Sunday 3 May 2015

Akibat Apresiasi Dollar Terhadap Bisnis Manufaktur AS

BESTPROFIT FUTURES MALANG (4/5) - Pekan lalu berbagai data kinerja manufaktur di negara-negara maju telah dirilis. Kinerja manufaktur di Tiongkok, Jepang dan Inggris masih menunjukkan pergerakan yang belum memuaskan, demikian juga dengan Amerika Serikat (AS). Pasalnya, laju ekspansi di sektor manufaktur AS untuk periode April yang dikeluarkan oleh Institute for Supply Management tidak mengalami perubahan skor indeks dari bulan sebelumnya.
ISM melaporkan bahwa skor PMI manufaktur AS di bulan April masih tercatat sebesar 51,5, sama dengan bulan sebelumnya. Meski tidak mengalami perubahan dari bukan sebelumnya, kinerja manufaktur di negara ini masih tercatat mengalami ekspansi karena masih mencatat skor diatas 50.
Meskipun mencatat pertumbuhan yang stagnan, mnurut laporan ISM, sekitar 15 dari 18 industri manufaktur di AS melaporkan pertumbuhan yang cukup baik pada bulan April jika dibandingkan dengan ulan sebelumnya. Hal ini terlihat dari naiknya indeks pesanan baru menjadi 53,5 pada April dari 51,8 pada bulan Maret, sementara indeks produksi juga naik menjadi 56,0 pada bulan April dari 53,8 di bulan Maret.
Namun di sisi lain, indeks kerja turun menjadi 48,3 pada bulan April dari 50,0 pada bulan sebelumnya, hal ini mencerminkan adanya kontraksi terhadap pekerjaan di sektor manufaktur. ISM juga melaporkan bahwa indeks harga naik tipis menjadi 40,5 pada bulan April dari 39,0 pada bulan Maret. Ke depan sektor manufaktur AS yang berorientasi ekspor ini diperkirakan masih harus berjuang untuk memulihkan laju ekspansinya, terutama dalam menghadapi apresiasi Dolar AS yang masih berlangsung hingga hari ini.

Sumber : Vibiznews