga emas LLG terpantau ditutup menguat tipis. Harga emas LLG pada dini
hari tadi ditutup menguat 0,14% ke tingkat harga $1.312,45/t oz atau
naik $1,85/t oz.
Sedangkan pada bursa berjangka Comex,
harga emas juga terpantau ditutup menguat dini hari tadi. Harga emas
berjangka Comex untuk kontrak Agustus 2014 ditutup naik 0,34% ke tingkat
harga $1.313,9/t oz atau menguat $4,5/t oz.
Analis Vibiz Research dari Vibiz
Consulting memprediksi harga emas akan cenderung bergerak flat pada
perdagangan hari ini akibat posisi wait and see para investor. Hal
tersebut dilandasi oleh akan rilisnya beberapa data penting dari
perekonomian AS seperti data inflasi dan home sales. Namun, bila
dilandasi oleh dorongan sentimen dari faktor geopolitik global, harga
emas masih akan mendapatkan cukup support untuk menguat. Terkait
pergerakan harga emas, range normal diprediksi akan berada di kisaran
$1.301-$1.324 pada emas LLG dan $1.302-$1.325 pada emas berjangka Comex
kontrak Agustus 2014.
Sumber : Vibiznews
Indeks Saham Asia Naik Setelah Pasar Jepang di Buka kembali
BESTPROFIT FUTURES (22/07) - Bursa saham Asia
menguat, dengan indeks acuan regional menuju gain untuk hari kedua,
setelah pasar Jepang dibuka kembali pasca liburan. Saham industri dan
material memimpin kenaikan.
Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,2 persen menjadi
147,15 pada pukul 09:01 pagi di Tokyo, sebelum pasar Hong Kong dan Cina
di buka. Menteri-menteri luar negeri Uni Eropa akan bertemu pada hari
ini yang akan membahas apakah mereka akan memperpanjang hukuman terhadap
Rusia, di tengah kemarahan atas jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17
di wilayah Ukraina.
Indeks Topix Jepang naik 0,6 persen. Indeks
Australia S&P / ASX 200 naik 0,1 persen dan Indeks NZX 50 Selandia
Baru turun 0,1 persen. Sementara itu, Indeks Kospi Korea Selatan naik
0,1 persen.
Kontrak pada Indeks Hang Seng Hong Kong dan kontrak
di Indeks Hang Seng China Enterprises dari saham Cina daratan yang
diperdagangkan di Hong Kong sedikit berubah.
Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 sedikit berubah setelah tergelincir 0,2 persen kemarin.(frk)
Sumber : Bloomberg
WTI Dekati Level 3 Pekan Tertingginya Jelang Rilis Data Pasokan Minyak AS
BESTPROFIT FUTURES (22/07) - WTI (West Texas Intermediate)
diperdagangkan mendekati level harga tertingginya dalam hampir 3 pekan
terakhir menjelang rilis data pasokan minyak AS yang diperkirakan
memberikan sinyal meningkatnya permintaan bahan bakar di AS, sebagai
konsumen minyak terbesar di dunia.
Kontrak berjangka sedikit berubah di New York setelah kemarin naik 1.4%. Pekan lalu pasokan minyak mentah diperkirakan turun sebesar 2.8 juta barel menjadi 372.2 juta, menurut survei Bloomberg News menjelang rilis data dari EIA (Energy Information Administration) besok. Produksi minyak Libya turun 430,000 barel per hari setelah menurunna produksi dari ladang Sharara, menurut Oil Corp.
WTI untuk pengiriman bulan Agustus, yang akan berakhir hari ini berada pada level $104.65 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, naik 6 sen pukul 9:08 pagi waktu Sydney. Kemarin WTI catat gain sebesar $1.46 ke level $104.59, level harga penutupan tertinggi sejak 1 Juli lalu. Hari ini kontrak bulan September turun 6 sen ke level $102.80. Volume semua kontrak berjangka diperdagangkan sebesar 38% dibawah 100 hari rata-rata. Harga telah mengalami kenaikan sebesar 6.3% sepanjang tahun 2014 ini.
