BESTPROFIT FUTURES (09/07) - Minyak
mentah West Texas Intermediate ( WTI ) diperdagangkan mendekati harga
terendah lebih dari satu bulan terakhir jelang rilis data persediaan
yang mungkin menandakan kekuatan permintaan bahan bakar di AS, konsumen
minyak terbesar di dunia.
WTI Berjangka sedikit
berubah di New York setelah terjadi penurunan terpanjang sejak 2009 lalu
yang kedelapan kalinya kemarin. Cadangan minyak mentah AS kemungkinan
menyusut sebesar 2,5 juta barel pekan lalu, menurut survei Bloomberg
News sebelum laporan pemerintah hari ini. Minyak Brent merosot dalam dua
bulan terakhir, membalikkan sebuah rally yang dimulai ketika militan
Islam merebut kota Mosul, di Irak utara pada bulan Juni.
Minyak mentah WTI
untuk pengiriman bulan Agustus pada level $ 103,48 per barel di
perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, naik sebesar 8
sen, pukul 9:51 pagi di Sydney. Kontrak berjangka tersebut turun sebesar
0,1 persen ke level $ 103,40, penutupan pada level terendah sejak 6
Juni. Volume semua berjangka yang diperdagangkan sebesar 82 persen di
bawah rata-rata 100 hari. Harga naik sebesar 5,1 persen pada tahun ini.
Minyak Brent untuk
pengiriman Agustus turun sebanyak $ 1,30, atau sebesar 1,2 persen, ke
level $ 108,94 per barel di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di
London kemarin. Harga minyak mentah acuan Eropa ditutup lebih tinggi
sebesar $ 5,54 dibandingkan dengan minyak WTI.
Cadangan minyak mentah
AS kemungkinan turun menjadi sekitar 382.400.000 barel, menurut
estimasi menengah dari sembilan analis dalam survei. Data dari industri
yang didanai American Petroleum Institute kemarin menunjukkan penurunan
cadangan minyak sebesar 1,7 juta. (knc)
Sumber: Bloomberg