Wednesday 20 August 2014

GU1010_BBJ & GU10F_BBJ

FOREX TRADE TABLE
GU10F_BBJ  &  GU1010_BBJ
SPECIFICATIONSREMARKS
Great Britain Pound Sterling
GBP/USD
Trade CodeGU10F_BBJGU1010_BBJ
RateFloating ( USD )( USD 1 = IDR 10.000 )
Contract SizeGBP 100,000GBP 100,000
TRADING DAYSSenin - JumatSenin - Jumat
Trading Hours

- Summer (Daylight Saving Time)07:00-03:00 WIB07:00-03:00 WIB
- Winter07:00-04:00 WIB07:00-04:00 WIB



Initial Margin forDAYTRADEUSD 1,000 / LotIDR 10.000.000 / Lot
Initial Margin for OvernightUSD 2,000 / LotIDR 20.000.000 / Lot



Commission FeeUSD15/Lot/SideIDR 150.000/Lot/Side
Rollover Fee For Buy/SellUSD5/Lot/NightIDR 50.000/Lot/Night
Value Added Tax (VAT)10% of Commission Fee10% of Commission Fee



Maintenance Margin70% of Initial Margin70% of Initial Margin
Auto Liquidation30% of Initial Margin30% of Initial Margin



Price SourceTelequoteTelequote
Price GuidanceLast TradeLast Trade



Normal Price Spread Quote4 pips/side4 pips/side
Hectic Price Spread QuoteBased on MarketBased on Market
Minimum Price Movement0.0001 pip (Tick value : USD 10)0.0001 pip (Tick value : USD 10)
Delivery ByCash SettlementCash Settlement

Trading Federal Reserve FOMC Minutes

Notulen meeting FOMC dari pertemuan bulan Juni menunjukkan bahwa tapering terus berlanjut sesuai dengan yang diskedulkan. The Fed diperkirakan akan menghentikan investasi kembali dari pembayaran pokok atas obligasi segera sesudah diumumkannya kenaikan tingkat bunga yang pertama. Untuk mengontrol kecepatan pengurangan QE, interest on excess reserves (IOER) akan menjadi alat kunci dan “reverse repos” akan memainkan peranan pendukung. The Fed mencatat adanya kenaikan inflasi namun pemulihan pasar tenaga kerja belum lengkap meskipun mengalami kemajuan belakangan ini.
Para trader akan melihat pada notulen Federal Open Market Committee dari pertemuan the Fed pada 29-30 Juli yang lalu untuk mendapatkan petunjuk baru mengenai perkiraan akan rencana bank sentral untuk mengurangi program pembelian obligasi bulanannya. The Fed telah dengan jelas memberitahukan pasar bahwa pembelian akan berakhir di bulan Oktober. Hal ini kelihatannya tidak akan berubah setelah membaca rilis data hari ini. pertanyaan yang lebih besar di benak setiap orang adalah kapan para pembuat kebijakan ini akan mulai menaikkan tingkat suku bunga.
Notulen FOMC bulan Juli akan direview sebagai bahan diskusi mengenai bagaimana perkembangan belakangan ini dalam inflasi dan kondisi employment telah mempengaruhi pandangan anggota komite mengenai waktu tingkat bunga akan dinaikkan.  
Kepala the Fed Janet Yellen tidak malu-malu dengan komentar di publiknya baru-baru ini untuk menjaga agar tingkat suku bunga tetap rendah untuk jangka waktu yang panjang setelah pembelian obligasi berakhir di bulan Oktober. Tetapi para penganut garis keras di dalam the Fed, dan ditempat lain, dengan cepat akan memperingati bahwa tekanan inflasi sedang bangkit, jadi tingkat bunga harus segera dinaikkan segera. Presiden the Fed Dallas Richard Fisher memimpin diantara para penganut garis keras tesebut. Beberapa penganut lainnya adalah seperti Mr Plosser dan Ms George. Mereka percaya kenaikan tingkat bunga lebih diperlukan sekarang daripada nanti. Mr Fisher percaya bahwa FOMC sedang bergerak lebih kearah pandangannya.  
Mungkin saja peringatan tersebut benar, tetapi tekanan inflasi tetap moderat. Pertimbangkan update kemarin mengenai harga konsumen untuk bulan Juli yang turun sedikit dalam basis tahunan menjadi 2% dari bulan sebelumnya sebesar 2.1%. Inflasi core juga naik 1.9% setahun sampai bulan lalu, tidak berubah dari kecepatan bulan Juni.
Kebanyakan analis berpikir bahwa ronde pertama dari kenaikan tingkat bunga tidak akan tiba sampai tahun depan akhir, suatu pandangan yang di dukung oleh update dari the Fed bulan Juni mengenai outlook bagi kebijakan. Mayoritas anggota FOMC berpikir bahwa kenaikan tingkat bunga pantasnya untuk 2015, sementara satu anggota meminta kenaikan tahun ini, berdasarkan rilis FOMC bulan Juni. Akan mengejutkan kalau ternyata setelah membaca rilis notulen hari ini yang terjadi malah sebaliknya.  

Sumber : Vibiznews

Pemulihan Ekonomi Australia Tidak Hanya Bergantung Dari Suku Bunga Acuan

Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA), Glenn Stevens pada pidatonya kemarin (20/8) menyampaikan bahwa perekonomian negaranya bukan hanya bergantung dari tinggi/rendahnya suku bunga acuan. Namun lebih daripada itu,  yang paling penting untuk saat ini adalah mendapatkan kembali suntikan kepercayaan dari para pelaku pasar baik lokal ataupun asing.
RBA hingga saat ini masih mempertahankan target suku bunga acuan rendahnya sebesar 2,5 persen sejak Agustus tahun lalu. Sementara pembangunan perumahan baru di Negara ini meningkat, sedangkan kegiatan bisnis belum emngalami ekspansi yang cukup signifikan.
Dalam pidatonya, Glenn berusaha meredam kekhawatiran masyarakat dan para pelaku pasar terhadap kondisi perekonomian Negara ini.  Glenn menyampaikan bahwa kebijakan yang diambil pemerintah ataupun bank sentral pasti memiliki kelemahan, oleh sebab itu ketenangan dalam keberlangsungan kegiatan ekonomi sehari-hari sangat dibutuhkan untuk membantu menjaga stabilitas pasar.
Para pekerja di Australia saat ini tengah merasa diperas oleh mahalnya nilai tukar dollar terhadap AS saat ini. Menguatnya kurs dollar terhadap Australia saat ini terjadi karena lesunya investasi di sektor pertambangan dan diproyeksikan akan mengakibatkan pemutusan hubungan kerja sebanyak 12.000 pegawai dalam empat tahun ke depan. Sebagai informasi, saat ini tingkat pengangguran Australia melonjak ke posisi tertingginya dalam 12 tahun terakhir menjadi  6,4 persen.
Mempertimbangkan kondisi ini, maka RBA telah menurunkan pertumbuhan dan prakiraan inflasi untuk tahun depan, dimana diprediksi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang investasi pertambangan akan mengalami penurunan yang lebih jauh dan akan terjadi pemotongan anggaran oleh pemerintah.
Perdana Menteri Australia, Tony Abbott akan memotong pengeluaran pemerintah dan menaikkan pajak untuk mengatasi defisit anggaran yang diperkirakan akan membengkak sampai A $ 49.900.000.000. Sedangkan bank sentral Australia pun hingga saat ini masih bertahan akan tetap memertahankan kebijakan moneter longgarnya.

