Pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa (RUPSLB) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten ( BJBR
), menetapkan Ahmad Irfan sebagai Direktur Komersial Bank BJB. Penetapan
Irfan tersebut membuat Bank BJB saat ini dipimpin oleh dua orang
direksi.
Sebelumnya, BJBR hanya dipimpin oleh
seorang direksi, yakni Zaenal Aripin, sebagai Direktur Kepatuhan dan
Managemen Risiko. Sementara untuk struktur direksi pada Bank BJB yang
masih kosong akan kembali diisi melalui RUPS LB kedua yang direncanakan
dilakukan akhir tahun 2014. Selain empat posisi direksi yang masih
kosong, pemegang saham berencana menambah dua jajaran direksi hingga
total direksinya delapan orang.
Ahmad Irfan merupakan salah satu yang
dinyatakan lolos uji di OJK dari tiga nama yang diajukan. Namun
demikian, pihak BJBR mengatakan calon direksi yang gagal pada uji
kompetensi di OJK masih diberi kesempatan untuk kembali mendaftar
sebagai direksi dengan syarat memperbaiki kekurangan sebelumnya agar
lolos uji OJK.
Sementara itu, Direktur Komersial
terpilih mengatakan akan segera bekerja untuk memperbaiki kinerja BJB.
Ia juga menegaskan akan memperbaiki kualitas kredit perusahaan pada
sektor multifinance, sindikasi perbankan dan proyek pemerintah yang
bersumber pada dana APBD dan APBN.
Sepanjang kuartal 1 2014, aset Bank BJB
tercatat mencapai 78,9 triliun rupiah dengan rasio LDR yang masih bagus
yakni 78,2 persen. Total kredit yang dikucurkan mencapai 45,5 triliun.
Saham Bank BJB mayoritas masih dimiliki oleh pemerintah Provinsi Jabar
dan Banten, serta kabupaten dan kota sebanyak 75 persen.
Menilik kabar dari lantai bursa
perdagangan saham hari Kamis (3/7/14), saham BJBR dibuka naik di level
860. Dan setelah itu pergerakannya di tutup di posisi 855. Dengan
volume perdagangan saham BJBR mencapai 7,11 juta lot saham dan terus
bertambah.
Analis Vibiz Research dari Vibiz
Consulting melihat indikator teknikal, harga saham BJBR semenjak
permasalahan internal dengan ditolaknya fit and proper test dewan
direksi mereka oleh OJK awal April lalu mengalami pelemahan tajam dan
saat ini tengah terkoreksi naik akibat dari hasil RUPSLB yang dapat
mendongkrak kondisi fundamental.
Terpantau indikator MA terus bergerak
naik sudah menembus bolinger band tengah. Selain itu indikator
stochastic menunjukan harga yang menuju zona jenuh beli mengindikasikan
harga masih akan berpotensi di zona positif
Sementara itu indikator ADX bergerak
menguat ketika +DI menunjukan bergerak menguat di level 44, hal ini
menunjukan penguatan BJBR masih akan berlanjut namun akan sesekali
terkoreksi. Dengan kondisi fundamental dan teknikalnya, maka harga masih
akan bergerak bullish di level support bawah Rp 813 hingga resistance
Rp 920.
Sumber : Vibiznews