Tuesday, 19 January 2016
Saham AS Naik Pada Sesi Break Perdagangan Pasca Data Cina
BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/1) - Saham
AS naik dari level terendahnya dalam hampir lima bulan terakhir, karena
data pertumbuhan ekonomi China meredakan kekhawatiran investor atas
pendaratan keras sementara masih meninggalkan terbukanya kemungkinan
stimulus pemerintah.
Saham
konsumen bergerak naik, dengan Procter & Gamble Co dan Altria Group
Inc naik setidaknya 1,2 persen. Morgan Stanley naik 1,7 persen setelah
melaporkan laba kuartalan dan pendapatan yang melebihi perkiraan. Bank
of America Corp terbebani, jatuh 2,6 persen, bahkan hasilnya melebihi
perkiraan. Harga minyak mentah tetap merupakan pengaruh sentiment yang
rapuh, dengan kenaikan ekuitas mengikuti fluktuasi hari ini dalam
minyak.
Standard
& Poor 500 naik 0,3 persen menjadi 1,886.57 pada 12:17 siang di New
York, setelah sebelumnya naik sebanyak 1,1 persen. Dow Jones Industrial
Average naik 59,58 poin, atau 0,4 persen, ke 16,047.66. indeks Nasdaq
Composite sedikit berubah. Perdagangan saham di S & P 500 adalah 26
persen di atas rata-rata 30-harinya untuk hari ini.
Saham
Eropa dan Asia menguat di tengah spekulasi bantuan lebih lanjut dari
negara China setelah sebuah laporan menunjukkan bahwa produk domestik
bruto membesar 6,9 persen pada tahun 2015, hanya beda tipis dari target
pemerintah sebesar 7 persen, dan setidaknya sejak tahun 1990.
S
& P 500 pada hari Jumat merosot ke level terendahnya sejak 25
Agustus lalu. Indeks itu mengalami pembukaan awal tahun terburuk yang
pernah terjadi, di tengah kekhawatiran bahwa intervensi kebijakan China
tidak akan cukup untuk menghidupkan pertumbuhan ekonomi terbesar kedua
di dunia, sementara minyak jatuh ke level terendahnya 12-tahun.
Ekuitas
acuan turun lebih dari 11 persen dari rekor yang ditetapkan Mei lalu,
dan telah merosot 9 persen sejak The Fed menaikkan tingkat suku bunga
mereka bulan lalu untuk pertama kalinya sejak tahun 2006. Sementara itu,
indeks volatilitas telah mengalami kenaikan terbesarnya sejak aksi jual
yang terjadi pada bulan Agustus yang mengirimkan S & P 500 ke
koreksi pertamanya dalam empat tahun terakhir.
Indeks
Association of Home Builders/Wells Fargo builder sentiment bertahan
pada 60 di bulan Januari setelah bulan sebelumnya direvisi turun satu
poin, seorang tokoh dari kelompok yang berbasis di Washington
menunjukkan.
Pendapatan
perusahaan mengumpulkan lebih banyak perhatian dengan investor yang
menimbang kesehatan ekonomi AS. Netflix Inc dan International Business
Machines Corp juga di antara mereka yang akan memposting hasil mereka
hari ini setelah pasar tutup. Analis proyek keuntungan untuk anggota
indeks turun 7 persen pada kuartal keempat.
Delapan
dari 10 kelompok utama dalam S & P 500 menguat, didorong oleh
rebound di antara saham makanan pokok konsumen, yang naik 1 persen.
Kelompok ini turun 1,6 persen pada Jumat menjadi ditutup pada level
terendahnya dua bulan. Modelez International Inc dan Campbell Soup Co
menguat lebih dari 2 persen hari ini.
Viacom
Inc dan Macy Inc membantu menghidupkan sebuah reli di saham
diskresioner konsumen setelah kelompok ini turun untuk minggu keenam
dari tujuh minggu. Macy naik 3,3 persen setelah David Einhorn dari
Greenlight Capital LLC melaporkan posisi baru di retailer. Greenlight
mengatakan dalam sebuah surat bahwa ekuitas perusahaan swasta dan
kepercayaan investasi real estate bisa bekerjasama untuk membeli
perusahaan dan "membuka nilai" tanah dan bangunan. Sementara itu, Viacom
naik 5,4 persen setelah dikatakan bahwa raksasa media ini ditargetkan
oleh investor aktivis.
Saham
perawatan kesehatan juga berada di antara gainers terbesar di indeks
acuan AS. Tenet Healthcare Corp naik 2,4 persen setelah operator rumah
sakit tersebut menambahkan dua anggota Glenview Capital Management
sebagai dewan. Johnson & Johnson naik 1,2 persen di tengah rencana
untuk memangkas 3.000 pekerja untuk meningkatkan satuan perangkat
medisnya yang tertinggal.
Pemberi
pinjaman terbesar kedua AS, Bank of America mengatakan, keuntungan naik
9,4 persen berkat pendapatan perdagangan tetap. Namun, saham menghapus
keuntungan sebelumnya, jatuh sebanyak 2,7 persen. Sementara itu, Morgan
Stanley naik 1,7 persen, memangkas lonjakan 4,5 persen sebelumnya,
setelah laba lebih baik dari perkiraan dan rencana untuk memangkas
setidaknya $ 1 miliar dalam biaya tahun depan.(mrv)
Sumber: Bloomberg
Saham Eropa Rebound Dari Setahun Terendahnya Pada Spekulasi Stimulus China
BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/1) - Saham
Eropa ditutup naik tajam dalam dalam tiga pekan terakhir di tengah
optimisme China akan bertindak untuk mendukung perekonomian yang
melemah.