Sumber : Vibiznews

The Fed : Pulihnya Pekerjaan Akan Mengantarkan Naiknya Suku Bunga Lebih Cepat

BESTPROFIT FUTURES (21/8) - Federal Reserve mendekat ke persetujuan mengenai strategi keluar dari stimulus yang agresif, sementara naiknya suku bunga kemungkinan akan terjadi lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya, menurut hasil pertemuan The Fed Juli lalu.

Ketua The Fed Janet Yellen telah berkomitmen bahwa kebijakan moneter bertujuan untuk menciptakan pasar tenaga kerja lebih kuat, yang telah dia ukur dengan serangkaian indikator, sepanjang inflasi masih dalam pengawasan. Hasil pertemuan The Fed menyatakan bahwa Å“banyak anggota masih melihat Å“adanya selisih (gap) yang tajam antara kondisi pasar tenaga kerja saat ini dan mereka yang konsisten dengan penilaian bahwa penggunaan tenaga kerja berada pada level normal.

Pada pernyataan hasil pertemuan bulan lalu, The Fed tidak menghiraukan penurunan pada tingkat pengangguran saat ini Å“akan rendahnya tingkat penggunaan sumber tenaga kerja yang signifikan.

Selain itu, hasi pertemuan menunjukkan bahwa para pembuat kebijakan The Fed mengantisipasi berlanjutnya penguatan pasar tenaga kerja.

Å“Banyak anggota yang memperhatikan bahwa karakteristik dari kurangnya pemanfaatan pasar tenaga kerja akan berubah tak lama kemudian, khususnya jika kenaikan pada pasar tenaga kerja berlanjut lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya, hal tersebut menurut hasil pertemuan The Fed. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Emas Ditutup Jatuh Seiring The Fed Akan Menaikan Tingkat Suku Bunga

BESTPROFIT FUTURES (21/8) - Emas jatuh ke level terendahnya dalam dua pekan terakhir pasca Federal Reserve merilis dari hasil pertemuan pada bulan Juli lalu untuk meningkatkan kemungkinan bahwa kenaikan tingkat suku bunga dapat terjadi lebih cepat daripada yang diperkirakan.
Bulan lalu emas berjangka turun sebesar 3 persen  terkait dolar menguat dan di tengah kekhawatiran bahwa The Fed akan menaikkan tingkat suku bunga seiring daya tarik keuntungan ekonomi. Pada pertemuan Juli lalu, The Fed memangkas pembelian obligasi sebesar $ 10 miliar untuk keenam kalinya sejak November lalu.
Emas untuk pengiriman segera melemah sebesar 0,5 persen ke level $ 1,288.99 per ons pukul 02:24 waktu New York setelah jatuh ke level 1,288.01, yang merupakan level terendahnya sejak 6 Agustus kemarin. Emas berjangka untuk pengiriman bulan Desember ditutup turun sebesar 0,1 persen pada level $ 1,295.20 di Comex New York. (knc)
Sumber : Bloomberg

Pengaruh The Fed, Bursa Saham AS Ditutup Menguat 0.3%

BESTPROFIT FUTURES (21/8) - Bursa Saham AS catat gain pada hari ke-3, Indeks Standard & Poor 500 ditutup dengan poin rekor penutupan, hal tersebut akibat hasil pertemuan Federal Reserve mengindikasikan bahwa bank sentral akan melanjutkan untuk mendukung ekonomi ditengah belum stabilnya pemulihan pada bursa tenaga kerja.

Indeks S&P 500 menguat 0.3% ke level 1,986.50 pukul 4 sore waktu New York. Indeks acuan saham tersebut menyentuh level 1,988.57, sebelumnya sempat melampaui dari penutupan tertingginya kemarin sebesar 1,987.98. Dow Jones Industrial Average naik sebesar 60.11 poin atau 0.4% ke level 16,979.70. Perdagangan saham pada Indeks S&P 500 sebesar 17% dibawah 30 hari rata-rata untuk saat ini.

The Fed meningkatkan kemungkinan bahwa berakhirnya stimulus yang agresif diperkirakan lebih cepat dari yang diperkirakan, sementara masih adanya pengakuan berlanjutnya penurunan pada bursa tenaga kerja. The Fed berada pada laju guna menurunkan pembelian obligasi bulanannya pada Oktober mendatang dan berupaya mempertahankan acuan suku bunga rendah untuk Å“waktu yang cukup lama setelah itu.

Hasil pertemuan menyatakan bahwa Å“banyak anggota memperingatkan bahwa jika data pekerjaan bergerak ke arah target The Fed lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya, Å“hal tersebut diperkirakan akan tercapai guna mengawali menghapus kebijakan moneter lebih cepat dari yang mereka perkirakan sebelumnya. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Tuesday 19 August 2014

Kesiapan Pasar Modal Indonesia Jelang MEA 2015

Hanya dalam hitungan yang kurang dari 6 bulan, Indonesia akan berada pada zona Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di tahun 2015. Memasuki zona ini jika Indonesia masih ingin tetap bisa bersaing, maka Indonesia harus berbenah khususnya dalam pasar modalnya. Pasalnya, daya saing beberapa sektor industri utama di Negara kita masih kalah jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Karenanya kesiapan emiten dan regulator pasar modal pun juga akan ditantang, agar tidak kalah saing pada terbukanya perdagangan lintas negara-negara ASEAN. Karenanya beberapa emiten saat ini diwajibkan memerhatikan praktek good corporate governance nya agar emiten Indonesia nantinya dapat menarik kepercayaan investor asing dengan mudah, sehingga kerjasama antar emiten pun akan lebih gampang terjalin.
Dalam peta jalan atau road map MEA 2015 yang disusun ASEAN, pasar modal merupakan salah satu sektor yang masuk prioritas integrasi. Integrasi pasar modal negara-negara ASEAN adalah syarat utama terciptanya kelancaran arus modal dan investasi.
Dengan integrasi pasar modal maka akan terjadi peningkatan aliran modal antarnegara ASEAN, sinkronisasi harga aset di tiap yurisdiksi, pendalaman pasar, stabilitas pasar keuangan, dan alokasi sumberdaya kapital yang lebih baik. Yang tidak kalah penting adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kawasan ini.
Namun sebaliknya jika berada pada posisi investor pasar modal Indonesia, kebanyakan para investor justru tidak khawatir dengan pemberlakuan MEA tahun depan. Ketua Masyarakat Investor Sekuritas Indonesia, Sanusi mengatakan, Investor sesungguhnya akan sangat diuntungkan dengan integrasi pasar modal di ASEAN.

Sumber : Vibiznews

Rilis BPS Agustus, Ekspor Nonmigas Tujuan Jerman Meningkat

Perkembangan ekspor nonmigas ke negara tujuan Jerman menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkini menunjukkan peningkatan. Hal itu ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada nilai ekspor nonmigas ke negara tersebut dimana nilai pada bulan Juni dilaporkan dapat mencapai nilai 259.9 juta Dollar AS .
Sementara itu pada bulan sebelumnya ekspor nonmigas ke negara tersebut hanya mencapai nilai 251.1 juta Dollar AS. Dengan demikian kinerja ekspor nonmigas pada periode tersebut mengalami penambahan sebesar + 8.79 juta Dollar AS, atau meningkat sebesar + 3.50 %.
Data terkini dari BPS juga menunjukkan bahwa ekspor nonmigas dari awal tahun ini sampai bulan Juni secara total mencapai angka 1428.4 juta Dollar AS. Nilai tersebut menunjukkan adanya penurunan sebesar -22.09 juta Dollar AS atau sekitar -1.52 %, dimana pada periode yang sama tahun lalu hanya mencapai nilai 1450.5 juta Dollar AS.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting mengemukakan bahwa pada analisa kurs BI hari ini Euro terpantau bergerak turun sekitar -2.19 % terhadap mata uang Rupiah pada perdagangan valas dari awal Juni hingga pekan ini.

