BESTPROFIT FUTURES (05/05) - Pertumbuhan ekonomi Indonesia telah
meleset dari estimasi para ekonom dalam kuartal pertama setelah kenaikan
suku bunga tahun lalu telah memangkas peminjaman serta investasi dari
pihak asing.
Tingkat GDP naik 5.21% dalam tiga bulan yang
berakhir pada 31 Maret lalu dari setahun sebelumnya, berdasarkan
pernyataan dari pihak Biro Pusat Statistik hari ini di Jakarta. Yang
dibandingkan dengan estimasi median dilevel 5.59% dalam survey Bloomberg
yang terdiri dari 15 ekonom.
Bulan lalu pihak pemerintahan
telah mengatakan rencananya untuk memangkas perkiraan anggarannya untuk
pertumbuhan GDP di 2014 ke level 5.8% dari asumsi semula dilevel 6%,
meskipun begitu, kondisi ekonomi terbesar di Asia Tenggara telah
merenggut kembali tingkat keyakinannya ditahun ini seiring dengan siklus
pengetatan suku bunga yang paling agresif selama kurun waktu delapan
tahun terakhir di 2013 telah membantu kendali dalam jarak neraca
berjalan serta meredam tingkat inflasi.
Mata uang rupiah
diperdagangkan pada level 11,536 per dollar pada 11:13 pagi di Jakarta,
berdasarkan perolehan harga dari bank lokal, yang merupakan perolehan
gain terbesar tahun inni diantara mata uang Asia yang diperdagangkan
secara luas berdasarkan penelusuran dari Bloomberg seiring dana pihak
asing yang telah menuangkan sebesar $2.9 Milyar kedalam saham-saham
Indonesia pada sinyal meningkatnya neraca perdagangan dan juga harapan
pada reformasi dari sebuah pemerintahan yang baru setelah pemilu
Presiden Juli nanti.
Kuartal lalu GDP Indonesia naik 0.95% dari
tiga bulan sebelumnya. Yang dibandingkan dengan estimasi median untuk
peningmatan sebesar 1.33% dalam survey Bloomberg.
Investasi
dalam kuartal pertama tunbuh 14.6% dari setahun sebelumnya, laju yang
lebih lambat dibandingkan dengan level 27% untuk selama setahun penuh,
berdasarkan data pemerintah pada 24 April lalu.
Sementara
otoritas jasa layanan keuangan negara tersebut memiliki target pinjaman
perbankan sekitar 16 hingga 17% untuk 2014, dibandingkan dengan level
22% tahun lalu, berdasarkan pernyataan dari ketua Muliaman Hadad pada 4
April pekan lalu. (tito)
Sumber : Bloomberg