Indeks
Stoxx Europe 600 naik 1,3% pada sesi penutupan perdagangan. Naik
sebanyak 2,4% sebelumnya setelah laporan menunjukkan ekonomi China
tumbuh pada laju tahunan dari target pemerintah terkait kemungkinan
stimulus lebih lanjut. Indeks Eropa memangkas kenaikan terlebih dahulu
karena produsen minyak dan gas menghentikan gain nya di tengah penurunan
minyak mentah.
Sementara
kekhawatiran atas perlambatan ekonomi China serta penurunan harga
minyak telah membebani sentimen investor tahun ini, sehingga menyeret
Stoxx 600 turun sebanyak 10% ke level terendah sejak Desember 2014.
Stoxx
600 turun 21% dari rekor April hingga kemarin, setelah memasuki bear
market pada akhir pekan lalu. Yang meninggalkan perusahaan yang
diperdagangkan pada 14,2 kali estimasi laba, mendekati level terendah
satu tahun.
Investor
juga fokus pada data laba perusahaan pekan ini. Unilever menambahkan 3%
setelah pendapatan kuartalannya mengalahkan perkiraan. Software AG
melonjak 13% setelah membukukan laba operasional tahunan yang melebihi
perkiraan.
RWE
AG dan EON SE melonjak 7,6 %atau lebih setelah Jerman menangguhkan
perdebatan mengenai fase-out negara dari listrik tenaga batu bara.
Prudential Plc naik 3,4%.
Credit
Agricole SA naik 2,5%. Ocado Group Plc rally 6,9% setelah Daily Mail
melaporkan spekulasi bahwa akan bermitra dengan Amazon.com Inc di
Inggris.
Novozymes A / S anjlok 8,5% setelah perusahaan bioteknologi Denmark meninggalkan target penjualan-pertumbuhan tahunan.(yds)
Sumber: Bloomberg
Minyak Merosot ke-12 Tahun Terendah Terkait Pernyataan IEA
BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/1) - Minyak
mentah turun ke level terendahnya dalam lebih dari 12-tahun terakhir di
New York setelah Badan Energi Internasional mengatakan bahwa pasar
global bisa saja "tenggelam dalam kelebihan pasokan."
West
Texas Intermediate berjangka turun 3,3 persen. IEA memangkas perkiraan
2016 untuk permintaan minyak global terkait melemahnya pertumbuhan
ekonomi China, dan mengangkat perkiraan untuk produksi luar Organisasi
Negara Pengekspor Minyak. Penghapusan pembatasan penjualan minyak mentah
Iran dipandang memperpanjang pasokan global yang melimpah. Brent
berjangka rebound karena data yang menunjukkan pertumbuhan China ini
sejalan dengan target pemerintah.
Minyak
turun 23 persen tahun ini di tengah volatilitas di pasar China dan
lonjakan diharapkan pada ekspor Iran. IMF memangkas prospek pertumbuhan
dunia untuk 2016 ke 3,4 persen dari 3,6 persen terkait kemerosota
komoditas dan kemacetan politik yang mendorong Brasil ke dalam resesi,
harga minyak yang turun dari produsen minyak mentah Timur Tengah, dan
kenaikan dolar membatasi prospek AS.
WTI
untuk pengiriman Februari, yang berakhir Rabu, turun sebesar 96 sen
menjadi ditutup pada $ 28,46 per barel di New York Mercantile Exchange.
Itu merupakan penutupan terendahnya sejak September 2003. Minyak
berjangka yang Maret yang aktif turun 82 sen menjadi $ 29,57. Transaksi
hari Senin dilanjutkan ke hari Selasa karena libur Martin Luther King
Jr.. Total volume yang diperdagangkan adalah 68 persen lebih tinggi dari
rata-rata 100-harinya pada pukul 02:45 siang
Brent
untuk pengiriman Maret naik 21 sen, atau 0,7 persen, untuk mengakhiri
sesi di $ 28,76 per barel di London-based ICE Futures Europe exchange.
Kontrak turun 1,4 persen menjadi $ 28,55 pada hari Senin, penutupan
terendahnya sejak Desember 2003. Brent ditutup pada diskon sebesar 81
sen untuk WTI Maret.(mrv)
Sumber: bloomberg
Yen Melemah Ditengah Reli Saham China Pada Spekulasi Stimulus
BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/1) - Yen
jatuh terhadap sebagian besar mata uang rekananan utama sementara mata
uang eksportir komoditas melanjutkan penguatannya pada spekulasi China
mungkin meningkatkan stimulus ekonomi.
Dolar
Australia melonjak, sementara Indeks Shanghai Composite Index menguat
3,2% setelah data China menunjukkan bahwa ekonomi terbesar kedua di
dunia tersebut melambat pada bulan Desember. Dolar Kanada menghentikan
penurunan 12-harinya.
Yen
sedikit berubah pada 117,33 per dolar AS pada 2:17 siang di New York
setelah turun 0,3% pada hari Senin. Mata uang Jepang masih sekitar 2%
lebih kuat tahun ini, karena ekonomi kekhawatiran China melambat memicu
penurunan saham di seluruh dunia serta memicu permintaan untuk aset
haven.
Volatilitas
tiga bulan mengimplikasikan untuk yen juga turun untuk hari kedua,
sebesar 9,70%, setelah naik ke level 10,34% pada 15 Januari, yang
tertajam di penutupan sejak Oktober.
Sumber: Bloomberg
Emas Berakhir Turun Terkait Minyak Yang Lemah Pengaruhi Ekuitas A.S
BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/1) - Emas
berjangka ditutup lebih rendah Selasa ini, tapi diluar sesi
terendahnya, terkait kemerosotan harga minyak menghapus banyak dari reli
sebelumnya pada ekuitas AS.
