BESTPROFIT FUTURES (12/8) - Ukraina
dan Rusia terlibat perang kata-kata hari Kamis (11/8) terkait klaim
Kremlin bahwa Kiev menyusupkan para penyabot terlatih ke Krimea dengan
tugas menyerang prasarana penting. Tuduhan mengenai misi ini disebut
Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai alasannya untuk menarik
keikutsertaannya dalam pembicaraan perdamaian yang dijadwalkan
berlangsung di Normandi.
Para
pejabat Ukraina menyatakan misi sabotase itu benar-benar khayalan,
dengan mengatakan Kremlin kemungkinan besar menggunakannya sebagai
alasan yang dibuat-buat untuk meningkatkan konflik yang telah
berlangsung dua tahun di Ukraina Timur, di mana pasukan dukungan Moskow
menduduki sebagian besar kawasan Donbas, termasuk kota Donetsk dan
Luhansk.
Moskow
sejauh ini gagal mengetengahkan kelompok penyabot yang katanya ditahan
akhir pekan lalu di dekat kota Armyansk setelah misi sabotase itu
digagalkan.
Dinas
Keamanan Federal Rusia (FSB) telah mengidentifikasi seorang tersangka,
yakni Yevhen Panov, mantan tentara Ukraina. Kerabat Panov menyatakan ia
hilang pada 6 Agustus lalu sewaktu mengunjungi rumah temannya di kawasan
Zaporizhya yang berbatasan dengan Krimea, Semenanjung di Laut Hitam
yang dianeksasi Rusia pada tahun 2014.
Televisi
pemerintah Rusia menayangkan foto-foto dari FSB, yang memperlihatkan
ransel-ransel penuh berisi bahan peledak. Sebuah foto yang
memperlihatkan Panov yang memar dan berdarah juga ditayangkan.
Berbicara
kepada VOA, ipar Panov, Ihor Kotelianets, mengesampingkan klaim Rusia
bhawa Panov adalah penyabot terlait atau bekerja untuk dinas rahasia
Ukraina. Ia mengatakan sejak meninggalkan militer, Panov bekerja sebagai
supir dan montir listrik di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Zaporizhya, meskipun ia juga menjadi sukarelawan di sebuah pasukan bela
diri setempat. Ia baru-baru ini mendirikan sebuah LSM kecil di kampung
halamannya, Enerhodar, untuk membantu para veteran militer Ukraina.
Sumber : VOA