Monday 18 May 2015

Ekspor Arab Saudi Meningkat Tekan Harga Minyak

BESTPROFIT FUTURES MALANG (19/5) - Harga minyak dunia tergelincir di awal pekan seiring dipicu kenaikan dolar Amerika Serikat (AS). Kenaikan harga minyak itu juga didorong dari kekhawatiran kelebihan pasokan minyak AS setelah Arab Saudi melaporkan ekspor minyak mentah tertinggi dalam hampir satu dekade.

Harga minyak Brent turun 54 sen menjadi US$ 66,27 per barel setelah sentuh level tertinggi US$ 67,88. Sementara itu, harga minyak acuan Amerika Serikat (AS) melemah 26 sen menjadi US$ 59,43 per barel.

Penurunan harga minyak ini mengikis keuntungan lebih dari US$ 1 per barel di tengah kekhawatiran gejolak di Timur Tengah. Selain itu, dolar AS naik lebih dari 1 persen terhadap sejumlah mata uang utama dalam tiga pekan ini.

Berdasarkan indeks komoditas telah turun 0,3 persen karena penguatan dolar AS. Ekspor minyak mentah Arab Saudi naik pada Maret ke level tertinggi juga membebani harga minyak di awal pekan ini.

"Dolar kembali menguat menegaskan keperkasaannya terhadap minyak. Meski pun ketegangan geopolitik  di Timur Tengah menunjukkan tak semua orang yakin dengan reli harga minyak yang terus menerus," kata Tariq Zahir, Analis Tyche Capital Advisors seperti dikutip dari Reuters, Selasa (19/5/2015).

Para analis pun memperkirakan, kalau kelebihan pasokan minyak terus berlanjut maka berdampak negatif terhadap harga minyak. Hal ini terjadi bila produksi minyak AS terus meningkat ditambah produksi OPEC tetap kuat.

Goldman Sachs juga menyatakan, kalau harga minyak Brent berada di level US$ 55 per barel pada 2020 dibandingkan sebelumnya di kisaran US$ 65. (Ahm/)


Sumber : Liputan6