Sumber : Vibiznews

Ketidakpastian Situasi Ekonomi Membuat RBA Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Australia

Bank sentral Australia hingga saat ini masih menyampaikan bahwa prospek ekonomi negaranya masih belum jelas karena suku bunga acuan rendah yang masih tetap dipertahankan hingga hari ini. Hingga saat ini suku bunga tidak berubah pada rekor rendah 2,5 persen. Selain itu pertumbuhan PDB cenderung melambat ke kecepatan yang lebih moderat pada kuartal kedua tahun lalu.
Gubernur RBA, Glenn Stevens, saat ini sedang berusaha mendongkrak permintaan domestik untuk mengimbangi perlambatan dari sisi investasi pertambangani.
Ditengah ketidakpastian kondisi Australia saat ini, Glenn memangkas proyeksi pertumbuhan dan inflasi serta memprediksi pertumbuhan upah akan cenderung stagnan.
Tingkat pengangguran Australia tercatat naik menjadi 6,4 persen pada Juli lalu dari level 6 persen pada bulan Juni. Tingkat pengangguran Australia saat ini memang tercatat lebih tinggi daripada tingkat pegangguran AS untuk pertama kalinya sejak tahun 2007 lalu.
Kebijakan moneter yang longgar (ease monetary policy) yang diberlakukan saat ini di Australia  telah mendorong pasar properti. Harga rumah di Australia naik 1,8 persen pada kuartal kedua jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya dan naik 10,1 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Meski demikian, berdasarkan laporan yang dimiliki, tingkat kepercayaan bisnis dan konsumen di Negeri Kanguru justru berhasil meningkat ke level tertingginya sejak September lalu. Saat ini, nilai tukar mata uang yang tinggi menjadi salah satu hambatan dalam menyeimbangkan lesunya investasi pertambangan.

Sumber : Vibiznews

Emas Ditutup Jatuh Untuk Sesi Ketiga Inflasi AS

BESTPROFIT FUTURES (20/8) - Emas berjangka jatuh untuk sesi ketiga berturut-turut seiring ukuran inflasi AS menunjukkan tekanan harga masih terbatas dan pembangunan perumahan mulai meningkat, menempatkan permintaan untuk logam mulia sebagai investasi alternatif.
Pada bulan Juli lalu, biaya hidup naik di laju paling lambat dalam lima bulan terakhir, dan pembangunan rumah mulai melonjak sebesar 16 persen, yang merupakan level tertingginya dalam delapan bulan terakhir, pada laporan terpisah menunjukkan hari ini. Tahun lalu, emas merosot tajam dalam tiga dekade terakhir di tengah reli ekuitas dan tingkat inflasi diredam.
Logam melemah sebesar 3 persen pada bulan lalu terkait spekulasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan tingkat suku bunga sebagai daya tarik keuntungan perekonomian. Bank sentral besok akan merilis tambahan dari pertemuan kebijakan pada tanggal 29-30 Juli lalu, dan Ketua Janet Yellen akan menyampaikan pidatonya pada 22 Agustus mendatang di sebuah simposium tahunan di Jackson Hole, Wyoming.
Emas berjangka untuk pengiriman bulan Desember turun sebesar 0,2 persen untuk menetap di level $ 1,296.70 per ons pada pukul 1:46 di Comex New York. Pada 15 Agustus kemarin, harga emas menyentuh ke level $ 1,293, yang merupakan level terendahnya untuk sebuah kontrak yang aktif sejak 6 Agustus kemarin. Perdagangan emas sebesar 41 persen di bawah rata-rata untuk 100 hari terakhir untuk hari ini, menurut data yang disurvei oleh Bloomberg. (knc)
Sumber : Bloomberg

Sentimen Suku Bunga The Fed, Antarkan Bursa Saham AS Ditutup Menguat

BESTPROFIT FUTURES (20/8) - Bursa Saham AS menguat, Indeks Standard & Poor 500 mencapai level tertingginya, akibat ritel reli terkait rilis laba perusahaan yang naik dari perkiraan sebelumnya, sementara data menunjukkan bahwa tekanan inflasi masih ada dan pembangunan perumahan melonjak.

Indeks S&P 500 menguat 0.5% ke level 1,981.53 pukul 4 sore waktu New York, mengantarkan indeks tersebut berada pada 0.3% dari rekornya. Indeks Nasdaq Composite menguat sebesar 0.4% ke level tertingginya sejak 2000 silam. Sementara itu, saham Apple Inc. ditutup pada rekornya sebesar $100.53.

Kemarin Indeks S&P 500 menguat sebesar 0.9% setelah meredanya kekhawatiran mengenai konflik Ukraina. Indeks acuan saham tersebut rebound setelah sebelumnya menurun sebesar 3.9% dari rekornya yang tercatat 24 Juli lalu ditengah berkembangnya kekhawatiran mengenai konflik global seperti Ukraina, Gaza dan Irak. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Monday 18 August 2014

Dolar Menguat Terkait Kebijakan The Fed; Kiwi Catat Pelemahan

BESTPROFIT FUTURES (19/8) - Dolar tahan gain terhadap mata uang utama karena tanda-tanda pemulihan ekonomi yang didukung permaslahan The Fed untuk menormalkan kebijakan. kiwi Selandia Baru turun setelah harga produsen catat penurunan.
Indeks Spot Dollar Bloomberg rebound dari level terendah dua pekan jelang Departemen Tenaga Kerja merilis data harga konsumen hari ini dan Ketua The Fed Janet Yellen dan para gubernur bank sentral mempersiapkan untuk pertemuan pada konferensi tahunan di Jackson Hole, Wyoming. Euro tahan penurunan tajamnya hampir dalam dua pekan terakhir jelang laporan pekan ini bahwa para ekonom memperkirakan akan menunjukkan melambatnya aktivitas manufaktur di wilayah tersebut dan di tengah spekulasi Bank Sentral Eropa (ECB) yang akan meningkatkan stimulus moneter.
Dolar stagnan pada level $ 1,3362 per euro pada 8:38 pagi di Tokyo dari kemarin, ketika harga menguat sebesar 0,3%, merupakan yang terbesar sejak 5 Agustus diperdagangkan di level ¥ 102,63 dari level 102,57 pada penutupan perdagangan di New York, ketika naik sebanyak 0,2%. kemarin Euro 18 negara dibeli sebesar ¥ 137,13 dari level 137,07.
Indeks Spot Dollar Bloomberg, yang menelusuri greenback terhadap 10 mata uang utama, ditransaksikan di level 1,020.57 dari level 1,020.21 kemarin, ketika menyentuh level 1,018.70, merupakan yang terendah sejak 1 Agustus lalu.(yds)
Sumber: Bloomberg

Redanya Konflik Ukraina, Antarkan Emas Turun Dibawah Level $1,300

BESTPROFIT FUTURES (19/8) - Emas turun di hari Senin ini akibat ancaman eskalasi konflik Ukraina yang tampaknya mereda untuk saat ini dan reli pada pasar ekuitas global dan menguatnya dollar telah mengantarkan harga emas bullion dibawah level $1,300 per ounce.

Russia menyatakan bahwa semua isu yang berhubungan dengan konvoi kemanusiannya ke Ukraina telah diselesaikan, akan tetapi belum ada kepastian yang mengarah kepada gencatan senjata atau solusi politik untuk konflik di timur Ukraina setelah pembicaraan antara Russia, Jerman, Perancis dan Ukraina pada hari minggu lalu.

Namun demikian eskalasi ketegangan masih tinggi setelah Ukraina menduga pasukan pemberontak pro-Russia pada hari Senin ini menyerang konvoi dengan tembakan  roket di dekat timur kota Luhansk, tetapi para separatis menyangkal guna bertanggung jawab akan hal tersebut.