Emas
Februari kehilangan $ 1,60, atau 0,15%, untuk menetap di $ 1,089.10 per
ons di Comex, setelah diperdagangkan serendah $ 1,082.10. Emas terakhir
kali berakhir pada 15 Januari, naik 1,6% tetapi lebih rendah untuk
minggu ini, karena pasar logam AS ditutup pada Senin kemarin untuk hari
libur Martin Luther King.
Logam
lainnya di Comex menetap lebih tinggi Selasa ini pasca membukukan
penurunan pekan lalu. Perak Maret menetap 22,5 sen, atau 1,6%, lebih
tinggi pada $ 14,121 per ons dan tembaga Maret berada di 3,4 sen, atau
1,8%, ke $ 1,978 per pon. Platinum April berakhir pada $ 830,30 per ons,
naik $ 2,80, atau 0,3%, dan paladium Maret menguat $ 9,85, atau 2%, ke $
496,90 per ons.(mrv)
Sumber: MarketWatch
Monday, 18 January 2016
Bursa Jepang Jatuh Setelah Indeks Acuan Mendekati Bear Market
BESTPROFIT FUTURES MALANG (19/1) - Bursa saham Jepang dibuka turun untuk hari keempat, dengan indeks acuan yang berada di titik puncak meluncur ke bear market.
Indeks
Topix tergelincir 0,4 persen menjadi 1,381.89 pada pukul 09:03 pagi di
Tokyo, dengan kerugian 18 persen sejak level tertinggi pada 10 Agustus.
Indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,4 persen menjadi 16,888.37.
Indeks tersebut turun 19 persen dari level tertingginya pada 24 Juni.
Minyak terus merosot karena investor menunggu data ekonomi China.
Para
ekonom memperkirakan China akan melaporkan pertumbuhan yang stabil
dalam produk domestik bruto untuk kuartal keempat, termasuk dengan data
produksi industri dan penjualan ritel yang akan dirilis hari ini. Jepang
akan rilis update angka pesanan alat permesinan untuk bulan Desember
setelah pasar ditutup hari ini di Tokyo.(frk)
Sumber: Bloomberg
Data Ekonomi Jadi Fokus, Saham Asia Isyaratkan Penurunan Lebih Lanjut
BESTPROFIT FUTURES MALANG (19/1) - Indeks
berjangka Asia mengisyaratkan penurunan lebih lanjut untuk saham di
kawasan ini, dengan data ekonomi China diharapkan menjadi fokus
perdagangan Selasa. Yen dipertahankan penurunan menyusul rebound dalam
beberapa mata uang yield tinggi.
Saham baru Selandia
dibuka sedikit lebih rendah, sementara kontrak pada ekuitas Jepang
diprediksikan turun untuk hari keempat secara beruntun, setelah saham
global merosot ke level terendah sejak Juli 2013 pada hari Senin, dengan
pasar AS ditutup untuk liburan. Yen stabil setelah turun dari lebih
dari 0,2% dengan euro, sementara obligasi 10-tahun Australia sedikit
berubah untuk hari kedua. Minyak Brent menetap di 12-tahun terendah di
sesi terakhir, setelah menembus $ 28 per barel terkait rencana Iran
untuk meningkatkan produksi minyak mentah menyusul penghapusan sanksi
internasional. Yuan China menguat hari ketiga menjelang data ekonomi.
Indeks S & P / NZX
50 Selandia Baru turun 0,2% pada 7:36 pagi waktu Tokyo, berikut 1,1%
penurunan hari Senin, sementara berjangka pada Indeks S & P / ASX
200 di Sydney turun 0,6%.
Di Jepang, Nikkei 225
Stock Average berjangka turun 0,2% menjadi 16.830 di Osaka, di tengah
reli 0,3% di kontrak indeks mata uang yen diperdagangkan di Chicago.
Kontrak pada indeks Kospi di Seoul turun 0,3%.
Indeks Hang Seng
berjangka turun 0,3% di sebagian besar perdagangan terakhir, dengan
orang-orang di Hang Seng China Enterprises, yang mengukur ekuitas China
yang terdaftar di Hong Kong, menandakan penurunan dari 0,2%. Indeks
tersebut tergelincir ke level terendah sejak Oktober 2011 pada hari
Senin. Indeks FTSE China A50 berjangka naik 1% setelah naik 0,4% pada
sesi terakhir Indeks Shanghai Composite.(yds)
Sumber: Bloomberg
Saham Eropa Ditutup Turun Terkait Pelemahan Sektor Perbankan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (19/1) - Penurunan
pada saham perbankan menyeret saham Eropa turun untuk hari ketiga,
dengan indeks Stoxx Europe 600 memperpanjang posisi terendahnya satu
tahun.
Indeks
ekuitas acuan turun 0,4 persen, ditutup pada level terendahnya sejak
Desember 2014. Indeks Stoxx 600 naik sebanyak 1,2 persen setelah pasar
dibuka dan kemudian jatuh 0,8 persen. Pemberi pinjaman menyelesaikan
penurunan tiga hari terbesarnya sejak Agustus, jatuh 7,5 persen pada
periode tersebut.
Tiga
minggu penurunan menjadikan Stoxx 600 lebih dari 20 persen di bawah
rekornya bulan April, memenuhi definisi umum dari bear market. Pada hari
Senin, perdagangan saham tersebut adalah sekitar 18 persen lebih besar
dari rata-rata 30-harinya.
Kekhawatiran
atas pertumbuhan global dan penurunan minyak mengambil alih sentimen,
mengirim ekuitas Eropa kembali ke tempat mereka sebelum bank sentral di
kawasan itu mengumumkan akan memulai program pelonggaran kuantitatifnya.
