Sunday 17 May 2015

Pendapatan Fiskal dan Investasi Tiongkok Meningkat, Upaya Recovery Sedikit Berhasil

BESTPROFIT FUTURES MALANG (18/5) - Seperti diketahui, Bank Sentral China (PBOC) kembali memangkas suku bunga acuannya pekan lalu untuk pinjaman sebesar 25 basis poin. Dengan pemangkasan tersebut suku bunga acuan pinjaman yang ditetapkan oleh PBOC di level 5,1 persen. Pemangkasan suku bungan yang dilakukan pada Mei 2015 ini adalah yang ke-3 kali nya terhitung sejak November 2014 lalu.
Pemangkasan suku bunga acuan ini dilakukan untuk mengantisipasi penurunan pertumbuhan ekonomi di negara tersebut yang terkontraksi akibat perlambatan ekonomi global.  Selama ini, pertumbuhan ekonomi Tiongkok selalu berada di level 10 persen. Namun akibat krisis global pertumbuhan ekonomi negara tirai bambu tersebut turun ke level 7 persen.
Dalam upayanya meningkatkan pertumbuhan ekonomi negaranya, pemerintah Tiongkok tidak hanya memaksimalkan kebijakan moneter saja, tetapi juga kebijakan fiskalnya. Pasalnya, belanja fiskal Tiongkok periode April dilaporkan melonjak 33,2 persen dari tahun sebelumnya, hal ini cukup mencerminkan upaya pemerintah untuk mendukung perekonomian yang melambat.
Pemerintah telah menetapkan defisit anggaran yang lebih besar untuk tahun 2015 dalam rangka meningkatkan pengeluaran dan memacu pertumbuhan ekonomi. Keputusan fiskal yang pro-aktif ini diambil pemerintah Tiongkok untuk mendukung kebijakan moneter longgar yang telah diambil oleh PBOC selama ini.
Sebagai informasi, belanja pemerintah di bulan April tercatat mencapai 1,25 triliun yuan ($ 201.570.000.000). Selama empat bulan pertama tahun 2015 ini, belanja fiskal tercatat naik 26,4 persen dari tahun sebelumnya. Dalam laporan yang dirilis Departemen Tiongkok tercatat bahwa pengeluaran fiskal untuk perlindungan lingkungan naik 30,5 persen dari tahun sebelumnya, sementara belanja transportasi juga melonjak 57,8 persen. Selain itu, pengeluaran untuk jaminan sosial dan tenaga kerja naik 16 persen dan pengeluaran untuk tunjangan perumahan naik 21,2 persen. 
Sementara itu, pendapatan fiskal tercatat naik 8,2 persen di bulan April dari tahun sebelumnya sedangkan penerimaan pajak penghasilan dari produsen di bulan April turun 4,5 persen dari tahun sebelumnya, pendapatan dari perusahaan properti turun 11,9 persen, sedangkan penerimaan pajak pertambahan nilai domestik justru naik 2,4 persen sementara pajak konsumsi naik 22,7 persen.
Tidak hanya belanja fiskal yang dilaporkan meningkat, tingkat belanja investasi asing langsung (FDI) di Tiongkok juga dilaporkan meningkat lebih cepat dari yang diharapkan pada bulan April lalu. FDI Tiongkok dilaporkan meningkat 10,5 persen (yoy) pada April lalu menjadi sebesar $ 9.600.000.000. Padahal sebelumnya para ekonom memperkirakan tingkat pertumbuhan melambat 2 persen dari 2,2 persen yang dilaporkan pada bulan Maret. Sedangkan selama Januari-April, investasi Tiongkok dilaporkan melonjak 36,1 persen dari periode yang sama tahun lalu menjadi sebesar $ 34.970.000.000.
Dengan meningkatnya jumlah belanja fiskal dan FDI di Tiongkok maka diharapkan pemerintah dapat mengoptimalkan setiap budget dan dana investasi yang tersedia untuk menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang cenderung stagnan bahkan melambat selama beberapa tahun belakangan. Proyek-proyek infrastruktur yang dinilai dapat menjadi kontributor terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok harus segera diselesaikan secepat mungkin.

Sumber : Vibiznews