BESTPROFIT FUTURES MALANG (29/4) - Perlambatan ekonomi yang tengah terjadi
di Tiongkok saat ini disinyalir kerap memberi tekanan pada bank-bank
sentral di Asia untuk menurunkan suku bunganya. Hingga saat ini hambatan
terbesar pada prospek pertumbuhan ekonomi Asia ke depan masih berada di
perekonomian Tiongkok.
Seperti diketahui, PDB Tiongkok pada
kuartal pertama tahun ini melambat ke level terendahnya sejak 2009.
Melambatnya PDB Tiongkok ini akhirnya memaksa Bank Rakyat China (PBOC)
untuk memangkas rasio cadangan kas yang harus dimiliki perbankan untuk
memacu penyaluran uang ke sektor riil.
Kebijakan moneter longgar dalam bentuk
apapun diperkirakan masih akan terus menghiasi pergerakan arah kebijakan
bank sentral negara-negara di Asia. Bahkan ke depan kebijakan moneter
longgar ini diprediksi juga akan diikuti oleh Australia, Korea Selatan,
Indonesia, India, dan juga Jepang.
Sebelumnya Gubernur Bank of Japan (BOJ),
Haruhiko Kuroda mengatakan bahwa rekor pembelian utang pemerintah
dinilai akan berhasil dalam meningkatkan laju inflasi Jepang. Namun yang
terjadi justru tidak sesuai harapan, berdasarkan data yang baru rilis
hari ini dilaporkan bahwa tingkat penjualan ritel Jepang bulan Maret
merosot ke level terburukanya sejak tahun 1998 silam.
Prospek kebijakan moneter bank sentral di seluruh wilayah Asia
diproyeksikan akan seragam. Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik
pada tahun ini diprediksi akan tumbuh sebesar 5,6 persen atau tidak
mengalami perubahan dari laju pertumbuhan di tahun 2014 lalu.
Sumber : Vibiznews