Kepala negara Tiongkok, Presiden Xi
Jinping saat berkunjung ke Argentina akhir pekan lalu mengadakan
kesepakatan dengan Presiden Argentina, Cristina Fernandez de Kirchner
untuk memberikan pinjaman sebesar 7.5 miliar dolar AS kepada Argentina,
karena besarnya utang negara sebelumnya yang belum dibayar sehingga
negara tidak dapat memanfaatkan pasar modal global.
Kesepakatan tunggal terbesar tersebut
meliputi pinjaman dana sebesar 4.7 miliar dolar AS dari China
Development Bank untuk pembangunan dua bendungan hidroelektrik di
Patagonia. Kedua bendungan akan dibangun oleh perusahaan teknik dan
konstruksi Tiongkok , GeZhouba Group, bersama dengan perusahaan
pembangunan, operasi dan pemeliharaan berbagai elektromekanis Argentina,
Electroingenieria S.A, dengan kapasitas pembangkit bangunan mencapai 1.740 watt.
Dana sebesar 2.1 miliar dolas AS lainnya
juga diberikan bank Tiongkok untuk membantu membiayai proyek kereta api
untuk mengangkut gandum dari daerah pertanian Argentina menuju ke
sejumlah pelabuhan yang selama ini tertunda. Selain itu, kedua belah
pihak juga telah menandatangani perjanjian barter, antar bank dalam
negeri masing-masing untuk jangka waktu 3 tahun kedepan agar Argentina
dapat membayar impor Tiongkok menggunakan mata uang yuan, sebesar 11
milar dolar AS. Sebelumnya, pada tahun 2009, negara Amerika Latin telah
menandatangani perjanjian yang serupa dengan Tiongkok.
Negara Argentina merupakan negara
eksportir kedelai dan jagung terbesar ketiga didunia dan Tiongkok adalah
peng-impor terbesar kedelainya. Pemerintahan Fernandez telah
memberlakukan pengetatan impor dan pengontrolan modal untuk menjaga
cadangan devisa berkurang, yang dibutuhkan untuk membayar
hutang-hutangnya.
Kebijakan tersebut telah menghalangi
investasi asing dan memaksa bank sentral untuk menguras cadangan devisa
untuk menopang mata uang yang sedang merosot. Presiden Fernandez
menganggap kesepakatan dengan negara perekonomian terbesar kedua didunia
dapat membantu menstabilitasi nilai tukar negaranya pada saat ini.
Sumber : Vibiznews