Harga minyak mentah pada perdagangan
pekan lalu di Bursa NYMEX terpantau kembali ditutup menguat secara
agregat sepekan. Penguatan harga minyak mentah dipicu oleh sentimen
positif kuat dari konflik yang sedang berlangsung di Irak sejak dua
pekan lalu.
Pengaruh Irak sebagai anggota OPEC dengan
total ekspor minyak mentah terbesar ke-2 di dunia, masih kokoh
memperkuat harga minyak mentah di Bursa NYMEX. Walaupun sentimen cukup
kokoh, harga minyak mentah jenis WTI sempat melemah pada pertengahan
pekan lalu akibat adanya peningkatan persediaan cadangan minyak mentah
AS walaupun maish berada dalam kondisi defisit. Namun, pelemahan
tersebut, dapat ditutup dengan rebound signifikan harga minyak WTI
hingga hampir menyentuh level $107/barrel akibat adanya ekspektasi
konflik Irak akan berlangsung lama.
Sedangkan untuk minyak jenis Brent di
Bursa NYMEX, terpantau pada pekan lalu terus berada dalam trend menguat
hingga 4 dari 5 hari perdagangan. Dampak konflik Irak terhadap
pergerakan harga minyak Brent jauh melebihi pergerakan menguat harga
minyak WTI sebab ketergantungan akan sumber minyak asal Irak untuk
kegiatan produksi jenis minyak tersebut. Namun, berbeda dengan minyak
jenis WTI, pergerakan menguat harga minyak jenis Brent dalam pekan lalu
yang hampir terus berada di zona hijau justru mengalami pelemahan akibat
aksi profit taking. Walaupun demikian, harga minyak jenis Brent masih
tetap ditutup menguat secara agregat sepekan.
Pada perdagangan pekan lalu di Bursa
NYMEX, harga minyak WTI ditutup menguat secara agregat sepekan. Harga
minyak WTI berjangka untuk kontrak Agustus 2014 naik 0,62% ke tingkat
harga $106,83/barrel atau menguat $0,66/barrel.
Sedangkan untuk minyak jenis Brent,
terpantau pada pekan lalu juga mengalami penguatan lebih signifikan di
Bursa NYMEX. Harga minyak jenis Brent berjangka untuk kontrak Desember
2014 naik hingga 2,47% ke tingkat harga $112,47/barrel atau menguat
$2,71/barrel.
Analis Vibiz Research dari Vibiz
Consulting memprediksi harga minyak mentah berpotensi untuk kembali
bergerak menguat pada pekan ini. Hal tersebut dilandasi oleh adanya
ketergantung baik untuk produksi minyak jenis Brent maupun WTI terhadap
aliran Supply Irak. Ekspor minyak mentah Irak yang pada April lalu
mencapai 75,3 juta barrel untuk pengiriman dari Basrah, menjadi tolak
ukur tingkat dependensi persediaan minyak global terhadap aliran supply
Irak. Terkait pergerakan harga minyak pada pekan ini di Bursa NYMEX,
minyak mentah diprediksi akan bergerak di kisaran $104,5-$109 pada WTI
dan $108,5-$116,5 pada Brent.
Sumber : Vibiznews