BESTPROFIT FUTURES MALANG (26/1) - Minyak
catat penurunan ke level terendah hampir enam tahun terakhir karena
data menunjukkan persediaan minyak mentah AS pada bulan Desember lalu
naik ke level tertinggi sejak tahun 1930 silam, sehingga meningkatkan
tanda-tanda melimpahnya pasokan global.
Kontrak
berjangka minyak turun sebesar 2,7 % di New York dan 1,9 % di London.
Stok minyak mentah di AS, sebagai konsumen minyak terbesar dunia, naik
7,4 % dari tahun lalu sampai akhir Desember lalu sebesar 383.5 miliar
barel, menurut American Petroleum Institute mengatakan dalam laporan
bulanan. Sementara Raja Salman Bin Abdulaziz di Saudi Arabian, yang
mengambil alih setelah kematian Raja Abdullah, ia mengatakan akan
mempertahankan kebijakan pendahulunya dalam pidatonya di televisi
nasional Saudi.
Minyak
mentah turun hampir 50 % tahun lalu karena AS memompa minyaknya pada
laju tercepat dalam lebih dari tiga dekade terakhir, sementara OPEC
berusaha untuk mempertahankan pangsa pasar dan menolak untuk memangkas
pasokan minyak. Sementara produsen diluar OPEC akan meningkatkan
produksi tahun ini pada laju lebih lambat dari perkiraan sebelumnya,
menurut laporan bulanan dari Badan Energi Internasional.
West
Texas Intermediate untuk pengiriman Maret turun ke level $ 1,24 dari
level $ 44,35 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile
Exchange dan berada di level $ 44,78 pukul 9:11 pagi di Seoul. WTI
turun 1,6 % ke level $ 45,59 pada 23 Januari lalu. Sementara volume
semua berjangka yang diperdagangkan sebesar 163 % di atas RSI 100-hari.
Harga tersebut turun 6,4 % pekan lalu.
Brent
untuk pengiriman Maret turun sebesar 94 sen ke level $ 47,85 per barel
di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Brent naik 0,6 %
ke level $ 48,79 per barel pada 23 Januari lalu. Acuan minyak mentah
Eropa lebih tinggi di level $ 3,41 dibandingkan WTI pada level $ 3,20
pada akhir pekan lalu. (vck)
Sumber: Bloomberg