BESTPROFIT FUTURES MALANG (20/4) - Ekonomi Tiongkok bertumbuh dengan laju
yang paling lambat dalam 24 tahun, dan kecenderungan masih akan terus
mendingin di sepanjang tahun 2015 ini. Harga properti masih terus
membebani kinerja ekonomi Tiongkok hingga saat ini meskipun berbagai
upaya kebijakan moneter dan fiskal telah diupayakan. Melihat kondisi
ini. beberapa ekonom menilai siklus deflasi akan memperlamban permintaan
di berbagai perindustrian dalam-negeri Tiongkok.
Bank sentral China (PBOC) pada hari
Minggu (19/4/2015) kembali memangkas jumlah uang cadangan yang harus
dimiliki perbankan. Keputusan inidiambil oleh PBOC untuk menambah
likuiditas perekonomian Tiongkok sebagai negara terbesar kedua di dunia
ini untuk memacu pinjaman bank dan memerangi perlambatan pertumbuhan
yang masih terjadi hingga saat ini.
PBOC dilaporkan kembali menurunkan rasio
persyaratan cadangan untuk semua bank sebesar 100 basis poin menjadi
18,5 persen. Pengurangan ini akan mulai diberlakukan pada Senin
20/4/2015. Pemangkasan rasio cadangan ini menunjukkan bagaimana upaya
bank sentral untuk menangkal penurunan tajam yang tengah terjadi pada
perekonomian Tingkok yang telah terbebani oleh penurunan di sektor
properti, kelebihan kapasitas pabrik dan utang lokal.
Karena beberapa faktor negatif diatas,
pertumbuhan Tiongkok diperkirakan akan melambat ke level terendahnya
dalam seperempat abad menjadi sekitar 7 persen di tahun 2015 ini dari
sebesar 7,4 persen di tahun 2014 lalu. Sekedar mengingatkan PBOC telah
memotong rasio persyaratan cadangan bagi seluruh bank umum sebesar 50
basis poin pada tanggal 4 Februari lalu. Tidak hanya itu PBOC juga telah
menurunkan suku bunganya sebanyak dua kali sejak November 2014 lalu
dalam upaya untuk menurunkan biaya pinjaman dan mendorong permintaan.
Sumber : Liputan6