Harga karet yang mengalami pelemahan
pada pekan lalu terpantau kembali menguat pada awal perdagangan sesi
pagi hari ini di Bursa Tocom. Penguatan harga karet diduga terpicu oleh
upaya kerjasama exportir karet ASEAN yang diwacanakan oleh Indonesia
untuk mengatasi lemahnya harga karet.
Aksi penjualan karet hingga 200.000 ton
oleh pemerintah Thailand, memicu aksi exportir karet lain dari kawasan
ASEAN. Rendahnya harga karet membuat Indonesia berupaya melakukan
kerjasama dalam mengatur harga karet global.
International Rubber Consortium yang
beranggotakan Thailand, Indonesia, dan Malaysia, berupaya untuk mengajak
Vietnam serta Laos untuk ikut bekerjasama dalam meningkatkan harga
karet global. Sebelumnya, IRCo terakhir melakukan intervensi untuk
meningkatkan harga karet pada periode 2012-2013.
Walaupun demikian, masih ada pesimisme
akan bergabungnya Vietnam serta Laos dalam IRCo dan setuju akan upaya
penguatan harga karet. Hal tersebut dilandasi oleh masih rendahnya biaya
produksi karet di kedua negara tersebut sehingga harga karet saat ini
masih cukup memadai.
Pada awal perdagangan sesi pagi hari ini
di Bursa Tocom, harga karet terpantau mengalami kenaikan. Harga karet
berjangka untuk kontrak September 2014 naik 0,64% ke tingkat harga 204,2
Yen/kg atau menguat 1,3 Yen/kg.
Kenaikan harga karet juga terjadi pada
karet di Bursa Shanghai Futures Exchange. Harga karet untuk kontrak
September 2014 di SHFE naik 1,63% ke tingkat harga 14.070 Yuan/ton atau
menguat 225 Yuan/ton.
Harga karet diprediksi masih akan
mengalami penguatan tipis. Hal tersebut dilandasi oleh mulai adanya
upaya oleh negara exportir karet selain Thailand untuk mengangkat
kembali harga karet global.
sumber : Vibiznews