Para analis menyatakan bahwa kegagalan emas guna melanjutkan reli safe-haven dapat mempengaruhi kenaikannya.

Spot emas turun sebesar 0.4% ke level $1,299.34 pukul 2:17 siang waktu New York , sementara emas berjangka U.S. COMEX untuk pengiriman bulan Desember ditutup turun sebesar $6.90 per ounce pada level $1,299.30.

Sementara dollar catat gain sebesar 0.2% terhadap mayoritas mata uang lainnya setelah sebelumnya mengalami penurunan mingguan ke-6 secara berturut-turut. Emas sering bergerak berlawanan terhadap mata uang AS tersebut.

Penurunan tajam pada harga minyak mentah  Brent juga memberikan tekanan kepada emas.

Pasar sedang menunggu pertemuan tahunan bank sentral di Jackson Hole, Wyoming, pada hariu Kamis mendatang, seperti juga pidato Ketua Federal Reserve Janet Yellen pada hari Jumat mendatang, yang akan memberikan isyarat mengenai waktu akan kenaikan suku bunga AS.

Ketegangan di Ukraina dan Timur Tengah telah memberikan kontribusi kepada kenaikan emas sebesar 8% sepanjang tahun 2014 ini, sehingga memicu permintaan.

Emas juga kembali gagal mendapatkan dukungan dari permintaan fisik pada mayoritas konsumen China dan India. (bgs)

Sumber : Reuters

Gejolak Geopolitik Mereda, Topix Jepang Naik Hari Ke-7

BESTPROFIT FUTURES (19/8) - Saham Jepang naik, dengan indeks Topix menguat untuk hari ketujuh, karena pelemahan yen ditengah tanda-tanda berkurangnya gejolak geopolitik. 
Indeks Topix naik 0,6% ke level 1,279.40 pada 09:01 pagi di Tokyo, menuju level penutupan tertinggi sejak Agustus 1. Dengan semua kecuali satu dari 33 kelompok industri meningkat. Indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,8% ke level 15,447.43. Mata uang yen tergelincir 0,1% ke level 102,63 per dolar setelah jatuh 0,2% kemarin.
Hari ini kontrak pada indeks Standard & Poor 500 naik 0,1%. Indeks saham melonjak 0,9% kemarin karena meredanya ketegangan atas konflik global dan Dollar General Corp naik terkait aktivitas merger.
National Association of Home Builders / Wells Fargo Indeks sentimen naik ke  level 55 bulan ini dari level 53 pada bulan Juli, merupakan level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.
Indeks Topix rebound 12% dari level terendah tahun ini pada tanggal 14 April sampai kemarin ditengah optimisme mengenai ekonomi global dan spekulasi Dana Investasi Pensiun Pemerintah Jepang senilai $ 1.2 triliun akan membeli lebih banyak saham domestik.
Indeks Topix diperdagangkan pada 1,2 kali nilai buku pada penutupan terakhir, dibandingkan dengan 2,7 untuk S&P 500 dan 1,8 untuk Indeks Stoxx Europe 600.(yds)
Sumber: Bloomberg

Indeks Saham Berjangka Asia Naik Terkait Reli Minyak

BESTPROFIT FUTURES (19/8) - Indeks saham berjangka Asia naik mengirim saham AS setelah yen dan emas mengalami penurunan, sementara obligasi Selandia Baru terkoreksi di tengah berjurangnya tanda-tanda kekhawatiran geopolitik. Harga minyak mentah naik pasca penurunan kemarin.
Indeks Nikkei 225 Stock Average berjangka naik di Chicago dan Osaka, dengan kontrak berjangka pada indeks dari Australia sampai Korea Selatan catat gain setidaknya sebesar 0,1 persen. Indeks Standard & Poor 500 berjangka naik sebesar 0,1 persen pada pukul 07:26 pagi di Tokyo setelah indeks acuan saham melonjak sebesar 0,9 persen. Mata uang Jepang berada di level 102,56 per dolar setelah melemah sebesar 0,2 persen kemarin, sementara emas stabil setelah penurunan dua hari berturut-turut.  Obligasi Selandia Baru dengan tenor sepuluh tahun mengikuti Treasuries lebih rendah. Minyak di perdagangan New York menambahkan 0,3 persen.
Israel dan militan Palestina setuju untuk memperpanjang gencatan senjata selama lima hari berturut-turut, sementara di Irak, pasukan Kurdi dan pemerintah merebut kembali bendungan terbesar di negara tersebut dari pemberontak. The Reserve Bank of Australia akan merilis risalah dari pertemuan terakhir mereka hari ini, dengan rilis dari Federal Reserve besok. Para Gubernur bank sentral akan bertemu di Jackson Hole, Wyoming, pekan ini. (knc)
Sumber : Bloomberg

Saham AS Ditutup Menguat Diikuti Dollar General Rally

BESTPROFIT FUTURES (19/08) - Saham-saham AS naik mengirim Indeks Standard & Poor 500 memperpanjang kenaikan mingguan terbesarnya sejak Juli lalu, seiring ketegangan mereda atas konflik global dan Dollar General Corp rally pada aktivitas merger.
Dollar General melonjak sebesar 12 persen setelah menawarkan $ 9.7 miliar untuk pasangan Dollar, yang mengalami rally sebesar 4,9 persen. Saham Delta Air Lines Inc dan saham Southwest Airlines Co memimpin kenaikan di antara perusahaan-perusahaan industri lainnya diikuti harga minyak jatuh. Saham Homebuilders naik terkait kepercayaan dalam industri naik ke level tertingginya dalam tujuh bulan terakhir. Saham Internet dan bioteknologi mengalami rally, melanjutkan memangkas kerugiannya dari awal tahun ini.
Indeks S & P 500 naik sebesar 0,8 persen ke level 1,971.54 pukul 04:00 di New York, kenaikan yang merupakan sepanjang level tertingginya. Indeks Dow Jones Industrial Average menguat sebesar 175,06 poin, atau 1,1 persen, ke level 16,837.97. Indeks Nasdaq Composite melonjak sebesar 1 persen ke level tertingginya sejak tahun 2000 lalu. Perdagangan perusahaan di Indeks S & P 500 sebesar 12 persen di bawah rata-rata 30-hari untuk hari ini.
Menteri Luar Negeri Ukraina Pavlo Klimkin bertemu Presiden Rusia Sergei Lavrov selama lebih dari lima jam melakukan pembicaraan di Berlin, karena mereka berusaha untuk meredakan ketegangan setelah para pejabat di Kiev mengatakan bahwa pasukannya merusak sebagian konvoi bersenjata dari Rusia. Klimkin mengatakan pembicaraan telah membawa "kemajuan moderat," meskipun ia meminta Rusia untuk mengikuti perkataan dengan tindakannya. (knc)
Sumber : Bloomberg

Sunday 17 August 2014

Indeks Dolar Dekati 2 Minggu Terendah Jelang Rilis Data Inflasi

BESTPROFIT FUTURES (18/8) -  Dolar berada di dekat dua minggu terendah terhadap mitra dagang utamanya jelang rilis data yang diperkirakan akan menunjukkan perlambatan inflasi dan jelang pertemuan bank sentral dalam konferensi tahunannya di Jackson Hole, Wyoming.

Indeks Bloomberg US Dollar, yang melacak greenback terhadap 10 mata uang utama, menyelesaikan penurunan mingguan pertama dalam sebulan pada Agustus 15 lalu. Ketua Federal Reserve, Janet Yellen akan menyampaikan pidato pada 22 Agustus mendatang. Perdagangan berjangka memangkas spekulasi bullish terbesar dolar terhadap yen sejak bulan April. Permintaan yen berkurang setelah Menteri Luar Negeri Rusia bertemu dengan rekanannya dari Ukraina di Berlin.

