Monday 23 March 2015

Dolar Lanjutkan Penurunannya pada Perdagangan Asia

BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/3) - Dolar mempertahankan penurunannya di tengah spekulasi Federal Reserve tidak akan terburu-buru untuk menaikkan suku bunga. Sebagian besar saham Asia tertekan pasca mengalami koreksi di AS, sementara tembaga naik jelang rilis data pabrik China.
Greenback berada di level $1,0949 per euro pukul 9:12 pagi di Tokyo, pasca anjlok lebih dari 1 persen terhadap 19 mata uang negara dalam dua hari perdagangan terakhir. Won Korea Selatan dan ringgit Malaysia naik setidaknya 0,6 persen. Mayoritas saham pada indeks MSCI Asia Pacific mengalami koreksi seiring dengan indeks Topix Jepang turun sebesar 0,3 persen. Sementera itu, indeks berjangka AS mendatar pasca indeks catat penurunan pada akhir perdagangan hari Senin. Tembaga berjangka melonjak sebesar 2,9 persen di New York, naik untuk hari keempat.
Presiden The Fed San Francisco John Williams akan melakukan berdiskusi dengan para ekonom di Sydney pada Selasa pagi pasca Stanley Fischer, wakil ketua bank sentral AS, mengatakan tidak akan "berlama-lama untuk menaikan" suku bunga, bahkan dengan kenaikan suku bunga pertama berpotensi akan terjadi pada akhir 2015 mendatang. prospek ini lebih lambat dari yang diperkirakan pengetatan telah menarik dolar dari level tertingginya dalam satu dekade terakhir. Di Asia, China dan Jepang akan merilis indeks manufaktur bulan Maret pada pagi ini, dan Vietnam akan melaporkan tingkat inflasi. (izr)
Sumber: Bloomberg

Penurunan Dolar Kembali Cerahkan Emas di Sesi Penutupan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/3) - Emas naik pada sesi ke-4 secara beruntun di hari Senin waktu New York dengan mencatatkan level tertingginya dalam lebih dari 2 pekan terakhir, kenaikan emas sebagai akibat dari dolar yang memperpanjang penurunan dan meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menunda untuk menaikkan suku bunga hingga setidaknya bulan September tahun ini.

Sementara Pekan lalu emas telah menurun ke level 4 bulan terendah menjelang pertemuan The Fed akibat adanya kecemasan terkait kenaikan suku bunga AS, yang mana hal tersebut akan mempengaruhi permintaan emas bullion.

Spot emas mencapai level tertingginya sejak 6 Maret lalu di level $1,190.70 per ounce dan naik sebesar 0.7% pukul 3:05 sore ini waktu New York.

Sementara emas berjangka AS untuk pengiriman bulan April ditutup naik $3.10 dengan bertengger di level $1,187.70 per ounce.

Di lain pihak dolar anjlok sebesar 0.9% terhadap mayoritas mata uang lainnya. Dolar berada dibawah tekanan setelah The Fed saat pertemuan pekan lalu menurunkan proyeksinya terkait pertumbuhan ekonomi dan inflasi, sehingga hal tersebut merupakan sinyal bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga pinjaman ke level normal.

Sedangkan di hari lainnya, Wakil Ketua The Fed Stanley Fischer menyatakan bahwa bank sentral "memperkirakan secara menyeluruh" untuk memulai menaikkan suku bunga di tahun ini, meski arah kebijakan masih terdapat ketidakpastian.

Sementara itu, Platinum naik 1.1% ke level $1,146.75 per ounce dan perak catat gain 1.4% ke level $16.96 per ounce dan palladium merosot 0.5% ke level $772.50 per ounce. (bgs)

Sumber : Reuters

Saham Jepang Bergerak Turun Untuk Pertama Kali Dalam 3 Hari

BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/3) - Saham Jepang bergerak turun untuk pertama kalinya dalam tiga hari terakhir karena mata uang yen menuju kenaikan dalam dua hari di tengah spekulasi Federal Reserve yang bersabar untuk menaikkan suku bunga.
Indeks Topix turun 0,3 % ke level 1,587.30 pukul 09:02 pagi di Tokyo, setelah pada penutupan kemarin berada di level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir. Lebih dari dua saham yang turun untuk setiap satu saham yang naik. Indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,2 % ke level 19,702.42. Sementara mata uang yen diperdagangkan pada level 119,75 per dolar setelah Wakil Ketua Federal Reserve Stanley Fischer mengatakan tidak akan ada " jalan mulus " untuk suku bunga AS, bahkan jika kenaikan pertama pada akhir 2015 mendatang.
Nilai ekuitas global naik lebih dari $ 2.4 triliun pekan lalu karena para pembuat kebijakan The Fed mengisyaratkan kecepatan yang lebih bertahap dalam pengetatan moneter dari perkiraan sebelumnya. Presiden San Francisco Fed John Williams berbicara kepada para ekonom di Sydney pada hari ini setelah komentar Fischer Senin kemarin di Economic Club of New York.
E-mini berjangka pada indeks Standard & Poor 500 naik 0,1 % setelah indeks acuan ekuitas turun 0,2 % pada Senin kemain di New York. (vck)
Sumber: Bloomberg

Penurunan Saham Transportasi Tekan Bursa AS Pada Sesi Penutupan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/3) - Saham AS melemah setelah Indeks Standard & Poor 500 menguat sebesar 4 poin dari rekornya, seiring penurunan pada perusahaan transportasi mengimbangi kenaikan pada saham konsumen.
Indeks Dow Jones Transportation Average turun setelah perusahaan kereta api Kansas City Southern memangkas outlook. Indeks Nasdaq Bioteknologi turun 2,2 % setelah menetapkan rekornya pada Jumat kemarin.
Indeks S&P 500 melemah 0,2 % ke level 2,104.44 pada pukul 04:00 sore waktu New York. Indeks Nasdaq Composite merosot 0,3 %.
Indeks S&P 500 dan Indeks Dow masing-masing turun kurang dari 1 % dari catatan yang masih ada sampai tanggal 2 Maret. Indeks Nasdaq Composite Jumat kemarin naik ke level 15 tahun tertinggi, hampir menghapus penurunan sejak akhir bubble dot-com. Indeks S&P 500 pekan lalu melonjak sebesar 2,7 %, dengan melemahnya mata uang dolar, terkait meredanya kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga. (knc)
Sumber : Bloomberg

Bursa Saham Eropa Ditutup Melemah 0,7% Pasca Catat Gain Mingguan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (24/3) - Bursa Saham Eropa ditutup melemah, setelah mencatat gain mingguan ke-7 yang sekaligus mendorong ekuitas tersebut mendekati level tertingginya sepanjang sejarah.

Indeks Stoxx Europe 600 melemah 0.7% ke level 401.24 pada sesi pentupan perdagangan saham dengan memangkas penurunan awal sebesar 1%. Acuan ekuitas tersebut mengakhiri hari Jumat lalu naik 0.4% dari rekor penutupan pada Maret 2000 silam yang melampaui perkiraan dari 12 survei analis oleh Bloomberg pada Januari lalu. Sementara pekan lalu Indeks FTSE 100 untuk pertama kalinya naik diatas level 7,000 dan hari ini menguat 0.2%.

Pekan lalu Indeks Stoxx 600 melampaui level tertingginya seperti yang tercapai pada tahun 2007 silam terkait spekulasi bahwa Federal Reserve tidak akan terburu-buru dalam menaikkan suku bunga. Sepanjang tahun 2015 ini indeks acuan Eropa telah reli 17% ditengah optimisme bahwa stimulus dari ECB (European Central Bank) akan memulihkan perekonomian Zona Eropa, sementara pelemahan euro akan mendorong laba perusahaan. Reli bulan ini telah mendorong saham-saham perusahaan pada Bursa Eropa mencatat level tertingginya terhadap estimasi pendapatan perusahaan dalam satu dekade terakhir ini.

Sementara itu, para investor juga mengkaji pidato Presiden ECB Mario Draghi dihadapan Parlemen Eropa. Saat pembukaan pidatonya, dia mengesampingkan kekhawatiran bahwa rencana pelonggaran kuantitaif ECB akan terhambat oleh kekurangan obligasi yang ada untuk dibeli. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Sunday 22 March 2015

Harga Minyak Melonjak Akhiri 4 Minggu Penurunan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/3) - Harga minyak mentah di bursa komoditas Amerika Serikat di akhir perdagangan pekan lalu mengalami kenaikan harian yang mengesankan (23/3). Harga komoditas ini melonjak kencang di akhir perdagangan dan mengakhiri fase penurunan mingguan yang telah terjadi selama 4 minggu sebelumnya. Dollar mengalami penurunan di tengah kembalinya ketidakpastian mengenai pergerakan suku bunga acuan. Melemahnya dollar mengangkat minat para investor terhadap komoditas yang diperdagangkan dalam dollar.
 
Dollar mengalami pelemahan pada hari Jumat lalu di tengah ekspektasi bahwa Fed akan menaikkan suku bunga acuan dengan kecepatan rendah. Euro menguat terhadap dollar setelah para pemimpin Yunani dan Jerman mencapai nota kesepakatan mengenai usaha untuk mempertahankan Yunani di Eurozone.
Di samping melemahnya dollar kenaikan harga minyak juga didukung oleh penurunan produksi pengeboran minyak di Amerika Serikat. Minggu lalu jumlah kegiatan pengeboran dikurangi 41 menjadi 825, angka paling rendah sejak tahun 2011.