Pada tahun 2016 saja, Stoxx 600 telah kehilangan 10 persen. indeks
VSTOXX, indeks yang mengikuti volatilitas saham kawasan euro, mencapai
level tertingginya sejak September pekan lalu.
Penurunan
membuat penilaian terhadap Stoxx 600 di bawah 14 kali rata-rata laba
untuk pertama kalinya sejak Januari lalu, sementara beberapa untuk
Indeks Standard & Poor 500 turun ke 15,3. Kontrak pada indeks turun
0,1 persen pada hari Senin, dengan pasar AS ditutup untuk liburan.(mrv)
Sumber: Bloomberg
Minyak Dekati 12 Tahun Terendah Karena Iran Perintahkan Meningkatkan Produksi
BESTPROFIT FUTURES MALANG (19/1) - Minyak
diperdagangkan mendekati level terendah 12-tahun di New York setelah
Iran mengeluarkan perintah untuk meningkatkan produksi di pasar yang
sudah kelebihan pasokan.
Minyak
berjangka turun 0,9 persen dari settlement pada hari Jumat. Transaksi
Senin akan dicatat di hari Selasa karena libur Martin Luther King Jr..
Kementerian minyak Iran memberi arah untuk meningkatkan produksi sebesar
500.000 barel per hari setelah sanksi internasional dicabut, menurut
kantor berita kementerian Shana. OPEC memperkirakan penurunan curam
dalam pasokan dari saingan produsen tahun ini setelah kejatuhan harga
berimbas di AS dan Kanada, kata kelompok itu dalam laporan bulanan
pasar.
Minyak
mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Februari berada 31 sen
lebih rendah di level $ 29,11 per barel di New York Mercantile Exchange
pada pukul 07:33 pagi waktu Hong Kong. Harga ditutup di $ 29,42 per
barel pada 15 Januari, penutupan terendah sejak November 2003. WTI telah
kehilangan 30 persen pada tahun lalu.
Minyak
Brent untuk pengiriman Maret turun 39 sen, atau 1,4 persen, ke $ 28,55
per barel di bursa ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London,
Senin, penutupan terendah sejak Desember 2003. Minyak mentah patokan
Eropa mengakhiri sesi dengan diskon $ 1,45 untuk WTI pada hari
Jumat.(frk)
Sumber: Bloomberg
Pound Menguat Dari Level Terendahnya 5 ½ Tahun Terakhir
BESTPROFIT FUTURES MALANG (19/1) - Pound
menguat dari level terendahnya dalam 5 1/2 tahun terakhir menyusul para
pedagang yang masih menunggu sinyal dari Bank of England terkait jalur
suku bunga di tengah spekulasi aksi jual baru-baru ini yang telah
berlalu.
Sterling
juga rebound dari satu tahun terendah Jumat terhadap euro Jumat lalu
dan naik terhadap semua kecuali satu dari 16 mata uang utama. Seberapa
jauh kemajuan ini harus dijalankan dapat ditentukan dengan banyaknya
laporan ekonomi pekan ini, termasuk data inflasi Inggris, pertumbuhan
upah dan penjualan ritel. Gubernur BOE Mark Carney akan memberikan
pemikirannya tentang prospek Inggris untuk pertama kalinya tahun ini
pada hari Selasa, sementara anggota Komite Kebijakan Moneter sesama
Gertjan Vlieghe dijadwalkan untuk berbicara hari Senin.
Mata
uang Inggris telah turun 3 persen terhadap dolar pada tahun 2016
seiring gejolak pasar global yang dipicu China dan kekhawatiran atas
Inggris yang mungkin memilih untuk meninggalkan Uni Eropa sehingga
membuat investor menjauh.
Pound
menguat 0,1 persen menjadi $ 1,4270 pada 04:55 sore waktu London,
setelah sebelumnya turun ke $ 1,4248, yang merupakan level terendahnya
sejak Mei 2010 lalu. Mata uang inggris ini menguat 0,4 persen menjadi
76,28 pence per euro, kenaikan terbesar dalam seminggu dan naik dari
76,95 pada Jumat , level terlemahnya sejak 21 Januari 2015.(mrv)
Sumber : Bloomberg
Sunday, 17 January 2016
Bursa Eropa Akhir Pekan Tergerus Merosotnya Harga Minyak, Bursa Tiongkok dan Saham Pertambangan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (18/1) - Bursa saham Eropa berakhir negatif pada
penutupan perdagangan akhir pekan Jumat (15/01), tertekan harga minyak
mentah yang merosot di bawah $ 30 per barel, pasar
saham Tiongkok anjlok dan saham pertambangan menurun tajam.
Indeks saham Eropa berakhir tajam dalam
merah, dengan STOXX pan-Eropa 600 turun sekitar 2,8 persen pada
penutupan perdagangan akhir pekan. Untuk minggu ini, turun 3,4 persen
lebih rendah.
Indeks FTSE 100 ditutup pada posisi 5.804,10 , turun -114,13 poin atau -1,93%
Indeks DAX ditutup pada posisi 9.545,27 , turun -248,93 poin atau -2,54%
Indeks CAC 40 ditutup pada posisi 4.210,16, turun -102,73 poin atau -2,38%
Indeks IBEX 35 ditutup pada posisi 8.543,60, turun -244,10 poin atau -2,78%
Pasar saham Portugis juga berakhir turun 3,8 persen. Indeks Rusia MICEX ditutup turun 4,3 persen.
Harga minyak mentah Brent dan minyak
mentah berjangka AS turun tajam pada Jumat, dengan kedua perdagangan
lebih 4,5 persen lebih rendah, masing-masing di $ 29,51 dan $ 29,65
masing-masing. Pasar sedang menyiapkan untuk meningkatkan ekspor minyak
Iran, dengan tanda-tanda bahwa embargo internasional pada negara
tersebut dapat segera dicabut.
