Perlambatan ekonomi telah menyelimuti
negara India selama dua tahun terakhir, peristiwa ini telah membawa
masyarakat setempat kepada keputusasaan. Disisi lain, pemerintahan baru
tetap berusaha dan berjanji untuk menghidupkan kembali perekonomian
negara dengan sejumlah langkah yang diambil.
Perdana Menteri Narenda Modi BJP yang
baru meraih kekuasaan dalam pemilu terakhir berjanji untuk mengembalikan
pertumbuhan negara dengan anggaran, temasuk lingkup yang lebih untuk
investasi asing, pengeluaran untuk infrastruktur, pengetatan batas
pinjaman dan pajak barang dan jasa (GST). Sedangkan menteri keuangan
berencana untuk membatasi penarikan biaya dan mensubsidi makanan dan
bahan bakar.
Dalam beberapa tahun terakhir,
perekonomian India mengalami kesulitan, pertumbuhan pada tahun 2013-2014
hanya 4.7 persen dan pada tahun 2010-2011 hanya 8.4 persen. Menteri
Keuangan Arun Jaitley berencana untuk merubah subsidi dari pemerintah
yang setiap tahunnya dikenakan biaya 40 miliar dolar AS agar masyarakat
lebih ditargetkan . Pemerintah sedang berupaya untuk meningkatkan batas
atas investasi asing di sektor pertahanan dan asuransi dari 26% menjadi
49%.
Pertumbuhan yang lambat di sektor
manufaktur juga telah menjatuhkan perekonomian. Defisit fiskal India
juga telah menimbulkan kekhawatiran. Pemerintah menetapkan target
defisit fiskal sebesar 4,1% dari produk domestik bruto (PDB) untuk tahun
ini dengan pemotongan lebih lanjut dalam beberapa tahun mendatang –
3,6% pada 2015-16 dan 3% pada 2016-17.
Sumber : Vibiznews