Harga minyak mentah berjangka jenis WTI untuk kontrak Mei yang merupakan kontrak paling aktif saat ini ditutup melonjak kencang. Di akhir perdagangan harga minyak WTI tersebut mengalami kenaikan sebesar 1,76 dollar atau 4 persen pada posisi 45,72 dollar per barel. Peningkatan harian tersebut merupakan yang paling tajam sejak tanggal 12 Februari lalu. Sementara itu secara mingguan harga mengalami kenaikan sebesar 2,97 persen.

Harga minyak mentah Brent untuk kontrak paling aktif yaitu Mei mengalami peningkatan sebesar 1,6 persen di level 55,20 dollar per barel. Harga sempat mengalami penurunan ke posisi 53,55 dollar. Harga minyak Brent menguat 1 persen sepanjang minggu.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga minyak mentah jenis WTI kontrak paling aktif pada perdagangan hari ini berpotensi untuk bergerak menguat terbatas. Meskipun masih tidak terlalu kuat, sentiment positif mulai menguasai pergerakan harga minyak mentah.

Untuk perdagangan hari ini harga minyak mentah WTI kontrak April diperkirakan akan mengalami level resistance di 47,00 dollar. Resistance selanjutnya ada di 48,00 dollar. Jika terjadi pergerakan retreat sehingga harga melemah support akan ditemui pada posisi 44,00 dollar dan 43,00 dollar.

Sumber : Vibiznews

Kontribusi Terhadap Perekonomian Masih Kecil, Ekspor Produk Industri Pengolahan Turun

BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/3) - Badan Pusat Statistik (BPS) pada pekan lalu telah merilis neraca perdagangan Indonesia bulan Februari 2015 yang dalam laporannya berhasil kembali mencatat surplus sebesar 0,74 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Surplus ini relatif stabil jika dibandingkan dengan surplus pada Januari 2015 yang tercatat sebesar 0,75 miliar dolar AS. Pencapaian tersebut ditopang oleh surplus neraca migas maupun nonmigas. 
Ekspor nonmigas untuk industri pengolahan pada bulan Februari lalu mencatat penurunan sebesar 8,6 persen. Dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor keseluruhan Januari-Februari 2015, kontribusi ekspor nonmigas produk industri pengolahan adalah sebesar 68.43 persen.
Beberapa komoditi yang termasuk dalam produk industri pengolahan mencatatkan penurunan ekspor yang cukup besar, seperti mesin/peralatan listrik sebesar US$42.3juta (5.89%), alas kaki US$64juta (16.19%), sedangkan perangkat optik mencatat kenaikan sebesar US$7.5juta (15%). 
Berdasarkan data statistik perdagangan terkini yang dikeluarkan oleh BPS, menunjukkan bahwa peran industri pengolahan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional menunjukkan tren yang terus menurun. Hal ini ditandai dengan kontribusi peran industri pengolahan terhadap pendapatan negara yang terus menurun. Dapat disimpulkan bahwa sektor industri belum mampu menggerakkan pertumbuhan dan daya saing ekonomi,
Untuk saat ini produk industri pengolahan dalam negeri yang berpotensi di ekspor seperti produk tekstil, kayu olahan, mebel/furniture dan peralatan elektronik. Sedangkan negara tujuan utama untuk ekspor industri pengolahan ini antara lain AS, Tiongkok, Jepang, Jerman, Turki, Korea Selatan.
Analys Vibiz Research Center mengemukakan bahwa kinerja saham untuk sektor terkait di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tiga bulan ini yaitu sektor industri nampak menunjukkan kinerja yang positif dimana indeks saham untuk sektor MISC-IND mengalami kenaikan sekitar 3.57 % dalam 3 bulan terakhir. Sementara untuk indeks BASIC-IND menunjukkan penurunan sekitar -4.11% dalam 3 bulan terakhir.

Sumber : Vibiznews

Saham Asia Kembali Menguat Seiring Peningkatan Harga Emas

BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/3) - Saham Asia naik mengirim indeks saham regional memperpanjang penguatannya ke level tertinggi dalam enam bulan terakhir pasca meningkatnya spekulasi bahwa suku bunga AS akan ditahan mendekati nol persen sampai pertengahan tahun ini mendorong ekuitas global catat kenaikan mingguan terbesar sejak 2013 lalu. Sementara itu, harga minyak mentah turun, emas naik.
Indeks MSCI Asia Pacific naik untuk hari kelima berturut-turut, naik sebesar 0,6 persen pukul 09:19 di Tokyo. Indeks Topix Jepang naik sebesar 0,7 persen. Indeks Standard & Poor 500 berjangka menguat 0,1 persen pasca pekan lalu indeks catat perfoma terbaik sejak awal Februari lalu. Minyak AS anjlok sebesar 1,2 persen, setelah naik sebesar 4 persen pada Jumat lalu, Arab Saudi mengatakan tengah mengeksplorasi minyak mendekati rekor jumlah minyak mentah. Emas memperpanjang kenaikan mingguan tertinggi dalam dua bulan terakhir. Indeks Bloomberg Dollar Spot jatuh, mengirim turun untuk hari kedua menjadi 1,4 persen. Mata uang emerging market mengalami penguatan.
Nilai ekuitas global meningkat sekitar US$2.4 triluin pekan lalu karena Federal Reserve mengisyaratkan memperlambat kecepatan pengetatan moneter dari perkiraan sebelumnya di tengah ekonomi yang moderat. Hal itu cukup member tekanan terhadap dolar, dengan indeks dolar catat penurunan tajam sejak 2011 lalu. Minggu kemarin, China Petroleum & Chemical Corp melaporkan laba tahunan yang terendah sejak awal krisis keuangan global di tengah merosotnya harga minyak sebesar 46 persen. Taiwan akan mengupdate tingkat pengangguran hari ini dan Singapura akan merilis laju inflasi.
Indeks Australia S&P/ASX 200 stagnan di 50 menit pertama awal perdagangan, sedangkan indeks NZX 50 turun sebesar 0,2 persen di Wellington. Sementara, indeks Kospi di Seoul. Kedua indeks Nasdaq Composite dan Stoxx Europe 600 naik 0,5 persen dari rekor level tertingginya pekan lalu. (izr)
Sumber : Bloomberg

Emas Lanjutkan Kenaikan Mingguannya Pasca Dolar Anjlok Tajam Sejak 2011

BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/3) - Emas menuju gain terpanjang sejak Oktober lalu, naik untuk hari keempat berturut-turut, akibat dolar catat performa mingguan terburuk pasca Federal Reserve menurunkan proyeksi kenaikan suku bunga AS.
Bullion untuk pengiriman segera naik sebanyak 0,4 persen ke level $1,187.31 per ons dan berada di level $1,186.68 pukul 8:01 di Singapura, menurut harga generik Bloomberg. Logam meningkat sebesar 2,1 persen pekan lalu, rebound dari level terendahnya dalam tiga bulan terakhir pada jumat lalu, seiring dengan pelemahan indeks Dolar Bloomberg sebesar 2,2 persen.
Ketua The Fed Janet Yellen menyarankan pekan lalu bahwa bank sentral AS tidak akan terburu-buru dalam menaikkan suku bunga, bahkan seiring dengan pernyataan pasca pertemuan kebijakan menunjukkan para pejabat otoritas menjatuhkan janji untuk bersabar terkait pengetatan kebijakan moneter. Pedagang telah melepas emas dalam mengantisipasi biaya pinjaman yang lebih tinggi, yang biasanya mengirim investor beralih pada aset dengan prospek hasil yang lebih baik seperti saham.
Para Pejabat The Fed pada 18 Maret lalu menurunkan perkiraan mereka untuk biaya pinjaman pada akhir 2015 menjadi 0,625 persen, dari perkiraan bulan Desember yang sebesar 1,125 persen. Perdagangan emas berbanding terbalik dengan mata uang AS.
Emas untuk pengiriman April ditransaksikan pada level $1,186.30 di Comex dari level $1,184.60 pada penutupan pada jumat lalu.
Perak untuk pengiriman segera naik sebesar 0,5 persen ke level $16,834 per ons, memperpanjang kenaikan menjadi 7 persen pekan lalu. Spot platinum naik sebesar 0,1 persen menjadi $ ,140.13 per ons, sedangkan paladium turun sebesar 0,1 persen ke level $ 776,10 per ons. (izr)
Sumber: Bloomberg

Saham Jepang Menuju Ke Level Tertingginya Dalam 7 Tahun Terakhir

BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/3) - Saham Jepang bergerak naik, dengan indeks Topix menuju level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir, karena ekuitas global yang kembali reli di tengah ekspektasi terhadap Federal Reserve agar bersabar dalam menaikkan suku bunga.
Indeks Topix naik 0,2 % ke level 1,583.14 pukul 09:01 pagi di Tokyo, bersiap untuk penutupan tertinggi sejak November 2007 lalu, setelah membatasi kenaikan mingguan kesembilan. Indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,1 % ke level 19,584.73. Sementara mata uang yen diperdagangkan pada level 119,95 per dolar setelah pekan lalu menguat sebesar 1,1 %. Lebih dari $ 2,4 triliun ditambahkan ke nilai saham global dalam lima hari terakhir sampai 20 Maret karena The Fed mengisyaratkan bersabar dalam menaikkan suku bunga.
Indeks Topix naik 12 % tahun ini pada pekan lalu, menjadikannya pemain terbaik di antara pasar ekuitas Asia yang di pantau oleh Bloomberg, didukung oleh stimulus bank sentral dan stok pembelian dan pergeseran dana pensiun senilai $ 1.1 triliun dari obligasi ke saham negara tersebut. Tiga dana pensiun publik Jepang lainnya senilai ¥ 30.3 triliun ($ 252 miliar) mereka mengatakan pekan lalu akan mengadopsi target aset alokasi serupa dengan Dana Pensiun Investasi Pemerintah, menurut pernyataan bersama di situs Web mereka.
E-mini berjangka pada Indeks S&P 500 naik 0,1 % setelah indeks acuan mendasari reli sebesar 0,9 % pada Jumat lalu, sementara Indeks Nasdaq Composite menguat ke level tertinggi dalam 15 tahun terakhir. (vck)
Sumber: Bloomberg

Thursday 19 March 2015

IHSG Berpeluang Menguat Jelang Akhir Pekan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/3) - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melanjutkan penguatan pada perdagangan saham Jumat pekan ini.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, target IHSG untuk kembali mengukir rekor baru melampaui level resistance 5.514 kembali terbuka lebar. Hal itu dapat terjadi bila support 5.401 masih terjaga kuat.