Indeks Bloomberg Dollar Spot sedikit berubah di level 1,019.56 pada pukul 09:01 pagi di Tokyo dari 15 Agustus lalu, ketika menyentuh 1,019.32, level terendah sejak 1 Agustus. Indeks tersebut turun 0,2 persen pada pekan lalu.

Terhadap yen, dolar diperdagangkan di level 102,43 yen dari 102,36 yen di New York dan mencapai $ 1,3390 per euro dari $ 1,3401 pada 15 Agustus, ketika melemah 0,3 persen. Yen sedikit berubah di level 137,13 per euro dari 137,16.

Acauan catatan yield AS dengan tenor 10-tahun tergelincir ke level 2,30 persen pada pekan lalu, level terendah sejak Juni 2013.(frk)

Sumber : Bloomberg

Topix Berfluktuasi Setelah Memangkas Gain Mingguan Terbesar Sejak April

BESTPROFIT FUTURES (18/8) - Indeks Topix Jepang berfluktuasi pagi ini, setelah memangkas kenaikan mingguan terbesar dalam empat bulan terakhir, setelah para investor menimbang ketegangan geopolitik dan lonjakan harga minyak yang ditopang oleh produsen energi.

Indeks Topix turun 0,1 persen menjadi 1,269.66 pada pukul 09:07 pagi di Tokyo, setelah naik sebanyak 0,1 persen. Inpex Corp. merupakan salah satu pendongkrak terbesar dalam indeks, sementara perusahaan telekomunikasi menyeret indeks lebih rendah. Topix mencatat kenaikan 3,5 persen pada pekan lalu, yang merupakan kenaikan terbesar sejak periode yang berakhir pada 18 April yang lalu. Indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,1 persen pada hari ini ke level 15,307.31.

Konflik, Ukraina dan sekutunya yang mengatakan sedang didorong oleh dukungan Rusia bagi para pemberontak, juga telah memicu sanksi yang telah menekan perdagangan dan ancaman yang akan mengirim ekonomi Presiden Vladimir Putin ke dalam resesi sebesar $ 2 triliun. Harga minyak naik tajam dalam sebulan pada 15 Agustus lalu.

Di Irak, AS memperluas serangan udaranya selama akhir pekan dan menggunakan pesawat pembom untuk pertama kalinya sejak serangan dimulai pada 8 Agustus untuk membantu mengamankan bendungan di dekat Mosul, kota terbesar di bagian utara negara tersebut, yang telah diduduki oleh para pemberontak.

Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 naik 0,3 persen. Indeks tersebut ditutup sedikit berubah pada 15 Agustus pasca produsen energi mengalami reli.(frk)

Sumber : Bloomberg

Harga Emas Melemah, Efek Putin di Akhir Pekan Tekan Harga Signifikan

Harga emas LLG pada perdagangan pekan lalu, 11-15 Agustus 2014, terpantau ditutup melemah secara agregat sepekan. Pelemahan harga emas LLG dipicu oleh dorongan faktor geopolitik global yang membaik meskipun perekonomian global sempat memberikan dorongan penguatan.
Pergerakan harga emas pada pekan lalu, terpantau gagal melanjutkan penguatan pada pekan sebelumnya. Dorongan bursa saham global yang menguat akibat pelemahan geopolitik menjadi momok pada pergerakan harga emas pekan lalu. Meskipun demikian, data-data perekonomian global yang cenderung negatif, masih membuat pergerakan melemah emas relatif terbatas pekan lalu.
Pola investasi para investor terhadap risiko dari kondisi global yang masih belum stabil masih menjadi trend penggerak harga emas di awal pekan lalu. Isu dari kelanjutan konflik Ukraina-Rusia yang relatif mereda membuat pergerakan bursa saham mengalami penguatan yang berimbas pada melemahnya harga emas akibat penurunan investasi safe haven.
Namun, rilis data sentimen perekonomian Jerman oleh ZEW yang jatuh hingga ke level 8,6 dari 27,2 serta jauh dari ekspektasi di 18,2, berhasil memicu harga emas pada perdagangan hari ke-2 pekan lalu. Hal tersebut disebabkan oleh indikasi melemahnya pengaruh negara dengan perekonomian terkuat Eropa tersebut akibat kuatnya perhatian pasar ke konflik Ukraina-Rusia.
Setelah terdorong oleh kekhawatiran akan perekonomian Eropa, harga emas kembali terdorong menguat pada perdagangan selanjutnya akibat sentimen perekonomian AS. Sejalan dengan pelemahan sentimen perekonomian Jerman, sektor ritel AS yang melemah, memberikan dorongan penguatan pada harga emas. Berdasarkan data yang rilis pekan lali. Produktivitas sektor retail AS jatuh ke level 3,7% dari 4,3% dan melenceng jauh dari ekspektasi di 4,58%.
Walaupun terdorong positif oleh lesunya sektor retail AS, pergerakan pada perdagangan hari ke-3 tersebut tertahan oleh  data perekonomian Inggris. Data pekerja Inggris yang dilaporkan membaik pada pekan lalu memicu pelemahan demand safe haven di kawasan Eropa. Berdasarkan laporan pekan lalu, pengangguran Inggris membaik sebsar 0,1% dari level 6,5% ke 6,4% dan sesuai ekspektasi.
Penguatan terhadap harga emas pun berlanjut pada perdagangan hari ke-4 pekan lalu meskipun runtuhnya fondasi dorongan geopolitik mulai terjadi pada perdagangan di hari tersebut. Pergerakan harga emas pada perdagangan Kamis, terdorong positif kuat akibat data-data perekonomian Eropa dan AS yag berjalan searah dalam keadaan negatif.
Berdasarkan rilis data-data GDP Jerman dan Uni Eropa serta pekerja AS pada pekan lalu, ketiga data berada dalam posisi negatif. Pada pekan lalu, data GDP Jerman YoY dilaporkan anjlok dari 2,5% ke 0,8%, GDP Uni Eropa yang turun dari 0,2% ke 0%, sementara initial jobless claims AS kembali berada di posisi negatif kuat dengan lonjakan dari level 290.000 ke level 311. Dampak dari rentetan data negatif tersebut, harga emas pun terdorong menguat cukup kokoh.
Namun, pernyataan Putin pada hari perdagangan tersebut, sempat membuat goyah pergerakan menguat harga emas meskipun masih dapat ditutup menguat. Pernyataan Putin yang ingin untuk segera mengakhiri konflik Rusia-Ukraina, langsung berdampak pada pelemahan harga emas meskipun belum dapat membuat harga emas ditutup menguat pada perdagangan Kamis pekan lalu.
Walaupun masih belum dapat membuat pergerakan emas melemah pada perdagangan Kamis, efek Putin mulai terlihat pada perdagangan di hari terakhir pekan lalu. Runtuhnya fondasi dari geopolitik global terpantau sangat kuat mempengaruhi harga emas. Meskipundata perkiraan GDP Inggris melemah dari 3,2% ke 3,0%, lesunya geopolitik global membuat investor lari dari aset safe haven. Dampak dari hal tersebut pun terlihat dari harga emas yang langsung merosot tajam hingga menutup pergerakan menguat dalam 3 hari perdagangan sebelumnya.
Pada rentang perdagangan pekan lalu, 11-15 Agustus 2014, harga emas LLG ditutup melemah secara agregat sepekan. Harga emas LLG turun 0,57% ke tingkat harga $1.304,30/t oz atau melemah $7,45/t oz.
Sementara pada perdagangan emas berjangka di Bursa Comex, harga emas berjangka juga ditutup melemah secara agregat sepekan. Harga emas berjangka Comex untuk kontrak Desember 2014 turun 0,37% ke tingkat harga $1.306,2/t oz atau melemah $4,8/t oz.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga emas berpotensi untuk kembali melemah pada perdagangan hari ini. Hal tersebut dilandasi oleh pudarnya fondasi penguatan dari konflik Ukraina-Rusia. Terkait pergerakan harga, range normal pada pekan ini diprediksi akan berada di kisaran $1.281-$1.323 pada emas LLG dan $1.281-$1.326 pada emas berjangka Comex untuk kontrak Desember 2014.

