Harga minyak mentah WTI di bursa NYmex
pada penutupan perdagangan pekan lalu, 29 September-3 Oktober 2014,
terpantau ditutup melemah signifikan. Pelemahan harga minyak mentah WTI
di bursa Nymex pada perdagangan pekan lalu dipicu oleh kekhawatiran akan
lemahnya demand global dan pergerakan nilai Dollar Amerika Serikat.
Pergerakan harga minyak mentah WTI pada
perdagangan pekan lalu terpantau lebih didominasi oleh trend pergerakan
melemah di bursa Nymex. Dari total 5 hari perdagangan pekan lalu, harga
minyak mentah WTI ditutup 3 kali mengalami pelemahan dengan puncak
pergerakan melemah pada perdagangan Jumat 3 Oktober 2014. Dampak dari
pergerakan yang cenderung melemah tersebut, harga minyak mentah WTI
anjlok hingga level terendah 27 bulan.
Pada hari pertama perdagangan pekan lalu,
pergerakan harga minyak mentah WTI terlihat masih cukup dipengaruhi
sentimen positif kuat dari data GDP kuartal 2 AS yang positif.
Ekspektasi demand pasar domestik Amerika Serikat yang terangkat sentimen
data tersebut, membuat harga minyak mentah WTI masih cukup leluasa
untuk bergerak menguat. Bahkan pergerakan pun semakin menguat akibat
rilis data personal income yang naik dari 0,2% ke 0,5% dan personal
spending yang naik dari 0,0% ke 0,5%. Dampak dari ekspektasi demand yang
membaik tersebut, harga minyak mentah pun terangkat menguat.
Namun, pergerakan menguat di hari
perdagangan pada minyak mentah WTI tidak dapat kokoh untuk menjadi
sentimen positif berkelanjutan pada pergerakan pekan lalu. Memasuki hari
ke-2 dan ke-3 perdagangan pekan lalu, ekspektasi demand justru berbalik
ke arah yang cenderung negatif. dimulai dengan adanya kekhawatiran
penyebaran virus ebola yang berpotensi mengurangi permintaan global,
pelemahan diperkuat dengan jatuhnya data manufaktur Amerika Serikat dari
level 59 ke 56,6. Dampak dari hal tersebut, harga minyak mentah WTI pun
menjadi lesu. Bahkan data EIA yang memberikan sentimen positif pada
pertengahan pekan lalu dengan menunjukan penurunan persediaan minyak
mentah dan bensin Amerika Serikat masing-masing 1,4juta dan 1,8 juta
barrel pun tidak mampu mengangkat harga minyak mentah WTI untuk menguat.
Meskipun demikian, dampak data EIA dan
pekerja AS yang positif sempat memberikan dorongan penguatan jelang
perdagangan akhir pekan. Data EIA yang memberikan sentimen positif
akhirnya mulai cukup memengaruhi pergerakan harga pasca sentimen positif
juga terangkat oleh data initial jobless claims Amerika Serikat yang
positif. Data initial jobless claims AS yang membaik dari level 295.000
ke level 287.000 cukup mengangkat ekspektasi demand sehingga harga
minyak mentah WTI pun dapat bergerak menguat.
Memasuki perdagangan terakhir pekan lalu,
akhirnya pergerakan harga minyak mentah WTI mencapai pergerakan puncak
dalam sepekan. Membaiknya data-data pekerja Amerika Serikat terpantau
menjadi penyebab tidak langsung terhadap anjloknya harga minyak mentah
WTI pada perdagangan hari tersebut. Adapun pelemahan harga minyak mentah
WTI pada perdagangan Jumat lalu dilandasi oleh melambungnya nilai
Dollar AS pasca rilis data tersebut yang membuat harga minyak mentah WTI
menjadi relatif bertambah mahal bagi para investor asing sehingga
pembelian pun lesu. Dampak dari aksi beli yang lesu tersebut, harga
minyak mentah pun anjlok di akhir pekan.
Pada penutupan perdagangan pekan lalu di
bursa Nymex, harga minyak mentah WTI terpantau ditutup melemah
signifikan dalam sepekan. Harga minyak mentah WTI untuk kontrak November
2014 ditutup turun hingga 4,06% ke tingkat harga $89,74/barrel atau
melemah $3,80/barrel.
Sementara pada penutupan perdagangan
minyak mentah brent di Nymex, harga minyak mentah bren juga ditutup
melemah signifikan dalam sepekan. Harga minyka mentah brent berjangka
Nymex untuk kontrak Desember 2014 ditutup turun hingga 4,87% ke tingkat
harga $92,88/barrel atau melemah $4,75/barrel.
Analis Vibiz Research Centre memprediksi
harga minyak mentah WTI berpotensi untuk mengalami penguatan pada pekan
ini. Hal tersebut dilandasi oleh potensi aksi beli yang diperkirakan
cukup kuat pasca pergerakan harga yang telah anjlok hingga ke level 27
bulan terendah pada pekan lalu. Namun, pergerakan harga juga masih akan
sangat dipengaruhi oleh rilis data EIA. Terkait pergerakan harga, range
normal diprediksi akan berada di kisaran $86-$96 pada minyak mentah WTI
dan $90-$100 pada brent.
Sumber : Vibiznews