"IHSG berpotensi melanjutkan kenaikan pasca melakukan technical rebound," ujar William dalam ulasannya, Jumat (20/3/2015).

Sementara itu, riset PT Sinarmas Sekuritas menyebutkan, IHSG bergerak menguat di kisaran level 5.435-5.478 pada perdagangan saham menjelang akhir pekan ini.

Ada sejumlah sentimen yang pengaruhi laju IHSG antara lain penguatan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Ditambah AS akan merilis data initial jobless claims yang diperkirakan naik 2.000 ke 301 ribu.

Untuk rekomendasi saham, William memilih sejumlah saham yang dapat diperhatikan pelaku pasar antara lain saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).

Sedangkan riset PT Sinarmas Sekuritas menuliskan saham-saham yang dapat diperhatikan yaitu saham PWON, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Charoen Phokpand Indonesia Tbk (CPIN). (Ahm/)


Sumber : Liputan6

Sentimen Suku Bunga The Fed, Antarkan Emas Pangkas Gain Dari Level 2 Pekan Tertinggi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/3) - Emas memangkas gain setelah hampir mencapai level 2 pekan tertingginya ditengah adanya kecemasan baru bahwa Federal Reserve akan meningkatkan suku bunga AS, meskipun The Fed sendiri memangkas outlook suku bunga pinjaman.

The Fed menurunkan komitmen bersabar terkait pengetatan kebijakan pada pernyataannya hari Rabu kemarin ditengah The Fed menurunkan proyeksi suku bunga di akhir tahun 2015 ini. Sementara dolar mengalami rebound dengan mencatatkan kenaikan sebesar 1.5% terhadap 10 mata uang lainnya terkait spekulasi bahwa suku bunga pinjaman yang akan naik ditengah ekonomi negara lainnya melakukan pelonggaran moneter.

Peningkatan suku bunga menurunkan daya tarik emas karena logam mulia secara umum memberikan return hanya dengan kenaikan harga, hal tersebut mengantarkan para investor kepada aset dengan prospek imbal hasil yang lebih baik seperti obligasi. Sedangkan kepemilikan pada ETF (exchange-traded fund) berbasis emas mencatat penurunan mingguan ke-3 secara beruntun akibat para investor yang telah meninggalkan emas terkait antisipasi kenaikan suku bunga pinjaman.

Emas untuk pengiriman segera naik sebesar 0.3% dengan ditutup di level $1,171.18 per ounce, menurut harga dari Bloomberg. Sebelumnya emas sempat naik dengan mencapai level $1,177.96 yang sekaligus level tertingginya sejak 6 Maret lalu. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Outlook Suku Bunga The Fed Angkat Dolar Rebound dari Penurunan Terbesar

BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/3) - Dolar rebound dari penurunan terbesarnya dalam 6 tahun terakhir di tengah spekulasi Federal Reserve yang tetap akan menaikkan suku bunga pada tahun ini bahkan setelah memangkas proyeksi suku bunga acuan.
Mata uang Dolar AS menguat terhadap 13 dari 16 mata uang utama pasca The Fed semakin mendekati untuk tingkat yang lebih tinggi dengan latar belakang pelonggaran global, yang dipimpin oleh Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of Japan (BOJ). Ketua Fed Janet Yellen tidak akan mengabaikan kenaikan suku bunga pada awal Juni mendatang setelah bank sentral menghapus komitmennya untuk bersabar pada pengetatan kebijakan moneter hari Rabu.
Indeks Spot Dollar Bloomberg, yang mengukur kinerja mata uang terhadap 10 mata uang utama, naik 1,4 % ke level 1,211.18 pada pukul 15:05 siang waktu New York, menghentikan penurunan selama tiga hari. Indeks tersebut mencapai level 1,222.12 pada tanggal 13 Maret lalu, yang merupakan level tertingginya berdasarkan harga penutupan untuk kembali ke tahun 2004 silam.
Mata uang AS menguat 2 % ke level $ 1,0644 per euro, kenaikan pertamanya dalam 4 hari terakhir. Dolar naik 0,7 % ke level 120,94 yen.
Indeks Dollar Bloomberg kemarin melemah sebesar 1,8 %, merupakan penurunan terbesarnya sejak The Fed mengumumkan pembelian imbal hasil obligasi bulan Maret 2009, seiring ekspektasi dari bank sentral AS hampir setengahnya untuk menaikan suku bunga pada akhir tahun ini. Perkiraan para anggota The Fed, suku bunga di akhir tahun 2015 ini sebesar 0,625 %, dibandingkan dengan perkiraan bulan Desember tahun lalu sebesar 1,125 %. (knc)
Sumber : Bloomberg

Melemahnya Saham Energi, Jatuhkan Bursa AS 0.5% di Sesi Penutupan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/3) - Bursa Saham AS ditutup melemah, setelah mengalami reli pada hari Rabu kemarin terkait pernyataan kebijakan Federal Reserve, pelemahan hari ini akibat anjloknya saham perbankan dan perusahaan energi pasca penurunan harga minyak.

Indeks Standard & Poor 500 melemah 0.5% ke level 2,089.40 pukul 4 sore ini waktu New York. Sementara Indeks Nasdaq Composite menguat 0.2% setelah sempat kembali mencapai level 5,000.

Indeks S&P 500 berada pada laju sesi ke 22 secara beruntun tanpa kenaikan yang sekaligus sesi penurunan terpanjangnya sejak pelemahan selama 23 hari pada Juni 2010 silam. Indeks acuan tersebut tidak pernah turun selama 4 hari beruntun di tahun 2014 kemarin.

Sementara itu, dolar rebound dari penurunan tertajamnya terhadap euro dalam waktu 6 tahun terakhir. Indeks Spot Dolar Bloomberg mendulang gain 1.4% yang sekaligus menghentikan penurunan selama 3 hari terakhir.

Kemarin Indeks S&P 500 menguat sebesar 1.2% setelah The Fed menyatakan bahwa rilis data mengisyaratkan pertumbuhan ekonomi telah memasuki masa moderat. Bank Sentral AS tersebut juga menyatakan bahwa kenaikan suku bunga di bulan April mendatang sepertinya tidak akan terjadi dan The Fed tidak akan melakukan pengetatan kebijakan hingga cukup yakin dengan inflasi akan kembali ke targetnya dan pasar tenaga kerja kembali membaik. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Pasca Pernyataan The Fed Antarkan Saham Eropa Berakhir Menguat

BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/3) - Saham Eropa menguat ke level tertingginya sejak tahun 2000, terkait dengan Federal Reserve mengakui moderasi dalam pertumbuhan ekonomi, memicu spekulasi bahwa The Fed  tidak akan terburu-buru untuk menaikkan suku bunga.
Sebanyak 16 dari 19 kelompok industri pada Indeks Stoxx Europe 600 naik, dipimpin oleh perusahaan-perusahaan energi. Saham Royal Dutch Shell Plc naik 1,2 %, sementara saham Premier Oil Plc melonjak sebesar 8,1 %, yang merupakan kenaikan terbesarnya di Indeks Stoxx 600.
Indeks Stoxx 600 naik 0,6 % ke level 400,98 pada pukul 4:30 sore waktu London. Ekuitas kemarin naik diikuti saham Inggris setelah presentasi anggaran dan saham Swedia melonjak setelah menurunkan suku bunga acuan. Indeks Stoxx 600 telah melonjak sebesar 17 % pada tahun ini.
The Fed memangkas estimasi untuk suku bunga acuan AS pada akhir tahun 2015, mengurangi kekhawatiran bahwa memperketat kebijakan moneter yang akan menghambat permintaan untuk aset berisiko dan mengirim penguatan mata uang dolar. (knc)
Sumber : Bloomberg

Wednesday 18 March 2015

The Fed Pangkas Outlook Suku Bunga, Emas Mencatat Kenaikan Tajam di Sesi Penutupan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (19/3) - Harga emas naik tajam sejak Januari kemarin menyusul Federal Reserve menyatakan bahwa meningkatkan suku bunga bulan depan kemungkinan tidak akan terjadi dan The Fed memangkas outlook suku bunga pinjaman.