Sumber : Vibiznews

Ekspor Nonmigas Ke ASEAN Lainnya Dilaporkan Naik

BESTPROFIT FUTURES (18/8) - Perkembangan ekspor nonmigas ke ASEAN Lainnya menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terkini menunjukkan peningkatan. Hal itu ditunjukkan dengan adanya kenaikan pada nilai ekspor nonmigas ke negara tersebut dimana nilai pada bulan Juni dilaporkan dapat mencapai nilai 598.2 juta Dollar AS .
Sementara itu pada bulan sebelumnya ekspor nonmigas ke negara tersebut hanya mencapai nilai 590.6 juta Dollar AS. Dengan demikian kinerja ekspor nonmigas pada periode tersebut mengalami penambahan sebesar + 7.60 juta Dollar AS, atau meningkat sebesar + 1.28 %.
Data terkini dari BPS juga menunjukkan bahwa ekspor nonmigas dari awal tahun ini sampai bulan Juni secara total mencapai angka 3462.7 juta Dollar AS. Nilai tersebut menunjukkan adanya penurunan sebesar -72.40 juta Dollar AS atau meningkat sekitar -2.04 %, dimana pada periode yang sama tahun lalu hanya mencapai nilai 3535.1 juta Dollar AS.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting mengemukakan bahwa pada analisa kurs BI hari ini Dollar Amerika Serikat terpantau bergerak melemah sekitar -0.40 % terhadap mata uang Rupiah pada perdagangan valas dari awal Juni hingga pekan ini.

Saham Asia Menuju Kenaikan Beruntun Dlm 4 Bulan Terakhir

BESTPROFIT FUTURES (18/8) - Saham Asia naik untuk hari keenam, dengan indeks acuan menuju kenaikan secara beruntun terpanjang dalam empat bulan terakhir, karena saham konsumen dan teknologi menguat.
Indeks MSCI Asia Pacific naik 0,1% ke level148,19 pada 09:03 pagi di Tokyo, sebelum pasar saham di Hong Kong dan China dibuka. Indeks saham reli 2,7% pekan lalu karena para investor mengkaji, laba Ukraina properti dan data ekonomi yang memicu spekulasi bank sentral yang akan mempertahankan stimulus.
Indeks Topix Jepang naik 0,1% dan indeks S & P / ASX 200 Australia stagnan. Indeks NZX 50 Selandia Baru tergelincir 0,1% dan indeks Kospi Korea Selatan naik 0,4%.
Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 naik 0,3% hari ini. Pekan lalu Indeks saham AS ekuitas naik sebesar 1,2%, untuk gain pekan kedua.
Kontrak berjangka  pada Indeks Hang Seng di Hong Kong turun sebanyak  0,2 dan kontrak pada indeks Hang Seng China Enterprises turun 0,3% di sebagian besar perdagangan terakhir. Indeks Bloomberg China-US Equity dari saham China yang diperdagangkan di New York stagnan pada 15 Agustus, naik 2,1% pada pekan ini.
Indeks Asia Pasifik diperdagangkan pada 13,6 kali perkiraan laba pada sesi penutupan terakhir dibandingkan dengan 16,4 untuk S&P 500 dan 14,9 untuk indeks Stoxx Europe 600, menurut data yang dihimpun oleh Bloomberg.(yds)
Sumber: Bloomberg

Thursday 14 August 2014

Harga Minyak Mentah WTI Terjun di Nymex, Demand Global Mengkhawatirkan

Harga minyak mentah WTI di Bursa Nymex pada penutupan perdagangan Kamis 14 Agustus 2014 terpantau ditutup melemah signifikan. Pelemahan harga minyak mentah WTI di Bursa Nymex dipicu oleh indikasi melemahnya demand global serta ekspektasi peningkatan output minyak mentah Amerika Serikat.
Keluarnya beberapa laporan perkiraan GDP di kawasan Eropa serta data pekerja AS yang berada dalam kondisi negatif, menjadi determinan kuat yang menggerus harga minyak mentah di Nymex. Data GDP Jerman dan Uni Eropa yang masing-masing turun dari 2,5% ke 0,8% dan 0,2% ke 0%, mengindikasikan akan adanya pelemahan demand dari pasar Eropa. Sementara data initial jobless claims AS yang kembali meningkat dari 290.000 ke 311.000 juga turut berdampak pada indikasi pelemahan demand dari pasar domestik AS.
Selain faktor dari sentimen sisi demand yang negatif kuat, sentimen sisi supply pun juga turut mendorong harga minyak mentah WTI dan Brent untuk bergerakn melemah. Data persediaan minyak mentah AS yang dinyatakan naik hingga 1.401.000 barrel pada akhir pekan lalu dan prediksi akan terjadinya peningkatan output minyak mentah AS ke level 8,5 juta bpd membuat minyak WTI tertekan dari sisi supply. Diluar produksi AS, harga minyak mentah pun juga terdorong melemah akibat sentimen negatif dari peningkatan output Libia.
Pada perdagangan Kamis 14 Agustus 2014 di Bursa Nymex, harga minyak mentah WTI terpantau ditutup melemah signifikan. Harga minyak mentah WTI berjangka Nymex untuk kontrak September 2014 anjlok 2,06% ke tingkat harga terendah hampir 7 bulan di $95,58/barrel atau melemah $2,01/barrel.
Sementara pada perdagangan minyak mentah jenis Brent, pergerakan harga yang ditutup dini hari tadi juga menunjukan adanya pelemahan signifikan pada harga minyak mentah Brent. Harga minyak mentah Brent berjangka Nymex untuk kontrak Desember 2014 anjlok 2,72% ke tingkat harga $103,16/barrel atau melemah $2,88/barrel.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga minyak mentah berpotensi bergerak menguat terbatas pada hari ini. Hal tersebut dilandasi oleh jenuhnya indikator teknikal pada pergerakan harga minyak mentah akibat anjloknya harga pada hari Kamis. Namun, penguatan dari indikator teknikal diprediksi akan tertahan oleh faktor fundamental yang dapat membuat penguatan akibat koreksi akan terbatas. Terkait pergerakan harga minyak mentah, range normal diprediksi akan berada di kisaran $93-$98,1 pada WTI dan $101-$107 pada Brent.

Sumber : Vibiznews

Naiknya Klaim Pengangguran AS Mendongkrak Harga Emas untuk Hari Ke-3


BESTPROFIT FUTURES (15/8) - Emas berjangka naik untuk sesi ketiga beruntun setelah klaim pengangguran AS naik lebih dari perkiraan, membatasi optimisme pada pasar tenaga kerja dan memacu spekulasi bahwa tingkat suku bunga akan tetap rendah.

Klaim pengangguran AS naik sebesar 21.000 orang menjadi 311.000 orang dalam pekan yang berakhir pada 9 Agustus lalu, level tertinggi dalam enam minggu terakhir, menurut data pemerintah hari ini. Perkiraan rata-rata dari 48 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg menyerukan angka 295.000.