Kemarin Brent untuk penyelesaian bulan September catat gain 44 sen atau 0.4% ke level $107.68 per barel di Bursa ICE Futures Europe, London. Acuan minyak mentah Eropa mengakhiri sesi lebih tinggi sebesar $4.82 dibanding WTI. (bgs)
Sumber : Bloomberg
Kontrak berjangka sedikit berubah di New York setelah kemarin naik 1.4%. Pekan lalu pasokan minyak mentah diperkirakan turun sebesar 2.8 juta barel menjadi 372.2 juta, menurut survei Bloomberg News menjelang rilis data dari EIA (Energy Information Administration) besok. Produksi minyak Libya turun 430,000 barel per hari setelah menurunna produksi dari ladang Sharara, menurut Oil Corp.
WTI untuk pengiriman bulan Agustus, yang akan berakhir hari ini berada pada level $104.65 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, naik 6 sen pukul 9:08 pagi waktu Sydney. Kemarin WTI catat gain sebesar $1.46 ke level $104.59, level harga penutupan tertinggi sejak 1 Juli lalu. Hari ini kontrak bulan September turun 6 sen ke level $102.80. Volume semua kontrak berjangka diperdagangkan sebesar 38% dibawah 100 hari rata-rata. Harga telah mengalami kenaikan sebesar 6.3% sepanjang tahun 2014 ini.
Kemarin Brent untuk penyelesaian bulan September catat gain 44 sen atau 0.4% ke level $107.68 per barel di Bursa ICE Futures Europe, London. Acuan minyak mentah Eropa mengakhiri sesi lebih tinggi sebesar $4.82 dibanding WTI. (bgs)
Sumber : Bloomberg
Emas Naik Untuk Ketiga Kalinya Dalam Empat Sesi
BESTPROFIT FUTURES (22/07) - Emas
berjangka naik ketiga kalinya dalam empat sesi terakhir karena
memuncaknya ketegangan di Ukraina sehingga meningkatkan permintaan untuk
aset safe haven.
Sementara
kemarin Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan bahwa pihak Rusia
mempunyai rudal yang digunakan pemberontak Ukraina untuk menembak jatuh
pesawat Malaysia Airlines. Pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa
di Brussels besok akan membahas sanksi terhadap pihak Rusia.
Tahun
ini emas naik sebanyak 9,4 persen, menyentuh level tertinggi selama 16
pekan berada di level $ 1,346.80 per ons pada 10 Juli lalu, di tengah
meningkatnya gejolak di Ukraina dan Timur Tengah. Acuan ekuitas global
jatuh untuk hari ini karena saham Rusia turun pada sesi keenam di tengah
kuatnya tekanan internasional terhadap Presiden Vladimir Putin.
Sementara permintaan untuk aset safe haven juga mengalami penguatan
akibat meningkatnya kekerasan di Jalur Gaza.
Emas
berjangka untuk pengiriman Desember naik sebesar 0,3 persen untuk
menetap di level $ 1,315.50 pukul 1:37 di New York Comex. Perdagangan
emas adalah 30 persen di bawah rata-rata dalam 100 hari, data yang
dihimpun oleh Bloomberg. (vck)
Sumber: Bloomberg
Sunday, 20 July 2014
Jalin Kerjasama Dengan Semen Padang, Saham Karakatau Steel Masih Konsolidasi
PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) telah menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan PT Semen Padang guna memasok produk baja, yakni pelat baja, baja profil, baja tulangan, dan pipa baja (spiral dan ERW).
Baja ini akan dipakai untuk membangun
pabrik Semen Padang dalam Proyek Indarung VI. Dalam proyek ini Krakatau
Steel akan memasok sekitar 4.000 ton-5.000 ton baja yang diperlukan
dalam pembangunan Proyek Indarung VI milik PT Semen Padang. Pengiriman
pasokan baja perdana akan dilakukan pada September 2014 sebanyak lebih
kurang 850 ton.
Pabrik Indarung VI berkapasitas 3,5 juta
ton per tahun dan dibangun dengan alokasi dana sebesar Rp 3,25 triliun.