Pertumbuhan ekonomi AS telah memasuki Ã…“sedikit moderat dan laju inflasi telah berlanjut menurun dibawah target The Fed, hal itu disampaikan Federal Open Market Committee pada hari Rabu waktu AS. Bank Sentral AS menurunkan perkiraan rata-ratanya terkait suku bunga diakhir tahun 2015 ini sebesar 0.625%, dibandingkan dengan 1.125% pada perkiraan Desember tahun kemarin.

Sepanjang tahun 2015 ini emas telah mengalami penurunan sebesar 1,4% ini terkait kekhawatiran bahwa suku bunga yang akan dinaikkan, sehingga hal tersebut memangkas daya tarik logam mulia yang secar umum memberikan return melalui kenaikan harga. Acuan suku bunga sendiri telah mendekati 0 sejak tahun 2008 silam.

Emas untuk pengiriman segera naik sebesar 1.6% dengan ditutup di level $1,167.61 per ounce yang sekaligus mencatatkan gain tertingginya sejak 30 Januari lalu.

Sementara itu, para investor telah meninggalkan emas atas antisipasi kenaikan suku bunga pinjaman dalam waktu terdekat dan beralih ke aset dengan prospek imbal hasil yang lebih baik seperti obligasi dan ekuitas. Pada bulan Maret ini lebih dari $4 miliar telah beralih dari nilai reksadana berbasis bullion yang diperdagangkan di bursa yang juga merupakan penurunan bulanan tertajam sejak September tahun kemarin. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Dolar Merosot Tajam Sejak 2009 Pasca The Fed Pangkas Perkiraan Suku Bunga

BESTPROFIT FUTURES MALANG (19/3) - Dolar merosot tajam dalam 6 tahun terakhir setelah Federal Reserve pangkas perkiraan suku bunga AS, The Fed mencabut janji untuk tetap "bersabar" menaikkan tingkat suku bunga.
Mata uang Dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama seiring pejabat bank sentral hampir setengahnya dari mereka memperkirakan untuk target tingkat tahun ini. Dolar berada di level terendahnya dalam 6 bulan terakhir, dengan para pedagang meningkatkan spekulasi untuk kenaikan lebih lanjut ke rekor tertingginya, karena The Fed mendekati pengetatan untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade terakhir.
Indeks Spot Dolar Bloomberg, yang mengukur kinerja mata uang terhadap 10 mata uang utama, merosot sebesar 1,75 % ke level 1,194.89, yang merupakan penurunan terbesarnya sejak The Fed mengumumkan pembelian obligasi pada Maret 2009 lalu. Pada hari Jumat, indeks tersebut mencapai level tertingginya berdasarkan harga penutupan kembali pada tahun 2004 silam.
Dolar melemah sebesar 1 % ke level 120,11 yen dan anjlok sebesar 2,5 % ke level $ 1,0864 per euro. (knc)
Sumber : Bloomberg

The Fed Pangkas Outlook Suku Bunga, Angkat Emas Naik Tajam Sejak Januari

BESTPROFIT FUTURES MALANG (19/3) - Harga emas naik tajam sejak Januari kemarin menyusul Federal Reserve menyatakan bahwa meningkatkan suku bunga bulan depan kemungkinan tidak akan terjadi dan The Fed memangkas outlook suku bunga pinjaman.

Pertumbuhan ekonomi AS telah memasuki Å“sedikit moderat dan laju inflasi telah berlanjut menurun dibawah target The Fed, hal itu disampaikan Federal Open Market Committee pada hari Rabu waktu AS. Bank Sentral AS menurunkan perkiraan rata-ratanya terkait suku bunga diakhir tahun 2015 ini sebesar 0.625%, dibandingkan dengan 1.125% pada perkiraan Desember tahun kemarin.

Hingga tanggal 17 Maret kemarin emas telah mengalami penurunan sebesar 3% sepanjang tahun 2015 ini terkait kekhawatiran bahwa suku bunga yang akan dinaikkan, sehingga hal tersebut memangkas daya tarik logam mulia yang secar umum memberikan return melalui kenaikan harga. Acuan suku bunga sendiri telah mendekati 0 sejak tahun 2008 silam.

Emas untuk pengiriman segera naik sebesar 1.3% ke level $1,164.39 per ounce pukul 2:37 sore ini waktu New York yang sekaligus mencatatkan gain tertingginya sejak 30 Januari lalu.

Sementara itu, para investor telah meninggalkan emas atas antisipasi kenaikan suku bunga pinjaman dalam waktu terdekat dan beralih ke aset dengan prospek imbal hasil yang lebih baik seperti obligasi dan ekuitas. Pada bulan Maret ini lebih dari $4 miliar telah beralih dari nilai reksadana berbasis bullion yang diperdagangkan di bursa yang juga merupakan penurunan bulanan tertajam sejak September tahun kemarin. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Saham AS Ditutup Menguat Seiring Pernyataan The Fed

BESTPROFIT FUTURES MALANG (19/3) - Saham AS naik, menghentikan penurunan sebelumnya, setelah Federal Reserve mengatakan data pertumbuhan ekonomi telah dimoderasi, memicu spekulasi bahwa The Fed tidak akan terburu-buru untuk menaikkan suku bunga.
Indeks Standard & Poor 500 menguat 1,2 % ke level 2,099.26 pada pukul 16:00 sore waktu New York. Indeks Russell 2000 naik 0,8 % ke rekornya. Indeks Nasdaq Composite meningkat 0,9 %, dan secara singkat naik kembali di atas level 5.000.
Bank sentral mengatakan kenaikan suku bunga pada bulan April kemungkinan tidak akan terjadi dan tidak akan melakukan pengetatan sampai "yakin" inflasi akan kembali ke targetnya dan selanjutnya pasar tenaga kerja akan meningkat. The Fed juga akan "bersabar" dalam menaikkan suku bunga.
Federal Reserve menurunkan perkiraan rata-ratanya terkait suku bunga di akhir tahun 2015 ini sebesar 0,625 %, dibandingkan dengan 1.125 % pada perkiraan bulan Desember tahun kemarin. Perkiraan rata-rata pada akhir tahun 2016 menurun menjadi 1.875 % dari sebelumnya sebesar 2,5 %, menurut ringkasan triwulan Federal Open Market Committee (FOMC) dari perkiraan ekonomi. (knc)
Sumber : Bloomberg

Bursa Eropa Berakhir Menguat Diikuti Saham Inggris

BESTPROFIT FUTURES MALANG (19/3) - Bursa saham Eropa naik diikuti saham Inggris setelah presentasi anggaran dan ekuitas Swedia melonjak setelah menurunkan suku bunga.
Indeks Stoxx Europe 600 naik 0,3 % ke level 398,65 pada penutupan perdagangan, menghapus penurunan sebelumnya sebesar 0,4 %. Investor juga menunggu keputusan kebijakan Federal Reserve untuk menetukan waktu kenaikan suku bunga.
Indeks FTSE 100 Inggris menguat 1,6 % terkait Menteri Keuangan Britania Raya George Osborne menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Inggris untuk tahun 2015 dan 2016. Indeks OMX Stockholm 30 melonjak 1,7 % ke rekornya karena bank sentral Swedia memangkas suku bunga acuan dan diperluas program pelonggaran kuantitatif.
Perusahaan pembuat mobil catat penurunan terburuknya di antara 19 kelompok industri, dengan saham Bayerische Motoren Werke AG anjlok sebesar 4,2 % setelah memperkirakan melambatnya pertumbuhan laba pada tahun 2015. Indeks auto jatuh untuk hari kedua, setelah pada hari Senin naik ke rekornya. (knc)
Sumber : Bloomberg

Tuesday 17 March 2015

Iron Man Hadiahkan Lengan Robotik

BESTPROFIT FUTURES MALANG (18/3) - Robert Downey Jr. yang memainkan peran sebagai Tony Stark dalam film laga Iron Man tergugah hatinya untuk menghadiahi lengan robotik buatan kepada seorang anak yang memerlukan.
Dalam suatu tayangan video yang diunggah ke YouTube, Iron Man melibatkan diri dalam menghadiahkan sebuah lengan bionik kepada Alex Pring, seorang bocah lelaki berusia 7 tahun yang memerlukannya.
Dari situs web University of Cental Florida (UCF), disebutkan bahwa kerja bersama ini melibatkan Albert Manero, seorang mahasiswa S3 bidang mekanika dari UCF.
Mahasiswa penerima beasiswa Fulbright ini memimpin Limbitless Solutions yang secara sukarela menggagas penciptaan lengan-lengan bionik dengan cetakan 3D untuk diberikan kepada anak-anak yang membutuhkan. Bocah penerima lengan buatan dari Iron Man itu dilahirkan dengan lengan kanan yang tidak tumbuh secara sempurna.
Microsoft OneNote mendukung gagasan ini melalui “The Collective Project”, yaitu kampanye yang bertujuan mempertunjukkan bagaimana teknologi menggalang upaya bersama untuk mengubah dunia.