Tahun ini, emas telah menguat 9,4 karena konflik di Timur Tengah dan Ukraina mendorong permintaan untuk logam sebagai safe haven. Harga emas juga mengalami kenaikan di tengah tanda-tanda pemulihan yang tidak merata dalam perekonomian AS.

Emas berjangka untuk pengiriman Desember naik 0,1 persen untuk menetap di $ 1,315.70 per ons pada pukul 1:33 siang di Comex New York. Sebelumnya, harga emas naik sebanyak 0,6 persen. Pada 8 Agustus, logam kuning tersebut mencapai $ 1,324.30, level tertinggi sejak 18 Juli.

Tahun lalu, emas turun 28 persen, terbesar dalam tiga dekade terakhir, karena ekuitas AS reli ke rekor dan inflasi tetap diredam di tengah spekulasi bahwa Federal Reserve akan memangkas laju stimulus moneter.

Perak berjangka untuk pengiriman September naik 0,3 persen untuk ditutup pada level $ 19,906 per ons di Comex.(frk)

Sumber : Bloomberg

Saham Asia Menuju Kenaikan Mingguan Terbesar Sejak Maret

BESTPROFIT FUTURES (15/8) - Saham Asia stagnan, dengan indeks acuan menuju reli mingguan terbesarnya sejak Maret lalu, di tengah meredanya ketegangan di Ukraina dan data ekonomi yang melemah memicu spekulasi bahwa bank sentral akan mempertahankan stimulus.
Indeks MSCI Asia Pacific ditransaksikan di level 147,78 pukul 09:02 pagi di Tokyo. Menuju reli sebesar 2,5 persen pekan ini, pekan terbesar sejak periode yang berakhir pada 28 Maret kemarin. Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia akan menghentikan konflik di timur Ukraina.
Indeks Topix Jepang naik kurang dari 0,1 persen. Indeks S&P/ASX 200 Australia turun sebesar 0,1 persen, sementara Indeks NZX 50 Selandia Baru naik sebesar 0,1 persen. Pasar belum dibuka di Hong Kong dan Cina.
Rusia mengusulkan gencatan senjata dalam pengiriman bantuan kemanusiaan ke bdaerah yang dilanda perang di tenggara Ukraina terkait konvoi truk bantuan dari Moskow menunggu di dekat wilayah perbatasan yang dikuasai oleh pemberontak. (vck)
Sumber: Bloomberg

Topix Jepang Menuju Kenaikan Mingguan Tertajam Sejak April

BESTPROFIT FUTURES (15/8) - Indeks Topix Jepang jatuh setelah gain empat harinya, memangkas kenaikan mingguan tertajam dalam hampir empat bulan tertajam, karena para investor mengkaji ketegangan geopolitik.
Indeks Topix turun 0,2% ke level 1,268.54 pada 09:11 pagi di Tokyo, siap untuk kenaikan 3,3% pekan ini, yang akan menjadi terbesar sejak periode yang berakhir 18 April. Indeks Nikkei 225 Stock Average merosot 0,1 persen menjadi 15,293.75. Mata uang yen tergelincir 0,1% ke level  102.50 per dollar. Indeks Indeks Standard & Poor 500 naik 0,4%  ke level tertinggi dua pekan kemarin.
Presiden Vladimir Putin berjanji kemarin untuk mencoba menghentikan konflik dengan Ukraina. Bahkan saat Rusia merencanakanl catatan damai, wartawan di news outlet seperti Novoye Vremya dan Hromadske TV melaporkan melihat personil kendaraan lapis baja menyeberang ke Ukraina.
Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki mengundurkan diri untuk mengakhiri kebuntuan politik di tengah pemberontakan di bagian utara Negara tersebut. (yds)

Sumber: Bloomberg

Bursa Saham AS Ditutup Menguat Terkait Spekulasi Redanya Konflik Ukraina

BESTPROFIT FUTURES (15/8) - Bursa Saham AS menguat, Indeks Standard & Poor 500 mencatat level 2 pekan tertingginya, akibat spekulasi bahwa krisis di Ukraina telah mereda yang membayangi rilis data ekonomi yang menyatakan bahwa jumlah tenaga kerja turun dari perkiraan sebelumnya.

Indeks S&P 500 menguat 0.4% ke level 1,953.49 pukul 4 sore waktu New York, level tertinggi sejak 30 Juli lalu. Pekan ini indeks tersebut telah mengalami kenaikan sebesar 1.2%. Dow Jones Industrial Average naik 61.46 poin atau 0.4% ke level 16,713.26.

Saham berjangka dan Bursa Saham Eropa mengahpus penurunan sebelumnya setelah Presiden Vladimir Putin menyatakan bahwa Russia akan melakukan apapun guna menghentikan konflik di timur Ukraina. Saham-saham telah mengalami penurunan setelah rilis data menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi zona Eropa kuartal ke-2 secara mengejutkan melambat.

Prospek ekonomi zona Eropa kembali tergelincir ke dalam resesi telah memicu spekulasi bahwa ECB (European Central Bank) diperkirakan akan melaukan stimulus, sementara naiknya ekonomi AS telah menciptakan kekhawatiran bahwa Federal Reserve dipekrirakan akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

Bank sentral AS maish berada pada laju pengurangan pembelian obligasi bulanannya pada Oktober mendatang. Ketua The Fed Janet Yellen telah menyatakan bahwa bank sentral akan mempertahankan acuan suku bunga rendah Å“pada waktu yang cukup lama setelah berakhirnya pembelian obligasi. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Wednesday 13 August 2014

Harga Perumahan Di Australia Melampaui Ekspektasi, 7 Kota Menjadi Kontributor Lonjakan Terbesar

Harga rumah di Australia naik 1,8 persen di sepanjang kuartal kedua tahun ini. Pencapaian ini melampaui perkiraan para ekonom yang sebelumnya hanya memprediksi  kenaikan sebesar 1,0 persen. Pada basis tahunan, harga rumah di negeri ini melonjak 10,1 persen, pencapaian ini juga melampaui ekspektasi awal yaitu sebesar 9,3 persen.

Kenaikan harga rumah kali ini telah memberikan kontribusi terhadap kenaikan terhadap nilai total penjualan sektor perumahan menjadi sekitrar $ 5,2 triliun pada kuartal kedua tahun ini. Peningkatan ini hampir mencapai setengah triliun dolar sejak Juni 2013 lalu.
Peningkatan triwulanan terutama disebabkan oleh peningkatan di Sydney (3,1 persen), Melbourne (1,3 persen), Brisbane (1,8 persen), Adelaide (1,0 persen), Canberra (0,8 persen), Darwin (0,7 persen) dan Hobart (0,3 persen). Perth adalah satu-satunya kota yang justru mencatta penurunan (-0.2 persen).
Setiap tahun, harga properti residensial  naik, seperti di Sydney (15,6 persen), Melbourne (9,3 persen), Brisbane (6,8 persen), Adelaide (5,6 persen), Hobart (4,3 persen), Perth (3,6), Darwin (3,4 persen), dan Canberra (2,2 persen).
Sedangkan untuk total penjualan sektor perumahan di Australia pada kuartal kedua tahun ini adalah sebesar A $ 5,196,355.9 juta atau naik sebesar A $ 112,598.5 juta.

Sumber : Vibiznews

Emas Diperdagangan Relatif Lebih Tinggi Terhadap WTI

BESTPROFIT FUTURES (14/8) - Emas diperdagangkan pada harga tertinggi relatif terhadap minyak mentah lebih dari empat bulan di tengah kekhawatiran ekonomi global.