Masa konstruksi proyek ditargetkan selesai selama 30 bulan dan proses
mechanical completion (di luar masa commissioning) ditargetkan selesai
pada kuartal III 2016.
Jika dilihat secara fundamental, di
sepanjang kuartal pertama tahun ini KRAS harus menanggung rugi bersih
sebesar US$46,43 juta, yang disebabkan membengkaknya beban pokok
penjualan. Padahal, produsen baja pelat merah itu mampu mencetak tren
positif pada periode yang sama tahun lalu dengan mencetak untung US$9,09
juta.
Dari sisi pendapatan bersih pun,
Krakatau Steel menunjukkan penurunan sebesar 25,4% menjadi US$459,49
juta dari sebelumnya US$615,98 juta. Meski pendapatan turun signifikan,
beban pokok penjualan hanya turun 20,4% dari US$564,02 juta menjadi
US$448,9 juta. Kondisi tersebut menyebabkan laba bruto perseroan anjlok
79,6% menjadi hanya US$10,5 juta dari sebelumnya US$51,9 juta.
Dari segi fundamental, kondisi KRAS saat
ini memang sedang kurang memuaskan. Oleh karena itu aksi korporasi yang
dilakukan perseroan saat ini harus mempertimbangkan kembali kondisi
historis perseroan agar tidak membuat laba bersih perseroan kian
tergerus.
Dari lantai bursa siang akhir pekan lalu
(18/7), saham KRAS berada pada posisi 443 poin atau turun 1,13% dari
posisi perdagangan terakhirnya dengan jumlah saham yang sudah
ditransaksikan mencapai 1,13juta lot saham.
Secara teknikal dapat dilihat bahwa saat
ini indikator teknikal saham KRAS saat ini menunjukkan pola
konsolidasi, digambarkan dengan indikator MA dan diikuti oleh pola
indikator ADX yang menggambarkan pola serupa. Oleh karena itu secara
teknikal, saham TLKM hingga awal pekan mendatang masing akan bergerak
dengan pola menguat dengan level support pada 440 poin dan level
resistence pada 453,8 poin.
Sumber : Vibiznews
Meningkatnya Pendapatan Penduduk Tiongkok Kurangi Kesenjangan Sosial
Pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang sedang
berada di titik stabil tampaknya telah membawa kemakmuran bagi
masyarakatnya. Biro Statistik Nasional setempat merilis data terbaru
yang menunjukkan pendapatan rata-rata penduduk Tiongkok mengalami
peningkatan 10.8 persen dalam semester pertama ditahun ini hingga
mencapai 10.025 yuan atau 1.629 dolar AS dibandingkan pada periode yang
sama tahun lalu.
Tingkat pertumbuhan setelah dikurangi
inflasi mencapai 8.3 persen. Selain itu, kesenjangan pendapatan antara
penduduk di daerah perkotaan dan pedesaan mulai berkurang dalam enam
bulan pertama tahun 2014, dengan pertumbuhan pendapatan di daerah
pedesaan 2,7 persen lebih tinggi daripada di daerah perkotaan.
Selama periode Januari – Juni,
pendapatan rata-rata penduduk pedesaan mencapai 5.400 yuan atau 870
dolar AS, naik 9,8 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2013
kemarin setelah penyesuaian dengan inflasi. Sementara itu, pendapatan
rata-rata penduduk perkotaan meningkat 7,1 persen dari periode yang sama
tahun lalu mencapai 14.960 yuan atau 2.411 dolar AS.
Pada bulan November 2012 silam,
pemerintah Tiongkok berjanji untuk menggandakan PDB 2010 dan pendapatan
per kapita untuk penduduknya didesa mauapun dikota pada tahun 2020.
Selama enam bulan pertama tahun ini, pertumbuhan ekonomi Tiongkok
mencapai 7,4 persen dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua tahun ini
mencapai 7,5 persen.