Sumber : Liputan6

Bursa AS Tumbang Jelang Pernyataan The Fed

BESTPROFIT FUTURES MALANG (18/3) - Bursa Amerika Serikat (AS) tumbang ditandai jatuhnya indeks saham Dow dan S&P 500 akibat meningkatnya kegelisahan menjelang pernyataan Federal Reserve (The Fed). Hanya indeks Nasdaq yang berakhir lebih tinggi.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 128,34 poin, atau 0,71 persen ke posisi 17.849,08. Indeks S & P 500 kehilangan 6,91 poin atau 0,33 persen menjadi 2.074,28 poin dan Nasdaq Composite menambahkan 7,93 poin, atau 0,16 persen, ke level 4.937,44 melansir laman Reuters.

Pelemahan ini dipicu investor cemas menanti keputusan Komite Pasar Terbuka The Fed yang akan memulai pertemuan kebijakan dua hari, yang akan diikuti dengan pernyataan dari Ketua Fed Janet Yellen.

Sebagian besar ekonom memperkirakan Fed akan tetap menjalankan rencananya menaikkan suku bunga. Strategi pasar mengatakan dengan atau tanpa perubahan dalam bahasa, the Fed mungkin masih berada di jalur untuk menaikkan suku awal Juni.

"Orang-orang menunggu untuk Fed untuk memberikan sedikit kejelasan," kata Michael O'Rourke, Kepala Strategi Pasar JonesTrading di Greenwich, Connecticut.

Selain kecemasan tentang pernyataan Fed, opsi kadaluarsa juga telah berkontribusi terhadap volatilitas bursa AS, menurut Bruce Zaro, Kepala Strategi Teknis, Bolton Global Asset Management di Boston.

Sementara tingkat yang lebih tinggi akan menjadi tanda kekuatan dalam ekonomi AS, beberapa investor mempertanyakan apakah ekonomi cukup kuat untuk menangani peningkatan biaya pinjaman.

Sekitar 6,1 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, di bawah rata-rata 6,6 miliar untuk bulan sampai saat ini, menurut BATS Global Markets.(Nrm)


Sumber : Liputan6

Sentimen The Fed Menekan Dolar Australia

BESTPROFIT FUTURES MALANG (18/3) - Dolar Australia melemah menyusul Federal Reserve AS memulai melaksanakan pertemuan yang akan berlangsung selama 2 hari kedepan terkait kebijakan moneter.

Pukul 7 pagi ini waktu Australia, Aussie diperdagangkan di level US76.18c atau turun dari level US76.29c pada Selasa kemarin.

Sementara itu Dolar AS naik terhadap mata uang lainnya akibat Federal Open Market Committee The Fed mulai melaksanakan pertemuan terkait pembahasan suku bunga.

Para trader melakukan aksi wait and see terkait pengumuman resmi pada Kamis pagi besok guna mempertimbangkan apabila The Fed mengganti istilah "patience" dalam kemungkinannya menaikkan suku bunga.

Sedangkan melemahnya harga komoditas dan naiknya dolar AS juga memberikan tekanan kepada dolar Australia.

Mata uang Negeri Kangguru melemah pada hari Selasa kemarin setelah hasil pertemuan RBA (Reserve Bank of Australia) bulan Maret lalu meyakinkan para trader akan adanya pemangkasan suku bunga pada waktu terdekat ini. (bgs)

Sumber : MarketsSpectator

Para Investor Jual Aset ETP Tekan Emas Berjangka Ke Level 18 Pekan Terendah

BESTPROFIT FUTURES MALANG (18/3) - Emas berjangka turun ke level 18 pekan terendahnya terkait para investor keluar dari dana yang berbasis logam menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve.
Holdings pada produk yang diperdagangkan di bursa emas kemarin merosot selama 14 hari beruntun, dalam jangka waktu terpanjang di lebih dari satu tahun terakhir. Hampir 90 % dari para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memprediksikan bahwa pejabat The Fed akan bersabar untuk menaikkan suku bunga menurut pernyataan kebijakan pada akhir pertemuan mereka pada hari Rabu.
Logam mulia telah jatuh sebesar 3 % pada tahun 2015 karena meningkatnya kekhawatiran, mengirim para investor untuk aset dengan prospek hasil yang lebih baik terkait obligasi dan saham. Manajer investasi telah menurunkan spekulasi tingkat pembelian emas selama 6 minggu berturut-turut, dan aset ETP berada di level terendahnya sejak 21 Januari lalu.
Emas berjangka untuk pengiriman bulan April turun 0,4 % untuk menetap di level $ 1,148.20 per ons pada pukul 1:43 siang di Comex New York. Harga emas menyentuh level $ 1,141.60, yang merupakan level terendahnya sejak 7 November, sementara logam mencapai level $ 1,130.40 merupakan level terendah dalam 4 tahun terakhir. (knc)
Sumber : Bloomberg

Saham Komoditi Melemah Antarkan Bursa AS Ditutup Menurun

BESTPROFIT FUTURES MALANG (18/3) - Saham AS turun dari reli terbesarnya dalam lebih dari sebulan terakhir seiring saham komoditas dan konsumen melemah jelang keputusan tingkat suku bunga Federal Reserve.
Indeks Standard & Poor 500 turun 0,3 % ke level 2,074.17 pada pukul 16:00 sore waktu New York, setelah sebelumnya mengalami penurunan sebesar 0,8 %. Indeks Nasdaq Composite naik 0,2 %, didorong oleh saham Apple Inc dan Facebook Inc.
Indeks S&P 500 telah melemah sebesar 2 % dari rekornya sejak 2 Maret lalu terkait munculnya kekhawatiran bahwa penguatan mata uang dolar akan mengurangi laba perusahaan. Pejabat The Fed akan mengkaji perekonomian dan menentukan waktu kenaikan suku bunga pertama sejak 2006 silam. The Fed akan bersabar untuk menentukan kenaikan suku bunga. (knc)
Sumber : Bloomberg

Monday 16 March 2015

Harga Minyak Sentuh Level US$ 43/Barel Terendah dalam 6 Tahun

BESTPROFIT FUTURES MALANG (17/3) - Harga minyak dunia merosot 2 persen pada perdagangan Senin pekan ini dengan harga acuan minyak mentah Amerika Serikat (AS) sentuh level terendah dalam enam tahun.
Hal itu didorong dari kenaikan hasil produksi minyak AS dan Libya. Ditambah kemungkinan kesepakatan mengakhiri sanksi nuklir terhadap Iran sehingga mendorong produksi minyak bertambah di pasar.
Harga minyak Brent ditutup melemah US$ 1,23 ke level US$ 53,44 per barel. Level ini terendah dalam enam tahun.
Sementara itu, harga minyak mentah acuan AS melemah 96 sen ke level US$ 43,88. Harga minyak itu turun mendekati 2 persen dari level terendah pada Maret 2009 sekitar US$ 42,85. Analis teknikal melihat, harga minyak bisa sentuh US$ 37.

Penyedia data memperkirakan, ada sekitar 3 juta barel minyak di Cushing, Oklahoma. Adanya kekhawatiran AS akan menyentuh produksi tertinggi telah menambah kekhawatiran di pasar.
Menurut sumber, Libya juga mencatatkan produksi minyak mencapai 490 ribu barel per hari. Kenaikan ini mencapai dua kali lipat.
Mengutip laman Reuters, Selasa (17/3/2015), AS dan Iran juga akan mencapai kesepakatan soal sanksi nuklir. Iran menyatakan akan menaikkan ekspor minyak bila sanksi telah dicabut. Hal itu menambah tekanan ke harga minyak.
"AS banjir pasokan minyak, dan produksi lain dari seluruh dunia juga belum mereview produksinya. Pertanyaannya hingga kapan penampungan minyak dapat bertahan sebelum full kapasitas," ujar Gene McGillian, Senior Market Analyst Tradition Energy.
Societe Generale memperkirakan, pasokan minyak sekitar 1,6 juta bpd, dan akan sentuh 1,7 juta bpd pada kuartal II. "Ini pertanda penurunan harga minyak," kata Analis Societe Generale, Michael Wittner. (Ahm/)

Sumber : Liputan6

Jelang Pertemuan The Fed Seret Dolar Turun dari Level 12 Tahun Tertinggi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (17/3) - Dolar melemah dari level tertingginya terhadap euro sejak tahun 2003 seiring data ekonomi menimbulkan keraguan terhadap luasnya pemulihan ekonomi AS jelang pertemuan pejabat Federal Reserve pekan ini untuk menetapkan kebijakan moneter.
Indeks mata uang terhadap mata uang utama turun setelah catat kenaikan dalam 4 pekan terakhir, terkait langkah manufaktur dan produksi industri menurun. Dolar AS menguat di tengah spekulasi The Fed yang akan menghapus atau mengubah komitmennya untuk "bersabar" pada waktu kenaikan suku bunga. Para pembuat kebijakan memulai pertemuan selama dua hari di Washington, dimulai hari Selasa.
Mata uang dolar melemah 0,7 % ke level $ 1,0571 per euro pada pukul 4:04 sore waktu New York setelah sebelumnya mencapai level $ 1,0458, yang merupakan level tertingginya sejak Januari 2003 silam. Mata uang AS sedikit berubah pada level 121,41 yen.
Indeks Spot Dolar Bloomberg, yang melacak dolar AS terhadap 10 mata uang utama turun 0,4 % ke level 1,216.70. Hari Jumat kemarin mencapai level 1,222.12, level tertingginya berdasarkan harga penutupan untuk kembali ke tahun 2004. (knc)
Sumber : Bloomberg

Emas Kembali Kehilangan Kemilaunya Jelang Pertemuan Federal Reserve

BESTPROFIT FUTURES MALANG (17/3) - Emas diperdagangkan dengan bergerak mendekati level 3 bulan terendahnya menyusul aksi wait and see para investor  terhadap pertemuan Federal Reserve.