Satu ons emas dibeli sebanyak 13,58 barel minyak pada hari ini, tertinggi sejak 18 Maret. Penjualan ritel AS pada bulan Juli merupakan yang paling lemah dalam enam bulan terakhir, sementara output industri di China tiba-tiba melambat, menurut laporan terpisah hari ini. Emas berjangka menguat di New York.

Logam mulia telah naik 9,3 persen dalam tahun ini akibat meningkatnya kekerasan di Timur Tengah dan Ukraina ditambah dengan tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi mendorong daya tarik haven assets. Sementara itu, West Texas Intermediate tergelincir 0,8 persen. Amerika Serikat pemompa minyak paling banyak dalam 27 tahun terakhir setelah ekspansi di China diredam, mengindikasikan permintaan bahan bakar yang lebih sedikit.

Emas berjangka untuk pengiriman Desember naik 0,3 persen untuk menetap di $ 1,314.50 per ons pada pukul 1:36 siang di Comex. Pada 8 Agustus, harga emas mencapai $ 1,324.30, level tertinggi untuk kontrak teraktif sejak 18 Juli.

Perdagangan adalah 25 persen di bawah rata-rata 100-hari untuk saat ini, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

Berjangka WTI untuk pengiriman September naik 0,2 persen menjadi $ 97,59 per barel di New York Mercantile Exchange. Sebelumnya, harga WTI sempat turun sebanyak 0,6 persen menjadi $ 96,75.

Perak berjangka untuk pengiriman September turun 0,3 persen untuk ditutup di level $ 19,845 per ons di Comex.(frk)

Sumber : Bloomberg

Topix Jepang Naik Hari Ke-4 Terkait Pelemahan Yen Meningkatkan Eksportir

BESTPROFIT FUTURES (14/8) - Indeks Topix Jepang mengikuti saham AS berada pada level lebih tinggi dan menuju gain hari ke 4 setelah saham eksportir menguat karena yen yang masing mengalami pelemahan
Indeks Topix naik 0,4% ke level 1,267.18 pada 09:01 pagi di Tokyo, dengan semua kecuali dua dari  33 kelompok industri yang meningkat. Indeks saham melonjak 2,8% pekan ini sampai kemarin, kenaikan tiga hari tertajam sejak Juni. Indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,4% hari ini berada pada level 15,278.07. Yen berada di level 102,44 per dolar setelah jatuh sebanyak 0,2% kemarin.
Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 stagnan. Indeks ekuitas yang mendasari melonjak 0,7% kemarin ke level tertinggi dua pekan setelah melembatnya penjualan ritel mendorong spekulasi Federal Reserve yang tidak akan memaksakan untuk menaikkan tingkat suku bunga lebih cepat dari yang diantisipasi.
Penjualan ritel AS flat pada bulan Juli, kinerja terburuk dalam enam bulan, karena permintaan mobil melambat dan pertumbuhan upah menahan konsumen. Perlambatan dalam pembelian diikuti kemajuan sebesar 0,2% pada Juni, Departemen Perdagangan melaporkan kemarin di Washington. (yds)
Sumber: Bloomberg

Saham Asia Naik Dalam 4 Hari Terakhir

BESTPROFIT FUTURES (14/8) - Saham Asia naik, dengan indeks acuan berada di hari keempat, terkait melambatnya penjualan ritel di AS sehingga memicu spekulasi bahwa The Fed tidak akan menaikkan tingkat suku bunga lebih awal dari yang diharapkan.
Indeks MSCI Asia Pacific naik sebesar 0,2 persen ke level 147,49 pukul 09:02 pagi di Tokyo pasca naik sebesar 2,2 persen selama tiga hari terakhir. Penurunan ekspansi kredit di China dan perlambatan tak terduga dalam pengeluaran investasi ditambahkan kedalam spekulasi bahwa para otoritas akan meningkatkan stimulus prekonomian terbesar kedua di dunia ini.
Kontrak berjangka pada indeks Standard & Poor 500 stagnan pada hari ini pasca naik sebesar 0,7 persen kemarin. Penjualan ritel flat pada bulan Juli kemarin, ,menjadi kinerja terburuk dalam enam bulan terakhir, terkait permintaan terhadap pembelian mobil menurun dan kenaikan upah sehingga menahan para konsumen AS. Perlambatan dalam pembelian diikuti kenaikan sebesar 0,2 persen pada Juni lalu, Departemen Perdagangan melaporkan kemarin di Washington.
Ketua The Fed Janet Yellen mengatakan para pejabat akan terus memberikan tingkat acuan suku bunga rendah kepada bank sentral untuk "waktu yang cukup" pasca pembelian obligasi berakhir. (vck)
Sumber: Bloomberg

Bursa Saham AS Ditutup Menguat 0.7%, Akibat Emerging Market Reli

BESTPROFIT FUTURES (14/8) - Bursa Saham AS menguat dengan obligasi Treasury AS setelah penurunan penjualan ritel memicu spekulasi bahwa Federal Reserve dalam waktu dekat tidak akan menaikkan suku bunga. Sementara saham pada emerging market reli terkait spekulasi bahwa China akan mengambil upaya guna memicu pertumbuhan ekonomi.

Indeks Standard & Poor 500 menguat 0.7% ke level tertingginya dalam 2 pekan terakhir pukul 4 sore waktu New York, membalikkan dari penurunan kemarin sebesar 0.2%. Imbal hasil obligasi Treasury AS dengan tenor 10 tahun turun 4 basis poin atau 2.42%. Indeks MSCI Emerging Markets menguat 0.5%, reli pada hari ke-3. Sementara tembaga turun 1.3% dan seng turun 2.1%. Poundsterling Inggris tergelincir setelah Bank of England menurunkan perkiraannya mengenai pertumbuhan upah.

Penjualan ritel AS Juli lalu sedikit berubah, pergerakan angka terburuk dalam 6 bulan terakhir, hal tersebut akibat melambatnya permintaan mobil dan melambatnya pertumbuhan upah telah menekan konsumen AS. Output industri China Juli lalu naik sebesar 9%, kurang dari perkiraan dari para ekonom di survey Bloomberg yang menyatakan sebesar 9.2%. Gubernur Bank of England Mark Carney menyatakan bahwa kenaikan suku bunga akan dilakukan secara bertahap setelah dia mengupayakan menyeimbangkan kenaikan ekonomi dengan tingkat inflasi yang dibawah target. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Tuesday 12 August 2014

Euro Dekati Level 9-Bulan Terendah Terkait Pelemahan Ekonomi; Yen Turun

BESTPROFIT FUTURES (13/8) - Euro ditransaksikan sebesar  0,3% pada level terendah sembilan bulan jelang laporan pekan ini yang mungkin menunjukkan pertumbuhan di Eropa melemah dan inflasi melambat, menambah tanda-tanda ekonomi blok tersebut sedang berjuang untuk pemulihan.
Mata uang Eropa bersama jatuh kemarin setelah data menunjukkan kepercayaan investor Jerman merosot lebih dari perkiraan para analis, setelah angka pekan lalu yang menunjukkan bahwa Italia kembali ke resesi. Yen bertahan di level terendah setelah penurunan dua harinya, Ungkap Pejabat Bank of  Jepang (BOJ)  mereka akan mempertahankan stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya sampai waktu yang diperlukan dan ekonomi Jepang menyusut untuk pertama kalinya sejak September 2012 lalu.
Euro stagnan pada level $ 1,3367 pada 09:32 pagi di Tokyo. Jatuh ke level $ 1,3333 pada 6 Agustus kemarin, level yang tidak terlihat sejak 8 November Mata uang bersama flat pada level ¥136,72. Yen diperdagangkan di level 102,28 per dolar setelah jatuh 0,2% selama dua sesi perdagangan sebelumnya di level 102,26 kemarin. (yds)
Sumber: Bloomberg