Pasar properti di negeri Tiongkok sedang menguap dari pasar yang
panas dalam beberapa tahun terakhir yang membuat para developer
mengurangi pembangunan rumah pasca jatuhnya harga perumahan disemua kota
di negeri ini. Hal ini ditunjukkan pada laporan dari sektor perumahan
yang terbaru untuk harga rumah baru untuk bulan Mei mengalami penurunan
untuk yang pertama kalinya.
Harga perumahan China jatuh pada bulan Mei untuk pertama kalinya
dalam hampir dua tahun, menurut sebuah survei swasta (China Real Estate
Index Academy) yang menunjukkan lebih banyak penurunan harga di
perkotaan dengan lemahnya penjualan. Rata-rata harga rumah baru secara
bulan ke bulan turun 0,3 % pada Mei dari April, penurunan pertama sejak
Juni 2012.
Harga turun di 62 kota sedang harga yang tidak berubah dan mengalami
kenaikan hanya 2 kota yaitu Beijing dan Tianjin, penurunan bulanan
terbesar adalah di Shantou , Provinsi Guangdong , di mana harga merosot
3,64 persen dibandingkan dengan April. Namun , di 31 dari 100 kota ,
harga turun secara tahunan , dengan orang-orang di Wenzhou – pusat
perusahaan swasta dan pinjaman di provinsi timur Zhejiang turun 8,30
persen.
Di antara 10 kota terbesar di China , Nanjing , di provinsi Jiangsu ,
melihat penurunan yang terbesar pada bulan Mei, dengan harga menurun
1,36 persen bulan ke bulan. Sehingga biaya rata-rata di ibukota Cina
naik 0,69 persen dari bulan April sampai 33.472 yuan per meter persegi.
Meningkatnya pasokan pasar dan penurunan tajam dalam transaksi telah
menempatkan tekanan yang relatif berat pada penjualan pengembang
properti , namun sekalipun demikian dari tahun ke tahun biaya rumah baru
di Tiongkok naik 7,84 persen pada Mei , 1,22 persen lebih rendah dari
April dan bulan kelima berturut-turut kenaikan telah melambat.
Menurunnya kinerja sektor perumahan ini menganggu pertumbuhan
ekonomi yang ada, dan memang pada kuartal pertama tahun 2014 ini
Tiongkok mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 7,4 % year on year yang
turun dari 7,7 % pada kuartal terakhir tahun lalu.
Sumber : Vibiznews