BESTPROFIT FUTURES MALANG (14/10) - Minyak mentah WTI (West Texas
Intermediate) memperpanjang penurunannya dari level harga terendahnya
dalam 22 bulan terakhir terkait spekulasi kenaikan pasokan minyak mentah
di AS memperbesar pasokan minyak global yang menyebabkan harga memasuki
situasi pasar bearish.
Kemarin
kontrak berjangka minyak turun 1.1% di New York setelah turun sebanyak 4
kali dalam 5 hari terakhir. Pekan lalu pasokan minyak mentah AS
diperkirakan naik 2.5 juta barel menjadi 364.2 juta, kenaikan tajam
dalam 2 bulan terakhir, menurut survei Bloomberg menjelang rilis data
dari EIA (Energy Information Administration) pada 16 Oktober lalu.
Sementara kemarin Brent di London turun ke level terendahnya dalam
hampir 4 tahun terakhir.
Kontrak berjangka yang mayoritas
diperdgangkan di dunia telah memasuki situasi pasar yang bearish setelah
pasokan minyak mendorong output AS dan kenaikan pasokan dari Russia dan
OPEC ditengah tanda-tanda melemahnya permintaan global. Produsen minyak
terbesar di OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries)
menagggapinya dengan penurunan harga, sehingga memicu spekulasi bahwa
mereka akan berkompetisi untuk pasar saham daripada pemangkasan pasokan.
WTI
untuk pengiriman bulan November turun sebesar 91 sen ke level $84.83
per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange
dan berada pada level $84.93 pukul 10:18 pagi waktu Sydney. Kemarin
kontrak turun 8 sen ke level $85.74, level penutupan terendah sejak
Desember 2012 lalu. Volume semua kontrak berjangka diperdagangkan
sebesar 1% dibawah 100 hari rata-rata. Harga telah mengalami penurunan
sebesar 13.8% sepanjang tahun 2014 ini.
Kemarin Brent untuk
penyelsaian November turun $1.32, atau 1.5% ke level $88.89 per barel
pada Bursa ICE Futures Europe, London, level terendah sejak Desember
2010 lalu. Acuan minyak mentah Eropa tersebut mengakhiri sesi lebih
tinggi sebesar $3.15 dibanding WTI. (bgs)
Sumber : Bloomberg