BESTPROFIT FUTURES MALANG (23/4) - Harga minyak mentah dunia bergerak variatif antara Brent dan Minyak
AS. Harga minyak Brent tercatat naik dipicu terjadinya pertempuran di
Yaman, sementara minyak mentah AS turun usai adanya kenaikan pasokan
minyak meskipun produksi melambat.
Melansir laman Reuters, harga
minyak Brent ditutup naik 65 sen menjadi US$ 62,73 per barel setelah
Gedung Putih mengatakan situasi di Yaman tidak stabil dan lebih perlu
dilakukan pengamanan di wilayah tersebut.
Sedangkan minyak mentah AS ditutup melemah 45 sen ke posisi US$ 56,16 per barel.
Harga minyak berjangka North Sea Brent, yang menjadi patokan global
ditutup naik 1 persen, usai pesawat tempur dari koalisi yang dipimpin
Arab Saudi membom Yaman sehari setelah Riyadh mengatakan serangan udara
terhadap pemberontak Iran-sekutu Houthi berakhir di negara tersebut.
Sedangkan
harga minyak mentah berjangka AS di New York ditutup lebih rendah
hampir 1 persen setelah data pemerintah menunjukkan penurunan produksi
dibandingkan stok yang lebih tinggi.
Harga minyak bergerak cepat
dalam dua minggu pertama bulan April di tengah kekhawatiran tentang
dampak dari pertempuran di Yaman. Tanda-tanda penurunan produksi minyak
AS akan menambah keuntungan pada komoditas ini.
Minyak mentah AS awalnya rebound dari sesi harga terendahnya setelah
Energy Information Administration (EIA) melaporkan penurunan output
minyak dari 18 ribu barel per hari (bph) pekan lalu, dan menjadi
produksi yang lebih rendah untuk minggu kedua berturut-turut.
"Ini
penurunan lain dalam produksi dan pasar tentu cemas menunggunya," kata
Dominick Chirichella, Partner Senior di New York's Energy Management
Institute.
Namun EIA juga mengatakan stok minyak mentah AS naik
5,3 juta barel pekan lalu, lebih tinggi dari perkiraan analis 2,9 juta
barel, dalam survei Reuters.(Nrm)
Sumber : Liputan6