Hal utama yang menjadi perdebatan pada pertemuan The Fed pekan ini yaitu mengenai apakah perekonomian AS telah mendapatkan dukungan yang cukup untuk menjamin komitmen yang menunda kenaikan suku bunga pinjaman. Sementara itu, para manajer investasi telah menurunkan spekulasinya terkait lonjakan pembelian emas pada pekan ke-6 secara beruntun ditengah berkembangnya spekulasi bahwa AS akan menaikkan suku bunga.

Emas berjangka untuk pengiriman bulan April naik 0.1% dengan ditutup di level $1,153.20 per ounce pukul 1:37 siang ini waktu New York di Comex. Pada 11 Maret kemarin emas sempat mencapai level $1,146.50 sekaligus level terendah sejak 1 Desember tahun lalu. Logam mulia tersebut telah mencatatkan penurunan mingguan keduanya secara beruntun.

Hasil pertemuan The Fed akan diumumkan pada tanggal 18 Maret mendatang pukul 2 siang waktu Washington. Kenaikan pada pasar tenaga kerja telah meningkatkan peluang Bank Sentral AS untuk menaikkan suku bunga, sehingga memangkas daya tarik emas dan mengantarkan para investor kepada aset dengan prospek imbal hasil yang lebih baik seperti obligasi dan ekuitas.

Sementara Perak berjangka untuk pengiriman bulan Mei mendulang gain 0.8% ke level $15.617 per ounce di Comex yang sekaligus membukukan kenaikan keduanya pada sesi ke-3.

Sedangkan Platinum berjangka untuk pengiriman bulan April turun 0.7% ke level $1,107.90 per ounce di New York Mercantile Exchange. Harga platinum sempat mencapai level $1,105 yang merupakan level terendah sejak Juli 2009 silam dan Palladium berjangka untuk pengiriman bulan Juni anjlok 1.1% ke level $780.10 per ounce. (bgs)

Sumber : Bloomberg

Indeks S&P 500 Melonjak Tajam dalam 5 Pekan Terakhir

BESTPROFIT FUTURES MALANG (17/3) - Indeks Standard & Poor 500 mengalami kenaikan terbesarnya sejak 3 Februari lalu, di tengah transaksi perusahaan dan karena para investor mempertimbangkan waktu kenaikan suku bunga setelah data ekonomi yang lebih rendah dari perkiraan.

Perusahaan perawatan kesehatan dalam Indeks S&P 500 menguat 2,2 % seiring perusahaan Salix Pharmaceuticals Ltd mengambil alih penawaran sebesar $ 11.1 miliar dari Valeant Pharmaceuticals International Inc. Saham Life Time Fitness Inc melonjak 5,2 % setelah menyetujui untuk dibeli oleh perusahaan ekuitas swasta.

Indeks S&P 500 naik 1,3 % ke level 2,081.00 pada pukul 04:00 sore waktu New York, dan bergerak di atas harga rata-rata selama 50 hari terakhir.

Imbal hasil obligasi tenor 10-tahun sebelumnya melemah lima basis poin menjadi 2,06 %, yang merupakan level terendahnya dalam dua minggu terakhir.

Indeks S&P 500 telah kehilangan 1,8 % dari rekornya pada tanggal 2 Maret, terkait penguatan mata uang dolar dapat memicu pertumbuhan laba dan meredam kekhawatiran dari proyek investor. Indeks mata uang terhadap mata uang utama turun, setelah catat kenaikan dalam 4 pekan terakhir, sebelum pejabat The Fed memulai pertemuan selama dua hari. (knc)

Sumber : Bloomberg

Saham Eropa Memperpanjang Level 7 Tahun Tertinggi pada Sesi Penutupan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (17/3) - Saham Eropa memperpanjang kenaikan, dengan ekuitas Jerman mencapai rekor terbarunya.

Indeks Stoxx Europe 600 naik 0,9 % ke level 400,18 pada penutupan perdagangan di London, dengan perusahaan pembuat mobil terkemuka mengalami gain. Indeks DAX Jerman menguat 2,2 %, melebihi level 12.000 untuk pertama kalinya. Indeks Swiss Market naik 0,9 %, memperoleh kembali kerugian seiring bank sentral negara tersebut memangkas saham kecil terhadap mata uang euro.

Bank Sentral Eropa memulai program pelonggaran kuantitatif yang membantu mendorong Indeks Stoxx 600 naik selama pekan keenam. Indeks tersebut pada hari Senin ditutup di level tertingginya sejak Juni 2007 lalu dan sebesar 1,3 % dari tercapai rekornya ditahun 2000.

Indeks DAX telah rally sebesar 24 % pada tahun ini, dengan K + S AG dan Merck KGaA memimpin kenaikan pada hari Senin. Indeks Swiss SMI telah menguat sebesar 17 % dari level terendahnya pada bulan Januari. Para pejabat Swiss National Bank (SNB) sedang mempersiapkan prakiraan pertumbuhan ekonomi pertama mereka untuk menilai dampak dari langkah tersebut, dan Presiden Thomas Jordan akan memberikan pandangan mereka pada tanggal 19 Maret mendatang.

Indeks Stoxx 600 naik seiring perusahaan pembuat mobil menguat lebih dari 2,2 %, diikuti saham Volkswagen AG dan Daimler AG melonjak lebih dari 2,8 %. (knc)

Sumber : Bloomberg

Sunday 15 March 2015

Dolar Pertahankan Penguatan Terkait Outlook Suku Bunga AS

BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/3) - Dolar mempertahankan reli pada pagi ini, perdagangan berada di dekat level tertinggi 12-tahun terhadap euro setelah investor mempertimbangkan timeline untuk suku bunga AS yang lebih tinggi menjelang pertemuan Federal Reserve dalam minggu ini. Minyak mentah memperpanjang kemerosotannya.
Greenback berada di level $ 1,0498 per euro pada pukul 8:16 pagi di Tokyo, setelah mencapai level terkuat sejak Januari 2003. Dolar mempertahankan gain mingguan 0,4% versus mata uang Australia dan Selandia Baru. Indeks Standard & Poor 500 berjangka tergelincir 0,1% menyusul penurunan 0,6% dalam indeks saham AS pada hari Jumat, sementara saham-saham Australia terkoreksi dan indeks saham berjangka Jepang berakhir mixed. Di sektor komoditi, minyak turun lebih dari 1,7% di Amerika Serikat dan London di tengah kekhawatiran atas berkepanjangannya kelimpahan minyak di pasar.
Indeks Bloomberg Dollar Spot berada pada dekade tinggi setelah prospek kenaikan suku bunga AS menopang daya tarik relatif greenback terhadap rekan-rekan mata uang global. Gubernur bank sentral dari Eropa hingga Asia melakukan pelonggaran kebijakan untuk meningkatkan ekspansi, dengan Perdana Menteri China, Li Keqiang menjanjikan dalam pidatonya di stasiun televisi lokal pada akhir pekan untuk melakukan intervensi jika pertumbuhan ekonomi negara tersebut tertinggal terlalu jauh. Sementara Indonesia mencatatkan perdagangan data pada hari Senin dan India akan melaporkan harga grosir, sebelum pertemuan The Fed pada tanggal 17-18 Maret.(frk)
Sumber: Bloomberg

Sentimen Domestik Warnai Laju IHSG

BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/3) - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat pada perdagangan saham awal pekan ini. Hal itu seiring rilis pemerintah soal paket kebijakan ekonomi sehingga dapat menolong gerak Rupiah.

Analis PT Lautandhana Securindo, Willy Sanjaya menuturkan, pelaku pasar diharapkan dapat merespons positif paket kebijakan ekonomi untuk menstabilkan rupiah. Dengan respons positif itu diharapkan dapat mengangkat IHSG di awal pekan ini. Willy memperkirakan, IHSG akan bergerak di kisaran 5.425-5.550.

"Sentimen masih dari dalam negeri. Kami harapkan rupiah kembali menguat. Paket kebijakan ekonomi pemerintah iya pasti beri sentimen," ujar Willy saat dihubungi Liputan6.com, yang ditulis Senin (16/3/2015).

Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya mengatakan, IHSG masih akan melanjutkan pola uptren yang menuju target resistance 5.547 masih terus berlangsung.

"Selama support terdekat 5.401 masih kuat menghadapi ujian, maka potensi IHSG untuk menembus target resistance 5.547 masih cukup besar," kata William.

Ia menambahkan, proses gerak IHSG itu akan ditunjang dari rilis data ekonomi seperti BI Rate, dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS).

