Tuesday 29 March 2016

Saham Jepang Dibuka Melemah Diiringi Penguatan Yen Pasca Pidato Yellen

BESTPROFIT FUTURES MALANG (30/3) - Saham Jepang turun, pangkas kenaikan bulanan pertama pada Indeks Topix sejak November lalu diiringi penguatan yen setelah Ketua Federal Reserve Janet Yellen menyuarakan kehati-hatian untuk menaikkan suku bunga mengingat risiko terhadap pertumbuhan ekonomi dunia.
Indeks Topix turun 0,3 % ke level 1,373.16 pada pukul 09:01 pagi waktu Tokyo, dengan semua kelompok industri kecuali 6 dari 33 kelompok industri mengalami penurunan. Indeks ini berada di jalur untuk kenaikan sebesar 5,7 % di bulan Maret. Indeks Nikkei 225 Stock Average melemah 0,3 % ke level 17,057.89. Yellen mengatakan bank sentral AS Å“berhati-hati untuk menaikkan suku bunga di tengah melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia. Sementara itu, Yen kemarin menguat 0,7 %, menghentikan penurunan beruntun terpanjang sejak bulan Oktober, dan diperdagangkan sedikit berubah pada level 112,62 per dolar hari ini.
Kontrak pada Indeks Standard & Poor 500 naik 0,1 %. Yang mendasari ekuitas AS mengalami lonjakan tertinggi dalam dua minggu terakhir untuk menghapus kerugian pada tahun berikut terkait pidato Yellen saat ini. Pedagang melihat tidak ada kesempatan bagi The Fed untuk menaikan suku bunga pada pertemuan April mendatang, sementara probabilitas kenaikan suku bunga pada bulan Juni berada di angka 28 %, turun dari sebelumnya 46 % pada pekan lalu.
Perdana Menteri Shinzo Abe kemarin mengatakan bahwa cara terbaik untuk meningkatkan perekonomian adalah dengan cepat menerapkan anggaran yang ada untuk tahun fiskal berikutnya, menolak spekulasi ia akan mengumumkan paket belanja tambahan.
Berbicara setelah parlemen melewati rekornya senilai ¥ 96.7 triliun ($ 850 miliar) pada pengeluaran selama 12 bulan dimulai dari 1 April, Abe menepis saran pemerintah akan kebijakan lain sebesar ¥ 10 triliun dari stimulus fiskal. Ia menegaskan bahwa Jepang akan terus maju dengan rencana untuk meningkatkan pajak penjualan pada tahun depan, pembatasan kejutan bagi ekonomi utama. (knc)
Sumber : Bloomberg