Wednesday 4 September 2013

BOJ pertahankan kebijakan seiring pemulihan ekonomi yang moderat

Bloomberg , ( 5/9 ) - Bank of Japan (BOJ) akan tetap mempertahankan kebijakan pelonggaran moneter yang belum pernah terjadi sebelumnya mengikuti tanda-tanda penguatan dalam ekonomi dan harga-harga yang mengarah kepada progres dalam upaya untuk mengakhiri 15 tahun deflasinya.

Dalam pernyataannya di Tokyo pagi ini, bank sentral Jepang tersebut akan memperluas basis moneter pada laju tahunan sebesar 60 triliun yen (US $ 602 milyar ) hingga 70 triliun yen. Ke-32 ekonom yang disurvei Bloomberg News telah memperkirakan hal itu. Sementara itu, BOJ juga menaikan penilaian terhadap ekonomi dengan mengatakan bahwa pemulihan moderat sedang berlangsung.

Harga-harga konsumen mencatat kenaikan paling tajam dalam lima tahun terakhir, khususnya di bulan Juli mengikuti naiknya biaya energi naik, dan data yang akan rilis minggu depan mungkin akan menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi Jepang mencatat laju kenaikan di kuartal terakhir. Dengan kenaikan pajak penjualan yang dijadwalkan untuk April mendatang siap untuk mengimbangi konsumsi dan pertumbuhan, sebagian besar ekonom dalam survei Bloomberg memperkirakan bahwa BOJ akan menambah pelonggaran kebijakannya pada semester pertama tahun depan.

"BOJ kembali mendapatkan kepercayaan seiring pemulihan yang berjalan sesuai dengan prospek ekonominya," kata Hideo Kumano, kepala ekonom eksekutif dari Dai - ichi Life Research Institute dan mantan pejabat BOJ sebelum pengumuman dari bank sentral tersebut. "Tekanan akan tumbuh pada BOJ karena kenaikan pajak akan melemahkan perekonomian, setidaknya untuk sementara."

Pemerintah telah mengindikasikan bahwa Perdana Menteri Shinzo Abe pada awal Oktober akan memutuskan apakah akan melanjutkan langkah peningkatan pajak penjualan pada bulan April untuk mengendalikan beban utang negara yang merupakan terbesar di dunia saat ini.

Gubernur BOJ, Haruhiko Kuroda memberikan indikasi pasca rapat kebijakan bulan lalu bahwa keterlambatan dalam menaikkan pajak penjualan dapat merusak kepercayaan dalam keberlanjutan fiskal Jepang dan menyebabkan yield obligasi pemerintah yang lebih tinggi.

Bank sentral berkomitmen pada bulan April lalul untuk melipatgandakan basis moneter melalui pembelian obligasi pemerintah dan aset keuangan lainnya, yang bertujuan untuk menghasilkan inflasi sebesar 2 persen dalam waktu sekitar dua tahun.

"Tolong jangan kecewa dulu karena pengaruh dari pelonggaran kebijakan belum muncul dalam ekonomi riil," kata Deputi Gubernur BOJ, Kikuo Iwata pada 28 Agustus lalu. Pelonggaran bank sentral "masih dalam tahap awal, dan saya berharap Anda akan cukup sabar untuk melihat efeknya terserap ke perekonomian." (brc)