Data terkini dari Badan Pusat Statistik
menunjukkan bahwa nilai ekspor nonmigas dengan golongan barang HS 2
Dijit yaitu Barang-barang rajutan (61) , mengalami penurunan di bulan
Maret dan hanya mencapai angka 269.3 juta Dollar AS (FOB). Pada bulan
sebelumnya yaitu bulan Februari ekspor golongan barang ini dapat
mencapai sekitar 275.1 juta Dollar AS, sehingga dengan demikian telah
turun sekitar -5.80 juta Dollar AS, atau turun sekitar -2.10 %.
Sedangkan secara kumulatif dari awal
tahun ini, kinerja ekspor golongan barang ini telah mencapai angka
sekitar 844.7 juta Dollar AS dan memiliki porsi sekitar 2.32% terhadap
ekspor nonmigas kumulatif untuk keseluruhan golongan barang.
Kinerja ekspor kumulatif golongan barang
ini pada tahun lalu menunjukkan angka 864.9 juta Dollar AS, sehingga
dengan demikian dibandingkan dengan periode tersebut menunjukkan adanya
pelemahan sekitar -20.19 juta Dollar AS atau sekitar -2.33 %.
Analis Vibiz Research dari Vibiz
Consulting mengemukakan bahwa kinerja perdagangan saham untuk sektor
terkait di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tiga bulan ini nampak
menunjukkan kinerja yang positif dimana indeks saham untuk sektor
MISC-IND mengalami kenaikan sekitar + 8.04 % dalam 3 bulan terakhir.
Sementara itu indeks komposit (Jakarta Stock Exchange Composite Index,
JCI) untuk periode yang sama menunjukkan kenaikan sekitar 8.56 % dalam 3
bulan terakhir.
Indeks LQ45 yang merupakan indeks yang
terdiri dari 45 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan
pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar dengan kriteria-kriteria
yang sudah ditentukan, juga menunjukkan sinyal yang positif. Indeks LQ45
mengalami kenaikan sekitar 10.2% dalam 3 bulan terakhir.
Sementara itu Jakarta Islamic Index (JII)
yang merupakan indeks yang menggunakan 30 saham yang dipilih dari
saham-saham yang masuk dalam kriteria syariah (Daftar Efek Syariah yang
diterbitkan oleh Bapepam-LK) dengan mempertimbangkan kapitalisasi pasar
dan likuiditas, menunjukkan kenaikan sekitar 9.38% dalam 3 bulan
terakhir.
Sumber : Vibiznews