Sunday 24 August 2014

Sudah Saatnya Suka Bunga Acuan Tiongkok Diturunkan

Melihat kondisi saat ini, beberapa ekonom dan peneliti berpendapat bahwa pemerintah Tiongkok saat ini seharusnya menerapkan kebijakan moneter longgar yang lebih lanjut.
Seperti diketahui saat ini ekonomi Tiongkok kehilangan momentum pertumbuhan ekonominya karena permintaan domestik yang melambat.
Meskipun sekarang Tiongkok seolah sedang berusaha memenuhi target pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 7,5 persen, namun nyatanya jumlah pinjaman yang keluar hingga Juli lalu masih tercatat di level yang cukup rendah. Terjadi penurunan yang cukup tajam dalam hal kredit dan pembiayaan di bulan Juli.
Salah seorang ekonom di Tiongkok, Chen,  menyampaikan bahwa saat ini adalah peluang besar bagi pemerintah dalam memangkas suku bunga acuannya dan rasio persyaratan cadangan (RRR).
Dalam mengemukakan hal ini, tidak hanya Chen seorang diri yang menyatakan hal demikian, beberapa ekonom lain juga berpendapat bahwa kebijakan moneter longgar secara bertahap harus segera diberlakukan seperti yang dilansir oleh Reuters.
Pendekatan kebijakan moneter longgar yang diterapkan secara bertahap ini akan menyebabkan arus kas masuk ke dalam system perekonomian tidak secara mendadak. Pendekatan seperti ini akan memancing masyarakat untuk berpikir bahwa kebijakan moneter telah berubah dari yang relatif ketat untuk menjadi cukup longgar, sehingga dapat mendorong perusahaan dan rumah tangga untuk meningkatkan kegiatan konsumsinya.
Para ekonomi Tiongkok ini menyerukan penurunan suku bunga karena melihat lambatnya pertumbuhan di Negara ini mulai dari sisi investasi, penjualan di sektor retail dan bahkan tingkat pinjaman bank terpantau cukup menurun drastis.
Menanggapi hal ini pemerintah Tiongkok beranggapan bahwa sebenarnya mereka sudah mulai secara bertahap menerapkan kebijakan moneter longgar sejak April lalu dengan menurunkan RRR untuk bank-bank kecil dalam rangka meningkatkan jumlah kredit, mengurangi kontrol di pasar properti, dan mempercepat pembangunan infrastruktur.
Hingga saat ini, Chen masih cukup optimis atas risiko yang lebih besar terjadi di pasar property Tiongkok, di mana harga turun memasuki bulan ketiga berturut-turut pada bulan Juli. Setelah sempat kuat pada tahun 2013 lalu, sektor perumahan Tiongkok mulai kembali melambat pada tahun ini.
Sumber : Vibiznews