BESTPROFIT FUTURES MALANG (22/10) - Euro
tetap berada pada level terendahnya pasca melemah kemarin, bersama
dengan Purchasing Managers Index (PMI) yang akan dirilis besok
diperkirakan akan menunjukkan kinerja sektor manufaktur di zona Eropa
tersebut mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam 16 bulan
terakhir, mendorong ECB untuk mengeluarkan stimulus lebih.
Euro
turun tajam dalam sepekan terakhir terhadap dolar kemarin seiring
miliarder hedge-fund David Tepper mengatakan investor harus menjual Euro
karena kebijakan Bank Sentral Eropa. Dolar Australia jatuh terhadap 16
mata uang yang paling diperdagangkan sebelum rilis data yang
diperkirakan akan menunjukkan laju inflasi melambat pada kuartal
terakhir. Dolar sedikit stagnan pekan ini terhadap mata uang utama
menjelang rilis laporan yang mungkin menunjukan harga konsumen mengalami
stagnasi pada bulan September pasca turun bulan sebelumnya.
Euro
berada di level $1,2714 pukul 08:51 pagi di Tokyo pasca jatuh sebesar
0,7 persen kemarin ke level $1,2716, penurunan terbesar sejak 14
Oktober. Euro sedikit berubah di level 136,04 yen, setelah jatuh 0,6
persen kemarin. Dolar dibeli pada level 107,05 yen setelah menguat 0,1
persen dalam dua hari sebelumnya ke level 107 yen.
Indeks
Dollar Spot Bloomberg, yang mengukur mata uang terhadap sekeranjang 10
mata uang utama, sedikit berubah pada level 1,064.77. (izr)
Sumber: Bloomberg