BESTPROFIT FUTURES MALANG (16/2) - Harga minyak mentah berakhir naik pada
penutupan perdagangan di sesi Amerika Serikat Sabtu dini hari lalu
(15/2). Harga minyak mentah menanjak ke level tertingginya tahun ini
setelah data pertumbuhan ekonomi Eurozone melampaui ekspektasi dan data
menunjukkan bahwa produksi pertambangan minyak mentah di AS kembali
turun.
Jumlah oprasi pengeboran minyak di
Amerika Serikat mengalami penurunan sebanyak 84 minggu ini menjadi 1056.
Ini merupakan sinyal kuat bahwa tekanan anjloknya harga minyak mentah
mengakibatkan produsen menunda proses produksi.
Sementara itu pasar juga berperilaku
positif terhadap pergerakan harga minyak menyusul rilis data yang
menunjukkan bahwa pertumbuhan GDP Flash di Eurozone untuk kuartal
keempat mengalami kenaikan yang lebih baik dari ekspektasi. Terjadi
pertumbuhan sebesar 0,3 persen, lebih besar dari ekspektasi sebesar 0,2
persen.
Pada akhir perdagangan dini hari tadi
harga minyak mentah WTI untuk kontrak Maret ditutup melemah sebesar 1,57
dollar atau setara dengan 3,1 persen dan berakhir pada posisi 52,78
dollar per barel. Sementara itu harga minyak mentah Brent pada akhir
perdagangan di bursa London juga menguat sebesar 2 dollar dan ditutup
pada kisaran 61 dollar per barel. Harga sempat mencapai posisi 61,77
dollar.
Analyst Vibiz Research Center
memperkirakan bahwa pergerakan harga minyak mentah jenis WTI kontrak
paling aktif masih berpotensi untuk melanjutkan kenaikan pada
perdagangan Senin besok. Indikator teknikal memberikan sinyal bullish
meskipun masih lemah.
Untuk perdagangan hari ini harga minyak
mentah WTI kontrak Maret diperkirakan akan mengalami level resistance di
55,00 dollar. Resistance selanjutnya ada di 58,00 dollar. Jika terjadi
pelemahan harga akan menemui support pada posisi 50,00 dollar dan 48,50
dollar.
Sumber : Vibiznews
Sumber : Vibiznews