Monday 5 May 2014

Pertumbuhan GDP Kuartal Pertama Indonesia Meleset dari Estimasi Ekonom

BESTPROFIT FUTURES (05/05) - Pertumbuhan ekonomi Indonesia telah meleset dari estimasi para ekonom dalam kuartal pertama setelah kenaikan suku bunga tahun lalu telah memangkas peminjaman serta investasi dari pihak asing.

Tingkat GDP naik 5.21% dalam tiga bulan yang berakhir pada 31 Maret lalu dari setahun sebelumnya, berdasarkan pernyataan dari pihak Biro Pusat Statistik hari ini di Jakarta. Yang dibandingkan dengan estimasi median dilevel 5.59% dalam survey Bloomberg yang terdiri dari 15 ekonom.

Bulan lalu pihak pemerintahan telah mengatakan rencananya untuk memangkas perkiraan anggarannya untuk pertumbuhan GDP di 2014 ke level 5.8% dari asumsi semula dilevel 6%, meskipun begitu, kondisi ekonomi terbesar di Asia Tenggara telah merenggut kembali tingkat keyakinannya ditahun ini seiring dengan siklus pengetatan suku bunga yang paling agresif selama kurun waktu delapan tahun terakhir di 2013 telah membantu kendali dalam jarak neraca berjalan serta meredam tingkat inflasi.

Mata uang rupiah diperdagangkan pada level 11,536 per dollar pada 11:13 pagi di Jakarta, berdasarkan perolehan harga dari bank lokal, yang merupakan perolehan gain terbesar tahun inni diantara mata uang Asia yang diperdagangkan secara luas berdasarkan penelusuran dari Bloomberg seiring dana pihak asing yang telah menuangkan sebesar $2.9 Milyar kedalam saham-saham Indonesia pada sinyal meningkatnya neraca perdagangan dan juga harapan pada reformasi dari sebuah pemerintahan yang baru setelah pemilu Presiden Juli nanti.

Kuartal lalu GDP Indonesia naik 0.95% dari tiga bulan sebelumnya. Yang dibandingkan dengan estimasi median untuk peningmatan sebesar 1.33% dalam survey Bloomberg.

Investasi dalam kuartal pertama tunbuh 14.6% dari setahun sebelumnya, laju yang lebih lambat dibandingkan dengan level 27% untuk selama setahun penuh, berdasarkan data pemerintah pada 24 April lalu.

Sementara otoritas jasa layanan keuangan negara tersebut memiliki target pinjaman perbankan sekitar 16 hingga 17% untuk 2014, dibandingkan dengan level 22% tahun lalu, berdasarkan pernyataan dari ketua Muliaman Hadad pada 4 April pekan lalu. (tito)

Sumber : Bloomberg