Sumber : Liputan6

Hari Ini Minyak Mentah Bisa Turun Lagi, Kenaikan Pasokan Non-OPEC Penyebabnya

BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/3) - Harga minyak mentah di bursa komoditas Amerika Serikat kembali melemah signifikan pada akhir perdagangannya Sabtu dini hari lalu (16/3). Harga komoditas ini terpenggal turun dan mencapai posisi paling rendah sejak tanggal 28 Januari lalu.
Pelemahan harga minyak mentah terjadi setelah International Energy Agency menyatakan bahwa pasokan minyak mentah global masih tinggi dan terus bertambah. Produksi minyak mentah di Amerika Serikat juga tidak menunjukkan tanda-tanda melambat.
Meskipun output OPEC turun di bulan Februari pasokan global justru bertambah sebesar 1,3 juta barel per hari dibandingkan bulan Februari tahun 2014 lalu. Tingkat produksi saat ini menjadi 94 juta bph didorong oleh kenaikan 1,4 juta bph dari negara-negara non-OPEC.
Harga minyak mentah berjangka jenis WTI untuk kontrak April yang merupakan kontrak paling aktif saat ini ditutup dengan pelemahan sebesar 2,21 dollar atau 4,7 persen di level 44,84 dollar per barel.
Sementara itu harga minyak mentah Brent untuk kontrak bulan April terpantau turut mengalami penurunan yang signifikan. Harga ditutup melemah sebesar 2,16 dollar menjadi 55,13 dollar per barel.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga minyak mentah jenis WTI kontrak paling aktif pada perdagangan hari ini berpotensi untuk melanjutkan pelemahannya. Dominannya sentimen negatif pembengkakan pasokan minyak mentah global menjadi faktor utama yang menekan harga komoditas tersebut.
Untuk perdagangan hari ini harga minyak mentah WTI kontrak April diperkirakan akan mengalami level resistance di 48,00 dollar. Resistance selanjutnya ada di 50,00 dollar. Jika terjadi pelemahan harga akan menemui support pada posisi 42,00 dollar dan 40,00 dollar.

Sumber : Vibiznews

Modal Nekat, Pria Ini Kini Masuk Jajaran Orang Terkaya Dunia

BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/3) - Pantang menyerah dan tekad yang kuat merupakan dua modal utama Christos Lazari untuk menjadi salah satu miliarder terkaya di dunia. Di usia 16 tahun, dia meninggalkan keluarganya di kota kecil di Siprus dan pindah ke London.

Saat itu, Lazari yang baru berusia 16 tahun hanya berbekal 20 pound sterling di sakunya.

"Saya merasa bahwa rumput di London selalu lebih hijau dari manapun. Saya tak perlu berpikir dua kali untuk pindah ke sana meski tanpa uang," ujarnya seperti dikutip dari laman Forbes, Senin (16/3/2015).

Kala itu, demi memenuhi keperluannya, Lazari mencuci piring kotor dan melayani pengunjung restoran. Semua itu dia lakukan untuk menabung demi pendidikannya.

Setelah uangnya cukup dia lantas mendaftar ke London Fashion Design. Dia lantas membuat label fashion sendiri, Drendie Girl.

Di awal, bisnisnya tentu tak lancar dan terhalang banyak hambatan. Tapi dia akhirnya mampu menjadi salah satu riteler di High Street London.

Tapi pada 1978, dia merasa itu waktu yang tepat untuk diversifikasi. Dia lantas megnambil untung dari penjualannya dan mulai menanam saham di bisnis properti.

Lazari, yang perusahaan investasinya kini memiliki properti seluas 2,64 juta kaki persegi telah menjadi salah satu miliarder terkaya di dunia. Dia menjadi salah satu dari 290 miliarder baru tahun ini. Sebagian besar propertinya terdiri dari ruang perkantoran. (Sis/Ndw)SiskS


Sumber : Liputan6

Harga Emas Bisa Menguat ke US$ 1.400 per Ounce

BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/3) - Pada Januari 2015, harga emas sempat menguat hingga US$ 1.300 per ounce saat harga-harga saham melemah. Namun hanya dalam dua bulan, harga emas telah merosot lebih dari 11 persen dari level tertingginya menjadi US$ 1.150 per ounce.

Semua penguatan harga emas terhapus setelah dolar Amerika Serikat (AS) menguat dalam beberapa minggu. Tapi harga emas dapat kembali ke level US$ 1.400 per ounce tahun ini.

Mengutip laman CNN Money, Senin (16/3/2015), harga emas seringkali dipandang sebagai mata uang alternatif. Emas berfungsi dengan baik saat para investor khawatir mengenai proyeksi tender yang dicetak pemerintah.

Secara mengejutkan, beberapa ahli masih yakin harga emas akan bergerak menguat. Analis perusahaan manajemen keuangan DoubleLine Jeffrey Gundlach melaporkan, harga emas dapat berbalik ke harga US$ 1.400 per ounce.

Alasannya, yield obligasi negatif di Eropa akan membuat emas tampak lebih menarik. Emas merupakan aset yang selalu tampi menakjubkan di tengah inflasi dan deflasi.

Dengan kata lain, saat para pelaku pasar takut akan sesuatu, mereka akan cenderung mencari emas. Dan rate obligasi yang negatif merupakan tanda dari kekhawatiran deflasi.

Para investor akan terdorong oleh jatuhnya harga emas dan berpikir obligasi tersebut menjadi risiko.

Gundlach tetap menganggap harga emas akan menguat terlebih setelah Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) menaikkan suku bunganya. Meski harga dolar akan menguat, dan berdampak buruk bagi emas dalam jangka pendek, Gundlach tetap yakin dalam jangka panjag harga emas akan pulih. (Sis/Ndw)


Sumber : Liputan6

Thursday 12 March 2015

Pasar Saham AS Menguat Ditopang Sektor Perbankan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (13/3) - Pasar saham AS mencetak kenaikan dibantu penjualan ritel yang lebih lemah dan terhentinya penguatan dolar Amerika Seirkat (AS) serta prospek suku bunga.
Kenaikan mengangkat indeks Dow dan S & P 500 kembali ke wilayah positif di tahun ini.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 259,83 poin atau 1,47 persen ke posisi 17.895,22. Sementara indeks S&P 500 naik 25,71 poin atau 1,26 persen menjadi 2.065,95.

Ini menjadi persentase keuntungan terbesar bagi Dow dan S & P 500 dalam waktu kurun satu bulan. Adapula indeks Nasdaq Composite bertambah 43,35 poin, atau 0,89 persen ke posisi 4.893,29.
Kenaikan ini dipicu rally saham perbankan setelah Federal Reserve melakukan pemeriksaan tahunan pada industri ini. Saham sektor keuangan pada indeks S & P naik 2,2 persen dan menjadi pemenang terbesar hari ini.
Penjualan ritel secara tak terduga turun untuk bulan ketiga pada Februari, yang membantu rebound euro selama 12 tahun terendah terhadap dolar.
Pelemahan saham baru-baru ini di didorong oleh data pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan yang menggarisbawahi pandangan Fed bisa menaikkan suku pada awal Juni.

"Bagi saya, hal itu menunjukkan mungkin itu bergerak kenaikan tarif lebih dekat memiliki potensi dampak yang berkaitan dengan dolar AS yang terus menguat, dan itu menjadi angin untuk pertumbuhan dan pendapatan bagi banyak perusahaan yang melakukan bisnis di luar AS," kata Bucky Hellwig, Wakil Presiden Senior di BB & T Wealth Management di Birmingham, Alabama.

Saham Citigroup (CN) naik 3,3 persen menjadi US$ 54,08. Namun saham Bank of America (BAC.N) tergelincir 0,1 persen menjadi US$ 16,09.

Sekitar 6,5 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, dibandingkan dengan 6,6 miliar rata-rata untuk bulan sampai saat ini, menurut data dari BATS Global Markets.(Nrm)


Sumber : Liputan6

Korea Selatan Punya Kecepatan Internet Paling Tinggi di Seluruh Dunia

BESTPROFIT FUTURES MALANG (13/3) - Korea Selatan dinobatkan sebagai negara dengan yang memiliki kecepatan internet tercepat di dunia. Menurut laporan tren global online yang dikeluarkan oleh Korea Tourism Organization pekan ini. Perusahaan riset bernama Statista, yang berbasis di Jerman ini menempatkan Korea Selatan berada diperingkat 1 dalam hal kecepatan internet hingga kuartal ketiga 2014.
Statista mengatakan bahwa pengguna internet di Korea Selatan memiliki pengalaman berselancar dengan kecepatan rata-rata 25Mbps per detik, ini berarti 5,6 kali rata-rata kecepatan secara global. Di bawah Korea Selatan ada Hong Kong, diikuti Jepang, Swiss, Swedia, Belanda dan Irlandia. Sedangkan di posisi 10 ditempati oleh Latvia, Republik Ceko dan Singapura.
Bukan itu saja, Korea Selatan juga termasuk sebagai negara dengan pengguna internet terbanyak di dunia, yang menempati urutan ke 12. Dalam hal populasi pengguna internet, urutan teratas diduduki oleh Tiongkok dengan jumlah 641,6 juta, diikuti oleh Amerika Serikat dengan 280 juta, India pada 240 juta, Jepang dengan jumlah 109 juta, dan Brasil dengan jumlah 107,8 juta.

Sumber : Vibiznews

Emas Catat Gain Pertama Dalam Tiga Sesi

BESTPROFIT FUTURES MALANG (13/3) - Emas berjangka pada Kamis mencatatkan kenaikan pertama dalam tiga sesi terakhir, karena melemahnya dolar AS sehingga mendorong emas rebound dari level terendah dalam waktu sekitar empat bulan terakhir.

Emas untuk pengiriman April naik ke level US $ 1,30, atau 0,1%, untuk menetap di level $ 1,151.90 per ounce di Comex pasca menghitung-hitung penurunannya sebesar 1,4% selama dua sesi perdagangan terakhir. Harga penurtupan hari Rabu kemarin merupakan level terendah sejak awal November lalu.