Sumber : Vibiznews
Upaya Pemerintah Baru Untuk Pulihkan Ekonomi India
Perlambatan ekonomi telah menyelimuti
negara India selama dua tahun terakhir, peristiwa ini telah membawa
masyarakat setempat kepada keputusasaan. Disisi lain, pemerintahan baru
tetap berusaha dan berjanji untuk menghidupkan kembali perekonomian
negara dengan sejumlah langkah yang diambil.
Perdana Menteri Narenda Modi BJP yang
baru meraih kekuasaan dalam pemilu terakhir berjanji untuk mengembalikan
pertumbuhan negara dengan anggaran, temasuk lingkup yang lebih untuk
investasi asing, pengeluaran untuk infrastruktur, pengetatan batas
pinjaman dan pajak barang dan jasa (GST). Sedangkan menteri keuangan
berencana untuk membatasi penarikan biaya dan mensubsidi makanan dan
bahan bakar.
Dalam beberapa tahun terakhir,
perekonomian India mengalami kesulitan, pertumbuhan pada tahun 2013-2014
hanya 4.7 persen dan pada tahun 2010-2011 hanya 8.4 persen. Menteri
Keuangan Arun Jaitley berencana untuk merubah subsidi dari pemerintah
yang setiap tahunnya dikenakan biaya 40 miliar dolar AS agar masyarakat
lebih ditargetkan . Pemerintah sedang berupaya untuk meningkatkan batas
atas investasi asing di sektor pertahanan dan asuransi dari 26% menjadi
49%.
Pertumbuhan yang lambat di sektor
manufaktur juga telah menjatuhkan perekonomian. Defisit fiskal India
juga telah menimbulkan kekhawatiran. Pemerintah menetapkan target
defisit fiskal sebesar 4,1% dari produk domestik bruto (PDB) untuk tahun
ini dengan pemotongan lebih lanjut dalam beberapa tahun mendatang –
3,6% pada 2015-16 dan 3% pada 2016-17.
Sumber : Vibiznews
Kilau Emas LLG Redup Jelang Akhir Juli
Harga emas LLG pada perdagangan pekan
lalu terpantau ditutup melemah cukup signifikan secara agregat mingguan.
Pelemahan harga emas pada pekan lalu didorong oleh kebijakan lanjutan
oleh The Fed dan juga aksi profit taking oleh para investor.
Pergerakan harga emas LLG pada pekan lalu
akhirnya memutus trend bullish secara agregat sepekan yang telah
berlangsung hingga 6 pekan beruntun. Pergerakan yang cenderung terus
menguat tersebut akhirnya berdampak pada aksi profit taking dalam skala
signifikan sejak perdagangan awal pekan lalu. Terpantau pada hari
pertama perdagangan pekan lalu, harga emas LLG anjlok hingga harga
terendah sejak 19 Juni 2014.
Pelemahan signifikan pada hari pertama
perdagangan pekan lalu, belum cukup untuk menjadi titik akhir pelemahan
harga emas LLG. Pasca anjloknya harga di hari pertama perdagangan, harga
emas LLG kian tergerus oleh rencana pemercepatan peningkatan suku bunga
AS serta wacana pemberhentian pembelian obligasi pada Oktober 2014 oleh
The FED. Hal tersebut berimbas pada penguatan Dollar AS dan juga
pengurangan minat terhadap aset safe haven sehingga harga emas kian
terpuruk.
Namun, pada pertengahan pekan, harga emas
akhirnya dapat bergerak menguat meskipun belum ada fundamental positif
kuat untuk sedikit menutup pelemahan signifikan pada dua hari pertama
perdagangan pekan lalu. Terpantau pasca anjloknya harga pada dua hari
pertama perdagangan, aksi beli teknikal memicu harga emas untu bangkit
untuk kembali mendekat kisaran harga $1.300/t oz.
