Negara Tiongkok kini tengah menduduki
peringkat kedua teratas dalam urutan negara perekonomian terbesar
didunia. Saat ini, Tiongkok sedang menjadi sasaran utama bagi para
pebisnis dan investor asing untuk menggandakan aset kekayaan mereka.
Perkembangan pesat terjadi di perindustrian dalam negeri sehingga pasar
dalam negeri pun menjadi incaran setiap negara.
Kemajuan ini diyakini akan membawa mata
uang yuan untuk menduduki posisi tiga besar didunia setelah dolar AS
dan Euro pada tahun 2020 mendatang.
Penelitian yang dilakukan oleh Institusi
Keuangan Internasional Universitas Renmin China dan Bank of
Communications melaporkan bahwa indeks internasionalisasi RMB (renminbi)
telah meningkat sebesar 1.69 poin pada akhir tahun 2013 dari 0.92 poin
pada tahun sebelumnya.
Faktor utama yang menjadi pendorong
internasionalisasi mata uang yuan ini disebabkan karena transaksi
perdagangan lintas batas dan investasi langsung yang menjadikan mata
uang semakin menguat.
Pada tahun 2013, pembayaran perdagangan
lintas batas Tiongkok dengan RMB mencapai 4.63 triliun yuan atau 759
miliar dolar AS, meningkat 57.5 persen dibanding tahun kemarin.
Sedangkan total investasi langsung RMB berjumlah sebesar 534 miliar
yuan, dengan peningkatan 90 persen dibanding tahun kemarin.
Sejumlah perusahaan Amerika mulai
melakukan transaksi perdagangan menggunakan RMB di Tiongkok. Pemasok
Tiongkok akan menegosasikan harga yang lebih baik apabila pembelian
menggunakan yuan.
Perusahaan Tiongkok cenderung untuk
menaikkan harga ketika mereka menetapkan transaksi perdagangan dalam
dolar sebagai cara untuk mengimbangi potensi fluktuasi nilai tukar mata
uang. Survei dari HSBC mencatat terdapat 17 persen dari 1301 perusahaan
internasional yang melakukan bisnis di daratan telah menggunakan RMB
dalam transaksinya.
Sumber : Vibiznews