Sunday 17 May 2015

Kinerja Ekspor Industri Catat Kenaikan, Kinerja Sahamnya Negatif

BESTPROFIT FUTURES MALANG (18/5) - Hari Jumat (15/5) Indonesia dilaporkan mengalami penurunan surplus dagang sebesar 59,78 persen dari US$ 1,13 miliar yang tercatat di bulan Maret 2015 menjadi sebesar US$ 454,4 juta di sepanjang April 2015. Badan Pusat Statistik (BPS) yang merilis angka tersebut menjelaskan bahwa berkurangnya surplus terjadi akibat penurunan ekspor minyak dan gas bumi (migas) akibat pelemahan harga komoditas tersebut.
Ekspor nonmigas produk industri pengolahan dilaporkan turun 5,69 persen. Jika dilihat dari kontribusinya terhadap total ekspor keseluruhan periode Januari-April 2015, industri pengolahan mengambil bagian terbesar yaitu sebesar 69,83 persen, sedangkan ekspor produk pertanian hanya tercatat sebesar 3,41 persen, dan ekspor tambang tercatat sebesar 13,03 persen.
Adapun beberapa komoditi yang termasuk dalam produk industri pengolahan pada Maret lalu terlihat mix dimana ekspor mesin/peralatan listrik yang sebelumnya mencatat kenaikan, pada April lulu mencatat penurunan sebesar 3,72 persen, hingga ekspor tercatat sebesar US$ 737,8 juta, lalu komponen karet dan barang dari karet mencatat kenaikan sebesar 10,79 persen menjadi US$ 549,9 juta, demikian juga dengan alas kaki mencatat kenaikan hingga 21,58 persen menjadi US$ 416,4 juta dan yang terakhir berbagai produk kimia yang mencatat kenaikan sebesar 20,91 persen menjadi sebesar US$ 252,8 juta.
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa ekspor industri pengolahan menunjukkan kenaikan di bulan April. Bahkan pertumbuhan industri pengolahan non migas kuartal I-2015 juga dilaporkan jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Apabila dilihat sejak tahun 2011 hingga kuartal I-2015 lalu, pertumbuhan industri non migas selalu di atas pertumbuhan ekonomi. Hanya pada tahun 2013 saja pertumbuhan industri non migas sedikit di bawah pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan industri pengolahan non migas pada 2019 mendatang diprediksi akan mampu mencapai target 8,38 persen. Hal ini karena peningkatan pertumbuhan industri disertai dengan meningkatnya kontribusi sektor industri pengolahan non migas terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional 2015 sebesar 21,22 persen dan pada 2019 mencapai 24,15 persen.
Adapun cabang industri yang tumbuh tinggi pada kuartal I-2015 antara lain industri kimia, farmasi dan obat tradisional sebesar 9,05 persen, industri logam dasar sebesar 8,66 persen, industri makanan dan minuman sebesar 8,16 persen, serta industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik sebesar 8,14 persen.
Analys Vibiz Research Center mengemukakan bahwa kinerja saham untuk sektor terkait di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tiga bulan ini yaitu sektor industri nampak menunjukkan kinerja yang negatif dimana indeks saham untuk sektor MISC-IND menunjukkan penurunan dalam 3 bulan terakhir sebesar 10,89 persen, demikian juga dengan indeks BASIC-IND masih bertahan dengan tren penurunan dalam 3 bulan terakhir kemarin sebesar 16,91 persen. 

Sumber : Vibiznews