Saham-saham minyak juga anjlok, dengan
saham Seadrill turun hampir 8 persen, dan saham Tullow Oil, Shell dan
Subsea 7 semua turun lebih dari 4 persen.
Di pasar Asia, keuntungan awal dari reli
di pasar AS pada hari Kamis terhapus, dengan Indeks Shanghai ditutup
anjlok 3,5 persen dan indeksShenzhen turun 3,4 persen.
Pasar saham AS diperdagangkan melemah
tajam pada hari Jumat, menyusul rilis data AS yang mengecewakan,
menambah tekanan lebih lanjut ke pasar Eropa.
Dalam berita bisnis, perusahaan
pertambangan global BHP Billiton mengharapkan untuk mengambil sebelum
pajak biaya kerusakan $ 7,2 miliar terhadap nilai aset minyak serpih AS,
di tengah kemerosotan harga minyak dan gas, membuat saham turun lebih
dari 6 persen.
Hali ini menyeret turun sektor ini
secara keseluruhan, lebih dari 5 persen lebih rendah, dengan
saham Amerika Anglo turun lebih dari 11 persen. Saham Antofagasta,
Glencore dan ArcelorMittal semua turun 6 persen atau lebih.
Di sektor otomotif, perusahaan Italia
Fiat Chrysler membantah tuduhan oleh dua dealer daerah Chicag yang
mengajukan gugatan menuduh perusahaan menggembungkan penjualan. Saham
Fiat Chrysler memperpanjang kerugian, ditutup turun 2,8 persen.
Sementara Renault mengatakan tidak ada
bukti perangkat kerusakan yang ditemukan di kantor-kantor yang diserbu
oleh penyidik penipuan, mengirimkan saham naik di awal perdagangan.
Namun, saham tergelincir melemah tajam 3,4 persen.
Dalam berita lain, penjualan mobil Eropa
naik 9,2 persen di 2015 menjadi 14,2 juta, dengan saham Daimler Eropa
naik 17,7 persen. Saham produsen mobil Jerman tetap turun 1,9 persen.
Perusahaan jaringan supermarket
Carrefour Perancis melaporkan penjualan naik 3 persen setahun penuh 2015
secara organik dari tahun sebelumnya. Namun Saham ditutup turun 1,4
persen.
Saham perusahaan Prancis Casino Group
pemain top Eropa, berakhir naik 4,8 persen setelah mengatakan akan
menjual saham mayoritas di operator hypermarket Thai Big C Supercenter.
Sumber : Vibiznews
Pelemahan Dollar dan Kekuatiran Global Mengangkat Harga Emas Akhir Pekan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (18/1) - Harga Emas naik hampir 2 persen pada
penutupan pedagangan akhir pekan, Sabtu dinihari (16/01), terpicu
pelemahan dolar AS dan merosotnya harga minyak mentah serta pasar saham
mendukung permintaan emas sebagai aset yang lebih aman.
Kenaikan harga emas didorong oleh
melemahnya dolar, yang jatuh 0,5 persen terhadap sekeranjang mata uang
utama, setelah data AS yang lebih lemah dari perkiraan dan membuat emas
lebih murah bagi pemegang mata uang asing. Penjualan ritel AS dan
produksi industri turun pada bulan Desember, indikasi terbaru bahwa
pertumbuhan ekonomi mengerem tajam pada kuartal keempat.
Demikian juga harga minyak terjun
mencapai $ 29 per barel, menyeret indeks saham utama di seluruh dunia
turun tajam, karena kekhawatiran perlambatan global di tengah
kekenyangan pasokan minyak mentah mengguncang pasar dan investor.
Harga emas spot naik 1,06 persen pada
1,089.03 dollar per troy ons. Sedangkan harga emas berjangka AS untuk
pengiriman Februari ditutup naik $ 17,10 pada 1,090.70 dollar per troy
ons, dimana pada perdagangan terakhir naik 1,47 persen pada 1.089,40
dollar per troy ons.
Harga emas mencapai tertinggi dua bulan
pada $ 1.112 pekan lalu karena volatilitas saham Tiongkok meningkatkan
kekhawatiran tentang keadaan ekonomi global, membuat investor mencari
perlindungan di emas dan safe havens lainnya.
Sedangkan harga logam mulia lainnya,
harga Perak naik 1,18 persen pada $ 13,91 per ons, tapi harga paladium
turun 0,59 persen menjadi $ 488,35 per ons, menuju minggu kedua menurun
setelah tergelincir 12 persen pekan lalu. Harga Platinum turun 1,0
persen menjadi $ 826,80 dan berada di jalur untuk menutup minggu turun
hampir 6 persen.
Sumber : Vibiznews
Harga Minyak Mentah Akhir Pekan Anjlok Dibawah $ 30 Tertekan Sentimen Tiongkok dan Iran
BESTPROFIT FUTURES MALANG (18/1) - Harga minyak mentah dunia merosot ke bawah $ 30 per barel pada penutupan perdagangan akhir pekan, Sabtu dinihari (16/01) imbas lanjutan merosotnya pasar saham Tiongkok dan prospek kenaikan ekspor minyak mentah Iran memperdalam kekhawatiran kekenyangan pasokan minyak mentah global.
Setelah menutup lebih tinggi untuk pertama kalinya dalam delapan sesi Kamis, minyak mentah WTI dan Brent merosot ke posisi baru terendah 12-tahun, membuat penurunan tahun ini menjadi lebih dari 20 persen, terburuk dua minggu penurunan sejak krisis keuangan tahun 2008.
