BESTPROFIT FUTURES MALANG (8/9) - Cadangan
devisa Tiongkok turun sebesar 93,9 miliar dolar AS pada bulan lalu,
laporan mengatakan, karena Beijing menjual dolar untuk mendukung mata
uangnya menyusul kegelisahan atas devaluasi tak terduga pada Agustus.
Timbunan
devisa turun 93,9 miliar dolar AS menjadi 3,56 triliun dolar AS pada
akhir Agustus, Bloomberg News mengatakan, menunjukkan biaya upaya
Tiongkok untuk menopang yuan.
Penurunan
itu lebih besar dari ekspektasi, karena survei Bloomberg terhadap para
ekonom memberikan perkiraan median cadangan 3,58 triliun dolar AS.
Agustus
merupakan bulan keempat berturut-turut cadangan devisa Tiongkok jatuh,
kata kantor berita resmi Xinhua, mengutip bank sentral Tiongkok (PBoC).
Dalam tahun sebelumnya pemerintah Tiongkok membeli dolar untuk
memperlambat apresiasi yuan.
Tetapi cadangan mata uang asingnya tetap merupakan yang terbesar di dunia.
Tiongkok
menurunkan tingkat paritas tengah yuan terhadap dolar AS sebesar lima
persen dalam seminggu pada bulan lalu, sebuah langkah yang menambah
gejolak di pasar global di mana para pedagang khawatir langkah itu
mengisyaratkan pelemahan dalam perekonomian Tiongkok, pendorong utama
pertumbuhan dunia.
Para pembuat kebijakan kemudian mengubah taktik, berusaha untuk menstabilkan mata uang.
'Jika
bank sentral terus melakukan intervensi, cadangan devisa Tiongkok akan
terus menyusut -- intervensi lebih berat, lebih dalam jatuhnya,' Li
Miaoxian, seorang analis di BoCom International Holdings yang berbasis
di Beijing mengatakan kepada Bloomberg.
Tiongkok
pada Senin menurunkan angka pertumbuhan ekonomi tahun lalu menjadi 7,3
persen setelah kekhawatiran tentang melambatnya ekspansi menyebabkan
gejolak pasar global, tetapi mengatakan bursa sahamnya sendiri stabil
setelah 'gelembung' dan koreksi yang menyakitkan.
Angka pertumbuhan baru tetap terendah sejak 1990, ketika pertumbuhan anjlok menjadi 3,9 persen.
Setelah
beberapa dekade tumbuh dua digit pemerintah sedang mencoba untuk
menarik penyeimbangan kembali yang rumit dari model ekonomi yang
didorong investasi dan ekspor ke salah satu di mana permintaan konsumen
dalam negeri mendorong lebih lambat namun tumbuh lebih berkelanjutan.
Pembuat
kebijakan Tiongkok pada akhir pekan lalu berusaha untuk meredakan
kekhawatiran selama pertemuan para pemimpin keuangan G20, mengatakan
perekonomiannya secara luas stabil.
Sumber: AFP