Laporan terkini dari Badan Pusat
Statistik menunjukkan bahwa nilai impor nonmigas dengan golongan barang
HS 2 Dijit yaitu Sisa Industri Makanan (23) , mengalami penurunan di
bulan Maret dan hanya mencapai angka 144.7 juta Dollar AS (CIF). Pada
bulan sebelumnya yaitu bulan Februari impor golongan barang ini dapat
mencapai sekitar 154 juta Dollar AS, sehingga dengan demikian telah
turun sekitar -9.30 juta Dollar AS, atau turun sekitar -6.03 %.
Sedangkan secara kumulatif dari awal
tahun ini, kinerja impor golongan barang ini telah mencapai angka
sekitar 541.9 juta Dollar AS dan memiliki porsi sekitar 1.68% terhadap
impor nonmigas kumulatif untuk keseluruhan golongan barang.
Kinerja impor kumulatif golongan barang
ini pada tahun lalu menunjukkan angka 721.1 juta Dollar AS, sehingga
dengan demikian dibandingkan dengan periode tersebut menunjukkan adanya
pelemahan sekitar -179.2 juta Dollar AS atau sekitar -24.85 %.
Analis Vibiz Research dari Vibiz
Consulting mengemukakan bahwa kinerja perdagangan saham untuk sektor
terkait di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tiga bulan ini nampak
menunjukkan kinerja yang positif dimana indeks saham untuk sektor
MISC-IND mengalami kenaikan sekitar + 8.04 % dalam 3 bulan terakhir.
Sementara itu indeks komposit (Jakarta Stock Exchange Composite Index,
JCI) untuk periode yang sama menunjukkan kenaikan sekitar 8.56 % dalam 3
bulan terakhir.
Indeks LQ45 yang merupakan indeks yang
terdiri dari 45 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan
pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar dengan kriteria-kriteria
yang sudah ditentukan, juga menunjukkan sinyal yang positif. Indeks LQ45
mengalami kenaikan sekitar 10.2% dalam 3 bulan terakhir.
Sementara itu Jakarta Islamic Index (JII)
yang merupakan indeks yang menggunakan 30 saham yang dipilih dari
saham-saham yang masuk dalam kriteria syariah (Daftar Efek Syariah yang
diterbitkan oleh Bapepam-LK) dengan mempertimbangkan kapitalisasi pasar
dan likuiditas, menunjukkan kenaikan sekitar 9.38% dalam 3 bulan
terakhir.
Sumber : Vibiznews