Indeks Dolar pada hari Kamis turun terhadap mata uang utama lainnya terkait berita bahwa penjualan ritel AS turun untuk bulan ketiga secara berturut-turut pada bulan Februari lalu. Sementara itu, klaim pengangguran mingguan turun lebih dari yang diharapkan.

Harga emas tertekan pada Rabu kemarin ketika indeks dolar naik, karena pelemahan mata uang euro ke level hampir 12 tahun terakhir terhadap dolar. (vck)

Sumber: MarketWatch

Saham AS Rebound dari Aksi Selloff

BESTPROFIT FUTURES MALANG (13/3) - Saham AS rebound dari aksi selloff selama dua hari terakhir didorong oleh reli saham perbankan dan penurunan penjualan retail mendorong kasus the Fed akan tetap menjaga tingkat suku bunga rendahnya. Dolar turun dari level 12 tahun tertingginya terhadap euro.
Indeks S&P 500 melonjak sebesar 1.3 persen pukul 4 sore waktu New York pasca terkoreksi 1,9 persen dalam dua sesi sebelumnya. Dolar melemah 0,7 persen ke level $1.062 per euro. Obligasi imbal hasil tenor 10 tahun stagnan di kisaran 2.11 persen. Minyak mentah AS ditutup pada level enam pekan terendahnya terkait meningkatnya produksi minyak yang dapat menambah banjirnya pasokan minyak global.
Penjualan ritel AS secara tak terduga turun pada bulan Februari untuk bulan ketiga berturut-turut, sementara klaim pengangguran menurun lebih dari perkiraan, laporan menunjukkan pada Kamis pagi. Spekulasi bahwa Federal Reserve bergerak lebih dekat untuk meningkatkan suku bunga seiring mitra di Eropa dan Asia melonggarkan kebijakan mengirim Indeks Bloomberg Dollar Spot naik 3,6 persen dalam enam hari terakhir.
Penjualan ritel turun 0,6 persen pasca penurunan 0,8 persen pada Januari lalu, angka dari Departemen Perdagangan menunjukkan. Perkiraan rata-rata dari 86 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg menyerukan kenaikan sebesar 0,3 persen. (izr)
Sumber: Bloomberg

Saham Eropa Ditutup Stagnan Pasca Catat Gain Terbesar Dalam 6 Pekan

BESTPROFIT FUTURES MALANG (13/3) - Saham Eropa stagnan, pasca mencatat kenaikan terbesar dalam lebih dari enam pekan terakhir.
Indeks Stoxx Europe 600 turun kurang dari 0,1 % ke level 395,36 pada penutupan perdagangan hari ini. Sebelumnya Indeks tersebut memangkas kenaikan sebesar 0,4 % setelah sebuah laporan menunjukkan penjualan ritel AS pada bulan Februari secara tak terduga turun untuk bulan ketiga.
Indeks acuan Eropa naik 1,5 % ke level tertingginya dalam tujuh tahun terakhir kemarin, karena relinya saham eksportir. Indeks Stoxx 600 catat kenaikan sebesar 15 % tahun ini karena Bank Sentral Eropa (ECB) memulai pelonggaran kuantitatif untuk merangsang pertumbuhan dan meningkatkan inflasi. (vck)
Sumber: Bloomberg

Wednesday 11 March 2015

Coba Angkat Perekonomian, Tiongkok Tiru Indonesia Beralih Ke Investasi Infrastruktur

BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/3) - Pemerintah Tiongkok harus bekerja keras untuk memenuhi target ekspansi ekonominya di tahun ini terutama dalam hal menciptakan lapangan pekerjaan yang cukup. Seperti diketahui, Perdana Menteri Tiongkok, Li Keqiang, telah mengumumkan pekan lalu target baru  produk domestik bruto negaranya dapat bertumbuh di kisaran 7 persen tahun ini.
Target ini masih jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan target tahun lalu yang tercatat sebesar 7,5%, namun realisasi pertumbuhan ekonominya hanya mampu tumbuh sebesar 7,4%, terendah dalam 24 tahun terakhir.
Target lebih rendah yang dipatok tahun ini didasarkan pada pertimbangan kebutuhan dan kemungkinan adanya tantangan yang lebih besar. Adapun salah satu strategi yang akan mereka lakukan dalam mengubah perekonomian negaranya yaitu dengan beralih yang semula fokus pada produksi industri manufaktur ke industri yang dapat memberikan nilai tambah serta melakukan inovasi.
Selain itu pemerintah juga telah merencanakan defisit anggaran hingga 1,62 triliun yuan ($ 259.000.000.000) untuk tahun ini, dimana pengeluaran publik tahun 2015 ini akan difokuskan pada proyek-proyek infrastruktur seperti jalan dan rel kereta api, pembangunan kembali daerah-daerah kumuh, upgrade sistem drainase perkotaan dan jaringan irigasi di daerah pedesaan.
Hal ini dilakukan karena mengingat masih tingginya kelebihan kapasitas di bidang manufaktur dan pasar real-estate, sehingga pengeluaran untuk infrastruktur dapat menjadi pusat untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi. 
Pemerintah pusat Tiongkok sendiri telah menyampaikan keinginan mereka agar para investor swasta dapat berperan lebih besar terhadap perekonomian dalam negeri, misalnya dengan berinvestasi di bidang infrastruktur jalan raya tol atau jaringan kereta api. Kemitraan dalam bentuk Public Private Partnership (PPP) ini telah menjadi sebuah kata kunci utama dalam lingkaran ekonomi Tiongkok selama beberapa tahun terakhir sebagai suatu bentuk upaya pemerintah dalam mempercepat ekspansi pertumbuhan ekonomi.
Sayangnya, keinginan pemerintah ini sedikit terhambat pasalnya dari 80 proyek percontohan PPP yang telah diluncurkan pada akhir Mei tahun lalu, hanya 49 proyek yang mendapat dukungan dari investor swasta. Tindakan yang dilakukan pemerintah negara ekonomi besar kedua ini sama dengan upaya pemerintah Jokowi yang juga fokus kepada investasi infrastruktur.

Sumber : Vibiznews

Emas Catat Penurunan Terpanjang dalam Enam Tahun Terakhir

BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/3) - Emas menuju penurunan terpanjang dalam enam tahun terakhir dan platinum jatuh ke level 67 bulan terendah seiring reli penguatan dolar pangkas permintaan untuk logam mulia sebagai aset alternative.
Dolar melonjak ke level tertinggi hampir dalam 12 tahun terakhir terhadap enam mata uang utama terkait spekulasi The Fed akan lebih dekat untuk menaikan suku bunga. Sementara itu, Bank Sentral Eropa (ECB) memulai pembelian obligasi. Spot emas mencapai level 14 pekan terendah.
Kepemilikan reksadana berbasis emas yang ditransaksikan di bursa turun untuk hari ke sepuluh berturut-turut, penurunan terpanjang sejak November. Para pembuat kebijakan lebih baik melakukan pengetatan lebih awal dan lebih bertahap daripada nanti dan cepat, Presiden The Fed Bank of Dallas Richard Fisher mengatakan dua hari lalu.
Emas untuk pengiriman segera turun sebesar 0,9 persen ke level $1,151.07 per ons pukul 01:44 waktu New York, menurut harga generik Bloomberg. Harga emas menuju penurunan hari kedelapan secara berturut, kemerosotan terpanjang sejak Maret 2009 lalu. Sebelumnya, logam menyentuh level $1,147.72, terendah sejak 1 Desember lalu.
Kepemilikan emas ETPS turun sebesar 5,5 metrik ton pada hari Selasa menjadi 1,653 ton, terendah sejak 26 Januari lalu, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Emas berjangka untuk pengiriman April turun sebesar 0,8 persen untuk menetap di level $1,150.60 di Comex di New York.
Spot platinum turun sebanyak 1,3 persen ke level $1,114.05 per ons, terendah sejak 14 Juli 2009.
Spot perak turun sebesar 1,9 persen ke level $15,376 per ons. Harga emas menuju penurunan hari kedelapan secara berturut-turut, kemerosotan terpanjang sejak April 2013 lalu. Sebelumnya, Perak menyentuh level $15,2977, terendah sejak 1 Desember. (izr)
Sumber: Bloomberg

Aksi Selloff Kirim Saham AS Ditutup Melemah

BESTPROFIT FUTURES MALANG (12/3) - Saham AS catat penurunan, pasca aksi jual saham besar-besaran dalam lebih dari dua bulan terakhir di tengah penguatan dolar, karena penurunan pada saham perusahaan consumer mengimbangi rebound saham perbankan.
Indeks Standard & Poor 500 turun 0,2 % ke level 2,040.42 pukul 04:00 sore di New York. Indeks tersebut turun di bawah harga RSI untuk 100 hari terakhir.
Penguatan dolar ke level tertinggi dalam 12-tahun terakhir terhadap mata uang euro mengirim saham AS turun kemarin, sehingga menghapus keuntungan untuk tahun ini terkait perhatian pendapatan dalam bentuk yang lebih buruk dari yang diakui investor. Indeks S&P 500 turun 0,8 % pada tahun ini, indeks tersebut membuntuti semua kenaikan pasar saham dari 24 negara kecuali satu. (vck)
Sumber: Bloomberg