Tuesday 1 September 2015

Saham AS Melemah Pada Sesi Break Terkait Perlambatan China

BESTPROFIT FUTURES MALANG (2/9) - Bursa saham AS ikuti aksi selloff di seluruh dunia, pasca bulan terburuk ekuitasnya di lebih dari tiga tahun terakhir, di tengah berlanjutnya kekhawatiran bahwa perlambatan China akan membebani ekonomi global.
Saham energi turun untuk pertama kalinya dalam lima sesi terakhir seiring turunnya minyak sebesar 6,2 persen setelah reli terbaiknya tiga hari dalam komoditas sejak tahun 1990. Saham Exxon Mobil Corp dan ConocoPhillips merosot lebih dari 3,8 persen. Bank-bank juga berada diantara masa sulitnya, dengan Citigroup Inc, Bank of America Corp dan JPMorgan Chase & Co mengalami penurunan setidaknya 3,2 persen. sementara saham Freeport-McMoRan Inc turun 7,3 persen untuk memimpin penurunan pada sektor bahan baku.
Indeks Standard & Poor 500 turun 2 persen menjadi 1,932.88 pada 12:00 siang di New York, setelah indeks acuan mengalami penurunan bulanan terbesarnya sejak Mei 2012. Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 330,31 poin, atau 2 persen, ke 16,197.72. sementara indeks Nasdaq Composite turun sebesar 1,5 persen.
Ekuitas melemah di Asia, dengan indeks komposit Shanghai turun sebesar 4,8 persen, setelah laporan manufaktur menunjukan perlambatan ekonomi China masih terus berlanjut.
Kata sambutan Wakil Ketua The Fed Stanley Fischer pekan lalu menyerukan agar bank sentral tidak mengesampingkan masalah kenaikan suku bunga pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal di 16-17 September nanti. Hal yang telah meningkatkan kekhawatiran bahwa The Fed mungkin meningkatkan tingkat suku bunga walaupun melambatnya pertumbuhan di seluruh dunia. Pedagang saat ini memberikan harga di kisaran 36 persen bahwa hal tersebut akan dilakukan bulan ini, naik dari 24 persen pada Rabu lalu.
Indeks S & P 500 berakhir turun 6,3 persen pada bulan ini terkait China yang mendevaluasi mata uangnya pada awal bulan ini memicu kekhawatiran atas pertumbuhan global, hingga menghapus lebih dari $ 5.7 triliun nilai pasar ekuitas di seluruh dunia, sementara indeks volatilitas mencatatkan kenaikan terbaiknya. Indeks S & P 500 mengalami penurunan terbesarnya sejak 2011 untuk masuk kedalam tahap koreksi minggu lalu, hanya untuk reli lebih dari 6 persen selama dua hari. Indeks acuan AS adalah sebesar 9,2 persen di bawah semua level tertingginya yang disiapkan pada bulan Mei. (mrv)
Sumber: Bloomberg