BESTPROFIT FUTURES MALANG (29/10) - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
diprediksi konsolidasi dengan kecenderungan melemah pada perdagangan
saham Rabu pekan ini. Hal itu dikarenakan pelaku pasar masih
mengantisipasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Analis PT
Investa Saran Mandiri, Hans Kwee mengatakan, pelaku pasar sedang ragu
program pemerintah bakal mulus karena imbas kenaikan BBM. Dia
mengatakan, pelaku pasar menanti strategi pemerintah untuk menekan angka
inflasi dan penyaluran dana subsidi untuk pembangunan infrastruktur
seiring harga BBM naik.
"Naiknya BBM membawa kekhawatiran apakah
pemerintah mampu memberikan kompensasi yang memadai kepada masyarakat
menengah ke bawah yang terkena dampak," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Rabu (29/10/2014).
Dia
menambahkan, kecenderungan indeks saham untuk turun didorong oleh
sentimen regional. Pasar juga menanti keputusan bank sentral dalam FOMC.
Selain itu kondisi, perekonomian zona Eropa yang belum membaik.
"Dari stress test perbankan sampai sentimen tingkat kepercayaan bisnis Jerman tidak baik," lanjutnya.
Pada perdagangan kali, Hans memperkirakan IHSG bergerak pada level support 5.000-4.979 dan resistance 5.028-5.060.
Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas menyebutkan, IHSG masih bergerak
melemah di kisaran 4.987-5.023 pada perdagangan saham Rabu pekan ini.
Sejumlah sentimen yang pengaruhi laju IHSG antara lain Jepang akan
merilis data industrial production yang diperkirakan naik ke level 0,43
persen.
Selain itu, Amerika Serikat akan merilis data CB consumer confidence
yang diprediksi naik 1 poin ke level 86. "Dari dalam negeri menantikan
laporan keuangan emiten kuartal III 2014," tulis laporan tersebut.
Hans merekomendasi beli saat melemah untuk saham PT Wijaya Karya Tbk
(WIKA), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT PP Tbk (PTPP), PT Semen
Indonesia Tbk (SMGR), dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).
Sumber : Liputan6