BESTPROFIT FUTURES MALANG (26/2) - Saham
Asia berayun antara keuntungan dan kerugian karena penurunan saham
konsumen dan saham utilitas dan penguatan saham energi pasca lonjakan
harga minyak kemarin.
Indeks
MSCI Asia Pacific Index naik kurang dari 0,1 persen ke level 146,25
pukul 09:15 di Tokyo. Indeks tersebut naik ke level tertinggi sejak 11
September kemarin pasca Ketua Federal Reserve Janet Yellen
mengindikasikan tidak akan menaikan suku bunga sebelum pertengahan tahun
ini. Yellen mengulang kesaksiannya pada hari kedua didepan anggota
parlemen AS bahwa laju inflasi dan pertumbuhan upah tetap terlalu rendah
untuk menjamin pengetatan suku bunga pada pertemuan FOMC berikutnya.
Indeks
acuan regional yang ditransaksikan pada 14,6 kali estimasi laba pada
penutupan Rabu, tertinggi sejak Maret 2013 lalu, menurut data yang
dikumpulkan oleh Bloomberg.
Indeks
Topix Jepang naik sebesar 0,2 persen. Indeks Kospi Korea Selatan turun
sebesar 0,2 persen. Indeks Australia S&P/ASX 200 melemah sebesar 0,4
persen. Indeks NZX 50 Selandia Baru mendatar pasca ditutup pada rekor
tertinggi kemarin. Pasar finansial di China dan Hong Kong belum dibuka
ketika berita ini diturunkan.
Minyak
mentah Brent melonjak 5,1 persen di London pada Rabu, karena Arab Saudi
mengisyaratkan kuatnya permintaan minyak, melawan kenaikan stok minyak
AS.
Kontrak
pada indeks Standard & Poor 500 mendatar hari ini. Ekuitas acuan AS
melemah 0,1 persen kemarin, sedangkan Indeks Nasdaq menghentikan reli
terpanjangnya sejak 2009 lalu. Saham Hewlett-Packard Co anjlok tajam
dalam 18 bulan terakhir pasca mengatakan laba akan menurun akibat
kenaikan dolar, sementara saham Apple Inc turun 2,6 persen. (izr)
Sumber: Bloomberg