BESTPROFIT FUTURES MALANG (25/11) - Yen
mendekati level tujuh tahun terendah terhadap dolar jelang pidato
Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda hari ini, seiring kebijakan yang
menyimpang dari Federal Reserve.
Euro
mempertahankan keuntungan dari kemarin terhadap mata uang utama pasca
anggota Dewan Pemerintahan Bank Sentral Eropa Jens Weidmann mengatakan
akan memperluas pembelian obligasi hingga surat hutang pemerintah akan
menghadapi "rintangan hukum." Dolar Selandia Baru melemah untuk pertama
dalam tiga hari terakhir sebelum survei triwulanan ekspektasi inflasi
Reserve Bank. BOJ hari ini akan merilis risalah pertemuan pada 31
Oktober lalu, ketika itu BOJ secara mengejutkan pasar dengan memperluas
stimulus dua hari setelah The Fed mengakhiri program pembelian
obligasinya.
Yen
tergelincir sebesar 0,1 persen ke level 118,43 per dolar pukul 08:47
pagi di Tokyo dari kemarin, ketika itu yen jatuh sebesar 0,4 persen. Yen
menembus level 118,98 pada 20 November lalu, level terendah sejak
Agustus 2007 lalu. Yen bergerak mendatar pada level 147,26 per euro,
pasca merosot sebesar 0,8 persen kemarin. Euro ditransaksikan pada level
$1,2434 dari level $1,2442.
BOJ
bulan lalu mengangkat target tahunan untuk memperbesar basis moneter
hingga mencapai 80 triliun yen ($675 miliar), dari 60 triliun yen hingga
70 triliun yen. Dewan kebijakan melakukan voting untuk mempertahankan
rencana pada akhir pertemuan selama dua hari pada 19 November lalu.
Kuroda dijadwalkan akan berpidato pada pukul 10:00 di Nagoya pagi ini.
The
Fed mulai bergerak untuk menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya
sejak 2006 lalu pasca mengakhiri kebijakan pelonggaran kuantitatif (QE).
Pedagang Futures memprediksi ada kemungkinan 50 persen suku bunga akan
naik pada bulan September untuk pertama kalinya sejak tahun 2006.
Dolar Selandia Baru stagnan pada level 78,60 sen AS, pasca melemah 0,3 persen kemarin. (izr)
Sumber: Bloomberg