Walaupun pekan lalu terpantau tidak ada
fundamental positif kuat pada pergerakan harga emas hingga pertengahan
pekan, harga emas mendadak mendapatkan dorongan fundamental kuat akibat
dorongan kisruh geopolitik global. Berita yang cukup mengagetkan dari
tertembaknya maskapai Malaysia Airlines MH 17 di Ukraina, menjadi
sentimen kuat yang mendorong harga emas naik signifikan hingga kembali
menyentuh lebih dari kisaran $1.300/t oz. Penguatan signifikan harga
emas akibat konflik tersebut, dilandasi oleh potensi semakin
meningkatnya tensi konflik antara Ukraina dan Rusia pasca tertembaknya
MH 17.
Dengan adanya fundamental positif kuat
dari tertembaknya MH 17 di Ukraina, pada awalnya harga emas diperkirakan
akan mampu bangkit dari potensi pelemahan pada awal pekan lalu. Namun,
pergerakan melonjak signifikan pasca tragedi MH 17, terpantau membuat
pergerakan emas memasuki masa lesu secara teknikal. Imbas dari hal
tersebut, aksi profit taking kembali menggerus harga emas sehingga
pergerakan harga emas yang telah bullish dalam 6 pekan terakhir, harus
berakhir pekan lalu.
Pada perdagangan pekan lalu, harga emas
LLG terpantau ditutup melemah signifikan secara agregat sepekan. Harga
emas LLG ditutup turun 1,29% ke tingkat harga $1.310,60/t oz atau
melemah $17,20/t oz.
Sedangkan pada perdagangan emas berjangka
di Bursa Comex, harga emas berjangka juga terpantau ditutup melemah
signifikan secara agregat sepekan. Harga emas berjangka Comex untuk
kontrak Agustus 2014 turun hingga 2,09% ke tingkat harga $1.309,4/t oz
atau melemah $28/t oz.
Analis Vibiz Research dari Vibiz
Consulting memprediksi harga emas akan kembali menguat pada perdagangan
hari ini. Hal tersebut dilandasi oleh potensi aksi beli pasca anjloknya
harga emas di akhir pekan lalu yang diperkuat oleh dorongan fundamental
dari peristiwa penembakan MH 17. Terkait pergerakan harga emas, range
normal diprediksi akan berada di kisaran $1.293-$1.334 baik pada emas
LLG maupun emas berjangka Comex kontrak Agustus 2014.
Sumber : Vibiznews
Dollar Dekati Level 4 Pekan Tertingginya Jelang Rilis Data Indeks Harga Konsumen AS
BESTPROFIT FUTURES (21/7) - Dollar naik 0.2% dari level 4 pekan
tertingginya terhadap mayoritas mata uang lainnya menjelang rilis data
inflasi AS besok yang diperkirakan akan bertahan pada laju tertingginya
sejak Oktober 2012 tahun lalu, sehingga mendorong Federal Reserve guna
mengeluarkan pengetatan kebijakan.
Bulan ini Dollar AS naik terhadap 10 mata uang lainnya akibat para investor menaikkan spekulasi bahwa The Fed akan meningkatkan acuan suku bunga mendekati 0 dipertengahan tahun 2015 mendatang. Dollar Australia masih mengalami kenaikan menjelang rilis data tanggal 23 Juli mendatang yang akan mengindikasikan bahwa indeks harga konsumen naik dalam setahun terakhir hingga kuartal ke-2 ini, merupakan kenaikan tajam sejak 2011 lalu. Dollar Selandia Baru menguat terhadap 16 mata uang lainnya terkait spekulasi bahwa Reserve Bank pekan ini akan meningkatkan suku bunga pada pertemuan keempatnya secara berturut-turut.
Indeks Spot Dollar Bloomberg, yang mencatat pergerakan dollar terhadap 10 mata uang lainnya, berada pada level 1,009.42 pukul 7:40 pagi waktu Singapura. Tanggal 18 Juli lalu dollar berada pada level 1,011.12, level tertinggi sejak 20 Juni lalu.
