Harga minyak mentah WTI di Bursa Nymex
pada perdagangan Selasa 22 Juli 2014 terpantau ditutup melemah cukup
signifikan. Pelemahan harga minyak mentah WTI dipicu oleh rilis data API
yang memberikan kekhawatiran terhadap para investor.
Rilis data persediaan minyak mentah AS
oleh API pada Selasa lalu, terpantau menjadi sentimen negatif cukup kuat
terhadap pergerakan harga minyak mentah WTI. Data persediaan minyak
mentah tersebut yang berada di level pengurangan 555.000 barrel masih
berada di bawah ekspektasi yang memperkirakan penguaran akan berada di
kisaran 2,8 juta barrel. Imbas dari hal tersebut, harga minyak WTI
mengalami pelemahan akibat penyesuaian terhadap kesalahan estimasi data.
Selain faktor rilis data API, harga
minyak mentah baik WTI maupun Brent juga cukup tertekan oleh belum
adanya indikasi gangguan supply minyak mentah sebagai kelanjutan dampak
dari tidak stabilnya kondisi geopolitik global. Kondisi geopolitik
global yang masih belum stabil di kawasan Gaza, Ukraina-Rusia, dan Libia
terpantau belum berdampak pada terganggunnya supply minyak mentah dari
beberapa negara tersebut mskipun output Libia dikabarkan turun ke
450.000 barrel per hari.
Pada perdagangan Selasa 22 Juli 2014 di
Bursa Nymex, harga minyak mentah terpantau ditutup melemah cukup
signifikan. Harga minyak mentah WTI berjangka Nymex untuk kontrak
September 2014 turun 0,46% ke tingkat harga $102,39/barrel atau melemah
$0,47/barrel.
Sementara pada perdagangan minyak mentah
jenis Brent di Nymex, minyak mentah jenis tersebut juga harus ditutup
melemah dini hari tadi. Harga minyak mentah jenis Brent berjangka Nymex
untuk kontrak Desember 2014 turun 0,51% ke tingkat harga $107,53/barrel
atau melemah $0,55/barrel.
Analis Vibiz Research dari Vibiz
Consulting memprediksi harga minyak mentah WTI akan cenderung bergerak
melemah tipis pada perdagangan hari ini sebelum rilis data EIA. Hal
tersebut dilandasi oleh potensi aksi wait and see yang cukup kuat pasca
kesalahan estimasi pada data API yang cukup signifikan. Data persediaan
minyak mentah EIA sendiri diprediksi akan berada di kisaran pengurangan
sebesar 2,8 juta barrel. Terkait pergerakan harga minyak mentah, range
normal diprediksi akan berada di kisaran $101-$104,25 pada WTI dan
$106-$109 pada Brent.
Sumber : Vibiznews