Wednesday 20 August 2014

Pemulihan Ekonomi Australia Tidak Hanya Bergantung Dari Suku Bunga Acuan

Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA), Glenn Stevens pada pidatonya kemarin (20/8) menyampaikan bahwa perekonomian negaranya bukan hanya bergantung dari tinggi/rendahnya suku bunga acuan. Namun lebih daripada itu,  yang paling penting untuk saat ini adalah mendapatkan kembali suntikan kepercayaan dari para pelaku pasar baik lokal ataupun asing.
RBA hingga saat ini masih mempertahankan target suku bunga acuan rendahnya sebesar 2,5 persen sejak Agustus tahun lalu. Sementara pembangunan perumahan baru di Negara ini meningkat, sedangkan kegiatan bisnis belum emngalami ekspansi yang cukup signifikan.
Dalam pidatonya, Glenn berusaha meredam kekhawatiran masyarakat dan para pelaku pasar terhadap kondisi perekonomian Negara ini.  Glenn menyampaikan bahwa kebijakan yang diambil pemerintah ataupun bank sentral pasti memiliki kelemahan, oleh sebab itu ketenangan dalam keberlangsungan kegiatan ekonomi sehari-hari sangat dibutuhkan untuk membantu menjaga stabilitas pasar.
Para pekerja di Australia saat ini tengah merasa diperas oleh mahalnya nilai tukar dollar terhadap AS saat ini. Menguatnya kurs dollar terhadap Australia saat ini terjadi karena lesunya investasi di sektor pertambangan dan diproyeksikan akan mengakibatkan pemutusan hubungan kerja sebanyak 12.000 pegawai dalam empat tahun ke depan. Sebagai informasi, saat ini tingkat pengangguran Australia melonjak ke posisi tertingginya dalam 12 tahun terakhir menjadi  6,4 persen.
Mempertimbangkan kondisi ini, maka RBA telah menurunkan pertumbuhan dan prakiraan inflasi untuk tahun depan, dimana diprediksi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang investasi pertambangan akan mengalami penurunan yang lebih jauh dan akan terjadi pemotongan anggaran oleh pemerintah.
Perdana Menteri Australia, Tony Abbott akan memotong pengeluaran pemerintah dan menaikkan pajak untuk mengatasi defisit anggaran yang diperkirakan akan membengkak sampai A $ 49.900.000.000. Sedangkan bank sentral Australia pun hingga saat ini masih bertahan akan tetap memertahankan kebijakan moneter longgarnya.

Sumber : Vibiznews