Dollar berada pada level 101.35 yen. Dollar diperdagangkan pada level $1.3530 per euro setelah pekan lalu naik 0.6% dan ditutup pada level $1.3524. Dollar Australia naik 0.1% ke level 93.95 sen AS. Dollar Selandia Baru Naik 0.2% ke level 87.04 sen AS. Sementara Bursa Saham Jepang hari ini tutup karena hari libur nasional. (bgs)
Sumber : Bloomberg
Bulan ini Dollar AS naik terhadap 10 mata uang lainnya akibat para investor menaikkan spekulasi bahwa The Fed akan meningkatkan acuan suku bunga mendekati 0 dipertengahan tahun 2015 mendatang. Dollar Australia masih mengalami kenaikan menjelang rilis data tanggal 23 Juli mendatang yang akan mengindikasikan bahwa indeks harga konsumen naik dalam setahun terakhir hingga kuartal ke-2 ini, merupakan kenaikan tajam sejak 2011 lalu. Dollar Selandia Baru menguat terhadap 16 mata uang lainnya terkait spekulasi bahwa Reserve Bank pekan ini akan meningkatkan suku bunga pada pertemuan keempatnya secara berturut-turut.
Indeks Spot Dollar Bloomberg, yang mencatat pergerakan dollar terhadap 10 mata uang lainnya, berada pada level 1,009.42 pukul 7:40 pagi waktu Singapura. Tanggal 18 Juli lalu dollar berada pada level 1,011.12, level tertinggi sejak 20 Juni lalu.
Dollar berada pada level 101.35 yen. Dollar diperdagangkan pada level $1.3530 per euro setelah pekan lalu naik 0.6% dan ditutup pada level $1.3524. Dollar Australia naik 0.1% ke level 93.95 sen AS. Dollar Selandia Baru Naik 0.2% ke level 87.04 sen AS. Sementara Bursa Saham Jepang hari ini tutup karena hari libur nasional. (bgs)
Sumber : Bloomberg
Friday, 18 July 2014
Thursday, 17 July 2014
Harga Kopi Arabika Masih Terkoreksi di Bursa ICE US
Harga kopi Arabika di Bursa ICE US pada
perdagangan Kamis 17 Juli 2014 terpantau ditutup menguat cukup
signifikan. Penguatan harga kopi Arabika di Bursa ICE US masih dipicu
oleh terkoreksinya harga pasca penurunan tajam harga kopi di akhir pekan
lalu dan awal pekan ini.
Pergerakan harga kopi yang sebelumnya
telah melemah hingga level terendah 5 bulan, terpantau masih melanjutkan
pola koreksi pada perdagangan Kamis lalu di Bursa ICE US. Kondisi
sentimen ataupun arahan pasar terkait belum jelasnya tingkat output
Brasil pasca kekeringan sejak awal tahun lalu, masih menjadi landasan
utama volatilitas harga kopi. Sebelumnya, harga kopi telah melambung
tinggi hingga lebih dari $215/ton pada April lalu akibat sentimen kuat
dari prediksi kerusakan lahan kopi Brasil yang kini telah melemah sejak
Mei lalu.
Pada perdagangan Kamis 17 Juli 2014 di
Bursa ICE US, harga kopi Arabika terpantau ditutup menguat cukup
signifikan. Harga kopi berjangka ICE US untuk kontrak September 2014
ditutup naik 0,83% ke tingkat harga $163,85/ton atau menguat $1,35/ton.
Sedangkan dari Bursa LIFFE, harga kopi
Robusta terpantau justru ditutup melemah pada perdagangan Kamis. Harga
kopi Robusta berjangka LIFFE untuk kontrak September 2014 ditutup turun
0,50% ke tingkat harga $1.999/ton atau melemah $10/ton.
Analis Vibiz Research dari Vibiz
Consulting memprediksi harga kopi Arabika akan cenderung bergerak
melemah pada perdagangan hari ini di Bursa ICE US. Hal tersebut
dilandasi oleh masih belum adanya arahan sentimen positif kuat yang
dapat memicu penguatan harga kopi Arabika pasca terkoreksinya harga di
dua hari perdagangan terakhir. Terkait pergerakan harga, range normal
diprediksi akan berada di kisaran $159-$168 pada Arabika dan $1980-2029
pada Robusta.
Sumber : Vibiznews
Subscribe to:
Posts (Atom)