Potensi merosotnya harga minyak mentah diperdalam dengan pencabutan sanksi terhadap Iran membuka pintu untuk gelombang baru kekenyangan pasokan minyak mentah. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) diperkirakan nantinya pada hari Jumat di Wina mengeluarkan laporannya pada kepatuhan Iran dengan kesepakatan untuk mengekang program nuklirnya, yang berpotensi memicu pencabutan sanksi-sanksi Barat.
Pasar saham di Tiongkok, negara nomor 2 konsumen minyak dunia, jatuh pada hari Jumat, dengan indeks Shanghai berakhir turun 3,5 persen ke penutupan terendah sejak Desember 2014 dan yuan melemah tajam. Menambahkan kekhawatiran permintaan bahan bakar, data AS menunjukkan penjualan ritel turun dan produksi industri melemah pada bulan Desember.
Harga minyak mentah berjangka WTI ditutup turun $ 1,78, atau 5,71 persen, pada 29,42 dollar per barel.
Sedangkan harga minyak mentah Brent kontrak Maret turun $ 1,77, atau 6,25 persen, pada 28,96 dollar per barel, setelah jatuh serendah $ 28,82, level terendah sejak Februari 2004.
Harga tetap stabil setelah perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes melaporkan hitungan rig minyak AS turun hanya 1 rig, sehingga total menjadi 515. Pada saat ini tahun lalu, pengebor mengoperasikan 1.366 rig di ladang minyak AS.
Bahkan sebelum sanksi Iran yang diangkat, ekspor minyak Iran berada di target untuk memukul tinggi sembilan bulan pada bulan Januari. Teheran diharapkan untuk menargetkan India, pasar minyak utama pertumbuhan tercepat di Asia, serta mitra lama di Eropa dengan peningkatan ekspor jika sanksi-sanksi dicabut.
Sebuah penurunan lebih lanjut dalam harga “tidak dapat dikesampingkan”, analis Commerzbank, Carsten Fritsch menyatakan kepada Reuters Minyak Global Forum. Dia memperingatkan bahwa $ 25 per barel “sangat mungkin, tapi tidak jauh lebih rendah dari itu.”
Commerzbank memangkas proyeksi 2016 untuk harga minyak, mengubah perkiraan akhir tahun untuk Brent menjadi $ 50 per barel, turun dari perkiraan sebelumnya $ 63.
Runtuhnya harga minyak telah ditekan mata uang dari negara-negara penghasil komoditas dan ketakutan pasar keuangan karena investor khawatir tentang kesehatan ekonomi global. Namun, bank AS berpengaruh Goldman Sachs, Jumat mempertahankan proyeksi harga $ 40 untuk minyak mentah AS untuk paruh pertama 2016.
Sumber : Vibiznews
Setelah menutup lebih tinggi untuk pertama kalinya dalam delapan sesi Kamis, minyak mentah WTI dan Brent merosot ke posisi baru terendah 12-tahun, membuat penurunan tahun ini menjadi lebih dari 20 persen, terburuk dua minggu penurunan sejak krisis keuangan tahun 2008.
Potensi merosotnya harga minyak mentah diperdalam dengan pencabutan sanksi terhadap Iran membuka pintu untuk gelombang baru kekenyangan pasokan minyak mentah. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) diperkirakan nantinya pada hari Jumat di Wina mengeluarkan laporannya pada kepatuhan Iran dengan kesepakatan untuk mengekang program nuklirnya, yang berpotensi memicu pencabutan sanksi-sanksi Barat.
Pasar saham di Tiongkok, negara nomor 2 konsumen minyak dunia, jatuh pada hari Jumat, dengan indeks Shanghai berakhir turun 3,5 persen ke penutupan terendah sejak Desember 2014 dan yuan melemah tajam. Menambahkan kekhawatiran permintaan bahan bakar, data AS menunjukkan penjualan ritel turun dan produksi industri melemah pada bulan Desember.
Harga minyak mentah berjangka WTI ditutup turun $ 1,78, atau 5,71 persen, pada 29,42 dollar per barel.
Sedangkan harga minyak mentah Brent kontrak Maret turun $ 1,77, atau 6,25 persen, pada 28,96 dollar per barel, setelah jatuh serendah $ 28,82, level terendah sejak Februari 2004.
Harga tetap stabil setelah perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes melaporkan hitungan rig minyak AS turun hanya 1 rig, sehingga total menjadi 515. Pada saat ini tahun lalu, pengebor mengoperasikan 1.366 rig di ladang minyak AS.
Bahkan sebelum sanksi Iran yang diangkat, ekspor minyak Iran berada di target untuk memukul tinggi sembilan bulan pada bulan Januari. Teheran diharapkan untuk menargetkan India, pasar minyak utama pertumbuhan tercepat di Asia, serta mitra lama di Eropa dengan peningkatan ekspor jika sanksi-sanksi dicabut.
Sebuah penurunan lebih lanjut dalam harga “tidak dapat dikesampingkan”, analis Commerzbank, Carsten Fritsch menyatakan kepada Reuters Minyak Global Forum. Dia memperingatkan bahwa $ 25 per barel “sangat mungkin, tapi tidak jauh lebih rendah dari itu.”
Commerzbank memangkas proyeksi 2016 untuk harga minyak, mengubah perkiraan akhir tahun untuk Brent menjadi $ 50 per barel, turun dari perkiraan sebelumnya $ 63.
Runtuhnya harga minyak telah ditekan mata uang dari negara-negara penghasil komoditas dan ketakutan pasar keuangan karena investor khawatir tentang kesehatan ekonomi global. Namun, bank AS berpengaruh Goldman Sachs, Jumat mempertahankan proyeksi harga $ 40 untuk minyak mentah AS untuk paruh pertama 2016.
