Wednesday 1 July 2015

Emas Sedikit Berubah Ditengah Krisis Yunani

BESTPROFIT FUTURES MALANG (2/7) - Ditengah gejolak pasar global pada pekan ini terkait kemungkinan keluarnya Yunani dari zona euro, emas terus melakukan apa yang dapat dilakukan selama tahun ini: tidak begitu banyak.
Logam ini sedikit berubah pada pekan ini dan volatilitas menurun ke level 7 bulan terendah seiring permintaan untuk perlindungan aset dari gejolak politik di Eropa diiringi penguatan dolar. Data payrolls swasta pada hari Rabu memberikan sinyal membaiknya perekonomian AS, membatasi permintaan untuk emas sebagai aset haven.
Sementara harga emas stagnan ditengah krisis, bahkan Yunani melewati batas waktu pembayaran Dana Moneter Internasional dan kreditur menolak proposal pendanaan. Pemerintah Yunani mengatakan bersedia menerima tawaran terbaru dari kreditor seiring dengan pembicaraan tentang kontrak baru, sementara Kanselir Jerman Angela Merkel mengesampingkan diskusi tersebut hingga referendum Yunani pada 5 Juli mendatang.
Emas berjangka untuk pengiriman Agustus turun 0,2 % untuk menetap di level $ 1,169.30 per ons pada pukul 1:51 siang di Comex New York.
Volatilitas logam selama 60 hari menyentuh level terendahnya sejak November lalu, dan agregat perdagangan adalah 34 % di bawah rata-rata 100 hari untuk saat ini, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Harga emas telah berada dalam 6 % atau $ 70, kisaran perdagangan sejak bulan Maret.
Emas kemarin mencatat penurunan kuartalan secara berturut-turut, yang merupakan penurunan terpanjangnya sejak Juni 1997 silam, karena Federal Reserve dekati kenaikan suku bunga untuk pertama kalinya dalam 9 tahun terakhir.
Perak berjangka untuk pengiriman September turun tipis kurang dari 0,1 % ke level $ 15,577 per ons di Comex, penurunan kelima secara beruntun.
Palladium berjangka untuk pengiriman September naik 4,2 % ke level $ 701,20 per ons di New York Mercantile Exchange, kenaikan terbesarnya sejak 19 September 2013.
Platinum berjangka untuk pengiriman Oktober meningkat 0,8 % ke level $ 1,087.80 per ons. (knc)
Sumber : Bloomberg