Sumber : Vibiznews
Investor Masih Tertarik Pegang Rupiah
BESTPROFIT FUTURES MALANG (18/1) - Meski tingkat inflasi Indonesia lebih tinggi dibanding Amerika Serikat (AS), investor domestik dan asing masih meminati Rupiah, termasuk di portofolio investasi di surat utang negara (SUN). Alasannya, kekuatan ekonomi Indonesia masih dipandang baik hingga jangka panjang.
Kepala Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih mengaku inflasi merupakan salah satu faktor penyebab gejolak nilai tukar rupiah karena terkait dengan permintaan maupun penawaran dolar Amerika Serikat (AS). Permintaan atas mata uang dolar AS akan meningkat, sehingga berakibat penguatan dolar AS dan Rupiah terdepresiasi.
"Kalau inflasi di Indonesia tinggi, maka aset dalam bentuk rupiah lebih rendah dibanding pegang dolar AS. Jadi orang tidak akan tertarik menggenggam rupiah," jelasnya saat berbincang dengan beberapa wartawan di Jakarta, seperti ditulis Senin (18/1/2016).
Pada kenyataannya, kata Lana, Indonesia masih menarik bagi para investor sebagai negara tujuan investasi. Pemerintah menawarkan tingkat bunga atau kupon cukup menggiurkan saat lelang surat berharga atau surat utang dalam bentuk rupiah.
"Kalau dilihat kuponnya masih menarik, buktinya lelang-lelang surat utang selalu oversubscribed (kelebihan permintaan). Jadi investor masih mau pegang aset dalam bentuk Rupiah, karena mungkin mereka melihat ketidakpastian global jangka pendek saja," terangnya.
Sementara investor, sambung Lana, melihat Indonesia masih cukup prospektif untuk menanamkan modal didukung fundamental ekonomi yang kuat. Dalam jangka menengah dan panjang, Negara ini dianugerahi bonus demografi dengan jumlah penduduk usia produktif yang banyak.
"Kita punya faktor jangka menengah panjang yang cukup kuat. Demografi kita lagi di posisi bagus-bagusnya. Tingkat partisipasi tenaga kerja di atas 60 persen, artinya rata-rata dalam rumah tangga 60 persennya bekerja. Ini kekuatan ekonomi luar biasa," paparnya.
Lana menyatakan, kondisi ini berbeda dengan Jepang, China dan Uni Eropa (UE) di mana sebagian besar populasi penduduknya menua. Hal tersebut sangat mempengaruhi perekonomian sebuah negara.
"Kalau usia produktif itu berdampak ke konsumsi akan meningkat dan akan membantu pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi baik, rupiah bisa menguat," tandas Lana. (Fik/Ndw)
Sumber: Liputan6
Kepala Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih mengaku inflasi merupakan salah satu faktor penyebab gejolak nilai tukar rupiah karena terkait dengan permintaan maupun penawaran dolar Amerika Serikat (AS). Permintaan atas mata uang dolar AS akan meningkat, sehingga berakibat penguatan dolar AS dan Rupiah terdepresiasi.
"Kalau inflasi di Indonesia tinggi, maka aset dalam bentuk rupiah lebih rendah dibanding pegang dolar AS. Jadi orang tidak akan tertarik menggenggam rupiah," jelasnya saat berbincang dengan beberapa wartawan di Jakarta, seperti ditulis Senin (18/1/2016).
Pada kenyataannya, kata Lana, Indonesia masih menarik bagi para investor sebagai negara tujuan investasi. Pemerintah menawarkan tingkat bunga atau kupon cukup menggiurkan saat lelang surat berharga atau surat utang dalam bentuk rupiah.
"Kalau dilihat kuponnya masih menarik, buktinya lelang-lelang surat utang selalu oversubscribed (kelebihan permintaan). Jadi investor masih mau pegang aset dalam bentuk Rupiah, karena mungkin mereka melihat ketidakpastian global jangka pendek saja," terangnya.
Sementara investor, sambung Lana, melihat Indonesia masih cukup prospektif untuk menanamkan modal didukung fundamental ekonomi yang kuat. Dalam jangka menengah dan panjang, Negara ini dianugerahi bonus demografi dengan jumlah penduduk usia produktif yang banyak.
"Kita punya faktor jangka menengah panjang yang cukup kuat. Demografi kita lagi di posisi bagus-bagusnya. Tingkat partisipasi tenaga kerja di atas 60 persen, artinya rata-rata dalam rumah tangga 60 persennya bekerja. Ini kekuatan ekonomi luar biasa," paparnya.
Lana menyatakan, kondisi ini berbeda dengan Jepang, China dan Uni Eropa (UE) di mana sebagian besar populasi penduduknya menua. Hal tersebut sangat mempengaruhi perekonomian sebuah negara.
"Kalau usia produktif itu berdampak ke konsumsi akan meningkat dan akan membantu pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi baik, rupiah bisa menguat," tandas Lana. (Fik/Ndw)
Sumber: Liputan6
Ekonomi China Dukung Penguatan IHSG
BESTPROFIT FUTURES MALANG (18/1) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
diproyeksi mendatar dengan kecenderungan menguat pada perdagangan saham
sepekan. Indeks saham didorong oleh sentimen regional.
Analis PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan beberapa data ekonomi China akan keluar pada pekan ini. Hal itu membuat indeks saham bakal menguat.
"Data Cina keluar cenderung lebih baik seperti GDP, industrial production, fixed asset investment, retail sales saya perkirakan membaik," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Senin (18/1/2016).
Penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) turut berkontribusi dalam kenaikan indeks saham. BI menurunkan suku bunga 0,25 persen ke level 7,25 persen.
Dia mengatakan, IHSG bergerak pada support di level 4.500-4.450 dan resistance di level 4.560-4.600.
Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan indeks saham cenderung tertekan minggu ini. Hal tersebut karena harga minyak dunia yang terus melemah. Di sisi lain, tren penjualan terus berlanjut.
Dia mengatakan indeks akan bergerak pada level support 4.450-4.478 dan resistance 4.578-4.621.
Tren volume yang terus menurun mengindikasikan pelemahan serta minyak dunia yang kini berada di bawah US$ 30 per barel turut menekan indeks untuk minggu ini.
"Net sell asing yang terus terjadi secara masif dapat dimungkinkan mendukung pelemahan IHSG untuk seminggu ke depan," ungkap dia.
Sumber : Liputan6
Analis PT Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan beberapa data ekonomi China akan keluar pada pekan ini. Hal itu membuat indeks saham bakal menguat.
"Data Cina keluar cenderung lebih baik seperti GDP, industrial production, fixed asset investment, retail sales saya perkirakan membaik," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Senin (18/1/2016).
Penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) turut berkontribusi dalam kenaikan indeks saham. BI menurunkan suku bunga 0,25 persen ke level 7,25 persen.
Dia mengatakan, IHSG bergerak pada support di level 4.500-4.450 dan resistance di level 4.560-4.600.
Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan indeks saham cenderung tertekan minggu ini. Hal tersebut karena harga minyak dunia yang terus melemah. Di sisi lain, tren penjualan terus berlanjut.
Dia mengatakan indeks akan bergerak pada level support 4.450-4.478 dan resistance 4.578-4.621.
Tren volume yang terus menurun mengindikasikan pelemahan serta minyak dunia yang kini berada di bawah US$ 30 per barel turut menekan indeks untuk minggu ini.
"Net sell asing yang terus terjadi secara masif dapat dimungkinkan mendukung pelemahan IHSG untuk seminggu ke depan," ungkap dia.
Sumber : Liputan6
Thursday, 14 January 2016
Emas Membukukan Penurunan Tajam Sehari Dalam Sebulan
BESTPROFIT FUTURES MALANG (15/1) - Emas
berjangka menetap lebih rendah pada hari Kamis, menekan satu hari dolar
dan persentase penurunan tertajamnya sejak pertengahan Desember
ditengah kenaikan di ekuitas AS membantu untuk daya tarik investasi
logam.
Emas
Februari turun $ 13,50, atau 1,2%, untuk menetap di level $ 1,073.60
per ons. Dieselesaikan di level terendah sejak 5 Januari dan tertajam
dolar dan persentase kerugian sejak Desember 17. Harga diseslesaikan
lebih tinggi pada Rabu, karena saham AS didorong ke posisi terendahnya
yang tidak terlihat sejak Agustus lalu.
Harga
emas berbalik lebih rendah Kamis setelah saham Wall Street kembali
pulih dari penurunan awal. Dow Jones Industrial Average naik sekitar
1,6% dan S & P 500 naik sekitar 1,8% ketika harga emas ditetapkan.
Beberapa
pengamat emas menyalahkan penurunan emas terkait investor memperkuat
kenaikan setelah logam kuning ini terus meningkat pada 2016 karena
kekhawatiran mengenai pertumbuhan global yang lesu serta ketegangan
geopolitik yang telah memicu aset haven.(yds)
Sumber: MarketWatch
Dolar Menguat Akibat Rebound Minyak Picu Gain untuk Ekuitas AS
BESTPROFIT FUTURES MALANG (15/1) - Dolar naik setelah rebound harga minyak memberikan jeda dari aksi jual yang telah mencengkeram pasar keuangan global tahun ini.
Mata
uang AS menguat terhadap sebagian besar rekan-rekan utama dan indeks
greenback menyentuh level 11 tahun tertinggi akibat minyak mentah West
Texas Intermediate naik lebih dari 1 persen. Dolar menghapus kerugian
sebelumnya terhadap euro dan yen. Indeks saham AS naik sekitar 1 persen.
Pasar
keuangan di seluruh dunia telah turun sejak awal 2016 karena pembuat
kebijakan di China berjuang untuk menstabilkan penurunan dalam saham dan
harga komoditas, meningkatkan permintaan untuk haven. Yen telah menguat
1,8 persen terhadap dolar sejak 31 Desember lalu.
Dolar
naik 0,2 persen terhadap euro menjadi $ 1,0854 per euro pada pukul
11:32 siang di New York dan 0,3 persen lebih tinggi di level 117,99 yen.
Indeks Bloomberg Dollar Spot naik 0,2 persen menjadi 1,247.40,
tertinggi sejak 2005.(frk)
Sumber: Bloomberg
Bursa Saham AS Ditutup Reli Dari 3 Bulan Terendahnya
BESTPROFIT FUTURES MALANG (15/1) - Saham
energi dan perawatan kesehatan memimpin rebound di saham AS, karena
indeks Standard & Poor 500 mengikuti aksi jual sejak September
dengan kenaikan terkuatnya dalam sebulan terakhir, dan Dow Jones
Industrial Average rally lebih dari 220 poin.
Indeks
S & P 500 naik 1,7% menjadi 1,921.64 pada 04:00 sore di New York,
memangkas jam terakhir perdagangan dengan gain sebanyak 2,3%.
Pemulihan
dipercepat sebelumnya sementara Presiden Federal Reserve Bank St Louis
James Bullard menjawab pertanyaan dari wartawan setelah pidato di mana
pembuat kebijakan, yang mendukung kenaikan suku bunga, terdengar nada
lebih hati-hati. Dia mengatakan penurunan terbaru harga minyak dapat
menunda kembalinya inflasi ke target 2% bank sentral.(yds)
Sumber: Bloomberg
Subscribe to:
Posts (Atom)